Anda di halaman 1dari 13

PAPER FITOFARMASI

“Parameter Standar Ekstrak (Parameter Spesifik)”

Dosen :
Indah Yulia Ningsih, S. Farm., M. Farm., Apt.

Disusun oleh :
Kelas A
1. Lili Izaamatin Rosidah (122210101012)
2.Rofiko Nuning R (132210101039)
3. Syamsu Dhuha (142210101008)
4. Balgis Yulia Anggraini (142210101031)
5. Nimas Ayu Amanda P (152210101002)
6. Yesika Yuristi Mahardika (152210101008)
7. Ulfi Mawadatur Rohmah (152210101011)
8. Maulidya Barikatul I (152210101015)
9. Livia Pimarahayu (152210101020)
10. Novita Putri Anggraini (152210101027)
11. Alik Almawadah (152210101034)
12. Vinach Anggriyani (152210101038)
13. Gayuh Fatoni (152210101042)
14. Ita Husnul Chotimah (152210101045)
15. Dinda Rizqiyah Maulida (152210101052)
16. Muhammad Fantoni (152210101055)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Parameter Standar Ekstrak (Parameter Spesifik)
ABSTRAK

Tujuan dari standarisasi ekstrak antara lain mempertahankan konsistensi


kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak. Parameter yang
ditetapkan dalam standarisasi ekstrak salah satunya adalah parameter spesifik.
Tujuan standarisasi parameter spesifik yaitu mengetahui identitas ekstrak,
organoleptik ekstrak, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dan cara uji
kandungan kimia ekstrak. Setelah dilakukan standarisasi, didapatkan beberapa
parameter spesifik ekstrak yang berfokus pada senyawa atau golongan senyawa
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas farmakologisnya. Lalu dilakukan
prosedur uji kandungan kimia ekstrak yang dapat dilakukan dengan beberapa
metode meliputi pola kromatogram, metode densitometri, HPLC, dan GC, lalu
didapatkan kromatogram dan dapat diamati puncak marker yang dihasilkan yang
kemudian dilakukan untuk mencari nilai Rf.
BAB I. PENDAHULUAN biologis harus mempunyai spesifikasi
Indonesia dikenal sebagai kimia. Oleh karena itu dilakukan
negara yang memiliki kekayaan penetapan parameter spesifik dan non
hayati terbesar kedua setelah Brazil, spesifik ekstrak untuk menjamin mutu
dan mempunyai banyak tumbuhan dan kualitas suatu produk obat
berkhasiat obat serta menjadi ujung tradisional. Berdasarkan alasan
tombak untuk terciptanya obat baru. tersebut maka dibuat paper ini yang
Obat yang sedang dikembangkan menjelaskan beberapa parameter
adalah obat yang mempunyai spesifik standar ekstrak. Parameter
berbagai aktivitas seperti asam urat, spesik meliputi identitas,
peluruh air seni atau diuretik, dll. organoleptik, senyawa terlarut pada
Pengembangan tumbuhan berkhasiat pelarut tertentu serta profil
tersebut banyak diolah sebagai jamu kromatografi.
agar lebih mudah dikonsumsi dan BAB II. PEMBAHASAN
terdistribusi ke masyarakat. Oleh 2.1. Tujuan Standarisasi Parameter
karena itu dilakukan dilakukan Spesifik
saintifikasi jamu agar menghasilkan Tujuan dari standarisasi ekstrak

yang berkualitas. antara lain mempertahankan


Saintifikasi jamu yang akan konsistensi kandungan senyawa aktif
dilakukan pada jamu di Indonesia, yang terkandung dalam ekstrak.
mengharuskan bahan untuk Parameter yang ditetapkan dalam
pembuatan jamu yang berupa ekstrak standarisasi ekstrak salah satunya
maupun simplisia, sebelumnya harus adalah parameter spesifik. Tujuan
dilakukan uji praklinis dan standarisasi parameter spesifik yaitu:
standarisasinya. Bahan baku obat 1. Mengetahui identitas ekstrak,
yang berasal dari lahan pertanian meliputi deskripsi tata nama,
maupun dari tanaman liar kandungan nama ekstrak, bagian tanaman
bahan kimanya tidak dapat dijamin yang digunakan, dan nama
selalu konstan karena adanya indonesia tanaman
berbagai variabel yang dapat 2. Mengetahui organoleptik

mempengaruhi jumlah dan ekstrak. Parameter yang perlu

kandungan senyawa kimia yang dideskripsikan meliputi warna,

bertanggung jawab terhadap respon bau dan rasa dari ekstrak guna
pengenalan awal yang b. Kadar kandungan kimia
sederhana. tertentu. Suatu kandungan
3. Mengetahui senyawa terlarut
kimia baik berupa
dalam pelarut tertentu.
senyawa identitas
a. Persentase ekstrak yang
(marker), senyawa kimia
larut dalam pelarut polar
utama, maupun
(contoh air) dan non polar
kandungan kimia lainnya,
(contoh etanol) terhadap
ditetapkan kadar
bahan yang telah
kandungan kimianya
dikeringkan di udara.
b. Melarutkan ekstrak dengan secara instrumental
pelarut (alkohol/air) untuk dengan metode
ditentukan jumlah larutan kromatografi. Metode
yang identik dengan jumlah yang digunakan :
senyawa kandungan secara densitometri, HPLC, atau
gravimetri. GC (Solihah, 2015).
c. Pelarut lain yang digunakan
2.2. Prinsip Parameter Spesifik
: heksan, diklormetan,
Ekstrak
methanol
Prinsip parameter spesifik
d. Tujuan : memberikan
ekstrak berfokus pada senyawa atau
gambaran awal jumlah
golongan senyawa yang
senyawa kandungan.
bertanggungjawab terhadap aktivitas
4. Mengetahui cara uji
farmakologis. Analisis kimia yang
kandungan kimia ekstrak
dilibatkan ditujukan untuk analisis
a. Pola kromatogram,
kualitatif dan kuantitatif terhadap
bertujuan memberikan
senyawa aktif. Prinsip parameter
gambaran awal komposisi
spesifik yaitu :
kandungan kimia
2.2.1 Identitas Ekstrak
berdasarkan pola
Prinsipnya yaitu menjelaskan
kromatogram yang khas
mengenai deskripsi tata tanaman,
(analisis finger print).
seperti nama ekstrak; nama latin;
Metode yang biasa
bagian tanaman yang digunakan; dan
digunakan : KLT atau
nama indonesia tanaman. - Nama
HPLC.
Ekstrak: meliputi nama generik, persen) senyawa yang larut air
dagang, paten - Nama latin tumbuhan: terhadap ekstrak awal (Vinatoru,
sistematika botani - Bagian tumbuhan 2001). Bertujuan memberikan
yang digunakan: seperti rimpang, gambaran awal jumlah kandungan
daun, buah - Nama Indonesia senyawa. Pelarut yang paling sering
tumbuhan Ekstrak dapat mempunyai digunakan adalah heksan,
senyawa identitas artinya senyawa diklormetana, dan metanol. Penentuan
tertentu yang menjadi petunjuk jumlah senyawa yang terkandung
dengan metode tertentu. Parameter dilakukan dengan metode gravimetri.
identitas ekstrak mempunyai spesifik 2.2.4 Uji kandungan kimia
tujuan tertentu untuk memberikan ekstrak
identitas obyektif dari nama dan Prinsipnya yaitu dengan
spesifik dari senyawa identitas mengkaji melalui pola kromatogram.
(Depkes RI, 2000). Dimana melalui pola kromatogram
2.2.2 Organoleptik Ekstrak dapat memberikan gambaran awal
Prinsipnya yaitu menjelaskan komposisi kandungan kimia
mengenai pemerian ekstrak yang berdasarkan pola kromatogram yang
berhubungan dengan panca indra. khas atau disebut juga analisis finger
Parameter yang perlu dideskripsikan print. Metode yang biasa digunakan
meliputi warna, bau dan rasa dari adalah KLT atau HPLC.
ekstrak. Berguna sebagai pengenalan Selain pola kromatogram,
awal yang sederhana. yang dapat dikaji lagi kadar
2.2.3 Senyawa terlarut pada kandungan kimianya. Kandungan
pelarut polar dan non polar kimia yang dimaksud adalah senyawa
Prinsipnya yaitu menjelaskan identitas (marker), senyawa kimia
persentase ekstrak yang larut dalam utama, senyawa kimia lainnya, yang
pelarut polar (seperti air) dan non ditetapkan secara instrumental dengan
polar (seperti etanol) terhadap bahan metode kromatografi. Metode umum
yang telah dikeringkan di udara yang digunakan densitometri, GC,
(ekstrak awal). Contohnya melakukan dan HPLC.
maserasi ekstrak dengan air, Kadar kandungan kimia yang
kemudian menghitung kadar (dalam dimaksud adalah kadar sarinya.
Parameter kadar sari digunakan untuk tumbuhan yang digunakan dan nama
mengetahui jumlah kandungan Indonesia tumbuhan.
Contoh:
senyawa kimia dalam sari simplisia.
Deskripsi tata nama
Parameter kadar sari ditetapkan 1. Curcumae Extractum
2. Curcuma xanthorrhiza Roxb
sebagai parameter uji bahan baku obat
3. Curcuma Rhizoma
tradisional karena jumlah kandungan 4. Temu Lawak (Indonesia)
Senyawa identitas adalah
senyawa kimia dalam sari simplisia
Xanthorrhizol
akan berkaitan erat dengan
b. Organoleptik
reproduksibilitasnya dalam aktivitas Pengujian organoleptik adalah
farmakodinamik simplisia tersebut pengujian yang didasarkan pada
(Depkes RI,2000). proses pengindraan. Pengukuran
Selanjutnya terdapat pola terhadap nilai / tingkat kesan,
kandungan fenolat total, dimana fenol kesadaran dan sikap disebut
merupakan senyawa kimia yang pengukuran subyektif atau penilaian
sering ditemukan dalam tanaman. subyektif. Disebut penilaian subyektif
Kandungan fenolat total ini sering karena hasil penilaian atau
ditetapkan dengan metode Folin pengukuran sangat ditentukan oleh
Ciocalteu. Dan yang terakhir adalah pelaku atau yang melakukan
total flavonoid, prinsip dari metode pengukuran. Jenis penilaian atau
ini adalah penetapan kadar flavonoid pengukuran yang lain adalah
sebagai aglikon yang dilakukan pengukuran atau penilaian suatu
dengan menggunakan pengukuran dengan menggunakan alat ukur dan
spektrometri dengan mereksikan disebut penilaian atau pengukuran
AlCl3 yang selektif dengan instrumental atau pengukuran
penambahan. obyektif. Pengukuran obyektif
2.3 Prosedur Parameter Spesifik hasilnya sangat ditentukan oleh
Ekstrak kondisi obyek atau sesuatu yang
a. Identitas diukur. Demikian pula karena
Prosedur: Identitas berupa deskripsi
pengukuran atau penilaian 6
tata nama dan senyawa identitas.
dilakukan dengan memberikan
Deskripsi tata nama meliputi nama
rangsangan atau benda rangsang pada
ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian
alat atau organ tubuh (indra), maka
pengukuran ini disebut juga  Indra pembau, pembauan juga
pengukuran atau penilaian subyektif dapat digunakan sebagai suatu
atau penilaian organoleptik atau indikator terjadinya kerusakan pada
penilaian indrawi (Anonim, 2013). produk, misalnya ada bau busuk yang
Penilaian indrawi ini ada enam tahap menandakan produk tersebut telah
yaitu pertama menerima bahan, mengalami kerusakan. Dalam
mengenali bahan, mengadakan mengetahui kebenaran simplisia, yang
klarifikasi sifat-sifat bahan, dapat tercium dari bau adalah
mengingat kembali bahan yang telah aromatik, tidak berbau, dan lain-lain.
diamati, dan menguraikan kembali  Indra pengecap, dalam hal

sifat indrawi produk tersebut. Indra kepekaan rasa , maka rasa manis

yang digunakan dalam menilai sifat dapat dengan mudah dirasakan pada

indrawi suatu produk adalah : ujung lidah, rasa asin pada ujung dan
 Penglihatan yang pinggir lidah, rasa asam pada pinggir
berhubungan dengan penampakan, lidah dan rasa pahit pada bagian
warna kilap, viskositas, ukuran dan belakang lidah. Dalam mengetahui
bentuk, volume kerapatan dan berat kebenaran simplisia, yang dapat
jenis, panjang lebar dan diameter dirasa adalah rasa pahit, manis,
serta bentuk bahan. Dalam khelat, dan lain-lain. Parameter
mengetahui kebenaran simplisia, yang organoleptik diamati dengan
dapat diamati dari bentuk adalah menggunakan panca indera dalam
padat, serbuk, kering, kental, dan cair. mendeskripsikan bentuk, warna, bau
Selain itu, warna dari ciri luar dan dan rasa. Tujuannya yaitu 7
bagian dalam juga dapat diamati. pengenalan awal esktrak yang
 Indra peraba yang berkaitan
dihasilkan secara sederhana dan
dengan struktur, tekstur dan
seobyektif mungkin (Ratnani et al,
konsistensi. Struktur merupakan sifat
2015)
dari komponen penyusun, tekstur Prosedur: Parameter spesifik
merupakan sensasi tekanan yang organoleptik dilakukan dengan
dapat diamati dengan mulut atau mengidentifikasi bentuk, warna, bau
perabaan dengan jari, dan konsistensi dan rasa.
merupakan tebal, tipis dan halus.
Contoh: dengan 100 ml etanol (95%),
1. Bentuk : Serbuk kering
menggunakan labu bersumbat
2. Warna : Kuning kemerahan
3. Bau : Aromatik sambil berkali-kali dikocok
4. Rasa : Pahit
selama 6 jam pertama dan
c. Senyawa Terlarut dalam
kemudian dibiarkan selama 18
Pelarut Tertentu
Prosedur: jam. Disaring cepat dengan
1. Kadar senyawa yang larut
menghindarkan penguapan
dalam air
etanol, kemudian diuapkan 20
Maserasi sejumlah 5,0

gram ekstrak selama 24 jam ml filtrat hingga kering dalam


dengan 100 ml air kloroform LP cawan dangkal berdasar rata
menggunakan labu bersumbat yang telah ditara, dipanaskan
sambil berkali-kali dikocok residu pada suhu 105o C hingga
selama 6 jam pertama dan bobot tetap. Dihitung kadar
kemudian dibiarkan selama 18 dalam persen senyawa yang
jam. Disaring, diuapkan 20 ml larut dalam etanol (95%),
filtrat hingga kering dalam dihitung terhadap ekstrak awal.
cawan dangkal berdasar rata 2.4 Prosedur Uji Kandungan
yang telah ditara, dipanaskan Kimia Ekstrak
residu pada suhu 105o C hingga 2.4.1 Pola Kromatogram
Pengertian dan prinsip pola
bobot tetap. Dihitung kadar
kromatogram adalah ekstrak
dalam persen senyawa yang
ditimbang, diekstraksi dengan pelarut
larut dalam air, dihitung
dan cara tertentu, kemudian dilakukan
terhadap ekstrak awal.
2. Kadar senyawa yang terlarut analisis kromatografi sehingga
dalam etanol memberikan pola kromatogram yang
Maserasi sejumlah 5,0
khas. Tujuannya adalah memberikan
gram ekstrak selama 24 jam
gambaran awal komposisi kandungan absorbsi- refleksi pada panjang
kimia berdasarkan pola kromatogram gelombang 254 nm, 365 nm dan 415
(KLT, KCKT, KG), sehingga nm atau pada panjang gelombang lain
didapatkan nilai kesamaan pola yang spesifik untuk suatu komponen
dengan data baku yang ditetapkan yang telah diketahui.
terlebih dahulu 3. Kromatografi Gas
Beberapa prosedur dari
(KG/GC)
parameter pola kromatogram adalah
Sistem kromatografi
sebagai berikut :
gas mempunyai resolusi tinggi
1. Penyiapan larutan uji
sehingga optimal untuk pemisahan
Ekstrak ditimbang dan
komponen yang stabil dengan
diekstraksi berturut-turut dengan
pemanasan. Umumnya dibuat profil
pelarut hexane, etilasetat, etanol, air.
kandungan minyak atsiri atau
Cara ekstraksi dapat dilakukan
metabolit sekunder tertentu lainnya
dengan pengocokan selama 15 menit
seperti fitosterol. Jenis kolom
atau dengan getaran ultrasonik atau
umumnya ada 3 jenis sesuai dengan
dengan pemanasan kemudian disaring
urutan kepolaritasannya, yaitu OV-1,
untuk mendapatkan larutan uji.
OV-% dan Carbowax 20M.
2. Kromatografi Lapis
Pemisahan dilakukan dengan
Tipis (TLC/KLT)
menggunakan program temperatur,
Umumnya dibuat
dari temperatur rendah sampai
kromatogram dengan lempeng silika
temperatur maksimal kolom. Detektor
gel dengan berbagai jenis fase gerak
yang digunakan umumnya hanya FID
sesuai dengan golongan kandungan
karena metabolit sekunder tumbuhan
kimia sebagai sasaran analisis.
umumnya senyawa organik
Evaluasi dapat dilakukan dengan
hidrokarbon.
dokumentasi foto hasil pewarnaan
2.4.2 Penetapan Kadar
lempeng kromatografi dengan
Kandungan Kimia Tertentu
pereaksi yang sesuai atau dengan
Parameter ini memiliki
melihat kromatogram hasil
pengertian dan prinsip yaitu dengan
perekaman menggunakan instrumen
tersedianya kandungan kimia yang
densitometer (TLC-Scaner).
berupa senyawa identitas atau
Perekaman dapat dilakukan secara
senyawa kimia utama ataupun menggunakan metanol 2 ml dengan
kandungan kimia lainnya, maka secara ultrasonik selama 15 menit, sebanyak
densitometri dapat dilakukan 5 kali untuk masing-masing sampel
penetapan kadar chemical marker b. Analisis KLT
tersebut. Tujuan parameter ini yaitu Sampel ditotolkan pada plat KLT (20
memberikan data kadar senyawa x 10 cm) sebanyak 5, 10, dan 15 µL.
identitas atau senyawa yang diduga Kemudian dilakukan eluasi
bertanggung jawab pada efek menggunakan eluen toluena : etil
farmakologi (Anonim, 2000). asetat (93 : 7) didalam chamber. Noda
Suatu kandungan kimia baik kemudian dilihat dibawah TLC-
berupa senyawa identitas atau marker, visualizer, dan gambarnya diambil
senyawa kimia utaa, maupun dibawah lampu UV dengan panjang
kandungan kimia lainnya ditetapkan gelombang 366 nm dan 254 nm, serta
kandungan kimianya secara dibawah lampu R putih, kemudiaan
instrumental dengan metode discan dibawah lampu UV. Dimana
kromatografi, dimana metode yang panjang gelombang 210 dan 283 nm
biasanya digunakan adalah untuk mode absorpsi, dan panjang
densitometri, HPLC, atau GC. gelombang 366 nm untuk mode
Berikut adalah contoh floresensi.
penetapan kadar dan marker pada c. KLT-Densitometri
Piperis Betle Folium. Terdapat 1).Plat KLT dilapisi dengan silika gel
beberapa metode yang dapat setebal 0.2 mm. Silika gel yang
digunakan untuk menganalisis digunakan adalah silika GF254, yang
senyawa marker dalam Piperis Betle sebelumnya telah dicuci dengan
Folium, diantaranya adalah dengan metanol, dan telah diaktivasi dengan
mengamati pola puncak dan presisi pemanasan pada suhu 120oC selama
puncak. Dimana metode ini dilakukan 30 menit. Plat yang kering kemudian
dengan: diekuilibrasi dan disimpan dengan
a. Preparasi sampel kondisi suhu ruang sebelum
Daun sirih kering diblender dan digunakan untuk menganalisis sampel
ditimbang sebanyak kurang lebih 200 2).Sampel dan standar dengan
mg. Kemudian diekstraksi konsentrasi berbeda diaplikasikan
pada plat KLT dengan jarak masing- dikedua kromatogram, memiliki nilai
masing 3.5 mm. Untuk Rf yang relatif dekat, dan tampak
pengaplikasian pertama x = 20 mm, sama pada hasil gambar scan
dan y = 10 mm, dan digunakan jarak menggunakan sinar UV spektrum,
6.5 mm sebagai jarak diantaranya. kemungkinan merupakan puncak
Pengaplikasian dilakukan dengan marker.
sampler otomatis (ATS) Indonesian Herbal
3)Chamber kemudian dijenuhkan Pharmacopeia menunjuk senyawa
menggunakan fase gerak atau eluen fenolik eugenol sebagai marker kimia
yang sebelumnya telah dibuat. dari Piperis Betle Folium. Hal tersebut
Penjenuhan dilakukan selama kurang dikarenakan kandungan eugenol yang
lebih 30 menit. Kemudian plat KLT relatif banyak pada bagian daun Piper
dieluasi dengan eluen terpilih hingga betle. Eugenol terdeteksi pada hRf
jarak 9 cm pada suhu ruang. 54.1. Apabila dibandingkan hasil
Kemudiaan dikeringkan pada suhu
spektra antara puncak sampel dengan
60°C selama kurang lebih 5 menit.
puncak yang memiliki hRf yang sama
4)Plat yang telah kering kemudian
dengan senyawa eugenol. Apabila
discan menggunakan lampu UV
spektrum dari puncak yang telah
dengan panjang gelombang yang
dibandingkan dengan spektra eugenol
sebelumnya telah disebutkan, dengan
menunjukkan hRf yang relatif sama,
slit 80% dari band-width dan faktor
dan nilai R yang didapatkan bernilai
noise sebesar 2.6. Kecepatan scan
lebih dari 0.900, maka kemungkinan
sebesar 20 mm/s dan resolusi data
praktikan telah mengidentifikasi
100 µm/step
puncak marker dengan profil
d. Pengenalan puncak marker dan
kromatogram daun sirih, dimana
identifikasi
senyawa marker tersebut adalah
Beberapa puncak akan
eugenol. (I Made Agus Gelgel
terdeteksi pada kromatogram dengan
Wirasuta, 2016)
range yang luas hRf-nya, sehingga
puncak-puncak yang terdeteksi BAB III. KESIMPULAN
tersebut akan tampak random. Puncak Tujuan dari standarisasi ekstrak
tersebut kemungkinan adalah antara lain untuk mempertahankan
pengotor. Puncak yang terdeteksi konsistensi kandungan senyawa aktif
yang terkandung dalam ekstrak. quantification of their
Parameter yang ditetapkan dalam antifungal-activity. Journal
standarisasi ekstrak salah satunya of Traditional and
adalah parameter spesifik. Tujuan Complementary Medicine.
standarisasi parameter spesifik yait
Ratnani, Rita D, Indah Hartati,
mengetahui identitas ekstrak,
Yance Anas, Devi Endah P.,
organoleptik ekstrak, senyawa terlarut
dan Dita Desti D Khilyati.
dalam pelarut tertentu,dan cara uji
2015. Standardisasi Spesifik
kandungan kimia ekstrak. Prinsip
Dan Non Spesifik Ekstraksi
parameter spesifik ekstrak berfokus
Hidrotropi Andrographolid
pada senyawa atau golongan senyawa
Dari Samb iloto
yang bertanggungjawab terhadap
(Andrographis Paniculata).
aktivitas farmakologis. Kemudian
Prosiding Seminar Nasional
dilakukan prosedur parameter spesifik
Peluang Herbal Sebagai
ekstrak dan prosedur uji kandungan
Alternatif Medicine Fakultas
kimia ekstrak.
Farmasi Universitas Wahid
DAFTAR PUSTAKA Hasyim.
Anonim. 2013. Pengujian
Solihah, I. 2015. ‘Standardisasi
Organoleptik. Program Studi
Teknologi Pangan Universitas Obat Bahan Alam
Muhammadiyah Semarang. Standardisasi’. (Diakses
[serial on line]
pada tanggal 19 Maret
http://tekpan.unimus.ac.id/wp
content/uploads/2014/03/Uji- 2017)
Organoleptik-Produk-
Pangan.pdf. [diakses tanggal Vinatoru, M. 2001. An overview of
25 Maret 2018]. the ultrasonically assisted

Depkes RI. 2000. Parameter Standar extraction of bioactive

Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. principles from herbs.

Depkes RI: Jakarta Ultrasonics Sonochemistry,


8(3), 303–313.
I Made Agus Gelgel Wirasuta, I. G. https://doi.org/10.1016/S135
2016. Aunthentication of 0-4177(01)00071-2
Piper betle L. folium and

Anda mungkin juga menyukai