Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET SISTEM NEUROBEHAVIOUR

ANALISIS JURNAL PENGARUH INTERVENSI SEFT (Spiritual Emotional


Freedom Tecnique) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI
IBU RUMAH TANGGA DENGAN HIV

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Apriani Sinta Dewi (201411010)


2. Bernadeta Susetyo E (201411019)
3. Elsya Kurnia (201411023)
4. Keyzia Ayu SB (201411032)
5. Klara Laras (201411034)
6. Leny Widjayanti (201411035)
7. Lidiya Kristina (201411036)
8. Ningsih Nive Turot (201311068)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neurobehavior adalah hubungan antara fungsi otak dengan perilaku dan
proses berpikir manusia. Neurobehavior terkait dengan pola perilaku hidup
seseorang yang berhubungan dengan sistem neural (sistem saraf) seperti pola
tidur, mood atau suasana hati, stress, nafsu makan dan kesadaran diri.1
Acquired Immunodeficiency Syndrome(AIDS)merupakan kumpulan gejala
dan infeksi atau sindrome yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan di dalam
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.2
Depresi adalah kondisi psikiatrik yang banyak terjadi pada pasien dengan
HIV. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi quality of life bagi penderitanya.
Bahkan bagi sebagian mereka ada yang ingin memlakukan bunuh diri. Diperkirakan
5% sampai 15% dari orang orang yang terkena depresi melakukan bunuh diri setiap
tahunnya.2
Depresi yang tidak tertanggulangi dengan baik dapat menurunkan sistem
imunitas penderita HIV . Penderita HIV yang mengalami depresi rentang terhadap
penyakit dua kali lebih sering di banding penderita HIV yang tidak mengalami
depresi.Selain itu keadaan depresi yang di alami oleh penderita HIV dapat
memengaruhi ketidakpatuhannya terhadap pengobatan.2
SEFT merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk menurunkan tingkat depresi. Keefektifan SEFT terletak pada penggabungan
antara Spiritual Power dengan Enegy Psychology. Spiritual Power memiliki lima
prinsip utama yaitu ikhlas, yakin, syukur, sabar dan khusyu. Energy Psychology
merupakan prinsip dan tehnik memanfaatkan sistem energi tubuh untuk membaiki
kondisi pikiran, emosi dan perilaku. Intervensi SEFT pada sistem energi tubuh inilah
yang dapat mengubah kondisi kimia di dalam otak (neurotransmiter). Yang
selanjutnya dapat mengubah kondisi emosi seseorang termasuk kondisi depresi.2
Berdasarkan fenomena tersebut kami tertarik untuk melakukan analisa pada
sebuah jurnal dengan judul Pengaruh Intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) terhadap Penurunan Tingkat Depresi Ibu Rumah Tangga dengan
HIV yang dilakukan oleh Reini Astuti, Iyus Yosep, Raini Diah Susanti.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1.2.1.1 Untuk mengetahui masalah penelitian pada pengaruh intervensi
SEFT (Spitual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan
tingkat depresi ibu rumah tangga dengan HIV
1.2.1.2 Untuk mengetahui metode penelitian pada pengaruh intervensi
SEFT (Spitual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan
tingkat depresi ibu rumah tangga dengan HIV
1.2.1.3 Untuk mengetahui hasil penelitian pada pengaruh intervensi SEFT
(Spitual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan
tingkat depresi ibu rumah tangga dengan HIV

1.2.2 Tujuan khusus


Untuk mengetahui pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi ibu rumah tangga
dengan HIV.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi institusi pendidikan
Pengembangan ilmu dan untuk menambah kepustakaan serta dapat
diterapkan dalam pembelajaran untuk mengatasi tingkat depresi dengan
HIV menggunakan intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique).
1.3.2 Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian tentang pengaruh
intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tecnique) terhadap
penurunan tingkat depresi pada pasien dengan HIV.
1.3.3 Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai acuan untuk pemberian terapi non farmakologi yang efektif
untuk menurunkan tingkat depresi dengan penggunaan intevensi SEFT
pada pasien dengan HIV.
1.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan acuan informasi dan masukan untuk
menurunkan tingkat depresi dengan penggunaan intervensi SEFT pada
pasien dengan HIV.
BAB II

ANALISA JURNAL

Judul penelitian 1. Judul


Pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi ibu rumah
tangga dengan HIV
2. Nama peneliti
Reini Astuti ,Iyus Yosep,Raini Diah Susanti
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
3. Tahun
Tahun penelitian 2015
4. Tempat penelitian
Kota Bandung
5. Reviewer
Tidak ada
Masalah penelitian Ibu rumah tangga dikota bandung memiliki kasus HIV
tertinggi yang dapat meningkatkan depresi. Depresi dapat
menjadi salah satu penyebab bunuh diri juga dapat
menurunkan system imun sehingga mempercepat
terjadinya AIDS dan meningkatkan kematian.
Maka penulis tertarik untuk meneliti :
Adakah Pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi ibu
rumah tangga dengan HIV?
Metode penelitian
1. Design Penelitian
Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah quasi-
experimental dengan pretest dan posttest design,
menggunakan kelompok kontrol untuk dapat menguji
adanya sebab dan akibat.
Analisa : design penelitian yang digunakan sudah tepat
sesuai dengan teori.3
2. Sampel
Pemilihan responden penelitian tidak dilakukan tidak
dilakukan secara acak.
Sample dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling dengan metode purposive sampling.
Kriteria inklusi penelitian ini, ibu rumah tangga dengan
HIV yang beragama islam, bersedia menjadi responden,
dapat membaca dan menulis. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV yang
memiliki keterbatasaan pendengaran dan penglihatan (tuna
rungu dan tuna netra).
Analisa :
1. Teknik pengambilan sample sesuai dengan teori
metodologi penelitian.3
2. Kriteria inklusi tepat untuk menentukan satu agama
sehingga nilai spiritual yang dimiliki setiap individu
dapat dikontrol.
3. Jumlah sample yang dipakai masing-masing dalam
kelompok pelakuan dan control adalah 15 orang ini
adalah standar minimal jumlah sample yang dianjurkan
oleh para ahli.3
3. Prosedur pelaksanaan
Setelah mendapatkan persetujuan responden, kemudian
dilakukan pengukuran tingkat depresi pada ibu rumah
tangga dengan HIV pada kelompok intervensi maupun
kelompok kontrol, pada kelompok intervensi diberikan
intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tecnique)
sebanyak empat kali. Pada akhir sesi dilakukan pengukuran
kembali tingkat depresi pada kelompok intervensi maupun
kelompok kontrol.
Analisa :
1. Prosedur pelaksanaan SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) tidak disampaikan secara jelas.
2. Waktu pemberian pelakuan tidak disampaikan secara
jelas kapan, berapa hari dan berapa lama pemberian.
3. Sebaiknya prosedur, waktu dan berapa lama
pelaksanaan disampaikan secara jelas, sehingga jurnal
dapat dipakai sebagai referensi untuk peneliti
selanjutnya.
4. Instrument penelitian
Alat ukur yang digunakan adalah BDI (Beck Depression
Inventory). BDI merupakan alat ukur yang dipercaya untuk
mendeteksi ada atau tidaknya depresi secara cepat dan
tepat serta dapat memperlihatkan tingkat keparahan
penderitanya, dengan skor lebih dari 17 dan kurang dari
40, responden berada dalam tentang usia produktif (18-45
tahun) memiliki insight (kesadaran diri).
Analisa :
Instrument yang digunakan (BDI) sudah memenuhi syarat
sesuai untuk penilaian tingkat depresi yang dialami.
5. Analisa data
Analisa univariat
Dalam analisa univariat, peneliti menguraikan karakteristik
responden sebagai berikut.
a. Peneliti mengkarakteristikan subyek penelitian
berdasarkan usia
b. Peneliti mengkarakteristikan subyek penelitian
berdasarkan status marial
c. Peneliti mengkarakteristikan subyek penelitian
berdasarkan tingkat pendidikan
d. Peneliti mengkarakteristikan subyek penelitian
berdasarkan agama
e. Peneliti mengkarakteristikan subyek penelitian
berdasarkan lamanya terdiagnosis HIV
Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui Adakah
Pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi ibu rumah
tangga dengan HIV dengan menggunakan uji statistik yang
digunakan adalah uji t berpasangan dan uji t tidak
berpasangan.
Analisa :
1. Univariat
Agama tidak tepat dimasukkan dalam analisa univariat
karena agama sudah termasuk ke dalam kriteria inklusi
2. Bivariat
Uji hipotesis pretest dan posttest kelompok perlakuan
dan kelompok control sudah tepat memakai uji t
berpasangan.5
Uji hipotesis t tidak berpasangan antara kelompok
intervensi dan control tidak perlu dilakukan karena
hasil dari uji t berpasangan dari masing-masing
kelompok sudah bisa dianalisa untuk mengetahui
adanya pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi
ibu rumah tangga dengan HIV.
Hasil penelitian Ada Pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Tecnique) terhadap penurunan tingkat depresi ibu
rumah tangga dengan HIV
Analisa :
Intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tecnique)
berpengaruh menurunkan tingkat depresi karena SEFT
merangsang neurotransmitter sehingga meningkatkan
serotonin yang akan merangsang thalamus lalu merangsang
neokorteks yang merubah proses berfikir yang dapat
menurunkan tingkat depresi dan thalamus merangsang
anigdala yang dapat merubah emosi yang dapat
menurunkan tingkat depresi.5
Intervesi SEFT

Neurotransmitter

Meningkatkan serotonin

Merangsang thalamus

Neokorteks Amigdala

Proses berfikir
Emosi

Penurunan depresi

Pembahasan hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu rumah tangga


penelitian dengan HIV mengalami depresi klinis sampai depresi berat
karena penderita HIV menghadapi problema rendah diri atau
gambaran diri yang negative, keluarga besarnya belum
mengetahui status kesehatannya saat ini, adanya sigma
negative dan diskriminasi dimasyarakat kepada penderita
HIV, responden merasa berkecil hati terhadap masa depannya.
Rasa depresi itu menimbulkan pikran-pikiran untuk bunuh diri
walaupun responden tidak akan melaksanakannya. Secara
umum dapat dikatakan depresi yang terjadi pada responden
adalah karena adanya penyimpangan atau distorsi kognitif.
Masalah-masalah pikiran, skema negative dan kesalahan
kognitif inilah yang menyebabkan depresi maka adalah tepat
menangani masalah depresi ini dengan menggunakan
intervensi SEFT, denga design penelitian quasi-experimental
pretest dan posttest design dengan menggunakan kelompok
control.
Masalah selama proses penelitian adalah adanya satu
responden dikelompok intervensi yang mengundurkan diri,
sehingga terjadi pengurangan responden pula di kelompok
control. Peneliti sudah mengantisipasi munculnya masalah ini
dengan menentukan responden lebih dari syarat minimal
sehingga ketka terjadi drop out jumlah responden masih
memenuhi syarat penelitian.
Intervensi SEFT berpengaruh menurunkan depresi karena
responden diberi sugesti untuk bersyukur, ikhlas, sabar, yakin
dan pasrah kepada Tuhan. Lima prinsip tersebut adalah cara-
cara untuk mereposisi distorsi kognitif atau difungsional
keyakinan pada responden. Selain spiritual power SEFT juga
memberikan energy psikologi dengan cara mengetuk-ngetuk
ringan (tapping) pada 12 titik meridian tubuh yang dapat
menstimulasi gland pituitary untuk mengeluarkan hormo
endorphin dimana hormone tersebut dapat memberikan efek
menenangkan serta menimbulkan perasaan bahagia sehingga
dapat menurunkan tingkat depresi responden.
Tidsk terdapat perubahan tingkat depresi oada kelomook
control karena tidak terdapat perlakuan terhadap kelompok
control.
Aplikasi dalam SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tecnique) dapat
Asuhan direkomendasikankan sebagai salah satu terapi komplementer
Keperawatan Sistem dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu rumah
Neurobehavior tangga dengan HIV yang mengalami depresi.
Analisa :
Tindakan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tecnique)
dalam asuhan keperawatan juga dapat diberikan kepada pasien
yang mengalami depresi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Depresi adalah kondisi psikiatrik yang banyak terjadi pada pasien dengan
HIV. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi quality of life bagi penderitanya.
SEFT merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk
menurunkan tingkat depresi.2
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Reini Astuti, Iyus Yosep, Raini
Diah Susanti dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Intervensi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Tecnique) terhadap Penurunan Tingkat Depresi
Ibu Rumah Tangga dengan HIV menggunakan uji statis menunjukan hasil
p<0,0001. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan
terhadap tingkat depresi ibu rumah tangga dengan HIV stelah diberikan intervensi
SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). 2

3.2 Saran
Bagi peneliti jurnal terkait dengan penelitian ini dapat lebih memperjelas
lagi dalam penulisan jurnalnya dikarenakan masih banyak kekurangan dalam
penulisan yang ada pada jurnal. Jurnal penelitian yang baik dapat menyertakan
secara lengkap baik dari metodologi penelitian maupun hasil-hasil penelitian
dan prosedur penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ariani, Tutu April. 2012. Sistem Neurobehavior. Jakarta : Salemba Medika.
2. Reini Astuti, Iyus Yosep, Raini Diah Susanti. 2015. Pengaruh Intervensi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap Penurunan Tingkat Depresi
Ibu Rumah Tangga dengan HIV.
3. Hidayat A Aziz Alimul. 2014. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis
data. Salemba Medika. Jakarta.
4. Derison Marcinova Bakara, Kusman, Ibrahim, dkk.2013.Efek spiritual
emosional emotional freedom tekniqueterhadap cemas dan depresi sindrom
koroner akut,
5. Dahlan Sopiyudin, M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika. 2011.

Anda mungkin juga menyukai