Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETNOBOTANI

DISUSUN OLEH :
1. Muh. Haidir/1514142004
2. Diyanti Mustafa/1514141007
3. Rifaatul Mahmudah/1514142005
BIOLOGI SAINS

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budayaterbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Suatu masyarakat tertentu khususnya
dipedesaan dan di pelosok-pelosok sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan
adat istiadat mereka. Pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun dari orang
terdahulu tetap dilestarikan dan dijaga.
Suatu budaya atau adat istiadat biasanya menganut paham yang tidak diketahui oleh
kebanyakan orang, dalam artian hanya suku atau masyarakat mereka yang
mengetahui. Pemahaman tersebut juga sangat berkaitan dengan ilmu pengetahuan
yang ada sekarang yaitu etnobotani. Etnobotani dari "etnologi" yaitu kajian mengenai
budaya, dan "botani" yaitu kajian mengenai tumbuhan jadi etnobotani adalah suatu
bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan.
Tumbuhan merupakan organisme yang selalu dijaga kelestariannya terutama didalam
suatu etnis tertentu. Tumbuhan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk beberapa kebutuhan yakni dapat dijadikan
sebagai bahan sandang dan pangan, bahan industri, bahan obat-obatan tradisional dan
biasanya digunakan pula untuk melangsungkan suatu upacara adat istiadat. Dalam
suatu upacara adat suku/etnis tertentu digunakan beberapa tumbuhan didalamnya
yang di yakini sebagai hal yang penting dalam upacara tersebut.
Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan
pengetahuan masyarakat tradisional yang telah menggunakan berbagai macam
tanaman untuk menunjang kehidupannya, yakni pendukung kehidupan untuk
kepentingan makan, pengobatan, bahan bagunan, tanaman berguna, budaya dan
lainnya. Semua kelompok masyarakat sesuai karakter wilayah dan adatnya memiliki
ketergantungan pada berbagai tanaman, paling tidak untuk sumber panagan.
Dari hal diatas dilakukan observasi yang ada pada etnis atau budaya Galesong
mengenai tumbuhan-tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat istiadat dan
tumbuhan yang diginakan sebagai obat-obatan tradisional.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana budaya dan adat istiadat dari warga Galesong
2. Untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang digunakan dalam budaya/etnis dari
warga Galesong.
3. Untuk mengetahui kegunaan dari tumbuhan yang digunakan dalam upacara
ataupun sebagai obat tradisional.
4. Untuk mengetahui bagaimana ciri khas dari tumbuhan yang digunakan dalam
budaya/etnis dari warga Galesong.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui bagaimana budaya dan adat istiadat dar
warga galesong.
2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tumbuhan apa saja yag digunakan dalam
budaya/etnis dari warga Galesong.
3. Mahasiswa mengerti dan mengetahui kegunaan dari tumbuhan yang digunakan
dalam upacara ataupun sebagai obat tradisional.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana ciri khas dari tumbuhan yang digunakan dalam
budaya/etnis wargaGalesong.
BAB II
ISI

A. Budaya dan Adat Istiadat Galesong


Asal mula keberadaan Gaukang Karaeng Galesong bermula dari temuan gaib salah
seorang papekang (pemancing), pada masa kepemimpinan Karaeng Galesong III,
Karaeng Bontomarannu yang diteruskan I Djakkalangi Daeng Magassing. Suatu
ketika, pappekang tersebut menghadap ke salah seorang tokoh masyarakat,
Daengta Lowa-Lowa, di Kampung Ujung di sekitar pesisir Pantai Galesong bahwa
dirinya telah dua kali diperlihatkan peristiwa gaib saat memancing di tengah laut.
Peristiwa yang dialami pappekang tersebut, dua Jumat berturut-turut. Temuan gaib
pappekang itu berupa bunyi-bunyian dari suara khas gendang, royong, pui-pui,
lesung, dan berbagai suara lainnya. Suara itu pun terkadang dirasakannya sangat dekat
dan adakalanya sayup-sayup. Tanpa diketahuinya, seiring matahari terbit, dari utara
sebuah benda aneh semacam potongan bambu abu-abu tiba-tiba muncul dan
kemudian hilang sekejap dari hadapannya.
Pappekang ini juga mengaku kalau bermacam-macam suara gaib yang didengarnya
sontak menghilang. Dari laporan inilah, Daengta Lowa-Lowa kemudian mengklaim
bahwa peristiwa tersebut kemungkinan rahmat dari Allah S.W.T. yang ditujukan
untuk keslamatan Galesong dan masyarakatnya. Dan semua itu sedikit banyak
diinterpretasikan dalam kreasi seni khas ciptaan putra putri Galesong saat merayakan
upacara adat. Tarian-tarian adat dan permainan perkusi khas Galesong menjadi
semarak di sebuah upacara mengulang event klasik dan lampau di Galesong.
B. Tumbuhan Dalam Upacara Adat
Dalam perayaan oleh upacara adat yang biasa dilaksanakan disebut upacara gaukang
Karaeng Galesong atau dikenal sebagai hari ulang tahun Galesong dan acara tersebut
diperingati setiap tahun. Dalam prosesi tersebut ada berbagai macam kegiatan,
diantaranya disebut Appalili yatu arak arakan atau seperti depile, dimana sebuah
kerbau diarak keliling galesong bersama dengan beberapa masyarakat galesong.
Dalam perayaan upacara adat ini digunakan beberapa jenis tumbuhan saat upacara
berlangsung, yaitu daun sirih (Piper betle), pucuk daun pisang (Musa paradisiaca)
dan daun baru. Ada pula yang disebut PARAPPO (sekumpulan daun sirih, biji
pinang, bente (biji ketang yang belum terkelupas dari kulit yang digoreng sampai
mengembang) lalu di tambah dengan kapur dan dibungkus pucuk daun pisang).
Tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang wajib tersedia jika pelaksanaan acara
tersebut karena merupakan syarat utama yang digunakan dalam proses tersebut, atau
bisa pula untuk pelengkapan sesajian.
Asal usul utama gaukang itu sebenarnya berasal dari air yang diambil.
Dimana di dalam tersebut terdapat semua jenis jenis daun yang digunakan. Jadi ,
penggunaan daun tersebut merupakan hal pasti atau tetap atau bisa dikatakan petunjuk
langsung. Istilah orang makassar to manurung sehingga hal itu merupakan cikal
bakal asal usul penggunaan tumbuhan tersebut. Pengetahuan akan tumbuhan yang
digunakan tersebut berasal dari faktor turun temurung, dari nenek turun ke anak, turun
ke cucu beserta keturunan keturunan lainnya.
Jika tumbuhan tersebut tidak ada, maka seperti ada sesuatu yang hilang, orang
makassar menyebut tidak ada sarana dalam artian semua harus lengkap,
dianalogikan bahwa jika tidak memiliki daun pasti tidak memiliki buah dan
dikategorikan bahwa tumbuhan itu mati. Maka dari itu semuaa harus lengkap, karena
kita ingin hidup.
C. Tumbuhan Obat
Tumbuhan banyak digunakan dalam suatu etnis atau suku, tidak hanya dalam sebuah
upacara adat istiadat tetapi juga banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Masyarakat Galesong juga sering kali memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-
obatan seperti pada tumbuhan sirsak (Annona squamosa) dan kelor (Moringa
oleifera). Proses pengobatan ini pun terbilang masih sangat tradisional karena
tumbuhan obat ini diramu dengan cara yang sederhana.
Tumbuhan sirsak digunakan sebagai obat terutama pada bagian daun, daun sirsak ini
ditambahkan kapur serta bawang merah dan diremas sampai bahan tercampur,
kemudian di letakkan pada bagian badan yang sakit atau badan yang pegal.
Sedangkan pada kelor juga digunakan bagian daun untuk membuat obat. Sangat
sederhana dalam membuatnya yaitu dengan mencampur daun kelor dengan bawang
merah lalu diremas, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala. Selain itu
beras juga digunakan sebagai obat untuk badan yang terasa sakit dengan cara di
tumbuk, ini pun merupakan proses yang sangat sederhana. Pengetahuan mengenai
pengobatan tradisional ini didapatkan secara turun-temurun oleh masyarakat
Galesong, bahkan adapula yang didapatkan dari mimpi saat mereka tidur.
D. Deskripsi Tumbuhan
1. Sirih (Piper betle)
Daun berbentuk bulat oval atau telur, pangkal daun berberbentuk hampir
menyerupai jantung, pertulangan menyirip, permukaan bagian tepi merata,
dan juga berbulu pada permukaan bagian bawah. Daun ini tebal, dengan
lebar 2-10 cm, panjang 5-15 cm yang berwarna kehijauan muda hingga tua.
Klasifikasi daun sirih
Regnum : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi : Magnoliopsida ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae ( suku sirih sirihan )
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
2. Kelor (Moringa oleifera)
Daun tumbuhan daun kelor berbentuk bulat telur, ukuran relatif kecil, daun
majemuk, bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal,
helai daun berwarna hijau muda, dan biasanya di gunakan sebagai bahan
masakan atau obat.
Klasifikasitanamandaunkelor
Regnum : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi :Magnoliophyta ( Tumbuhanberbunga )
Kelas :Magnoliopsida ( berkepingdua / dikotil )
Ordo :Capparales
Genus :Moringa
Spesies :Moringa oleifera. Lam
3. Bawang merah (Allium cepa)
Buah bawang merah berbentuk ulat dengan pangkal ujung tumpul yang
terbungkus dengan biji berjumlah 2-3 butir, selain itu biji ini memiliki bentuk
agak pipih berwarna bening dan juga agak keputihan hingga memiliki warna
kecoklatan sampai kehitaman.
Klasifikasi bawang merah
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Lililales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
4. Pisang (Musa paradisiaca)
Daun tanaman ini berbentuk bulat memanjang dan melebar, dengan
pertulangan daun yang besar yang terbentuk dari pelepah, bagian ujung daun
tumpul dan bagian tepi merata. Pada umumnya, daun ini memiliki warna
kehijuan, dan juga tampak garis berwarna keputihan pada permukaan daun.
Klasifikasi tanaman pisang
Regnum : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga )
Kelas : Liliopsida ( berkeping satu / monokotil )
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae ( suku pisang pisangan )
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
5. Daun baru
-
6. Sirsak (Annona squamosa)
Sirsak memiliki daun berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus). Permukaan
daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging daun
tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus). Pangkal daun runcing daun
ujung daun tumpul (obtusus).
Klasifikasi Tanaman Sirsak
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Kelas : Magnoliopsida ( Dikotil / berkeping dua )
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata
7. Padi (Oryza sativa)
Buah pada tanaman padi adalah biji yang sehari-hari kita sebut sebagai
biji/butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh
lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan.
Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk kulit gabah atau sekam. Buah
tanaman padi ini termasuk buah sejati tunggal kering (siccus).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Dalam observasi atau pengambilan data selanjutnya dapat dilakukan dengan
lebih baik dan lebih banyak menggunakan informan sebagai sumber pengambilan data
tersebut dan dapat menyaksikan secara langsung proses dan tumbuhan-tumbuhan
yang digunakan serta cara meramu tumbuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://yasirmaster.blogspot.co.id/2011/11/galesong-pada-sebuah-upacara-adat.html. Di akses
pada tanggal 8 September 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai