Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BIOPROSES

DISUSUN OLEH :

NAMA : SENNY LESTARI


NIM : 03031181520033
KAMPUS : INDRALAYA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. H. M. HATTA DAHLAN, M.ENG

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, dimana komponen-komponen yang
dipisahkan didistribusikan diantara dua fasa, salah satu fasa fasa tersebut adalah suatu lapisan
stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut di
sepanjang landasan stasioner.

Beberapa macam dari alat kromatografi yaitu :

Gas Cromatografi (GC)

1. Pengertian Gas Cromatografi


Kromatografi gas-cair (GLC), atau kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau
memisahkan berbagai komponen dari campuran. Kromatografi gas adalah proses
pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas
sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan sorben yang diam.

2. Fungsi Gas Cromatografi


kromatografi gas dalam kimia analitik berfungsi untuk memisahkan dan
menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan
untuk pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari
campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan
dalam mengidentifikasi suatu senyawa.

3. Prinsip Kerja Gas Cromatografi

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya,


tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara
stasionary fase cair dan dan gas fase gerak dan pada oven temperature gas dapat dikontrol
sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperature tidak
dimiliki.

Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen
(hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan menginduksi
terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.

Diagram alir kromatografi gas-cair


4. Komponen Alat Gas Cromatografi
Gas Pengangkut
Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder
bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan
ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung. Gas pengangkut harus
memenuhi persyaratan :
a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan
material dalam kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c. Sesuai/cocok untuk detektor.
d. Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon
dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar,
tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam
pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.

Tempat injeksi ( injection port)


Tempat injeksi dari alat GLC/KGC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan
alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu
ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih
campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita
tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-
coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-
puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama
terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi,
sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari
senyawa yang akan dianalisa.

Kolom
Coulom, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama
adalah kolom kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau steinstless
berisi suatu padatan inert yang dikemas secara rapi. Kolom ini memiliki ukuran
panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4 nm. Yang kedua adalah kolom kapiler, yang
biasanya terbuat dari silica dengan lapisan poliamida. Kolom jenis ini biasanya
memiliki ukuran panjang 20-26 m dengan diameter yang sangant kecil.

Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah
dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan
pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari
senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke
rekorder untuk menghasilkan kromatogram.

Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus
diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan
fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa
mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
Recorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat
melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang
diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis
kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram. Sinyal
analitik yang dihasilkan detektor disambungkan oleh rangkaian elektronik agar
bisa diolah oleh rekorder atau sistem data.

5. Hasil Penggunaan Dari Gas Cromatografi (GC)

High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

1. Pengertian high performance liquid chromatography (HPLC)


HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari
kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi,
didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk
material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih
besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini
memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen dalam campuran.

2. Fungsi high performance liquid chromatography (HPLC)


Teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan campuran senyawa
dalam kimia analitik dan biokimia dengan tujuan mengidentifikasi, mengukur atau
memurnikan masing-masing komponen campuran.

3. Prinsip kerja high performance liquid chromatography (HPLC)


Prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi untuk mengukur sampel.
Dalam kromatografi, analisis dilakukan dengan cara memisahkan molekul berdasarkan
perbedaan struktur ataupun komposisinya. Pemisahan tersebut terjadi saat sampel
bergerak melewati fase diam (dapat berupa zat padat atau cair) karena terbawa oleh fase
gerak (dapat berupa zat cair atau gas).
Dengan bantuan pompa fase gerak dialirkan melalui kolom ke detektor. Sampel
yang dilarutkan dalam solvent, dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara
injeksi. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran terdapata
perbedaan kekuatan interaksi anatara analit (solut-solut) dengan stationary phase pada
kolom.
Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fase diam akan keluar dari
kolom terlebih dahulu. Sebaliknya, solute-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam
maka solute-solut tersebut akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap komponen
campuran yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam
bentuk kromatogram.

Beragam komponen dalam sampel akan terpisah berdasarkan perbedaan


afinitasnya terhadap fase diam. Komponen yang dapat berinteraksi secara kuat dengan
fase diam akan bergerak lebih lambat sehingga dapat terpisah dari komponen lain dengan
interaksi yang lemah.

4. Komponen alat high performance liquid chromatography (HPLC)


Fase Gerak dan Reservoir Pelarut
Fase gerak pada HPLC harus menggunakan pelarut dengan kemurnian
sangat tinggi. Idealnya, pelarut khusus yang memang sudah memenuhi standard
untuk HPLC dipergunakan untuk hasil yang lebih akurat. Reservoir pelarut
merupakan wadah penyimpanan fase gerak, biasanya berbentuk botol kaca
dengan selang penghubung.
Kiri: Methanol khusus HPLC ; Kanan: Reservoir yang terhubung ke pompa

Pompa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pompa yang digunakan dalam
HPLC haruslah pompa bertekanan tinggi agar dapat mendorong fase gerak dalam
reservoir menuju kolom fase diam dan melewati detektor. Tekanan yang
digunakan beragam tergantung dari dimensi kolom, ukuran partikel fase diam,
serta laju alir dan komposisi dari fase gerak yang akan dipakai.

Pompa HPLC
Injector
Injektor merupakan tempat masuknya sampel ke dalam sistem HPLC.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual dengan syringe atau dengan
menggunakan sistem injeksi otomatis.

Sampel

Sampel yang dapat dianalisis menggunakan HPLC harus bersifat bening


dan tidak ada endapan, untuk itu preparasi sampel diperlukan sebelum dianalisis,
misalnya dengan melakukan filtrasi sampel.

Kolom HPLC
Aktivitas utama dalam HPLC terjadi di dalam kolom sebagai fase diam.
Di dalam kolom akan terjadi pemisahan komponen sampel yang kemudian dapat
dihitung waktu retensi masing-masing komponennya oleh detektor. Waktu retensi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh senyawa komponen sampel untuk melewati
kolom menuju detektor. Waktu retensi dihitung dari saat sampel diinjeksikan
hingga puncak pembacaan maksimum pada detektor.

Kolom HPLC tersedia dalam panjang serta packing material yang


berbeda-beda tergantung dari jenis HPLC yang hendak digunakan. Packing
material merupakan material yang diisikan ke dalam kolom sebagai fase diam.

Detektor

Alat ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan komponen yang telah


melewati kolom dan memberikan sinyal elektronik pada pengolah data. Terdapat
beberapa jenis detektor HPLC tergantung dari karakteristik yang hendak dibaca.
Misalnya pada detektor jenis UV-vis, maka karakteristik yang dibaca oleh
detektor adalah absorbansinya.

Detektor UV-Vis

5. Hasil penggunaan High Performance Liquid Chromatography (HPLC)


Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
1. Pengertian Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
Spektrofotometri serapan atom atau Atomic Absorption Spectophotometer atau
AAS adalah salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk penentuan
konsentrasi semua logam dan semilogam dengan kepekaan yang tinggi. hal ini akan
memberikan pemahaman yang mendalam tentang metodologi spektrofotometri serapan
atom, disertai dengan aplikasinya untuk menganalisa kandungan logam berat antara lain :
Pb, Cd, Cu, Cr, Fe, Zn, Mn, Ni dan lain-lain, baik berupa sampel Padat, Cair, Gas
Makanan dan Tanaman

2. Fungsi Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)


Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA) berfungsi untuk digunakan pada metode analisis unsur secara kuantitatif
untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang pengukurannya
berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi
rendah.

3. Prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)


Prinsip analisis dengan AAS adalah interaksi antara energi radiasi dengan atom
unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan untuk analisis unsur. Atom suatu unsur
akan menyerap energi dan terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian
atau seluruh tenaga eksitasinya dalam bentuk radiasi.
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel
diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis.
Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom
tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground
state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari
unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi
adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala.
Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer. yakni absorbansi berbanding lurus dengan
panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua variabel
ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan sehingga absorbansi
hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam larutan sampel.

4. Komponen alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda


memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada
setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji,
seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu.
Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran
beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.

Sistem Pengatoman
Merupakan bagian yang penting karena pada tempat ini senyawa akan
dianalisa. Pada sistem pengatoman, unsur-unsur yang akan dianalisa diubah
bentuknya dari bentuk ion menjadi bentuk atom bebas. Ada beberapa jenis sistem
pengatoman yang lazim digunakan pada setiap alat AAS, antara lain :

a. Sistem Pengatoman dengan Nyala Api


b. Sistem Pengatoman dengan Tungku Grafit Spektrofotometri Serapan
Atom (AAS)
c. Sistem Pengatoman dengan Pembentukan Hidrida
d. Sistem Pengatoman dengan Uap Dingin
e. Sistem Pengatoman Sampel Padat

5. Hasil penggunaan Absorption Spectrophotometry (AAS)


Spektrofotometer

1. Pengertian spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca
atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan.

2. Fungsi spektrofotometer
Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur
transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang
gelombang. Alat ini juga digunakan untuk mengukur konsentrasi beberapa molekul
seperti DNA/ RNA (UV light, 260 nm), protein (UV, 280 nm), kultur sel bakteri,
ragi/ yeast (Vis light, 600 nm), dan lain-lain.

3. Prinsip kerja spektrofotometer


Alat ini memiliki prinsip kerja hasil penggabungan dari alat spektrometer dan
fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu. Sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. Spektrometer memiliki alat pengurai
seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari sinar putih. Pada
fotometer terdapat filter dari berbagai warna yang memiliki spesifikasi melewatkan
trayek panjang gelombang tertentu.
Spektrofotometer mampu membaca/mengukur kepekatan warna dari sampel
tertentu dengan panjang gelombang tertentu pula. Spektrofotometer dibagi menjadi
dua jenis yaitu spektrofotometer single beam dan spektrofotometer double-beam.

4. Komponen Alat Spektrofotometer

Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang
biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah
lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini
mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350
2200 nanometer (nm).
Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat
contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars,
plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm
dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau
plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya
pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi
sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk
jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer
akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke
intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance,
dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar
absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
5. Hasil penggunaan spektrofotometer

Autoclave
1. Pengertian autoclave
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs). Jadi tekanan
yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15 Psi = 15 pounds
per square inch). selama kurang lebih 15 menit Penurunan tekanan pada autoklaf tidak
dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam
autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf
terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang
sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan
titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh
dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-
30 detik pada suhu 65 C. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :
1. Penguraian gula.
2.Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
2. Fungsi autoclave
Autoclave berfungsi untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi. Autoclave juga banyak digunakan dalam mikrobiologi,
kedokteran, tato, tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan
kaki dan fabrikasi prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung
pada media yang akan disterilkan.

3. Prinsip kerja autoclave


Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Temperature sterilasi biasanya 121o C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5
psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan
jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan.

4. Komponen autoclave
Tombol pengatur waktu (timer)
Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk
mengatur waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan
kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda dengan autoclave sederhana
yang masih menggunakan bantuan pemanasan air dengan kompor bukan listrik.
Autoclave sederhana tersebut tidak dilengkapi dengan timer.
Katup uap
Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave, namun katup
uap merupakan salah satu komponen yang penting dan berfungsi sebagai tempat
keluarnya uap air.
Pengukur tekanan
Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave,
Anda dapat melihat pada bagian ini. Pengukur tekanan berfungsi untuk
mengetahui besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses sterilisasi
tengah berlangsung.
Katup pengamanan
Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci penutup autoclave.
5. Hasil penggunaan autoclave

Anda mungkin juga menyukai