Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perpindahan Panas


2.1.1. Definisi Perpindahan Panas
Panas akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ketempat yang
suhunya lebih rendah.Perpindahan panas adalah salah satu faktor yang sangat
menentukan operasional suatu pabrik kimia. Proses terjadinya perpindahan panas
dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah. Sedangkan secara tidak
langsung, yaitu bila diantara\fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan
langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Perpindahan panas akan
terjadi apabila ada perbedaan temperatur antara dua bagian benda.
Perpindahan panas adalah proses perpindahan energi dalam bentuk panas
yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur dalam suatu media atau antara
media satu dengan lainnya. Tujuannya untuk/menaikan temperatur benda padat
basah dan menguapkan kadar lembabnya. Perpindahan panas dibagi menjadi tiga,
yaitu perpindahan secara konduksi, konveksi dan radiasi (Syawaluddin, 2017).
Ilmu perpindahan panas sangat penting dan memiliki kegunaan, diantaranya
yaitu untuk merencanakan alat-alat penukar panas (heat exchanger), untuk
menghitung kebutuhan media pemanas atau pendingin pada suatu reboiler atau
kondensor dalam kolom destilasi. Lalu ilmu tentang perpindahan panas tersebut
juga dapat digunakan untuk perhitungan furnace dan mempelajari efek radiasi
yang akan ditimbulkan serta/dapat juga digunakan untuk perancangan ketel uap
atau boiler maupun untuk perancangan alat-alat penguap (evaporator).
Selain itu ilmu perpindahan panas ini juga dapat digunakan untuk
perancangan reaktor kimia, seperti reaksi.eksotermis yang membutuhkan
pendingin dan reaksi endotermis yang/butuh pemanas. Dalam proses perpindahan
energi tersebut, tentu ada kecepatan perpindahan.panas yang terjadi, atau yang
lebih dikenal dengan laju perpindahan panas..Perpindahan kalor dapat
didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu
daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur. Perpindahan panas
sering terjadi dalam berbagai unit operasi. Fenomena perpindahan panas berperan
penting dalam beberapa persoalan industri dan lingkungan. Tidak hanya satu
penggunaan dalam tempat ini yang tidak melibatkan efek perpindahan panas
dalam berbagai proses. Di dalam pembangkit tenaga listrik, baik bahan bakar
nuklir, minyak, magneto hidrodinamik atau mengggunakan sumber bumi ada
begitu banyak persoalan perpindahan panas yang harus dipecahkan..
2.1.2. Mekanisme Perpindahan Panas
1) Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat
yang suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah, dengan media
penghantar panas tetap. Dalam konduksi, panas dapat dikonduksi melalui padatan,
cairan dan gas. Panas dikonduksi oleh perpindahan energi gerak molekul-molekul
yang berdekatan. Dalam gas hotter molecules, yang mana memiliki energi kinetik
yang lebih besar memberi energinya ke molekul terdekat yang berada pada level
terendah. Perpindahan jenis ini hadir dalam beberapa .tingkat pada semua padatan,
cairan, atau gas yang berada pada temperatur gradien tertentu. Contoh dari
perpindahan panas secara konduksi yaitu perpindahan.panas melalui dinding heat
exchangers. Persamaan yang berlaku untuk aliran panas.konduksi, pertama kali
dinyatakan Fourier dikenal dengan Hukum Fourier sebagai.berikut :
∆T (2.1)
Q = kAt
L

Keterangan :
Q = Kalor (J).
k = koefisien konduksi termal (J/m s)
A = Luas penampang (m2)
∆T = Perubahan suhu (K)
T = Selang waktu (s).
L = Panjang batang (m)

Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara


laju aliran panas yang melintas permukaan isotermal dan gradien yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
titik dalam suatu benda pada setiap keadaan waktu yang dikenal dengan hukum
Fourier. Dalam fluida, pertukaran energi utama yang terjadi pada proses ini
dengan atau secara tabrakan langsung. Pada fase padat, mekanisme utama yang
terjadi dalam proses ini.adalah vibrasi yang terjadi/secara molekular.
2) Konveksi..
Perpindahan panas.konveksi sebagai perpindahan energi terjadi dalam
fluida akibat dari efek kombinasi dari konduksi dan pergerakan kasar fluida.
Adapun energi yang dipindahkan.adalah energi dalam fluida. Begitu pula dengan
konveksi sebagai.pertukaran.panas,latent yang dihubungkan dengan perubahan
fase antara keadaan cairan dan.uap fluida. (Waludjojati,2006)
Konveksi yaitu perpindahan.panas yang.terjadi antara permukaan padat
dengan fluida yang.mengalir disekitarnya, dengan.menggunakan media penghantar
berupa fluida (cairan atau gas)..Partikel makroskopik fluida melintas suatu
permukaan tertentu seperti umpamanya,. bidangan batas atau volume kendali,
arus,itu akan ikut membawa sejumlah.kalor atau sejumlah entalpi tertentu.
Aliran.entalpi ini disebut dengan aliran konveksi panas (kalor) atau
singkatnya konveksi. Oleh karena konveksi itu merupakan suatu
fenomena.makroskopik, ia.hanya,berlangsung bila ada.gaya yang bekerja pada

partikel atau ada,arus fluida yang dapat membuat.gerakan melawan gaya gesekan.
Konveksi untuk menunjukkan pada perpindahan.panas yang akan terjadi
antara.permukaan dan fluida yang bergerak ketika mereka berada pada perbedaan
temperatur..Perpindahan,panas konveksi terdiri,dari dua mekanisme yaitu
perpindahan energi sebagai akibat dari pergerakan molekular acak dan ada juga
energi yang dipindahkan oleh.pergerakan secara mikroskopis dari fluida.
Perpindahan.panas.konveksi yang terjadi antara fluida yang bergerak dan
batas permukaan,,ketika.keduanya,berada pada temperatur yang berbeda.
Konveksi dibedakan, menjadi dua macam yaitu konveksi bebas.dan konveksi
alamiah. Konveksi,bebas1atau konveksi alamiah (free convection or
natural.convection) merupakan perpindahan panas yang disebabkan oleh beda
suhu dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga dari luar yang mendorongnya.
Persamaan untuk konveksi dinyatakan dalam bentuk Hukum Newton.

H = h A ∆T (2.2)

Keterangan :
H = Kalor yang merambat tiap satuan waktu (J s-1)
h = koefisien konduksi termal (J s-1 m-2 0C-1)
∆T = Perubahan suhu (0C)
A = Luas penampang perpindahan kalor dalam tabung (m2)

Contoh konveksi adalah perpindahan entalpi oleh pusaran-pusaran aliran


turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan menjauhi radiator
(pemanas),biasa. Contoh dari konveksi bebas atau konveksi alamiah ini adalah
ketika plat,panas dibiarkan berada di udara sekitar tanpa adanya pengaruh atau
tanpa adanya.pengaruh atau tanpa adanya sumber.gerakan dari luar. Sedangkan
konveksi paksaan (forced convection) merupakan.perpindahan panas aliran gas
atau cairan yang.disebabkan oleh adanya pengaruh.dari lingkungan berupa tenaga

luar. Contoh peristiwa.konveksi terjadi pada blower atau pada kipas angin.

Gambar 2.1. Peristiwa Perpindahan Konveksi


(Sumber: Buchory,2010)...

3) Radiasi.
Proses perpindahan panas selalu dijumpai industri-industri kimia yang
dijalankan, dalam alat penukar panas. Perpindahan panas secara radiasi atau
pancaran bisa berlangsung pada ruang hampa secara elektromagnetik dengan
panjang gelombang pada interval tertentu. (Fuadi,2014). Rumus yang digunakan
untuk menghitung perpindahan panas secara radiasi yaitu :

P = e σ T4 (2.3)

Keterangan :
P = Laju rambatan kalor per satuan luas (J s-1 m-2)
e = Koefisien emisivitas
σ = Tetapan Stefan Boltzman(5,672x10-8 watt m-2 K-4)
T4 = Suhu mutlak (K)

Radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi karena pancaran atau sinar
gelombang elektromagnetik, tanpa memerlukan media perantara. Jika radiasi
berlangsung.melalui ruang kosong, maka perpindahan panas secara radiasi tidak

dapat.ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk energi lain dan ia tidak


akan terbelok dari lintasannya. Tetapi, sebaliknya bila terdapat zat pada
lintasannya,,radiasi itu akan mengalami transmisi atau diteruskan, refleksi atau
dipantulkan,dan diserap atau absorpsi. Perpindahan kalor radiasi
adalah.perpindahan tenaga oleh penjalaran (rambatan) foton yang tak terorganisir.

Gambar 2.2. Perpindahan Panas,Konveksi,Konduksi, dan Radiasi

`(Sumber: Buchory,2010)

Radiasi.merupakan perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke


zat yang lain..Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah
suhu meningkat..Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi dengan
perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Radiasi merupakan sebuah
istilah yang digunakan untuk.perpindahan energi melalui ruang oleh gelombang
gelombang elektromagnetik yang ada pada benda tersebut. Setiap benda yang terus
memancarkan foton-foton secara,serampangan di dalam arah dan waktu, dan
tenaga yang dipindahkan oleh foton-foton ini.diperhitungkan sebagai kalor.

2.2. Perpindahan Panas Konduksi Pada Sistem Radial


Silinder merupakan contoh sederhana untuk sistem radial pada perpindahan
panas secara konduksi. Silinder memiliki permukaan luar dan permukaan dalam
yang diekspos pada fluida yang memiliki perbedaan temperatur. Perpindahan
panas pada proses konduksi sistem radial ini biasanya terjadi atau contoh umum
untuk sistem ini adalah pada silinder yang memiliki permukaan luar dan
permukaan dalam yang diekspos pada fluida yang memiliki perbedaan temperatur.
Perbedaan temperatur inilah yang menandakan adanya dan terjadinya peristiwa
perpindahan panas secara konduksi. Arah perpindahan panas yang terjadi pada
benda yang,berbentuk silinder adalah arah radial atau putaran.
Perpindahan panas secara konduksi dapat berlangsung pada benda padat,
umunya.adalah,logam. Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan tenaga
sebagai kalor melalui sebuah proses medium stasioner , seperti tembaga, air, atau
udara..Di dalam benda-benda padat maka perpindahan tenaga timbul karena atom-
atom pada temperatur yang lebih tinggi bergetar dengan lebih bergairah, sehingga
atom-atom.tersebut dapat memindahkan tenaga kepada atom-atom yang lebih lesu
yang berada di dekatnya dengan kerja mikroskopik, yakni kalor. Di dalam logam-
logam, elektron-elektron bebas juga membuat kontribusi kepada proses hantaran
kalor. Didalam.sebuah cairan atau gas, molekul-molekul juga giat (mudah
bergerak), dan,tenaga juga dihantar oleh tumbukan-tumbukan molekul.
Karena,logam ini sendiri merupakan benda konduktor yang dapat
menghantarkan,panas. Perpindahan panas konduksi pada sistem radial merupakan
perpindahan,panas yang terjadi pada arah radial. Jika salah satu ujung sebuah
batang logam,diletakkan diatas nyala api, sedangkan ujung yang satunya lagi
dipegang maka bagian batang yang dipegang ini suhunya akan naik. Perpindahan
panas pada konduksi sistem radial ini biasanya terjadi atau contoh umum untuk
sistem ini adalah pada silinder yang memiliki permukaan luar dan permukaan
dalam yang diekspos pada fluida yang memiliki perbedaan temperatur, temperatur
tinggi dan rendah. Perbedaan temperatur inilah yang menandakan adanya dan
terjadinya peristiwa perpindahan panas secara konduksi. Arah perpindahan panas
pada benda berbentuk silinder adalah arah radial atau arah dengan putaran.

Gambar 2.3. .Aliran radial panas di dalam silinder


(Sumber: Buchori, 2010)

Persamaan dibawah ini menunjukkan bidang dinding satu lapis, berbentuk


silinder, terbuat,dari bahan homogen dengan konduktivitas termal tetap dan suhu
permukaan dalam dab suhu permukaan luar seragam. Pada jari-jari tertentu luas
yang tegak lurus terhadap aliran kalor konduksi radial adalah 2rL, dimana L
adalah panjang silinder. Dengan menuliskan nilai ini kedalam persamaan Fourier
dan mengintegrasikannya.dengan q konstan, didapat persamaan (2.4) dan laju
perpindahan panas qr adalah konstan pada arah radial dan dapat dihitung distribusi
temperatur di dalam silinder dengan memakai asumsi bahwa k adalah konstan.
Jadi rumus yang dituliskan dapat dilihat dengan persamaan (2.5)..

dT dT (2.4)
qr   k . A.   k (2..r.L)
dr dr

𝑇1−𝑇2 𝑟 (2.5)
T(r) =𝑙𝑛𝑟1⁄ ln𝑟2 + 𝑇2
𝑟2

Keterangan :
qr = Laju perpindahan panas (J)
2rL = luas yang tegak lurus terhadap aliran kalor konduksi radial (m2)
k = koefisien konduksi termal (J/m/s)
A = Luas penampang (m2)
dT
dr
= Perubahan suhu (K)

r = jari-jari (m)

2.3. Perpindahan Panas Konduksi pada Dinding Berlapis


Perpindahan panas bisa terjadi pada sistem radial, dan bisa pula terjadi pada
dinding berlapis. Perpindahan panas terbagi menjadi beberapa kondisi, salah satu
yang paling rumit ialah perpindahan panas pada dinding berlapis karena distribusi
panas tidak dapat di hitung secara pasti dan akurat dari perpindahan yang terjadi
pada dinding berlapis. Dianggap paling rumit karena dinding berlapis memiliki
konduktivitas bahan yang berbeda-beda disetiap bahan lapisan yang digunakan.
Rangkaian termal biasa digunakan,yaitu pada sistem yang kompleks, seperti
dinding berlapis. Dinding berlapis sendiri terdiri dari beberapa jenis rangkaian.
Rangkaian seri maupun paralel , setiap lapisan memiliki material yang berbeda.

Gambar 2.4. Dinding Berlapis


(Sumber: Yusuf, 2011).

2.4. Konduktivitas Termal,


Termal konduktivitas ,adalah proses untuk memindahkan energi dari bagian
yang panas kebagian yang.dingin dari substansi oleh interaksi molecular. Dalam
fluida, pertukaran energi,utamanya dengan tabrakan langsung. Pada solid,
mekanisme utama adalah,vibrasi molecular. Konduktor listrik yang baik
merupakan konduktor panas/ yang baik. Thermal conductivity tergantung pada
suhu dan tergantung pada berbagai konstruksi dan bahan teknik lainnya.
Mekanisme konduksi termal yang terjadi pada gas cukup sederhana.
Energi kinetik molekul dutunjukkan oleh suhunya, jadi pada bagian bersuhu
tinggi molekul-molekul mempunyai kecepatan yang lebih tinggi daripada yang
berada pada bagian bersuhu rendah. Molekul-molekul itu selalu berada dalam
gerakan rambang atau acak, saling bertumbukkan satu sama lain, di mana terjadi
pertukaran energi dan momentum. Jika suatu molekul bergerak dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah, maka molekul itu mengangkut energi
kinetik ke bagian sistem yang suhunya lebih rendah, dan menyerahkan energinya
pada waktu bertumbukkan dengan molekul yang energinya lebih rendah.
Jika aliran kalor dinyatakan dalam watt, satuan untuk konduktivitas termal
itu ialah watt per meter per derajat Celsius. Nilai konduktivitas termal itu
menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Ketergantungan
ini biasanya dinyatakan dengan suatu hubungan linier. Akan tetapi suhu rata-rata
bahan itu sering tidak diketahui. Hal ini pada umumnya benar untuk dinding
berlapis banyak, dimana halnya beda suhu menyeluruh yang pada mulanya
ditentukan. Jika data memungkinkan, masalah ditangani dengan mengandaikan
nilai-nilai yang dianggap wajar untuk suhu-suhu antar muka, sehingga k untuk
masing-masing bahan bisa didapatkan dan fluks kalor per satuan luas dapat
ditentukan. Dengan menggunakan nilai yang didapatkan, nilai yang diandaikan
untuk suhu antar muka dapat diperbaiki dengan menerapkan Hukum Fourier pada
setiap lapisan, dimulai dengan suhu permukaan yang diketahui..
Prosedur ini dapat diulangi terus hingga didapatkan.kesamaan yang
memuaskan antara suhu antar muka yang sebelumnya dengan nilai baru yang
didapatkan dari perhitungan. Mekanisme fisis konduksi energi.termal dalam zat
cair secara kualitatif tidak berbeda dari gas. Situasinya menjadi.jauh lebih rumit
karena molekulnya lebih berdekatan satu sama lain, sehingga medan gaya molekul
lebih besar pengaruhnya pada pertukaran energi dalam proses tubrukan molekul.
Untuk gas monoatomik, perpindahan molekul yang terjadi pada gas
monoatomik dianggap hanya sebagai gerak translasi, tidak terdapat derajat
kebebasan untuk gerak rotasi dan getaran. Persamaan.konduktivitas kalor pada gas
monoatomik adalah terlampir sebagai turunan.rumus yang menghasilkan data yang
dapat dilihat pada rumus dibawah yang memiliki nilai:

𝑘𝑀 (2.9)
= 2.5
𝜂 𝐶𝑣

Keterangan :
k = konduktivitas kalor, (kal/cm s K)
M = berat molekul (g/mol)
T = temperatur, (K)
Cv = kapasitas kalor, (kal/mol K)
𝜂 = viskositas, (g/cm s)

Konduktivitas tergantung pada sifat bahan yang berbeda – beda,


diantaranya Konduktivitas termal logam dalam jangkau suhu yang cukup luas
biasanya dinyatakan dengan rumus yang ada pada persamaan (2.10). Kisaran suhu
yang terjadi pada proses diatas, pada berbagai penerapan teknik ya, biasanya
cukup kecil,,biasanya hanya beberapa ratus derajat, jadi didapat persamaan (2.11).

(2.10)
K = ko ( 1 + bθ + cθ2 )

K = Ko ( 1 + h0 )
(2.11)

Keterangan : .
θ = T- T rujukan dan .
ko = konduktivitas pada suhu rujukan T rujukan. ,

Konduktivitas termal zat padat, konduktivitas termal zat cair, konduktivitas


termal gas.,Konduktivitas termal zat padat, konduktivitas thermal logam dalam
fase padat yang diketahui komposisinya.bergantung terutama pada suhu saja.
Konduktivitas,termal bahan yang homogen biasanya sangat bergantung pada
densitas lindak,semu (aparent bulk density), yaitu massa bahan dibagi dengan
volume total.,Konduktivitas thermal zat cair, dalam hal ini k bergantung pada
suhu, tetapi.tidak peka terhadap tekanan. Konduktivitas thermal kebanyakan zat
cair berkurang bila suhu makin tinggi, kecuali air dimana k bertambah sampai
300oF dan berkurang pada suhu yang lebih tinggi. Air mempunyai konduktivitas
thermal paling tinggi diantara semua zat-cair, kecuali logam cair. Konduktivitas
thermal gas, pada suhu yang semakin tinggi pada tekanan disekitar tekanan
atmosfir, maka konduktivitas termal akan semakin bertambah. Hampir tidak
dipengaruhi oleh tekanan jika berada pada tekanan tinggi yaitu pada saat tekanan
mendekati tekanan kritis atau bahkan tekanannya lebih tinggi lagi.

Thermal conductivity tergantung pada suhu dan.bahan konstruksi serta


bahan teknik lainnya. Ketergantungan ini biasanya dinyatakan dengan suatu
hubungan linier. Akan tetapi suhu rata-rata bahan itu sering tidak diketahui. Hal ini
pada umumnya benar untuk dinding berlapis banyak, dimana halnya beda suhu
menyeluruh yang pada mulanya ditentukan. Dalam hal-hal demikian,jika data
memungkinkan, masalah ditangani dengan mengandaikan nilai-nilai yang
dianggap wajar untuk suhu-suhu antar muka, sehingga k untuk masing-masing
bahan bisa didapatkan dan fluks kalor per satuan luas dapat ditentukan.
Konduktivitas termal pada setiap benda memiliki nilai yang cukup beragam.
Nilai konduktivitas termal tertinggi terdapat pada logam seperti tembaga,
alumunium, perak,dll. Sementara harga paling rendah pada bahan yang berbentuk
serbuk yang telah dihampakan di udara seperti kayu pinus, batubata,dan lain-lain.
Ada dua macam tipe konduktivitas termal berdasarkan daya menghantarkan
panasnya, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor merupakan bahan yang
mempunyai konduktivitas yang baik. Isolator merupakan bahan yang mempunyai
konduktivitas atau daya menghantarkan panas yang kurang baik.
Nilai konduktivitas termal menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam
bahan tertentu.,Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui
pengukuran tak,langsung. Faktor yang mempengaruhi nilai konduktivitas termal
pada kayu adalah struktur kayu (densitas, porositas) dan kandungan air pada kayu.
Dalam konduktor listrik yang baik, dimana terdapat elektron bebas yang bergerak
di dalam struktur,kisi bahan-bahan, maka elektron, disamping dapat mengangkut
muatan listrik, dapat pula membawa energi termal dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah yang bersuhu rendah sebagaimana halnya suatu senyawa yang berupa gas.

Anda mungkin juga menyukai