Anda di halaman 1dari 8

DOMINANSI APIKAL

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Fisiologi Tumbuhan
yang dibina oleh ibu Dahlia

Oleh:
Kelompok 5/ Offering A

Dini resita putri (130341603386)


Indah purwaningsih (130341603397)

Lilik Anggraini (130341603372)

Putri Rama Malini (130341603370)

Rosita Ariyanti (130341603364)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2014
A. Topik
Dominansi apikal
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh dominasi apikal terhadap pertumbuhan tunas lateral.
b. Untuk mengetahui pengaruh auksin terhadap dominasi apikal.
C. Dasar teori

Setiap tumbuhan melakukan pertumbuhan, pertumbuhan merupakan proses


adanya perubahan pada suatu tumbuhan,baik itu perubahan panjang, volume, maupun
berat dari tumbuhan tersebut, pada proses pertumbuhan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diantara faktor-faktor tersebut ialah suhu, cahaya matahari, keadaan
air dan hormon. Pada proses perumbuhan juga terdapat suatu fase, Pertumbuhan
tanamnan setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya yaitu fase
pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel dan Fase diferensiasi sel.
(Chambell. 2000)

Selain itu pertumbuhan pada tanaman juga tidak terlepas dari jaringan- jaringan
yang ada pada tumbuhan diantaranya adalah jaringan meristem yaitu jaringan yang
terdapat pada tumbuhan dan terus menerus melakukan pembelahan, pada jaringan
meristem ini terdapat meristem apikal dan meristem lateral, meristem apikal merupakan
jaringan yang terdapat pada ujung tanaman, sedangkan meristem lateral terdapat pada
cabang tanaman, selain itu juga terdapat meristem interkalar. Tunas apikal adalah tunas
yang tumbuh di pucuk (puncak) batang.

Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan


konsentrasi hormon. Dominasi apikal merupakan persaingan antara tunas pucuk dengan
tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk atau apikal,
pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi
apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan
ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena
konsentrasinya masih terlalu tinggi (Dahlia,2001).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang khususnya merangsang
perpanjangan sel, tetapi auksin juga menyebabkan suatu kisaran respon pertumbuhan
yang agak berbeda-beda. Respon auksin berhubungan dengan konsentrasinya.
Konsentrasi yang tinggi bersifat menghambat (Gardner,1991). Auksin mengatur proses di
dalam tubuh tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan pertumbuhan
akar dihambat oleh auksin

Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman


seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan
mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk
akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral
(ketiak daun) (Hopkins, 2008). Auksin yang terhenti pada tanaman yang dipotong pucuk
apikalnya dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan
Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov, dkk, 2008).

D. Alat dan bahan

Alat

a) Cetok
b) Gunting
c) Cawan petri
d) Mortar dan pistil

Bahan

a) 3 tanaman cabe 20 cm
b) 3 tanaman terong 20 cm
c) 3 tanaman tomat 20 cm
d) Etanol
e) AIA (asam indol asetat)
f) Lanolin
E. Cara kerja

Menyiapkan 3 buah tanaman cabe, tomat dan terong


masing masing tanaman diberi label 1,2 dan 3

Menanam masing masing tanaman yang sudah diberi


label ditanah yang sudah dipersiakan.

pada tanaman yang diberi label 1 dibiarkan tumbuh apa


adanya. Pada tanaman yang diberi label 2 diberi
perlakuan pucuk apikal tanaman dipotong. Dan tanaman
yang diberi label 3 pucuk apikal dipotong dan bekas
potongannya diberi lanolin.

Diamati pertumbuhannya selama 3 minggu


F. Data pengamatan

Tanggal Pucuk apikal yang Pucuk apikal dipotong Pucuk apikal dipotong
tidak dipotong (A) (B) dan ditempel lanolin
(C)

Tomat Cabe Terung Tomat Cabe Terung Tomat Cabe Terung


(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)

Penanaman 7,8 10 22,5 10 10 22 8 12,8 21

16-10-2014 8 11 23 10,3 10,5 22,5 8,5 13 21,5

18-10-2014 9 11,7 23,6 10,7 11 22,9 9 13,3 22

20-10-2014 10 12 24 11 11,8 23,5 10 13,7 23

22-10-2014 10,6 12,9 24,8 11,5 12,2 24 11,5 14 23,6

24-10-2014 13 13 25 11,7 13 24,3 14,3 14,5 23, 8

27-10-2014 16 14 25,5 12 14,5 25 16,5 14,9 24

29-10-2014 19 15 26 14 15 25,5 17 15,1 24,3

Tidak ada tunas lateral Terdapat 2 3 tunas Terdapat 1 tunas lateral


lateral

G. Analsis data
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 minggu dengan masing-
masing dua hari dalam seminggu, didapatkan data yang cukup signifikan. Dalam
pengamatan ini, untuk keempat hari pada tunas apikal yang tidak mengalami pemotongan
(tanaman A) tidak mengalami pertumbuhan tunas lateral sama sekali. Hari pengamatan
pertama yaitu tanggal 16 september 2013, pada tanaman A yang tunas apikalnya tidak
dipotong tidak mengalami pertumbuhan tunas lateral untuk semua ulangan namun
mengalami pertambahan panjang pada tunas apikalnya yang berturut turut selama 3
minggu pada tanaman tomat yaitu 7,8 cm, 8 9 cm, 10 cm, 10,6 cm, 13 cm, 16 cm dan 19
cm. Pada tanaman cabe 10 cm, 11 cm, 11,7 cm, 12 cm, 12,9 cm, 13 cm, 14 cm dan 15
cm. sedangkan pada tanaman terong yaitu 22,5 cm , 23 cm, 23,6 cm, 24 cm, 24,8 cm, 25
cm, 25,5 cm dan 26 cm.
Pada tumbuhan yang tunas apikalnya dipotong (tanaman B) mengalami
pertumbuhan tunas lateral sebanyak 2 - 3 untuk semua ulangan. Dan mengalami
pertambahan panjang yang berturut turut selama 3 minggu setiap dua hari sekali pada
tanaman tomat 10 cm,10,3 cm, 10,7 cm, 11 cm, 11,5 cm, 11,7 cm , 12 cm, dan 14 cm.
Pada tanaman cabe yaitu 10 cm, 10,5 cm, 11 cm, 11,8 cm, 12,2 cm, 13 cm, 14,5 cm dan
14. Pada tanaman terong yaitu 22 cm, 22,5 cm, 22,9 cm, 23,5 cm, 24 cm, 24,3 cm, 25
cm, dan 25,5 cm.
Sedangkan pada tumbuhan yang tunas apikalnya dipotong serta diberi lanolin (
tanaman C) juga mengalami pertumbuhan tunas lateral sebanyak 1 - 2 untuk semua
ulangan Dan mengalami pertambahan panjang yang berturut turut selama 3 minggu
setiap dua hari sekali pada tanaman tomat 8 cm, 8,5 cm, 9 cm, 10 cm, 11,5 cm, 14,3 cm,
16,5 cm, dan 17 cm. Pada tanaman cabe yaitu 12,8 cm, 13 cm, 13,3 cm, 13,7 cm, 14 cm ,
14,5 cm, 14,9 cm dan 15,1 cm. Pada tanaman terung yaitu 21 cm, 21,5 cm, 22 cm, 23
cm, 23,6 cm, 23,8 cm, 24 cm dan 24,3.
H. Pembahasan
Pada percobaan telah digunakan tiga perlakuan yang berbeda yaitu pada ujung
tunas tanaman A dibiarkan seperti biasa (perlakuan I), ujung tunas tanaman B dipotong
(perlakuan II), ujung tunas tanaman C dipotong dan kemudian diberi pasta campuran
lanolin dan IAA (perlakuan III). Untuk perlakuan I hasil pengamatan yang menunjukkan
pertumbuhan tunas lateral adalah tetap 0 selama 3 minggu pengamatan. Dan mengalami
pertambahan panjang pada tunas apikalnya berdasarkan analisis data hal ini menunjukkan
dominansi apikal karena pada tanaman A yang masih memiliki ujung tunas apikal lebih
mendominansi pertumbuhan tunas apikal dibandingkan tunas lateral. Jadi untuk
perlakuan I telah sesuai dengan teori.
Pada perlakuan II hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral mulai
tumbuh setelah dilakukan pemotongan terhadap tunas lateral, dan selama tiga minggu
pengamatan terdapat 2 3 tunas lateral yang tumbuh. Hal ini membuktikan bahwa auksin
pada ketiak daun dibawahnya yang akan menginisiasi pembentukan tunas lateral pada
ketiak daun (Hopkins, 2008). terhambat atau terjadi dormansi tunas lateral. Inisiasi
pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah
dibandingkan konsentrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang batang. Pada
perlakuan II, dimana ujung tunas daun dipotong akan menghilangkan floem yang terdapat
pada tunas apikal, sehingga auksin akan terakumulasi pada ketiak daun. Dan tanaman
mengalami pertambahan panjang namun tidak secepat pada perlakuan I hal ini terjadi
karena terpotongnya tunas apikal pada tanaman tersebut. Jadi percobaan yang dilakukan
pada perlakuan kedua ini sesuai dengan teori.
Pada perlakuan III hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral yang
dapat tumbuh lebih sedikit bila dibandingkan dengan perlakuan II yaitu hanya 1-2 saja
tunas lateral yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa dominansi apikal telah kembali
berfungsi. Pada perlakuan III tanaman C dipotong bagian ujungnya dan diberi dengan
pasta lanolin yang telah dicampur dengan larutan IAA. Adanya larutan IAA ini berperan
dalam pengembalian keadaan dominansi apikal. IAA yang dioleskan pada bagian ujung
terpotong ini akan menambah kadar auksin di bagian apikal, sehingga terjadi dominansi
apikal lagi namun tingkatannya lebih rendah bila dibanding dengan yang tidak dipotong
ujung tunas apikalnya. Jadi perlakuan III ini telah sesuai dengan teori.

I. Diskusi

1. Adakah perbedaan tunas lateral antara ketiga tanaman tersebut?


Jawab : Ada, yaitu terletak pada waktu tumbuhnya tunas lateralnya. Pertumbuhan
tunas lateral yang tumbuh lebih dahulu pada tanaman yang tunas apikalnya dipotong.
Kemudian pada urutan ke dua adalah tanaman yang tunas apikalnya dipotong dan
diberi lanolin. Pada tanaman yang tunas apikalnya tidak dipotong, tunas lateralnya
tidak ada.
2. Apa yang menyebabkan perbedaan antara ketiga tanaman tersebut?
Jawab : Perbedaan waktu tumbuh tunas lateral ketiga tanaman tersebut disebabkan
karena perbedaan perlakuan yang diberikan. Pada tanaman yang tunas apikalnya tidak
dipotong (tanaman A), tunas lateral muncul paling akhir karena adanya dominansi
apikal yang mempengaruhi ujung tanaman untuk tumbuh memanjang dan
menghambat pertumbuhan tunas lateral. Sedangkan pada tanaman yang tunas
apikalnya dipotong tanpa diberi lanolin (tanaman 2) muncul tunas lateral lebih dulu
karena hormone auksin diujung didistribusikan pada nodus. Dan pada tanaman yang
tunas apikalnya dipotong dan diberi lanolin (tanaman 3).
3. Sampai tunas lateral yang keberapa dari atas dapat dilihat pengaruh dominansi
apikal?
Jawab : Pada tunas lateral kedua dapat dilihat pengaruh dominansi apikalnya karena
pada daerah tersebut terjadi pembentukan sel dan perpanjangan sel serta pembesaran
sel. Adanya hormone auksin dapat menghambat pertumbuhan tunas lateral.
J. Kesimpulan
Pada tanaman A tidak mengalami pertumbuhan tunas lateral karena pucuk apikal
yang tidak dipotong akan mendominasi pertumbuhan dari tunas apikal tersebut dan
pertambahan panjang lebih cepat dari tanaman B dan C. Pada tanaman A mengalami
pertumbuhan tunas lateral lebih banyak . Pada tanaman C hanya sedikit tumbuh tunas
lateral dan pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat.
Semakin banyak auksin yang terakumulasi pada bagian apikal akan
memaksimalkan pertumbuhan pada bagian apical (dominansi apikal)

K. Daftar pustaka

Chambell.2000.Biologi.Erlangga:Jakarta.
Dahlia.2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.

Hopkins, William G. 2008. Introduction to Plant Physiology 4th ed .United States of


America: John Willey and Sons Inc

Paponov I, et al. (2008). Comprehensive transcriptome analysis of auxin responses in


Arabidopsis. Mol Plant. doi: 10.1093/mp/ssm021

Anda mungkin juga menyukai