LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Fisiologi Tumbuhan
yang dibina oleh ibu Dahlia
Oleh:
Kelompok 5/ Offering A
Selain itu pertumbuhan pada tanaman juga tidak terlepas dari jaringan- jaringan
yang ada pada tumbuhan diantaranya adalah jaringan meristem yaitu jaringan yang
terdapat pada tumbuhan dan terus menerus melakukan pembelahan, pada jaringan
meristem ini terdapat meristem apikal dan meristem lateral, meristem apikal merupakan
jaringan yang terdapat pada ujung tanaman, sedangkan meristem lateral terdapat pada
cabang tanaman, selain itu juga terdapat meristem interkalar. Tunas apikal adalah tunas
yang tumbuh di pucuk (puncak) batang.
Alat
a) Cetok
b) Gunting
c) Cawan petri
d) Mortar dan pistil
Bahan
a) 3 tanaman cabe 20 cm
b) 3 tanaman terong 20 cm
c) 3 tanaman tomat 20 cm
d) Etanol
e) AIA (asam indol asetat)
f) Lanolin
E. Cara kerja
Tanggal Pucuk apikal yang Pucuk apikal dipotong Pucuk apikal dipotong
tidak dipotong (A) (B) dan ditempel lanolin
(C)
G. Analsis data
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 minggu dengan masing-
masing dua hari dalam seminggu, didapatkan data yang cukup signifikan. Dalam
pengamatan ini, untuk keempat hari pada tunas apikal yang tidak mengalami pemotongan
(tanaman A) tidak mengalami pertumbuhan tunas lateral sama sekali. Hari pengamatan
pertama yaitu tanggal 16 september 2013, pada tanaman A yang tunas apikalnya tidak
dipotong tidak mengalami pertumbuhan tunas lateral untuk semua ulangan namun
mengalami pertambahan panjang pada tunas apikalnya yang berturut turut selama 3
minggu pada tanaman tomat yaitu 7,8 cm, 8 9 cm, 10 cm, 10,6 cm, 13 cm, 16 cm dan 19
cm. Pada tanaman cabe 10 cm, 11 cm, 11,7 cm, 12 cm, 12,9 cm, 13 cm, 14 cm dan 15
cm. sedangkan pada tanaman terong yaitu 22,5 cm , 23 cm, 23,6 cm, 24 cm, 24,8 cm, 25
cm, 25,5 cm dan 26 cm.
Pada tumbuhan yang tunas apikalnya dipotong (tanaman B) mengalami
pertumbuhan tunas lateral sebanyak 2 - 3 untuk semua ulangan. Dan mengalami
pertambahan panjang yang berturut turut selama 3 minggu setiap dua hari sekali pada
tanaman tomat 10 cm,10,3 cm, 10,7 cm, 11 cm, 11,5 cm, 11,7 cm , 12 cm, dan 14 cm.
Pada tanaman cabe yaitu 10 cm, 10,5 cm, 11 cm, 11,8 cm, 12,2 cm, 13 cm, 14,5 cm dan
14. Pada tanaman terong yaitu 22 cm, 22,5 cm, 22,9 cm, 23,5 cm, 24 cm, 24,3 cm, 25
cm, dan 25,5 cm.
Sedangkan pada tumbuhan yang tunas apikalnya dipotong serta diberi lanolin (
tanaman C) juga mengalami pertumbuhan tunas lateral sebanyak 1 - 2 untuk semua
ulangan Dan mengalami pertambahan panjang yang berturut turut selama 3 minggu
setiap dua hari sekali pada tanaman tomat 8 cm, 8,5 cm, 9 cm, 10 cm, 11,5 cm, 14,3 cm,
16,5 cm, dan 17 cm. Pada tanaman cabe yaitu 12,8 cm, 13 cm, 13,3 cm, 13,7 cm, 14 cm ,
14,5 cm, 14,9 cm dan 15,1 cm. Pada tanaman terung yaitu 21 cm, 21,5 cm, 22 cm, 23
cm, 23,6 cm, 23,8 cm, 24 cm dan 24,3.
H. Pembahasan
Pada percobaan telah digunakan tiga perlakuan yang berbeda yaitu pada ujung
tunas tanaman A dibiarkan seperti biasa (perlakuan I), ujung tunas tanaman B dipotong
(perlakuan II), ujung tunas tanaman C dipotong dan kemudian diberi pasta campuran
lanolin dan IAA (perlakuan III). Untuk perlakuan I hasil pengamatan yang menunjukkan
pertumbuhan tunas lateral adalah tetap 0 selama 3 minggu pengamatan. Dan mengalami
pertambahan panjang pada tunas apikalnya berdasarkan analisis data hal ini menunjukkan
dominansi apikal karena pada tanaman A yang masih memiliki ujung tunas apikal lebih
mendominansi pertumbuhan tunas apikal dibandingkan tunas lateral. Jadi untuk
perlakuan I telah sesuai dengan teori.
Pada perlakuan II hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral mulai
tumbuh setelah dilakukan pemotongan terhadap tunas lateral, dan selama tiga minggu
pengamatan terdapat 2 3 tunas lateral yang tumbuh. Hal ini membuktikan bahwa auksin
pada ketiak daun dibawahnya yang akan menginisiasi pembentukan tunas lateral pada
ketiak daun (Hopkins, 2008). terhambat atau terjadi dormansi tunas lateral. Inisiasi
pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah
dibandingkan konsentrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang batang. Pada
perlakuan II, dimana ujung tunas daun dipotong akan menghilangkan floem yang terdapat
pada tunas apikal, sehingga auksin akan terakumulasi pada ketiak daun. Dan tanaman
mengalami pertambahan panjang namun tidak secepat pada perlakuan I hal ini terjadi
karena terpotongnya tunas apikal pada tanaman tersebut. Jadi percobaan yang dilakukan
pada perlakuan kedua ini sesuai dengan teori.
Pada perlakuan III hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral yang
dapat tumbuh lebih sedikit bila dibandingkan dengan perlakuan II yaitu hanya 1-2 saja
tunas lateral yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa dominansi apikal telah kembali
berfungsi. Pada perlakuan III tanaman C dipotong bagian ujungnya dan diberi dengan
pasta lanolin yang telah dicampur dengan larutan IAA. Adanya larutan IAA ini berperan
dalam pengembalian keadaan dominansi apikal. IAA yang dioleskan pada bagian ujung
terpotong ini akan menambah kadar auksin di bagian apikal, sehingga terjadi dominansi
apikal lagi namun tingkatannya lebih rendah bila dibanding dengan yang tidak dipotong
ujung tunas apikalnya. Jadi perlakuan III ini telah sesuai dengan teori.
I. Diskusi
K. Daftar pustaka
Chambell.2000.Biologi.Erlangga:Jakarta.
Dahlia.2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.