Anda di halaman 1dari 4

E.

Hasil Pengamatan

1. Tabel Plasmolisis

Larutan Bahan Konsentrasi Keadaan


Gula a. Rhoeo discolor 10 % 50 % sel mengalami plasmolisis
25% 70 % sel mengalami plasmolisis
b. Bawang merah 10% 50 % sel mengalami plasmolisis
25% 65 % sel mengalami plasmolisis
Garam a. Rhoeo discolor 10 % 60 % sel mengalami plasmolisis
25% 90 % sel mengalami plasmolisis
b. Bawang merah 10% 60 % sel mengalami plasmolisis
25% 80 % sel mengalami plasmolisis

2. Tabel Potensial Air dalam Jaringan


Panjang Silinder (cm) Berat (gr)
No. Bahan 10 % 25 % 10 % 25 %
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. Wortel
a. Garam 2 1,8 2 1,9 1,1 1 1,1 1,2
b. Gula 2 2 2 2 1,1 1,3 1,1 1,1
2. Talas
a. Garam 2 2 2 1,9 1,3 1,3 1,3 1,2
b. Gula 2 2,1 2 2 1,3 1,4 1,5 1,4
3. Ubi jalar
a. Garam 2 1,7 2 1,8 1,4 1,3 1,5 1,4
b. Gula 2 2 2 2 1,5 1,6 1,5 1,6
4. Ubi ungu
a. Garam 2 1,9 2 1,9 1,1 1,4 1,1 1,2
b. Gula 2 2 2 2 1,1 1,3 1,1 1,2
5. Kentang
a. Garam 2 1,6 2 1,9 1,3 1 1,4 1,1
b. Gula 2 2 2 2 1,4 1,4 1,4 1,2
6. Singkong
a. Garam 2 1,9 2 2 1,2 1,2 1,3 1,2
b. Gula 2 2,1 2 2 1,2 1,3 1,2 1,3
F. Analisis Data

VERSI 1
Pada praktikun pertama ini bahan yang digunakan adalah Rhoeo discolor dan bawang merah
yang sebelumnya telah diamati jumlah sel-selnya menggunakan mikroskop. Setelah itu direndam
selama 30 menit dalam 2 macam larutan yaitu gula dan garam yang masing-masing menggunakan 2
macam konsentrasi yakni 10 % dan 25%. Berdasarkan data tabel potensial osmotik dalam jaringan
hasil penelitian yang telah diperoleh melalui praktikum ini, maka data tersebut dapat dianalisa sebagai
berikut.

Setelah direndam pada larutan gula dengan konsentrasi 10 %, kedua macam bahan mengalami
perubahan yang sama, yakni 50 % dari jumlah semula sel yang mengalami plasmolisis.
Sedangkan perendaman pada larutan gula dengan konsentrasi 25%, sel-sel yang mengalami
plasmolisis pada kedua bahan tersebut bertambah menjadi 70 % pada Rhoeo discolor dan 65 %
pada bawang merah.
Setelah direndam pada larutan garam dengan konsentrasi 10 %, kedua macam bahan
mengalami perubahan yang sama, yakni 60 % dari jumlah semula sel yang mengalami
plasmolisis. Sedangkan perendaman pada larutan garam dengan konsentrasi 25%, sel-sel yang
mengalami plasmolisis pada kedua bahan tersebut bertambah menjadi 90 % pada Rhoeo discolor
dan 80 % pada bawang merah.

Sedangkan pada praktikum yang kedua, bahan yang digunakan adalah wortel, talas, ubi jalar,
ubi ungu, kentang dan singkong. Keenam bahan tersebut akan diukur perubahan panjang dan beratnya
antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman pada 2 macam larutan, yakni larutan gula dan
garam yang masing-masing menggunakan 2 macam konsentrasi yakni 10 % dan 25%. Berdasarkan
data tabel potensial air dalam jaringan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui praktikum ini,
maka data tersebut dapat dianalisa sebagai berikut.

Setelah direndam pada konsentrasi larutan garam 10 %, potongan silindris masing-masing


bahan mengalami pengurangan panjang, yaitu wortel 0,2 cm ; ubi jalar 0,3cm ; ubi ungu dan
singkong mengalami penurunan yang sama yakni 0,1 cm dan kentang 0,4 cm. Hanya talas yang
panjangnya tetap. Pada pengukuran berat terdapat bahan yang mengalami penambahan dan
penurunan berat. Bahan yang mengalami penambahan yaitu ubi ungu sebesar 0,3 gr, dan yang
mengalami penurunan adalah wortel ; ubi jalar dan kentang berturut-turut sebesar 0,1 gr ; 0,1 gr
dan 0,2 gr. Sedangkan talas dan singkong tidak mengalami perubahan berat.
Setelah direndam pada konsentrasi larutan garam 25 %, potongan silindris masing-masing
bahan mengalami pengurangan panjang, yaitu wortel; talas; ubi ungu dan kentang mengalami
penurunan yang sama yakni sebesar 0,1 cm, sedangkan ubi jalar mengalami penurunan sebesar
0,2 cm. Hanya singkong yang panjangnya tetap. Pada pengukuran berat terdapat bahan yang
mengalami penambahan dan penurunan berat. Bahan yang mengalami penambahan yaitu wortel
dan ubi ungu sama-sama sebesar 0,1 gr, dan yang mengalami penurunan adalah talas; ubi jalar;
kentang dan singkong berturut-turut sebesar 0,1 gr ; 0,1 ; gr ; 0,3 gr dan 0,1 gr.
Setelah direndam pada konsentrasi larutan gula 10 %, potongan silindris bahan talas dan
singkong mengalami penambahan panjang yang sama yakni sebesar 0,1 cm, sedangkan wortel;
ubi jalar; ubi ungu dan kentang panjangnya tetap. Pada pengukuran berat masing-masing bahan
yang mengalami penambahan berat, yaitu wortel sebesar 0.2 gr, sedangkan talas ; ubi jalar ; ubi
ungu dan singkong mengalami penambahan yang sama yakni sebesar 0,1 gr. Hanya bahan
singkong yang tidak mengalami perubahan berat.
Setelah direndam pada konsentrasi larutan gula 25 %, potongan silindris masing-masing
bahan tidak mengalami perubahan panjang, yaitu tetap 2 cm. Pada pengukuran berat terdapat
bahan yang mengalami penambahan dan penurunan berat. Bahan yang mengalami penambahan
yaitu ubi jalar ; ubi ungu dan singkong yakni sama-sama sebesar 0,1 gr, dan yang mengalami
penurunan adalah talas dan kentang berturut-turut sebesar 0,1 gr dan 0,2 gr. Sedangkan wortel
tidak mengalami perubahan berat.

VERSI 2
Sebelum menentukan nilai PO (potensi osmotik), terlebih dahulu menentukan molaritas
larutan gula dan kemudian dicocokkan dengan tabel potensi osmotik yang ada. Yaitu dengan
menggunakan rumus :

% 1000
M = x
100

10 1000
= 342
x 100

= 0,29 M PO = -7,8

% 1000
M = x
100

25 1000
= x
342 100

= 0,73 M PO = (Dalam tabel tidak ada)

Setelah direndam pada larutan gula dengan konsentrasi 10 %, kedua macam bahan mengalami
perubahan yang sama, yakni 50 % dari jumlah semula sel yang mengalami plasmolisis. Sedangkan
perendaman pada larutan gula dengan konsentrasi 25%, sel-sel yang mengalami plasmolisis pada
kedua bahan tersebut bertambah menjadi 70 % pada Rhoeo discolor dan 65 % pada bawang merah.

Setelah direndam pada larutan garam dengan konsentrasi 10 %, kedua macam bahan
mengalami perubahan yang sama, yakni 60 % dari jumlah semula sel yang mengalami plasmolisis.
Sedangkan perendaman pada larutan garam dengan konsentrasi 25%, sel-sel yang mengalami
plasmolisis pada kedua bahan tersebut bertambah menjadi 90 % pada Rhoeo discolor dan 80 % pada
bawang merah.
Hubungan antara Molaritas dengan Sel yang Mengalami Plasmolisis

100%
Rhoeo discolor yang
90%
direndam dengan larutan
80% gula
70% Bawang merah yang
60% direndam dengan larutan
50% gula
40% Rhoeo discolor yang
30% direndam dengan larutan
garam
20%
10% Bawang merah yang
direndam dengan larutan
0%
garam
0 0.2 0.4 0.6 0.8

Keterangan : Sumbu Y = menunjukkan jumlah sel yang mengalami plasmolisis


Sumbu X = menunjukkan besar molaritas larutan

Silinder kentang yang direndam pada larutan gula tidak mengalami perubahan panjang pada
konsentrasi 10% dan 25%, namun pada konsentrasi 25% terjadi perubahan berat dari 1,4 gr menjadi
1,2 gr.

Sel-sel Rhoeo discolor dan Bawang mengalami plasmolisis 50%, sesudah direndam dengan
larutan gula 10%.

Anda mungkin juga menyukai