Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP


PROFESIONALITAS GURU
DI SMAN 2 BATU

Oleh:
Kelompok 2
1. Melania Primasta
2. Muasshomah W.N
3. Putri Rama Malini

PENDAHULUA
N

Latar Belakang
Masih terdapat guru yang kesarjanaannya diperoleh pada
bidang keilmuan yang kurang relevan dengan bidang studi
yang diajarkan.

Data statistik HDI terdapat 60%


guru SD, 40% SLTP, SMA 43%,
SMK 34% dianggap belum layak
untuk mengajar di jenjang
masing-masing. Selain itu,
17,2% guru atau setara dengan
69.477 guru mengajar bukan
bidang studinya.

Hal lain yang juga turut


menentukan profesionalisme
guru adalah pengalaman
mengajarnya. Secara umum,
pengalaman guru yang ada
selama ini masih kurang

Hasil wawancara dengan


salah satu guru di SMAN 2
Batu sertifikasi guru dinilai
kurang mampu meningkatkan
profesionalitame guru. Hal ini
mencerminkan kurangnya
rasa tanggung jawab yang
dimiliki oleh para guru dan
juga menunjukkan kurangnya
profesionalitas guru..

Permasalahan lain yang dihadapi


Indonesia adalah terkait dengan
kualitas guru yang bersertifikasi,
sertifikasi guru bukan jaminan
baiknya kualitas seorang guru,
masih banyak guru yang bekerja
dengan seenaknya meskipun sudah
bersertifikasi.

Menurut hasil wawancara hal tersebut disebabkan karena masih ada


sebagian guru yang kesulitan merancang perencanaan pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan inovatif, masih ada guru yang kesulitan
mengelola kelas, monoton dalam penggunaan metode, sumber belajar
dan media pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan


sebelumnya maka perlu diadakan penelitian
dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
dan Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalitas
Guru di SMAN 2 Batu

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan terhadap profesionalitas


guru di SMAN 2 Batu?

Bagaimana pengaruh pengalaman mengajar terhadap profesionalitas guru


di SMAN 2 Batu?

Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan dan pengaruh


pengalaman mengajar terhadap profesionalitas guru di SMAN 2 Batu?

Manfaat Penelitian

Dapat melakukan penelitian lebih lanjut


terhadap faktor yang ada di luar selain
latar belakang pendidikan guru dan
pengalaman mengajar yang dapat
mempengaruhi profesionalisme guru

Definisi Operasional
Profesionalisme
Guru

Profesionalisme guru adalah kemampuan penguasaan seorang guru


terhadap bidang studi yang diajarkan, tingkat pemahamannya terhadap
peserta didik, kemampuan penguasaan pembelajaran yang mendidik, dan
kemampuan mengembangkan kepribadian serta keprofesionalan.

Latar Belakang
Pendidikan

Latar Belakang Pendidikan dalam penelitian ini adalah kesesuaian


antara kualifikasi pendidikan yang dimiliki guru dengan bidang
studi yang diajarkan di SMAN 2 Batu

Pengalaman
Mengajar

Pengalaman mengajar adalah apa yang sudah dialami dalam


mengajar, berkenaan dengan kurun waktu.

Keterbatasan Penelitian

KAJIAN
PUSTAKA

Profesionalitas Guru
Profesional

mempunyai makna ahli (expert), tanggung jawab


(responsibility), baik tanggung jawab intelektual maupun tanggung
ja wab moral dan memiliki kesejawatan.

Profesionalisme

itu sendiri adalah komitmen para angora suatu profesi


untuk meningkatkan dan mengembangan kemampuan profesionalannya
dalam rangka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

Profesionalitas

adalah sikap seseorang terhadap profesinya serta


derajat pengetahuan dan keahliannya dalam rangka melakukan
pekerjaannya.

Profesionalisasi

adalah serangkaian proses peningkatan kualifikasi


maupun kemampuan melalui pendidikan maupun pelatihan yang
dilakukan seseorang guna mencapai kriteria yang standar suatu profesi.

Profesionalitas Guru
Trianto (2006: 45), untuk menjadi profesional, seorang guru dan dosen dituntut memiliki lima kemampuan (skill) yaitu:

Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan minimal dan sertifikasi keahlian haruslah


dipandang perlu sebagai prasarat untuk menjadi guru profesional.

Semakin tinggi latar belakang pendidikan yang dimiliki seseorang guru


maka diharapkan akan semakin tinggi pula tingkat profesionalismenya, karena
banyak pengetahuan yang akan diperoleh seseorang melalui jenjang
pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh maka
akan semakin banyak pengetahuan yang akan diperoleh

Dari berbagai macam pengetahuan yang didapatkan diharapkan seorang


guru dapat meningkatkan kompetensi agar mencapai tingkatan guru yang
profesional.

Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar guru merupakan salah satu faktor dalam mendukung


pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Pengalaman mengajar yang dimiliki oleh seorang guru menjadi penentu


pencapaian hasil belajar yang akan diraih oleh siswa. Pengalaman mengajar
yang cukup, dalam arti waktu yang telah dilalui oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya akan mendukung pencapaian hasil belajar sebagai
tujuan yang akan diraih di sekolah.

Pengalaman mengajar merupakan hal penting yang menjadi perhatian dalam


menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru yang mempunyai pengalaman
mengajar yang memadai, secara positif akan menentukan keberhasilan proses
pembelajaran, sebaliknya guru yang mempunyai pengalaman mengajar yang
kurang memadai akan menghambat proses pembelajaran.

Guru profesional dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas, yaitu dapat


dicapai dengan menciptakan iklim pembelajaran yang 5 menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis (Martinis Yamin, 2009 : 20).

METODE
PENELITIAN

Desain penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ex-post facto
karena penelitian ini mengungkapkan
gejala-gejala yang telah ada saat
penelitian ini dilakukan tanpa
diberikan perlakuan tertentu
(treatment).

Analisis dalam penelitian ini


menggunakan analisis regresi
linier berganda menggunakan
program statistic SPSS

Metode pengumpulan data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner (tentang latar belakang
pendidikan guru, pengalaman mengajar, serta
profesionalisme guru)

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel


pengaruh atau bebas X (Independent) dan variabel
terpengaruh atau terikat Y (dependent)
1. Variabel Bebas: Latar Belakang Pendidikan (X1),
dan Pengalaman Mengajar (X2)
2. Variabel Terikat : Profesionalitas Guru SMA (Y)

Tabel 3.1 variabel bebas dan variabel


terikat
Variabel
Variabel bebas

Indikator

Skala
Variabel

Jenjang pendidikan

Ordinal

Spesifikasi jurusan yang


diambil di perguruan
tinggi

Nominal

Sub Variabel
Latar belakang pendidikan

Pengalaman mengajar
Variabel terikat

Profesionalitas Guru

Bidang studi yang


diajarkan di SMA
Kurun waktu/ Masa
kerja

Nominal
Ordinal

Penguasaan Bidang Studi

Ordinal

Pemahaman Tentang
Peserta Didik

Ordinal

Penguasaan
Pembelajaran yang
Mendidik
Pengembangan
Kepribadian dan
Keprofesionalan

Ordinal

Ordinal

Lokasi dan Waktu penelitian


dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Batu yang terletak di Jalan Bhayangkara 14, Kecamatan Junrejo, Batu yakni pada Hari Jumat, tanggal 18 November

Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi
subyek penelitian. Subjek dari penelitian ini
adalah seluruh guru SMA di Kota Malang. Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi yang
dijadikan subjek dalam penelitian dan mampu
mewakili populasi. Sampel dari penelitian ini adalah
10 guru di SMA 2 Batu.

Instrumen Penelitian

Instrumen berbentuk angket

Berikut ini akan diuraikan kisi-kisi instrumen penelitian, yakni:

1. Latar belakang pendidikan

Latar Belakang Pendidikan


S1 kependidikan sesuai bidang studi / S2
S1 Non kependidikan sesuai bidang studi
S1 kependidikan tidak sesuai dengan bidang studi
D3/D2/D1/S1 Non Kependidikan tidak sesuai bidang studi

Skor
4
3
2
1

Instrumen Penelitian
2. Pengalaman mengajar

Pengalaman Mengajar

Skor

a. > 15 tahun

b. 10 s/d 14 tahun

c. 5 s/d 9 tahun

d. < 4 tahun

3. Profesionalitas guru
Item Positif

Item Negatif

Jawaban
SL (Selalu)

Skor

Skor

Jawaban
SL (Selalu)

SR (Sering)

SR (Sering)

KK (Kadangkadang)

KK (Kadangkadang)

TP
(Tidak
pernah)

TP
(Tidak
pernah)

Prosedur Penelitian

Analisis Data
1. Deskriptif Data

Data yang diperoleh dideskripsikan dengan mentabulasikan menurut


masing-masing variabel, dengan bantuan program komputer SPSS akan
diperoleh Skor tertinggi (STg), Skor Terendah (STr), Mean (Me), Simpangan
baku (s) Modus (Mo), dan Median (Md).

2. Uji Prasyarat Data

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis
regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus
berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2012).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai


hubungan linier atau tidak

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui atau menguji apakah


ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau interkorelasi antara variabel
bebas..

Analisis Data
3. Uji Hipotesa
Pengujian Hipotesis Pertama dan Kedua

Ha1: Latar belakang pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru di SMAN 2 Batu

Ha2: Pengalaman mengajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru di SMAN 2 Batu

Kaidah penarikan kesimpulan; jika F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Jika F hitung lebih kecil
dari F tabel maka Ha ditolak (Sambas Ali & Maman Abdurrahman, 2009).

Pengujian hipotesis Ketiga


Hipotesis yang akan diuji berbunyi:

Ha: Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar berpengaruh terhadap profesionalisme guru di SMAN
2 Batu

H0: Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru
di SMAN 2 Batu

Kaidah penarikan kesimpulan; jika F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Jika F hitung lebih kecil
dari F tabel maka Ha ditolak (Sambas Ali & Maman Abdurrahman, 2009).

HASIL PENELITIAN
DAN
ANALISIS DATA

Analisis Deskriptif Kualitatif


1. Variabel Profesionalitas Guru

Variabel Profesionalisme Guru diukur menggunakan angket berisi


30 butir pertanyaan dengan empat alternatif jawaban. Berdasarkan
data yang diperoleh dari angket yang dibagikan kepada 10
responden menunjukkan bahwa Profesionalisme Guru (Y) diperoleh
skor tertinggi sebesar 112 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
sebesar (4 x 30) = 120 dan skor terendah sebesar 87 dari skor
terendah yang mungkin dicapai (1 x 30) = 30. Dari skor tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan bantuan komputer
program SPSS Statistics diperoleh nilai Mean sebesar 98,4000;
Median sebesar 97,5000; Mode sebesar 97,00; dan Standar Deviasi
sebesar 8,04432.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalitas Guru

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

87

10.0

10.0

10.0

88

10.0

10.0

20.0

93

10.0

10.0

30.0

97

20.0

20.0

50.0

98

10.0

10.0

60.0

100

10.0

10.0

70.0

104

10.0

10.0

80.0

108

10.0

10.0

90.0

112

10.0

10.0

100.0

Total

10

100.0

100.0

Analisis Deskriptif Kualitatif


2. Variabel Latar Belakang Pendidikan
Variabel Latar Belakang Pendidikan diukur menggunakan angket yang
dibagikan kepada 10 responden, dari analisis data didapatkan hasil nilai
Mean sebesar 2,7000; Median sebesar 3,0000; Mode sebesar 3,00; dan
Standar Deviasi sebesar 1,05935.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan

Frequency

Percent

Valid
Percent

Cumulative
Percent

1 ( D3/D2/D1/S1 Non Kependidikan tidak sesuai bidang studi)

20.0

20.0

20.0

2 ( S1 kependidikan tidak sesuai dengan bidang studi)

10.0

10.0

30.0

3 ( S1 Non kependidikan sesuai bidang studi)

50.0

50.0

80.0

4 (S1 kependidikan sesuai bidang studi / S2)

20.0

20.0

100.0

10

100.0

100.0

Valid

Total

Analisis Deskriptif Kualitatif


3. Variabel Pengalaman Mengajar
Variabel ini diukur menggunakan angket yang dibagikan kepada 10
responden, dari analisis data didapatkan hasil nilai Mean sebesar 3,2000;
Median sebesar 3,5000; Mode sebesar 4,00; dan Standar Deviasi sebesar
0,91894.

Uji Persyaratan Analisis


Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum
melakukan analisis regresi linier berganda. Prasyarat
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
yang dilakukan menggunakan program SPSS
statistics.

Uji Persyaratan Analisis


A. Uji Normalitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Latar Belakang
Pendidikan

Pengalaman
Mengajar

Profesionalitas
Guru

10

10

10

Mean

2.7000

3.2000

98.4000

Std. Deviation

1.05935

.91894

8.04432

Absolute

.311

.308

.131

Positive

.189

.204

.121

Negative

-.311

-.308

-.131

Kolmogorov-Smirnov Z

.985

.974

.414

Asymp. Sig. (2-tailed)

.286

.299

.995

Normal Parameters

Most Extreme
Differences

a. Test distribution is Normal.

Uji Persyaratan Analisis


A. Uji Normalitas
Berdasarkan tabel tersebut, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
semua variabel penelitian yakni latar belakang pendidikan (0,286);
pengalaman mengajar (0,299) dan profesionalitas guru (0,995)
mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (sig>0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga data penelitian berdistribusi
normal.

Uji Persyaratan Analisis


B. Uji Linearitas
Variabel

Signifikansi

Keterangan

Latar Belakang
Pendidikan

0,587

Linier

Pengalaman Mengajar

0, 492

Linier

hasil uji linieritas menunjukkan bahwa semua memiliki nilai


signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (P>0,05), hal ini
menunjukkan bahwa semua variabel penelitian adalah linier.

Uji Persyaratan Analisis


C. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya


interkorelasi yang tinggi antar variabel bebas.

kriteria pengujiannya adalah jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF > 10, maka terjadi
multikolinieritas.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas antar variabel dengan


menggunakan program SPSS statistics, menunjukkan bahwa nilai VIF
1,081 < 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas, sehingga analisis regresi ganda dapat dilanjutkan.

Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis

pertama menyatakan bahwa latar belakang


pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profesionalitas guru di SMAN 2 Batu.

Berdasarkan

tabel tersebut diketahui bahwa hasil


analisis data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
0,133. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai F tabel
(5,32), sehingga dapat dikatakan bahwa latar
belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap
profesionalisme guru SMAN 2 Batu

Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis

kedua menyatakan bahwa pengalaman


mengajar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profesionalitas guru di SMAN 2 Batu.

Berdasarkan

tabel diketahui bahwa hasil analisis


data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 0,026.
Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Ftabel (5,32),
sehingga dapat dikatakan bahwa Pengalaman
Mengajar tidak berpengaruh terhadap
profesionalisme guru SMAN 2 Batu.

Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis

ketiga menyatakan bahwa latar belakang


pendidikan dan pengalaman mengajar secara simultan
berpengaruh terhadap profesionalitas guru di SMAN 2 Batu.

Berdasarkan

tabel tersebut diketahui bahwa hasil analisis data


menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 0,092. Nilai tersebut
lebih kecil dari nilai Ftabel (4,74), artinya variabel
independen tidak secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
terhadap variabel dependen sehingga dapat dikatakan bahwa
latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar tidak
secara simultan berpengaruh terhadap profesionalitas guru di
SMAN 2 Batu.

PEMBAHASAN

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap Profesionalitas Guru

Fhitung

sebesar (0,133) < Ftabel (5,32), maka hipotesis H0 diterima dan


hipotesis Ha ditolak, artinya secara parsial variabel latar belakang
pendidikan (X1) tidak berpengaruh terhadap variabel profesionalitas
guru (Y).

Hal

ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan


pernyataan Ahmad Barizi (2009) yang menyatakan bahwa seorang
guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari jenjang
pendidikan, dan penguasaan guru terhadap materi bahan ajar.

Penelitian

ini bertolak belakang dengan penelitian Ahmad Gazali


(2012) bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profesionalisme guru

Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap Profesionalitas Guru

Fhitung

sebesar (0,026) < Ftabel (5,32), maka hipotesis H0 diterima dan


hipotesis Ha ditolak, artinya secara parsial variabel pengalaman
mengajar (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel profesionalitas
guru (Y)

Hasil

penelitian tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Syaiful


Bahri Djamarah (2006: 112) yang menyebutkan bahwa dalam
menekuni bidang tugasnya, pengalaman guru selalu bertambah,
semakin bertambah masa kerjanya diharapkan guru semakin
banyak pengalamannya, tingkat kesulitan yang ditemukan guru
dalam pembelajaran semakin hari semakin berkurang pada aspek
tertentu seiring dengan bertambahnya pengalaman sebagai guru

Pengaruh Latar Belaakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar terhadap


Profesionalitas Guru
Hasil

tinjauan untuk pengaruh latar belakang pendidikan


dan pengalaman mengajar secara bersama-sama terhadap
profesionalisme guru, menunjukkan bahwa variabel Latar
Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Profesionalisme Guru, hal tersebut dibuktikan dengan nilai
Fhitung < Ftabel (0,26 < 4,74). Hal tersebut tidak sesuai dengan
pendapat Ahmad Barizi (2009: 142) bahwa Latar belakang
pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang
mempengaruhi profesionalisme seorang guru di bidang
pendidikan dan pengajaran.

KESIMPULAN

Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap


profesionalitas guru di SMAN 2 Batu ditunjukkan dengan
nilai Fhitung < Ftabel (0,133 < 5,32).

Pengalaman mengajar tidak berpengaruh terhadap


profesionalitas guru di SMAN 2 Batu ditunjukkan dengan
nilai Fhitung < Ftabel (0,026 < 5,32).

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar


tidak secara simultan/ bersama-sama berpengaruh
terhadap terhadap profesionalitas guru di SMAN 2 Batu
ditunjukkan dengan nilai Fhitung < Ftabel (0,092 < 4,74).

Anda mungkin juga menyukai