Anda di halaman 1dari 12

ABSTRACT

TEACHER DIFFICULTY IN CARRYING OUT THE JUDGMENTS LEARNING


OUTCOMES CITIZENSHIP EDUCATION

(Novita Widiyaningrum, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

Abstact: The aim of this research was to analyze and explain the difficulty of teacher in
carrying out the judgment learning outcome citizenship education in SMP Negeri 2
Gadingrejo. The method which was used in this research was descriptive, with the subject of
research was citizenship education teachers. Data collecting techniques were using interview,
observation and documentation while the data analysis are using credibility test and triangulation.

The result of this research showed it was quite difficult for teachers in carrying out the
judgments of study result of the citizenship education namely difficulty in arranging
taxonomy level of Bloom, conduct validity and reliability question and determining final
score with PAN and PAN. The difficulty was because lack of understanding and the
capability of teachers in carrying out the judgments learning outcomes citizenship education.

Keywords: difficulty, citizenship education, learning outcomes assessment.


ABSTRAK

KESULITAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN HASIL BELAJAR


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Novita Widiyaningrum, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan kesulitan yang dialami guru
dalam melaksanakan penilaian hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2
Gadingrejo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif, dengan subjek
penelitian guru Pendidikan Kewarganegaraan. Teknik pengumpulan data menggunakan
pedoman angket, wawancara, observasi dan dokumentasi sedangkan analisis data
menggunakan uji kredibilitas dengan perpanjangan waktu dan triangulasi

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar pendidikan kewarganegaraan yaitu, kesulitan dalam menyusun jenjang taksonomi
bloom, melakukan validitas dan reliabilitas soal dan menetukan nilai akhir dengan PAP dan
PAN. Kesulitan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar pendidikan kewarganegaraan.

Kata kunci: kesulitan, pendidikan kewarganegaraan, penilaian hasil belajar.


Pendahuluan

Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan wahana dalam pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
upaya meningkatkan kualitas sumber daya dan menilai hasil pembelajaran.
manusia. Melalui pendidikan diharapkan
dapat menjadikan diri seseorang untuk Penilaian hasil belajar merupakan
memiliki kompetensi yang nantinya serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
mampu bersaing dengan kehidupan global menganalisis, dan menafsirkan data
demi tercapainya pembangunan bangsa. tentang proses dan hasil belajar peserta
Oleh karena itu, pendidikan memiliki didik yang dilakukan secara sistematis dan
posisi yang sangat penting dalam berkesinambungan, sehingga menjadi
mewujudkan hal tersebut dengan sistem informasi yang bermakna untuk menilai
yang relevan dengan pembangunan dan peserta didik maupun dalam mengambil
kualitas yang tinggi baik dari segi proses keputusan lainya. Pelaksanaan penilaian
dan hasilnya. Guru sebagai tenaga dilakukan dengan menggunakan tes dan
kependidikan merupakan salah satu faktor non tes. Penilaian hasil belajar penting
penentu keberhasilan tujuan pendidikan, dilakukan oleh seorang guru karena dapat
karena guru yang langsung bersinggungan menggambarkan keberhasilan proses
dengan peserta didik, untuk memberikan belajar. Melalui penilaian hasil belajar
bimbingan yang akan menghasilkan guru dapat mengetahui kemampuan
tamatan yang diharapkan. peserta didik baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok,
penilaian hasil belajar dapat memberikan
Guru merupakan sumber daya manusia informasi terhadap pembelajaran yang
yang menjadi perencana, pelaku dan dilakukan oleh guru apakah metode atau
penentu tercapainya tujuan pendidikan. strategi yang digunakan sudah baik atau
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang belum bukan hanya itu penilaian hasil
No.14 Pasal 1 tahun 2005 tentang guru dan belajar juga berguna untuk merencanakan
GRVHQ ³JXUX DGDODK SHQGLGLN SURIHVLRQDO program perbaikan (remedial), pengayaan
dengan tugas utama mendidik, mengajar, atau pelayanan konseling.
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, mengevaluasi peserta didik pada Sebagian guru berpendapat bahwa
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan melaksanakan penilaian hasil belajar
formal, pendidikan dasar, pendidikan dasar bukan hal yang sulit dilakukan, karena
GDQ SHQGLGLNDQ PHQHQJDK´ 'DODP SURVHV hanya merangkai kata tanya yang berisi
pembelajaran seorang guru mempunyai materi pelajaran sesuai dengan Standar
tugas , hal ini sejalan dengan Undang- Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
Undan Nomor 14 tahun 2005 tentang guru Standar Kompetensi lulusan yang ada.
dan dosen pasal 35 ayat (1) bahwa Dalam kenyataanya tidak semua guru
³PHQFDQJNXS NHJLDWDQ SRNRN \DLWX merasa mudah, cepat dan tepat dalam
merencanakan pembelajaran, menyusun soal ujian yang baik. Sering
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil dijumpai soal-soal ujian yang kurang baik
pembelajaran, membimbing dan melatih dan tidak memenuhi standar. Misalnya,
peserta didik serta melaksanakan tugas penggunaan tata bahasa yang kurang jelas,
WDPEDKDQ´ %HUGDVDUNDQ SHUDWXUDQ WHUVHEXW pilihan jawaban yang kurang sesuai, soal
yang menjadi tugas pokok seorang guru berikutnya bergantung jawaban pada soal
dalam pembelajaran adalah merencanakan bahkan ada soal yang dibuat mendahului
pembuatan kisi-kisinya. Kenyatan lain,
guru yang berpengalaman bahkan sudah Berdasarkan hasil wawancara yang penulis
mempunyai sertifikat pendidikan pun pada lakukan, diketahui bahwa : Guru mata
saat membuat soal masih banyak pelajaran pendidikan kewarganegaraan
ditemukan kesalahan. Masih ditemukan mengalami kesulitan dalam menyusun
soal-soal yang harus direvisi karena jenjang Taxonomy Bloom dalam membuat
beragam alasan seperti gambar pendukung soal, melakukan validitas dan reliabititas
soal dipersepsikan berbeda oleh pembaca soal serta menentukan nilai akhir
soal, pilihan jawaban yang menunjuk ke menggunakan Penilaian Acuan Patokan
kunci jawaban, serta pokok soal yang (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN).
kurang jelas.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
Dalam menyusun sebuah tes, seorang guru tertarik dengan masalah ini. Karena hal ini
perlu melakukan langkah langkah berikut merupakan masalah yang harus diketahui
ini: 1) membuat kisi-kisi soal, 2) menata oleh guru sebagai pendidik agar dapat
soal 3) menyusun jenjang Taxonomy dijadikan pegangan bagi diri mereka dalam
Bloom yaitu kognitif, afektif dan melaksanakan tugasnya sebagai seorang
psikomotorik, 4) melakukan Validitas dan guru. Maka penulis tertarik untuk
Reliabilitas soal, 5) mengguanakan bahan melakukan penelitian tentang Kesulitan
dalam soal, 6) mengelola nilai baik Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Hasil
menggunakan PAN (Penilaian Acuan Belajar pendidikan kewarganegaraan di
Norma) dan PAP (Penilaian Acuan SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun
Patokan) , dan 7) menentukan nilai akhir. Kabupaten Pringsewu.

informasi atau data yang digunakan untuk


Tinjauan Pustaka membuat keputusan tentang pembelajaran.
Pembelajaran yang dimaksud mencakup
Pengertian Penilaian siswa, kurikulum, program, dan kebijakan.
Proses penilaian meliputi pengumpulan
Penilaian dapat diartikan sebagai proses
bukti-bukti tentang pencapaian belajar
membandingkan hasil pengukuran dengan
peserta didik. Bukti ini tidak selalu
patokan atau kriteria tertentu dalam rangka
diperoleh melaui tes saja, tetapi juga bisa
memperoleh gambaran kualitas aspek
dikumpulkan melalui pengamatan atau
kepribadian yang diukur. Penilaian
dilakukan tidak hanya untuk menilai hasil laporan diri´
belajar siswa Jadi dapat disimpulkan bahwa, Penilaian
adalah serangkaian kegiatan yang
melainkan juga menilai proses belajar
dilakukan oleh guru mengumpulkan
siswa.
informasi terhadap hasil belajar peserta
Menurut Arikunto (2009: 3) : ´penilaian didik sebagai gambaran terhadap aktifitas
adalah mengambil suatu keputusan pembelajaran yang digunakan sebagi upan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik balik bagi proses belajar mengajagar
buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Untuk selanjutnya.
dapat melakukan penilaian perlu
melakukan pengukuran terlebih dahulu, Tujuan Penilaian
sedangkan pengukuran tidak akan Penilaian yang dilaksanakan oleh guru
mempunyai makna yang berarti tanpa tentu saja dilakukan untuk mengetahui
dilakukan penilaian´. perkembangan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran yang
Menurut Rasyid dan Mansur (2007:7) disampaikan. Selain itu penilaian juga
´penilaian adalah proses pengumpulan dilakukan oleh guru sebagai alat evaluasi
bagi guru mengenai metode maupun Sintesis (synthesis) dan (6) penilaian
strategi pembelajaran yang mereka (evaluation).
lakukan. Menurut (Koyan, 2011: 12)
tujuan utama untuk melakukan asesmen
atau evaluasi dalam proses pembelajaran 2. Ranah Afektif
adalah untuk memperoleh informasi yang
akurat mengenai tingkat pencapaian proses Menurut David R. Krathwohl dalam
pembelajaran. Sudijono (2006: 49), ranah afektif
adalah ranah yang berkaitan dengan
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar
disimpulkan bahwa, tujuan penilaian afektif akan tampak pada peserta didik
adalah memperoleh informasi mengenai dalam berbagai tingkah laku. Ranah
pencapaian proses pembelajaran untuk afektif ini oleh Krathwohl (Sudijono,
membantu siswa belajar, untuk mengetahui 2006) dan kawan-kawan ditaksonomi
keefektifan strategi yang digunakan guru menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
serta memberikan gambaran bagi sekolah jenjang yaitu: (1) receiving, (2)
tentang pencapaian hasil pembelajaran. responding, (3) valuing, (4)
organization, dan (5) characterization
by a value or value complex.
Ranah Penilaian

Dalam Sudijono (2006: 30) disebutkan 3. Ranah Psikomotor


bahwa salah satu prinsip dasar yang harus
senantiasa diperhatikan dan dipegangi Menurut Sudijono (2006: 57), ranah
dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah psikomotor adalah ranah yang
prinsip kebulatan, dengan prinsip mana berkaitan dengan keterampilan (skill)
evaluator dalam melaksanakan evaluasi atau kemampuan bertindak setelah
hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi seseorang menerima pengalaman
secara menyeluruh terhadap peserta didik belajar tertentu. Hasil belajar ranah
baik dari segi pemahamannya terhadap psikomotor dikemukakan oleh Simpson
materi atau bahan pelajaran yang telah dalam Sudijono (2006) yang
diberikan (aspek kognitif), maupun dari menyatakan bahwa hasil belajar
segi penghayatan (aspek afektif) dan psikomotor ini tampak dalam bentuk
pengalamannya (aspek psikomotor). keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu.
1. Aspek Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Teknik Penilaian
Bloom dalam Sudijono (2006: 47), segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak Penilaian hasil belajar peserta didik dapat
adalah termasuk dalam ranah kognitif. dilakukan dengn berbagai macam teknik
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam penilaian yang dapat dilakukan secara
jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang komplementer (saling melengkapi) sesuai
terendah sampai dengan jenjang yang dengan kompetendi yang dinilai. Menurut
paling tinggi. keenam jenjang dimaksud Permendiknas No.20 tahun 2007 tentang
adalah: (1) pengetahuan/hafalan/ingatan Standar Penilaian Pendidikan. Di dalam
(knowledge), (2) pemahaman Permendiknas tersebut dijelaskan
(comprehension), (3) penerapan mengenai teknik penilaian hasil belajar
(application), (4) Analisis (analysis), (5) yaitu:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
menggunakan berbagai teknik didik mulai dari pendidikan anak usia dini,
Penilaian berupa tes, observasi, pendidikan formal, pendidikan dasar dan
penugasan perseorangan atau menengah.
kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik Profesionalisme Guru
kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik. Berdasarkan Undang-Undang No. 14
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. ³NRPSHWHQVL DGDODK VHSHUDQJNDW
3. Teknik observasi atau pengamatan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku
dilakukan selama pembelajaran yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
berlangsung dan / atau di luar kegiatan diaktualisasikan oleh guru dalam
pembelajaran. PHODNVDQDNDQ WXJDV NHSURIHVLRQDODQ´
4. Teknik penugasan baik perseorangan Untuk menjadi guru yang profesinalisme,
maupun kelompok dapat berbentuk seorang guru harus mempunyai empat
tugas rumah dan / atau proyek. kompetensi utama yaitu, kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan
Pengertian Guru professional.
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam proses pembelajaran secara formal,
Kompetensi pedagogik yaitu suatu
guru merupakan salah satu komponen
kompetensi yang dapat mencerminkan
penting dalam pembelajaran. Guru adalah
kemampuan mengajar seorang dalam
seseorang yang berhadapan langsung
mengelola pembelajaran yang meliputi
dengan peserta didik dalam pembelajaran
memahami karakter peserta didik,
sehingga memberikan pengaruh langsung
dapat menjelaskan materi pelajaran
terhadap keberhasilan peserta didik dalam
dengan baik, mampu memberikan
menyelesaikan tugas pembelajaran.
evaluasi terhadap apa yang sudah
Menurut Hamzah (2009: 15) menjelaskan diajarkan, juga mengembangkan
EDKZD ³*XUX DGDODK RUDQJ GHZDVD \DQJ potensi yang dimiliki peserta didik.
secara sadar bertanggung jawab dalam
mendidik, mengajar, dan membimbing
SHVHUWD GLGLN´ 2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian, yaitu suatu
Sedangkan menurut UU No.14 Pasal 1 kompetensi yang mencerminkan
tahun 2005 tentang guru dan dosen, Guru kepribadian seorang guru terkait
adalah pendidik profesional dengan tugas dengan profesinya. Dalam hal
utama mendidik, mengajar, membimbing, kepribadian ini, seorang guru
mengarahkan, melatih, menilai, hendaknya memiliki sifat dewasa,
mengevaluasi peserta didik pada berwibawa, berakhlak mulia, cerdas,
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan dan dapat diteladani masyarakat
formal, pendidikan dasar, pendidikan dasar utamanya anak didiknya.
dan pendidikan menengah.
3. Kompetensi Sosial
Berdasarkan pendapat diatas dapat Kompetensi sosial yaitu, kompetensi
disimpulkan bahwa guru adalah orang guru untuk berkomunikasi dan
dewasa yang memperoleh surat keputusan berinteraksi secara efektif dan efisien
baik dari pemerintah maupun swasta yang dengan peserta didik, sesama guru,
memiliki tugas utama untuk mendidik, orang tua/wali peserta didik dan
mengajar, membimbing, mengarahkan, masyarakat luas.
4. Kompetensi Profesional melaksanakan penilaian hasil belajar
pendidikan kewarganegaraan.
Guru tidak sekedar mengetahui materi
yang akan diajarkan, tetapi memahaminya Definisi Konseptual dan Operasional
secara luas dan mendalam. Oleh karena itu,
Peserta didik harus belajar untuk 1. DefinisiKonseptual
memperdalam pengetahuannya terkait a. Kesulitan guru dalam
dengan setiap mata pelajaran. Kompetensi melaksanakan penilain hasil belajar
Profesional yaitu kemampuan guru dalam PPkn adalah hambatan-hambatan
penguasaan materi pelajaran secara luas yang dihadapi guru dalam
dan mendalam melaksankan prosedur penilaian
hasil belajar baik dalam membuat
Tujuan Penelitian kisi-kisi soal, menata soal,
menyusun jenjang Taxonomy
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Bloom yaitu kognitif, afektif dan
menganalisis dan menjelaskan kesulitan psikomotorik, melakukan Validitas
apa sajakah yang dialami guru dalam dan Reliabilitas soal,
melaksanakan penilaian hasil belajar mengguanakan bahan dalam soal,
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP mengelola nilai baik menggunakan
Negeri 2 Gadingrejo PAN (Penilaian Acuan Norma) dan
PAP (Penilaian Acuan Patokan),
Metode Penelitian dan menentukan nilai akhir.

Jenis Penelitian b. Penilaian PPKn adalah proses


penilaian mengenai kisi-kisi soal,
Metode yang digunakan dalam penelitian menata soal, menyusun jenjang
ini adalah metode deskriptif dengan Taxonomy Bloom yaitu kognitif,
pendekatan kualitatif karena akan afektif dan psikomotorik,
memberikan gambaran mengenai kesulitan melakukan Validitas dan
guru dalam melaksanakan penilaian hasil Reliabilitas soal, mengguanakan
belajar pendidikan kewarganegaraan di bahan dalam soal, mengelola nilai
SMP Negeri 2 gadingrejo Kabupaten baik menggunakan PAN (Penilaian
Pringsewu. Metode deskriptif kualititatif Acuan Norma) dan PAP (Penilaian
merupakan penyelidikan yang menuturkan Acuan Patokan , dan menentukan
dan menafsirkan data yang ada misalnya nilai akhir.
situasi yang dialami, suatu hubungan
kegiatan, pandangan, sikap yang nampak 2. DefinisiOperasional
tentang suatu proses yang sedang
berlangsung, pengaruh yang sedang a. Kesulitan guru adalah penilaian
nampak, pertentangan yang sedang mengenai hambatan-hambatan
meruncing dan sebagainya. yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan prosedur pembuatan
Lokasi Penelitian instrumen, pengelolaan data dan
pengambilan keputusan.
Lokasi penelitian yang dipilih penulis b. Penilaian PPKn adalah kemampuan
adalah di SMP Negeri 2 Gadingrejo guru dalam melaksanakan prosedur
Kabupaten Pringsewu dengan pengelolaan penilaian hasil belajar
pertimbangan bahwa lokasi tersebut yang dilakukan dalam melalakukan
terdapat kesulitan guru dalam evaluasi formatif dan sumatif.
Informan dan Unit Analisis maknanya yang lebih luas dengan
menghubungkan data dengan hasil yang
Dalam penelitian kualitatif, istilah sampel lain, serta hasil dari dokumentasi yang
disebut dengan informan yaitu orang yang sudah ada.
merupakan sumber informasi. Dalam
penentuan informan ini, peneliti Hasil Dan Pembahasan
menggunakan teknik snowbowling
sampling. Menurut Arikunto (2009:16), Gambaran Umum Lokasi Penelitian
³snowbowling sampling merupakan teknik
pengumpulan data dimana antara sumber SMP Negeri 2 Gadingrejo berdiri pada
data yang satu dengan yang lain saling tahun 1987 dan merupakan filial (kelas
EHUNDLWDQ ´ ,QIRUPDQ LQL NHPXGLDQ WHUGLUL jauh) dari SMP Negeri 1 Gadingrejo dan
dari informan kunci dan informan kepala sekolah belum definitif tetapi baru
pendukung. Dalam penelitian ini yang PLH, yakni guru senior dari SMPN 1
menjadi unit analisis data adalah guru Gadingrejo.
Pendidikan Kewarganegaraan dan siswa.
Berdasarkan SK Kakanwil Depdikbud
Teknik Pengumpulan Data Propinsi Lampung No. A3. 6067/I.
12/M/1987 tanggal 17 Juni 1987 tentang
Kegiatan pengumpulan data yang di Penerimaan Siswa Baru, SMPN 2
peroleh dari wawancara, observasi, dan Gadingrejo baru menerima 2 kelas karena
dokumentasi tersebut berpedoman pada pada waktu itu baru ada dua ruang kegiatan
panduan yang telah disusun berdasarkan belajar.
aspek yang telah diamati yang kemudian
secara operasional dituangkan dalam Berdasarkan SK Mendikbud RI No.
dimensi penelitian dan indikator-indikator. 052/C/1998 tanggal 5 Februari 1988 secara
resmi SMPN 2 Gadingrejo menjadi
Uji Kredibilitas sekolah definitif atau sekolah yang berdiri
sendiri, dengan Nomor DIK: 519367 dan
Terdapat beberapa strategi penelitian NSS 201120109252.
kualitatif yang dapat dialakukan untuk uji
Diskripsi data
kredibilitas, antara lain:
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan
1. Memperpanjang Waktu yang dilakukan oleh peneliti, diketahui
2. Triangulasi bahwa dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik mata pelajaran PPKn,
Teknik Pengolahan Data guru mengalami beberapa kesulitan yaitu :
mentukan jenjang taksonomi, melakukan
Tahap editing adalah tahap memeriksa analisis Validitas dab Reliabilitas butir soal
kembali data yang berhasil diperoleh dan melakukan penilaian hasil belajar
dalam rangka menjamin keabsahan dengan PAP dan PAN. Berdasarkan data
(validitas) untuk kemudian dipersiapkan ke guru SMP Negeri 2 Gadingrejo guru Mata
tahap selanjutnya. Tahap tabulasi adalah Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
tahap mengelompokkan jawaban-jawaban berjumlah 4 orang. Berikut tabel mengenai
yang serupa dan teratur dan sistematis. hal tersebut.
Tahap ini dilakukan dengan cara
mengelompokkan data-data yang serupa.
Tahap intepretasi data yaitu tahap untuk
memberikan penafsiran atau penjabaran
dari data yang ada pada tabel untuk dicari
4.5 Tabel Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Gadingrejo

No Nama Guru Jurusan Sertifikasi Status


1 Junenah, Keterampilan Jasa Sudah PNS
S.Pd.,Ekop (Unila)

2 Ria Yuliani, S.Pd Bahasa Indonesia (STKIP Belum Honorer


Bandar Lampung)
3 Yuni Kurniasih, Bahasa Indonesia (STKIP Belum Honorer
S.Pd Pringsewu)
4 Sri Ratih, S.Pd D3 Komputer Sudah PNS
S1 Pendidikan Konseling
(STKIP Pringsewu)
Sumber : Hasil Wawancara

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui Negeri Sipil serta telah mendapat
bahwa guru pendidikan Kewarganegaraan sertifikasi pendidik dan dua orang guru
di SMP Negeri 2 Gadingrejo bukan berstatus honorer serta belum mendapat
merupakan lulusan Program Studi PPKn. sertifikasi.
Dua orang guru berstatus sebagai Pegawai

Analisis Hasil Penelitian


Data-data variabel yang akan diteliti yang digunakan peneliti adalah
didapat dengan pengamatan secara wawancara, lalu angket kemudian
mendalam baik dengan teknik angket, didokumentasikan, dan setelah itu untuk
teknik wawancara, teknik dokumentasi, menguji keakuratan data dilakukan
dan teknik observasi. Ketiga teknik ini konfirmalitas dengan cara observasi atau
saling mendukung untuk memperkuat pengamatan dan konfirmasi antar sumber
kebenaran dan akurasi data. Teknik awal dan teknik.
Pembahasan
Menentukan Jenjang Taksonomi dalam membuat instrument penilaian guru
membuat soal pendidikan kewarganegaraan masih
mengalami kesulitan dalam menentukan
Jenjang taksonomi adalah Adalah sebuah dan menggunakan jenjang taksonomi
kerangka untuk mengklasifikasikan tersebut.
pernyataan-pernyataan tentang apa yang
diharapkan agar dipelajari siswa. Jenjang Jenjang taksonomi yang guru PPKn
taksonomi digunakan sebagai suatu acuan gunakan dalam membuat soal lebih terpaku
dalam membuat soal yang ujikan kepada pada ranah kognitif saja dan hanya
siswa berdasarkan tiga ranah yaitu menggunakan beberapa kata operasional.
kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil angket diperoleh
informasi yang mengatakan bahwa
Pemahaman guru dalam mementukan ,1)250 ³ biasanya saya menggunakan
jenjang taksonomi ini sangat penting, jenjang kognitif (C), kata operasional yang
sebab dengan menggunakan jenjang saya gunakan menjelaskan dan
taksonomi ini guru dapat mengukur menyebutkan .kalau
kemampuan siswa. Akan tetapi dalam
menurut saya dalam membuat soal untuk dengan jenjang taksonomi karana
pelajaran PPKn tidak begitu terpaku biasanya soal PPKn tentang pasa-pasal´
Sejalan dengan pertanyaan INFORMN 2, operasional jelaskan, karena kata
yang mengatakan bahwa ³kata operasional operasional tersebut dapat menjelaskan
yang saya gunakan biasanya dari ranah dengan gamblang sebuah pertanyaDQ´
kognitif (C), biasanya saya gunakan kata

Berdasarkan data yang diperoleh oleh menyebutkan dan Menjelaskan. Hal ini
peniliti diperoleh informasi bahwa dalam dikarenakan guru PPKn SMP Negeri 2
membuat soal yang digunakan sebagai alat Gadingrejo menggangap bahwa kata
untuk melakukan penilaian hasil belajar operasional tersebut dapat mewakili soal
peserta didik, guru PPKn SMP Negeri 2 yang mereka buat dan juga dengan kata
Gadingrejo masih cenderung menggunakan operasional tersebut guru beranggapan
jenjang taksonomoni pada ranah Kognitif bahwa siswa mudah mengerti soal yang
saja yaitu menggunakan kata operasional akan dijawab oleh peserta didik.

Melakukan Analisis Validitas dan


Reliabilitas Butir Soal
Kegiatan menganalisis butir soal soal yang bermutu sebelum soal
merupakan suatu kegiatan yang harus digunakan. Berdasarkan pengakuan para
dilakukan guru untuk meningkatkan mutu informan, ,1)250 ³saya mengetahui
soal yang telah ditulis. Kegiatan ini tentang validitas dan reliabilitas butir
merupakan proses pengumpulan, soal, kadang-kadang saya melakukan
peringkasan, dan penggunaan informasi analisi soal tersebut kadang juga tidak´
dari jawaban siswa untuk membuat sejalan dengan pernyataan INFORM 2,
keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan ³saya kurang mengetahui tentang validitas
penelaahan adalah untuk mengkaji dan dan reliabilitas butir soal, namun saya
menelaah setiap butir soal agar diperoleh tidak melakukan hal WHUVHEXW´.
uji validitas dan reliabilitas soal sangat menilai hasil belajar. Berdasarkan hasil
penting dilakukan oleh guru karena dengan angket diperoleh informasi bahwa,
menggunakan validitas dan reliabeltias ,1)2501 ³saya melihat kualitas soal
soal guru dapat mengkaji dan menelaah yang saya buat dari banyaknya siswa yang
setiap butir soal agar diperoleh soal yang menjawab benar, apabila siswa dalam
bermutu sebelum soal digunakan. Di suatu ulangan banyak yang menajawab
samping itu, tujuan analisis butir soal juga benar berarti soal yang saya buat cukup
untuk membantu meningkatkan tes melalui efektif untuk mengukur hasi belajar
revisi atau membuang soal yang tidak tersebut´ Sejalan dengan pernyataan
efektif, serta untuk mengetahui informasi ,1)250 \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD ´
diagnostik pada siswa apakah mereka dengan melihat materi soal tersebut, yang
sudah/belum memahami materi yang telah menggambarkan sebagian besar materi
diajarkan. yang telah saya ajarkan dan melihat hasil
ujian siswa, jika tidak banyak siswa yang
Guru PPKn SMP Negeri 2 Gadingrejo remedial itu berarti soal yang saya buat
melakukan beberapa hal untuk menetukan GDSDW PHQJXNXU KDVLO EHODMDU VLVZD´.
kualitas soal yang merreka buat untuk

Berdasarkan data yang diperoleh oleh membuat soal yang digunakan sebagai alat
peniliti diperoleh informasi bahwa dalam untuk melakukan penilaian hasil belajar
peserta didik, Guru PPKn SMP Negeri 2 melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Gadingrejo belum melakukan analisis soal Menurut mereka, Kualitas soal yang
denga reliabelitas dan Validitas butir soal. dibuat dapat dilihat dari banyaknya siswa
Hal tersebut disebabkan karena guru yang menjawab benar pada saat
beranggapan bahwa kualitas soal mereka mengerjakan soal.
buat sudah baik sehingga tidak perlu lagi
Norma sangat penting diketahui oleh guru
Melakukan Penilaian Acuan Patokan karena dengan kedua pendekatan penilaian
dan Penilain Acuan Norma tersebut guru dapat mengetahui kelompok
siswa, dengan PAP dan PAN guru juga
Hasil belajar seorang peserta didik tidak dapat mengevaluasi tentang materi yang
dianjurkan untuk dibandingkan dengan telah disampaikan apakah susah dapat
peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil dimengerti siswa atau belum. Berdasarkan
yang dimiliki peserta didik tersebut hasil angket, tentang pemahaman guru
sebelumnya. Dengan demikian peserta mengenai PAP dan PAN diketahui bahwa
didik tidak merasa dihakimi oleh guru guru PPKn SMP Negeri 2 Gadingrejo
tetapi dibantu untuk mencapai apa yang sudah memahami tentang PAP dan PAN,
diharapkan. Ada dua jenis acuan yang INFORMN 1 mengatakan bahwa ´3$3 LWX
dapat guru pakai dalam mengelompokan Penilaian Acuan Patokan yang digunakan
siswa yaitu: yang pertama, Penilaian acuan untuk menentukan kelulusan siswa dengan
norma (PAN) ialah penilaian yang suatu patokan atau sering disebut sebagai
membandingkan hasil belajar siswa KKM. Sedangkan PAN adalah Penilaian
terhadap hasil dalam kelompoknya. $FXDQ 1RUPD´, sejalan dengan pernyataan
Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan INFORMN 2 ´3$3 GDQ 3$1 DGDODK
VHEDJDL SHQGHNDWDQ ³DSD DGDQ\D´ GDODP acuan dalam menentukan nilai akhir
arti, bahwa patokan pembanding semat± VLVZD ´
mata diambil dari kenyataan±kenyataan .
yang kedua, Penilaia acuan Patokan (PAP) Berdasarkan hasil angket diperoleh
ialah, penilain yang membandingkan hasil informasi bahwa dalam mengelola nilai
belajar siswa terhadap suatu patokan yang hasil belajar siswa, guru mata pelajaran
telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian PPKn menjumlahkan keseluruhan nilai
ini menunjukkan bahwa sebelum usaha yang telah di dapatkan siswa baik dalam
penilaian dilakukan terlebih dahulu harus ulangan harian, latihan maupun tugas-
ditetapkan patokan yang akan dipakai tugas, INFORMN 1 mengatakan
untuk membandingkan angka-angka hasil bahwa ´GDODP PHQHQWXNDQ QLODL DNKLU
pengukuran agar hasil itu mempunyai arti siswa, saya menjumlahkan nilai yang
tertentu. siswa peroleh dari berbgai macam tes
yang saya berikan misalnya ulangan
Pemahaman guru tentang Penilaian Acuan harian, biasanya saya meminta siswa
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan untuk menjumlahkan nilai sendiri, apabila
ada siswa yang merasa nilainya
belum mencukupi KKM maka siswa harian siswa dan juga sikap siswa sehari-
WHUVHEXW PHQJKDGDS VD\D´ kemudian KDUL GLNHODV VDDW SHODMDUDQ EHUODQJVXQJ´
INFORMN 2 Mengatakan bahwa ´GDODP
menntukan nilai akhir siswa, niali tersebut
bukan hanya dari nilai ulangan akhir saya
melainkan saya jumlahkan dengan nilai
Berdasarkan data yang diperoleh oleh Kewarganegaraan diukur melalui
peniliti, perilahal penilaian hasil akhir banyaknya siswa yang menjawab soal
siswa, guru Pendidikan Kewarganegaraan dengan benar. Ketiga, kesulitan guru dalam
sudah mengetahui tentang pendekatan menentukan nilai akhir dengan PAP
dalam penilaian yaitu Penilaian Acuan (Penilaian Acuan Patokan) dan PAN
Patokan dan Penilaian Acuan Norma. (Penilaian Acuan Norma).
Namun dalam penerapanya belum secara
maksimal digunakan oleh guru Pendidikan
Kewarganegaraan dalam menentukan nilai Saran
akhir siswa. Dalam menentukan nilai akhir,
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
guru menjumlahkan seluruh nilai yang
kesulitan guru PPKn SMP Negeri 2
sudah peserta didik peroleh baik dari
Gadingrejo dalam melaksanakan penilaian
tugas-tugas, ulangan harian, dan ulangan
hasil belajar peserta didik, maka penulis
tengah semester. menyarankan sebagi berikut :
Kesimpulan 1. Guru PPKn mengikuti pelatihan
mengenai prosedur dalam membuat
Dalam melaksanakan penilaian hasil soal sebagai instrument penilaian bagi
belajar PPKN, guru SMP Negeri 2 siswa dengan langkah yang baik serta
mengalami kesulitan yaitu : pertama, benar sesuai dengan ketentuan yang
kesulitan guru dalam menyusun taksonomi sudah berlaku.
Bloom dalam sebuah soal, guru cenderung 2. Bagi sekolah hendaknya guru
menggunakan jenjang taksonomi pada diberikan tugas mengajar sesuai
ranah kognitif saja karena beranggapan dengan bidangnya, sehingga guru
bahwa kata operasional pada jenjang tersebut memang memahami apa yang
kognitif mudah untuk dipahami siswa. diajarkan.
Kedua, kesulitan guru dalam melakukan 3. Bagi pemerintah mengadakan
Validitan dan Reliabilitas butir soal, guru pelatihan rutin kepada guru terutama
kurang melaksanakan validitas dan dalam pelaksanaan penilaian hasil
reliabilitas soal karena guru kurang belajar peserta didik yang sesuai
memahami prosedur dalam melakukan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
validitas dan reliabititas soal. Keefektifan Pendidikan (KTSP).
soal yang dibuat oleh guru Pendidikan

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Rasyid, Harun dan Mansur. 2007.
Evaluasi Pembelajaran Jilid 2. Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
Bandung: Bumi Aksara. CV. Wacana Prima.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi
Undang-Undang Nomor 20 tantang Pendidikan. Jakarta: PT
Kurikulum. 2003. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kemendikbud.
Kemendikbud. Undang-Undang Republik
Koyan, Wayan. 2011. Asesmen dalam Indonesia Nomor 14 Tentang Guru
Pendidikan. Singaraja: Universitas dan Dosen. 2005. Jakarta: Sinar
Pendidikan Ganesha Press. Grafika.
Permendiknas. Permendiknas No. 20 Uno, Hamzah. 2009. Profesi Pendidikan.
tentang Standar Penilaian Jakarta: Kencana.
Pendidikan. 2007. Jakarta: Sinar
Grafika.

Anda mungkin juga menyukai