Paper Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Yang Diampu Ibu Dosen Dra. Nurhasanah Leni, M.Hum
Disusun Oleh:
Npm :1811080310
Kelas :C
Semester :1 (Satu)
1440 H./2018 M.
PENDAHULAN
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut
Sapriya (2012:293) mengartikan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi. Dalam pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dalam permendiknas No. 2006/2007 tentang standar penilaian dikemukakan terdapat
beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran,seperti:
ulangan harian,ulangan tengah semester (UTS),dan ulangan akhir semester (UAS).
Secara garis besar penilaian pkn itu meliputi: perencanaan dan pelaksanaan. Dalam
pasal 1 permendiknas No.41 tahun 2007 kegiatan pembelajaran PKn mencakup
beberapa yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Persyaratan
pelaksanaan proses pembelajaran meliputi hal-hal,seperti: ketentuan tentang
rombongan belajar, beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan pengelolaan
kelas. Kegiatan inti dan kegiatan penutup. Penilaian pembelajaran adalah penilaian
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.1
Secara umum penilaian didefinisikan sebagai proses sistematis meliputi
pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi
untuk membuat keputusan. Penilaian dalam PKn dapat dinyatakan sebagai proses
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi yang dilakukan oleh guru PKn
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik pada bidang studi PKn
dengan maksud dapat digunakan sebagai bahan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran PKn. Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia
sangat membutuhkan model penilaian dalam pembelajaran, khususnya bidang PKn
karena penilaian merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Penilaian mengacu pada pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan,
keputusan, proses, orang, dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses
pengukuran tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-
kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu. Sedangkan
penilaian bagi guru bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang telah
disampaikan dan untuk laporan di berikan kepada orang tua siswa dan guru sendiri.
1
Warsono, Posisi Pancasila dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Nation and Character Building, (Surabaya: Gagasan Hukum Wordpress, 2010), h. 217.
Apakah Penilaian Dalam Bidang PKn Itu?
3
Warsono, Posisi Pancasila dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Nation and Character Building, (Surabaya: Gagasan Hukum Wordpress, 2010), h. 288.
dan mencapai yang diharapkan atau konsisten internal di antara gerakan-gerakan
berbeda. Kemampuan ini merupakan tingkat tertinggi dalam ranah psikomotor.
Penilaian ranah afektif, menurut Krathwohl (1964) dalam Uzer, Usman(2000) terdiri
dari: Penerimaan, yang mengacu kepada kesukarelaan, memperhatikan, dan
memberikan respons terhadap stimulasi yang tepat. penerimaan ini merupakan tingkat
hasil belajar teremdah dalam ranah afektif. Pemberian respons, yang mengacu kepada
keikutsertaan siswa secara aktif, menjadi peserta, dan tertarik. Penilaian, yang
mengacu kepada nilai atau pentingnya keikutsertaan diri pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak. Pada ranah ini dapat terjadi
adanya hubungan antara ketentuan pribadi, sosial, dan emosi siswa.
Perangkat atau instrumen penilaian dibedakan menjadi dua yaitu: Jenis
Tagihan, yaitu penilaian bahan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Jenis tagihan ini sendiri antara lain: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, dan ujian
praktek. Bentuk instrumen dibedakan dua yaitu, tes dan non tes. Jadi kalau tes itu
meliputi; pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-objektif, dan jawaban singkat.
Sedangkan non tes meliputi; wawancara dan pengamatan. Teknik penilaian dapat
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Dalam penilaian berbasis kelas, terdapat tujuh macam teknik penilaian yang dapat
digunakan yaitu: Penilaian unjuk kerja, merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu, seperti: praktik sholat,
praktik olahraga, praktik dilaboratorium. Penilaian sikap, merupakan objek sikap
yang dapat dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran seperti: Sikap
terhadap materi pelajaran. Sikap terhadap guru/pengajar. Sikap terhadap proses
pembelajaran. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan
suatu materi pelajaran. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Jadi,
tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk tulisan. Penilaian proyek, merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Dalam pembelajaran dapat dinilai ketika siswa melakukan proses suatu
proyek misalnya: merencanakan investigasi, bekerja dalam tim, dan arahan diri.
Penilaian produk, merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian portofolio, merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Tujuan penilaian portofolio yaitu: Mengharagai
perkembangan yang dialami siswa. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang
berlangsung. Memberi perhatian pada kerja siswa yang terbaik. Membina
pertumbuhan konsep diri positif pada siswa. Penilaian diri, merupakan suatu teknik
penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan
dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Untuk
mengevaluasi apakah penilaian kinerja sudah dianggap berkualitas baik.
Maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria yang dibuat oleh Popham
(1995) yaitu: Generability artinya apakah kinerja peserta didik. Authenticity artinya
apakah tugas yang diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam
praktek kehidupan sehari-hari?. Multiple foci artinya apakah tugas yang diberikan
kepada peserta didik sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan?.
Teachablity artinya tugas yang diberikan berupa tugas yang hasilnya semakin baik
karena adanya usaha guru mengajar dikelas?. Fairness artinya apakah tugas yang
diberikan sudah adil untuk semua peserta didik?. Feasibilty artinya apakah tugas yang
diberikan dalam penilaian kinerja memang untuk dapat dilaksanakan mengingat
seperti faktor biaya,waktu,dan peralatannya?. Scorabilty artinya apakah tugas yang
diberikan dapat dengan akurat?. Berkaitan dengan pembelajaran pkn bercirikan
penilaian kepribadian. Jadi, teknik penilaian yang dekat dengan karakteristik,yaitu:
teknik penilaian sikap, sebab sejalan dengan ide pokok pkn yang ingin membuat
karakter. Meskipun demikian, pengembangan sikap tidak bisa dipisahkan dari
dimensi pengetahuan (kognitif). Dimensi kognitif, efektif, dan psikomotor dalam pkn
dinyatakan dengan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap
kewarganegaraan (civic disposition) dan keterampilan/kecakapan kewarganegaraan
(civic skills) (Branson, 1998;1999).
Tujuannya untuk mengukur aspek kognitif siswa, maka dapat dilakukan
dengan berbagai ulangan dan penugasan. Di dalam penilaian hasil belajar peserta
didik ada beberapa prinsip-prinsip yaitu: Sahih, penilaian didasarkan pada alat
penilaian yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Objektif, penilaian
didasarkan pada prosedur yang jelas. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik, dalam arti harus adil. Terpadu, penilaian yang benar-benar
dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran. Terbuka, penilaian yang
harus diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Menyeluruh, penilaian yang
mencakup keseluruhan aspek pembelajaran. Sistematis, penelitian yang dilakukan
secara berencana dan bertahap. Beracuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Akuntabel, penelitian yang dapat
dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh
karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi (SKL, SK,
dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian
yang telah ditetapkan. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan
dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang
diambil memilikidasar yang objektif.
Selain diatas, ada beberapa prinsip-prinsip penilaian dalam proses
pembelajaran yang berdasarkan kurikulum 2004, yaitu: Sistem belajar tuntas
(mastery learning), artinya siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan benar, dan hasil yang
baik. Menggunakan acuan kriteria (criterion referenced test), artinya guru harus
menentukan standar minimal pencapaian hasil belajar terlebih dahulu dalam jangka
waktu tertentu (misalnya dalam satu tahun). Siswa yang belum memenuhi standar
harus mengulang sampai siswa tersebut mencapai standar yang telah ditetapkan.
Penilaian berkelanjutan, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan
terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa
sebagai hasil kegiatan belajarnya. Mengukur tiga ranah/aspek untuk setiap individu
siswa secara adil, yakni kognitif, psikomotor dan efektif.penilaian dilaksanakan
secara adil terhadap seluruh siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-
ekonomi, budaya, bahasa, dan jender. Jujur dan objektif, artinya penilaian
dilaksanakan secara transparan, siswa dapat meghitung ataupun menilai hasil
belajarnya sendiri berdasarkan nilai/data yang diperoleh dari guru maupun dari
dirinya sendiri. Menurut Arifin (2009:16) fungsi penilaian pembelajaran bidang PKn
memang cukup luas, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita lihat
secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut: Secara psikologis
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai peserta didik adalah manusia yang belum dewasa.
Secara sosiologis berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Dalam arti bahwa peserta didik dapat
berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh masyarakat dengan segala
karakteristiknya.
Secara didaktis-metodis berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan
peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Secara administratif berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta
didik pada orangtua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru
dan peserta didik itu sendiri. Dalam standar isi bidang studi pkn telah merumuskan
sejumlah kompetensi dasar PKn yang merupakan penjabaran lanjut dari Standar
Kompetensi (SK). Rumusan dalam kompetensi dasar pkn berisi dua bagian, yaitu
rumusan performa dan rumusan ruang lingkup (isi), misalnya: KD di SMP VII:
“menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warga negara”, rumusan
performanya adalah kemampuan menjelaskan, sedang rumusan ruang lingkupnya
adalah hakikat dan arti penting hukum. KD di SMA VII: “menampilkan sikap positif
terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka.” Rumusan performanya adalah
kemampuan menampilkan sikap, sedangkan rumusan ruang lingkupnya adalah
Pancasila sebagai ideologi terbuka. Dari kompetensi dasar tersebut, guru perlu
menyusun beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Karena indikator merupakan
penjabaran dari KD, maka satu kompetensi dasar ini sebaiknya dibuat dua atau lebih
indikator.
Rumusan performa yang diminta baik dalam kompetensi dasar maupun
indikator menunjukan dimensi PKn yang hendak digarap. Rumusan “Menjelaskan
hakikat dan arti penting hukum bagi warga negara” menggambarkan dimensi
pengetahuan kewarganegaraan, sedangkan rumusan “Menampilkan sikap positif
tehadap Pancasila sebagai ideologi terbuka” menggambarkan dimensi sikap atau
karakter kewarganegaraan. kompetensi dasar menekankan pada aspek sikap
kewarganegaraan (civic disposition) yang selanjutnya dibuat lima rumusan indikator,
yaitu tiga indikator mengukur aspek pengetahuan kewarganegaraan dan dua indikator
mengukur aspek sikap kewarganegaraan. Selanjutnnya, guru pkn menggunakan dua
teknik penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator tersebut,yaitu penilian sikap
dan penilaian tertulis. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau
teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: angket , invertori, observasi perilaku,
pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Contoh di atas menggunakan teknik angket
dengan skala model likert dengan lima skala, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak
berpendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Selain skala model likert, dapat
pula digunakan skala model Thurstone,dan skala Beda Semantik.
Terdapat dua macam asumsi acuan penilaian dalam menilai siswa, yaitu:
Acuan norma, yang dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kemampuan orang
berbeda, tes harus bisa membedakan orang, menggunakan distribusi normal,
parameter butirnya tingkat kesulitan dan daya pembeda, dan hasil penilaian
dibandingkan dengan kelompoknya. Acuan kriteria, yang dilatarbelakangi oleh
pemikiran bahwa semua orang bisa belajar apa saja hanya waktu yang diperlukan
berbeda, parameter butirnya tingkat pencapaian dan indeks sensitivitas, standar harus
ditentukan terlebih dahulu, dan hasil penilaian adalah lulus dan tidak lulus
( memenuhi standar atau tidak memenuhi standar). Tujuan dari penilaian adalah
untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses pembelajaran yan telah
dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan disekolah serta dapat dihayati,
diamalkan/diterapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang digunakan sebagai feed
back/umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran selanjutnya.
Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan, memperbaiki dan menyempurnakan
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam membuat penilaian yang akurat dan
adil, guru hendaknya bersikap optimal, yaitu: Memanfaatkan berbagai bukti hasil
kerja siswa dari sejumlah penilaian yang dilakukan dengan berbagai strategi dan cara.
Membuat keputusan yang adil terhadap penguasaan kemampuan siswa dengan
mempertimbangkan hasil kerja yang dikumpulkan.
Dalam hasil akhir penilaian bidang pkn harus benar-benar dipertimbangkan
oleh guru/pengajar dari berbagai aspek seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.
Laporan hasil belajar siswa ini dapat dimanfaakan oleh siswa, orang tua dan para
pendidik (guru) untuk: Mendiagnosis hasil belajar siswa. Memprediksi masa depan
siswa. Sebagai umpan balik proses pembelajaran. Berikut contoh model penilaian
sikap dengan teknik skala Likert, yaitu: Kita hendaknya menghormati kebebasan
orang lain dalam menjalankan agamanya. Orang tidak boleh dibeda-bedakan karena
adanya perbedaan warna kulit. Kepentingan sendiri jangan sampai dikorbankan untuk
kepentingan bersama. Segala masalah dapat diselesaikan melalui musyawarah
mufakat. Keadilan lebih penting dari kemakmuran. Dijelaskan juga bahwa penilaian
sikap dan perilaku dapat dilakukan dengan dengan teknik Observasi melalui
penggunaan lembar Observasi. Berikut contoh penggunaan lembar Observasi untuk
mengamati perkembangan sikap dan perilaku siswa yang jawabannya itu sendiri
menggunakan rumus Ya atau Tidak.yaitu: Rela menyatakan atau mau menerima atau
mengharap orang lain memberikan pendapat. Rela mau menerima atau mengharap
orang lain memberikan masukan. Meminta kesempatan berpendapat dan rela jika
pendapatnya tidak diterima. Menunggu/tidak memotong teman yang sedang
berbicara/menyampaikan pendapat. Rela membantu, mendorong atau memberikan
kesempatan teman untuk berpendapat.
Dijelaskan dalam hal tenik pertanyaan langsung, kita dapat menanyakan
secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang yang berkaitan dengan
sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang
baru diberlakukan di Negara kita mengenai “Penggunaan Helm SNI.” Berdasarkan
jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memeberi jawaban dapat dipahami sikap
peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah,
guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta
didik. Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan,
khususnya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan
kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan
menggunakan Lembar Pengamatan berikut (Puskur, 2006). Guru selain melakukan
penilaian sikap juga melakukan penilaian tertulis. Penilaian secara tertulis dilakukan
dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis,
yaitu; Memilih jawaban, yang dibedakan menjadi: pilihan ganda, dua pilihan
(benar/salah,ya/tidak), menjodohkan, dan terakhir sebab-akibat. Mensuplai jawaban,
dibedakan menjadi; isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan
terakhir uraian. Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar.
Kesimpulan
4
Penialaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara
keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan
dan efisiensi system pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi,
metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system yang dibagi menjadi
empat bagian yaitu, secara psikologis, secara sosiologis, secara didaktis metodis, dan
secara administratif. Teknik dan instrumen pada penilaian harus disesuaikan dengan
prinsip penilaian yang terdapat pada standar penilaian. Teknik penilaian yang
dilakukan oleh guru di SMA yaitu penilaian lewat pengetahuan, sikap, dan
Keterampilan. Penilaian adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran
karena penilaian merupakan tempat siswa mengetahui sejauh mana pengetahuan yang
ia dapat, sejauh mana keterampilan yang ia punya dan sejauh mana sikap yang ia
miliki dalam dirinya.
Penilaian kompetensi pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Penilaian
pengetahuan peserta didik dapat dilakukan dengan tes tulis, non-tulis dan lewat tugas-
tugas yang diberikan oleh guru, penilaian dengan tes tulis merupakan seperangkat
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tulisan dimana didalam tes tulis ini sudah
dipelajari oleh siswa tes tulis ini direncanakan untuk melihat atau mengukur sejauh
mana pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Tes dengan non-tulis ini
merupakan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tanya jawab yang dilontarkan guru
kepada peserta didik yang dimana sangat berguna bagi peserta didik karena dari sini
seorang guru dapat melihat apakah peserta didik tersebut sudah menguasai mata
pelajaran yang sudah ia ajarkan dan juga apakah peserta didik itu sudah belajar atau
belum dan peserta didik juga bisa mengetahui sejauh mana ia menguasai mata
pelajaran tersebut.Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan
penilaian kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting
dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat mengetahui
kemampuan yang telah dikuasai oleh para peserta didiknya. Harus mengetahui
kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didik dan segera
mengambil tindakan perbaikan ketika terjadi nilai peserta didiknya lemah atau
kurang sesuai dengan harapan, dengan cara memberikan tugas susulan yang tujuan
supaya untuk meningkatkan kemampuan pada peserta didik yang masih lemah dalam
proses pembelajaran, Peran seorang guru sangatlah penting dalam penilaian PKn itu.
DAFTAR PUSTAKA