Anda di halaman 1dari 5

Rumusan masalah

1. Pengertian penilaian
2. Strategi penilaian pelajaran Al Quran hadis
3. Teknik penilaian dalam pembelajaran al quran hadis

Pengertian penilaian pembelajaran


Penilaian dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dasar “nilai” yang
artinya adalah proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai (kadar mutu, biji, dan harga).
Penilaian dalam Bahasa inggris umumnya disebut dengan evaluation (penilaian), berasal dari
akar kata value (nilai), yakni kualitas sesuatu. Sedangkan dalam Bahasa arab penilaian
disebut dengan qimmah (harga). Pengertian menurut Bahasa tersebut, mendefinisikan bahwa
penilaian adalah proses pemberian nilai atau penetapan harga terhadap sesuatu.

Menurut istilah, penilaian pembelajaran adalah aktivitas mengumpulkan, dan mengelola


informasi untuk mengukur tingkat capaian hasil belajar siswa. Pengumpulan informasi
dilakukan dengan menempuh berbagai metode penilaian, memakai berbagai alat serta dengan
berbagai macam sumber. Penilaian harus dilakukan secara efektif dan akurat untuk
menghasilkan sebuah keputusan. Berikut ini dikemukakan pengertian penilaian menurut
beberapa ahli.

Menurut arikunto penilaian merupakan pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan


ukuran baik dan buruk, dapat bersifat kualitatif.

Menurut widoyoko mengatakan penilaian merupakan proses menerjemahkan data hasil


pengukuran berlandaskan pada aturan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

Beberapa pengertian penilaian di atas dapat dikonklusikan bahwa penilaian adalah aktivitas
mengumpulkan data yang dapat menggambarkan perkembangan belajar, mendeskripsikan
dan menerjemahkan hasil pengukuran, serta menjelaskan informasi tentang ketercapaian
kompetensi yang telah ditetapkan.

Sumber : Nurzannah dan Anita Carlina. 2021. Penilaian autentik pada pembelajaran al quran.
Medan: Umsu Press.

Strategi penilaian pembelajaran al quran hadis


Penilaian adalah hal penting yang harus dilaksanakan oleh guru dalam suatu pembelajaran
karena melalui penilaian guru bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan saat melaksanakan
pembelajaran. Senada dengan pendapat tersebut, penilaian merupakan proses kegiatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan suatu informasi tentang proses kerja sesuatu atau seseorang,
yang mana selanjutnya informasi tersebut akan digunakan sebagai upaya dalam menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam melakukan penilaian
pembelajaran guru harus memiliki strategi yang tepat dalam melaksanakannya supaya bisa
memberikan gambaran sebenarnya dari peserta didik.

Strategi merupakan usaha yang dilakukan didalam merancang pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Senada dengan pendapat tersebut, strategi merupakan
perencanaan, langkah-langkah dan suatu rangkaian untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Maka dari itu strategi sangat penting bagi seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran
dan juga penilaian pembelajaran karena strategi yang tepat akan membantu guru mencapai
tujuan dari pembelajaran dan mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami
pelajaran.

Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru yaitu

a. penilaian fortofolio yang dilakukan dengan menganalisis kumpulan tugas yang


menunjukkan kemajuan dari peserta didik dan tugas tersebut dihargai sebagai hasil kerja
dari proses pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan dikerjakan di dalam buku latihan
peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta
didik dalam memahami materi pelajaran.

b. Penilaian berdasarkan tugas harian yang dikerjakan

Penilaian pembelajaran juga berdasarkan dari tugas-tugas harian yang dikerjakan peserta
didik yang mana hal ini menjadi salah satu strategi guru dalam menentukan penilaian untuk
peserta didik, untuk peserta didik yang rajin dan benar dalam mengerjakan tugas maka hal ini
menjadi sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan guru dalam memberikan nilai peserta
didik.

c. Penilaian berdasarkan kehadiran peserta didik

Kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menjadi salah satu penentu guru
dalam memberikan nilai. Kehadiran peserta didik merupakan salah satu strategi guru dalam
menentukan penilaian pembelajaran
Strategi selanjutnya yang digunakan guru dalam menentukan nilai peserta didik yaitu melihat
dari kelengkapan tugas harian yang diberikan guru serta dari nilai tugas harian yang
dikerjakan di rumah.

Strategi selanjutnya yang digunakan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran


adalah dengan beracuan pada tugas harian yang diberikan guru dengan kata lain berdasarkan
dari penilaian fotofolio tugas peserta didik. Efanda dan Fatmawati (Efanda & Fatmawati,
2018), menjelaskan bahwa penilaian fortofolio adalah penilaian yang memanfaatkan hasil
karya peserta didik sebagai bahan untuk menilai sejauh mana ketercapaian yang sudah
dimiliki peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Pemberian tugas harian
dilakukan guru untuk mengetahui seberapa paham peserta didik dengan materi yang
disampaikan dan meningkatkan kemandirian peserta didik belajar di rumah serta
meningkatkan kompetensi yang dimiliki peserta didik sehingga mampu meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.

Strategi selanjutnya yang digunakan guru adalah dengan melihat kehadiran peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran. Strategi penilaian pembelajaran memegang peranan
penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan dan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik secara keseluruhan. Strategi penilaian pembelajaran juga penting dalam
menyiapkan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang berkualitas untuk memasuki
era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang sangat
kompleks.

Strategi ini sangat baik digunakan karena terlihat bahwa penilaian yang dilakukan guru sudah
menggambarkan kemampuan dari peserta didik. Untuk itu diharapkan dari sosok guru selalu
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran..

Sumber : Afrilia Dwi. 2021. STRATEGI GURU DALAM MELAKSANAKAN


PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KELAS
TINGGI SEKOLAH DASAR. jurnal uhnp. Vol 1 no 1.

teknik penilaian hasil pembelajaran

a. Menentukan Tujuan Tes


Tujuan tes sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran. Gambaran mengenai apa yang
akan diuji atau dijadikan bagian dari tes tidak akan menjadi jelas jika tidak mengacu kepada
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, merumuskan tujuan pembelajaran
menjadi dasar bagi perumusan tujuan tes. Dalam kajian mengenai konsep tujuan
pembelajaran, ada beberapa teori yang dapat dikemukakan. Teori taksonomi tujuan
pendidikan Benjamin S. Bloom membagi tujuan pembelajaran ke dalam 3 (tiga) ranah.
Pertama, ranah kognitif. Kedua, ranah psikomotorik. Ketiga, ranah afektif. Ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengetahui, mengingat, memahami dan
sebagainya. Ranah afektif berkaitan dengan perhatian dan perasaan siswa. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan fisik siswa dan kemampuan mereka dalam
melakukan sesuatu. Teori tujuan pembelajaran Robert Mager membagi tujuan pembelajaran
ke dalam 3 (tiga) komponen. Pertama, kata kerja aktif (action verb). Menurut Mager, guru
tidak perlu memerintahkan siswa untuk menghapal atau mengingat apa yang dipelajari.
Tetapi, membaca atau menuliskan apa yang dipelajari ke dalam sebuah daftar (list). Kedua,
kriteria. Dalam hal ini, guru menetapkan kriteria atau standar pencapaian tujuan
pembelajaran. Ketiga, syarat penilaian. Dalam hal ini, guru harus menjelaskan kapan dan
bagaimana siswa harus membuktikan bahwa mereka telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.

Teori pembelajaran Norman Gronlund menganjurkan agar tujuan pembelajaran tujuan


pembelajaran ditulis dalam 2 (dua) tingkatan. Pertama, guru harus mengembangkan tujuan
pembelajaran yang bersifat umum. Kedua, guru harus menjelaskan bagian-bagian spesifik
dari tujuan pembelajaran.

Teori hasil pembelajaran Robert Gagne membagi tujuan pembelajaran ke dalam 5 (lima)
kategori. Pertama, informasi verbal yang mencakup penyebutan, penulisan, pengetahuan dan
pengingatan (recalling). Kedua, keterampilan intelektual yang meliputi semua keterampilan
kognitif versi Bloom namun disusun secara berbeda. Ketiga, kemampuan membedakan yakni
kemampuan menentukan apakah dua objek itu sama atau berbeda. Keempat, konsep kongkret
yang mencakup pengidentifikasian konsep-konsep sebagai bagian dari sebuah konsep
kongkret tertentu. Kelima, konsep definitif yang mencakup berbagai konsep pada tataran
yang abstrak. Contohnya, siswa harus mampu mengetahui bahwa renang, membaca atau
menonton film merupakan kegiatan di waktu senggang.
Perumusan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam merencanakan tes hasil
pembelajaran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pengukuran hasil atau prestasi
pembelajaran.

b. Membuat Tabel Spesifikasi


Langkah berikutnya dalam teknik penilaian hasil pembelajaran adalah membuat tabel
spesifikasi. Menurut Bloom, pembuatan tabel spesifikasi akan memampukan guru untuk
melihat unsur- unsur yang ada di dalam sebuah unit pembelajaran maupun hubungan antar
unsur-unsur ini sebagaimana yang dikembangkan di dalam unit pembelajaran tersebut. Tabel
spesifikasi juga berfungsi untuk menjelaskan unsur-unsur, perilaku dan berbagai
hubungannya seperti yang dikembangkan di dalam materi pembelajaran.7 Tabel spesifikasi
meliputi pokok-pokok materi pembelajaran yang akan diujikan, ruang lingkup materi
pembelajaran berdasarkan taksonomi Bloom (kognitif, psikomotorik, afektif) dan jumlah soal
tes. Dalam membuat tabel spesifikasi, perlu ditetapkan persentase dan bobot penilaian pada
masing-masing materi pembelajaran yang akan diujikan. Dapat dikemukakan bahwa jumlah
soal tes yang akan diujikan ditentukan berdasarkan perkalian persentase materi pembelajaran
yang akan diujikan dengan jumlah keseluruhan soal tes. Persentase materi pembelajaran dan
jumlah keseluruhan soal tes yang akan diujikan ditetapkan oleh guru.
c. Merumuskan Soal Tes Berdasarkan Tabel Spesifikasi
Setelah tabel spesifikasi dibuat, soal-soal tes dapat dirumuskan dengan mengacu kepada tabel
spesifikasi tersebut sesuai dengan materi pembelajaran dan ruang lingkup ranah (kognitif,
afektif dan psikomotorik) yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Banyak tipe soal
yang dapat dipertimbangkan dan setiap tipe soal memiliki kelebihan maupun kelemahan
masing-masing. Tipe soal jawaban singkat (short answer) mengharuskan siswa untuk
menjawab dengan singkat dengan hanya menggunakan satu kata atau sebanyakbanyaknya
satu kalimat. Salah satu bentuk dari tipe ini adalah mengisi, yakni sebuah kalimat yang tidak
sempurna berupa bagian kosong pada akhir kalimat dan siswa diharuskan mengisinya. Jika
tipe ini berbentuk pertanyaan, maka jawaban yang diberikan siswa adalah berupa jawaban
singkat

Sumber : Fikr, Rausyan. 2018. Teknik penilaian hasil pembelajaran. Jurnal Teknik penilaian
hasil pembelajaran. Vol 14 No 2. Hal 54-56.

Anda mungkin juga menyukai