Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus menstruasi sebagai suatu periode berlangsungnya perubahan fisiologi
pada wanita. Menstruasi terjadi dalam rentang waktu antara fase perdarahan
menstruasi yang satu dengan fase perdarahan menstruasi berikutnya. Pertumbuhan
organ reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas. Banyaknya
perubahan berkaitan dengan peristiwa haid yang dialami oleh para remaja yaitu
dengan adanya unsur perkembangan fisik, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan,
perkembangan intelektual, seksual, dan emosional (Proverawati A, 2009).
Menurut penelitian Bieniasz Jet al mengatakan dalam penelitiannya diantara 23
remaja yang mengalami gangguan pada siklus menstruasinya sebanyak 86,7% (13)
remaja, dibandingkan dengan 37,5% (3) yang seperti ini dipengaruhi oleh beberapa
yang memiliki siklus normal, faktor siklus menstruasi diantaranya yaitu faktor
hormon, psikis/stres, aktivitas, gizi, sampai dengan pola makan(Proverawati,2009).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus
25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus 28 hari, namun beberapa wanita
memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah
kesuburan panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi.
(Saryono, 2009).
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diperoleh oleh
tubuh yaitu Leuteinizing Hormon, Follicle Stimulating Hormon dan Estrogen. Selain
itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis sehingga bisa maju dan mundur
Wiknjosastro, (2005). Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama
menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya sedabgkan panjang
siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi pada wanita
normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini
dipengaruhi oleh usia, berat badan, tingkat stress, genetik dan gizi (Isnaeni, 2010).

1
Normal dan tidak normalnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat
badan, aktivitas fisik, tingkat stress, genetik dan gizi. Oleh karena itu diharapkan agar
lebih meningkatkan dan memotivasi diri tentang pentingnya kesehatan reproduksi
yang berkaitan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan siklus
menstruasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari menstruasi ?
2. Bagaimanasiklusmenstruasi ?
3. Bagaimanamekanismesiklusmenstruasi ?
4. Bagaimana fisiologimenstruasi ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentangfisiologimenstruasi.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahuidanmemahami definisi dari menstruasi.
b. Untuk mengetahui danmemahamisiklusmenstruasi.
c. Untuk mengetahui danmemahamimekanismesiklusmenstruasi.
d. Untuk mengetahuidanmemahamifisiologimenstruasi.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai
pelepasan (deskuamasi) dari endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal
dan dianggap sebagai siklus menstruasi klasik selama 28 hari (Prawirohardjo,
2005).
Menstruasi merupakan suatu siklus discarge fisiologik darah dan jaringan
mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan
berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu, tanpa adanya
kehamilan selama periode reproduktif (pubertas sampai menopouse) pada
wanita(Dorland, 2005).
B. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan
hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan.
Bila tidak terjadi kehamilan, maka terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan
emosi wanita, serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklusmenstruasi
(Bobak,2005).
Siklus menstruasi merupakan periode menstruasi dihitung berdasarkan jumlah
hari tanggal mulainya menstruasi yang lalu sampai mulainya menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi yaitu merupakan salah satu siklus menstruasi yang
berlangsung selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam rentang waktu 21-35
hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, bahkan dari bulan kebulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. Selama siklus menstruasi, ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron (Saryono, 2009).

3
Gambar Siklus menstruasi

C. Mekanisme Siklus Menstruasi


Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan
perubahan endometrium. Pusat pengendalian hormone reproduksi adalah
hipotalamus. Hormon pada hipotalamus gonadot- ropik realising hormone (GnRH)
yaitu follicle-stimulating hormone- realising hormone (FSHRH) dan luteinizing
hormone-stimulating hormone (LHRH). Kedua hormon ini akan merangsang

4
hipofisis anterior untuk mensekresi follicle-stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini akan menyebabkan produksi estrogen
dan progesteron dari ovarium (Price, 2005).

D. Fisiologi Menstruasi
Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelompok hormon, terutama estrogen dan
progesteron. Mereka dilepaskan siklis dari indung telur selama masa reproduksi di
bawah kendali dari dua hipofisis anterior hormon gonadotropin, Follicle-stimulating
hormone (FSH) dan Lutenizing hormon (LH). Di bawah pengaruh hormon ini,
perubahan terjadi pada endometrium dinding rahim di seluruh siklus menstruasi
(Jenkins et al, 2007). Menstruasi dianggap mulai pada hari 1 dari siklus berikut yang
selama periode sekitar 5 hari, superfisial lapisan dinding rahim, endometrium, secara
bertahap meninggalkan gudang basal lapisan bawah. Dari hari ke 5 sampai hari ke-14
yang khas 28-hari siklus (dikenal sebagai proliferasi fase), di bawah pengaruh
estrogen yang meningkat, folikel berkembang, sel- sel dalam lapisan basal mulai
bertambah banyak untuk penebalan progresif dan meningkatkan vaskularisasi dari
lapisan endometrium yang baru.
Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri,
hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula supra renalis dan kelenjar
kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut
adalah hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hyopothalamic-pituitary-
ovarian axis).
Ovulasi biasanya terjadi pada titik tengah dari suatu 28-hari siklus, atau 14 hari
sebelum onset menstruasi terlepas dari panjang siklus. Fase berikutnya ini dikenal
sebagai fase sekresi estrogen dimana terus mempromosikan pengembangan
endometrium. Progesteron juga dilepaskan untuk membantu mempersiapkan
endometrium untuk menerima sel telur yang akan dibuahi. Jika tidak terjadi
kehamilan, korpus luteum berdegenerasi dan pengurangan pasokan estrogen secara
tiba-tiba ini mendorong mulainya menstruasi (Jenkins et al, 2007).

5
Meskipun memiliki fisiologis yang hampir sama, namun variasi yang sangat
besar dapat terjadi antara naik dan turunnya siklus menstruasi.Siklus haid (siklus
ovarium) normal di bagi menjadi : fase follikulerdan fase luteal.

1. Siklus Ovarium
a. Fase Folikuler
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium.
FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Satu
folikel berkembang menjadi folikel deGraf. Folikel terdiri dari sebuah ovum dengan
dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel granulosa mensintesis
progesteron selama paruh pertama siklus menstruasi, dan bekerja sebagai prekusor
pada sintesis esktrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya. Kadar
esktrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH dari hipotalamus (Price,
2005).
Pada awalnya estrogen meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan
cepat mencapai puncaknya. Ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik
dan dengan mendadak terjadi puncak pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan
siklus yang mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira
kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam beberapa jam setelah LH
meningkat, esktrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun.
Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan morfologik pada follikel atau
mungkin juga akibat umpan balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus.
LH-surge yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel hendaknya
pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel
terjadi antara 16 24 jam setelah LH-surge.

6
b. Fase Luteal
Kadar estrogen yang tinggi akan menghambat produksi FSH. Kemudian kadar
estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraf, lapisan granulosa
menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan berubah menjadi korpus luteum
yang berwarna kuning pada ovarium. Vaskularisasi dalam lapisan granulose juga
bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 9 setelah ovulasi. Korpus luteum
terus mensekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama semakin
meningkat (Price, 2005).
Mulai 10 12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur
angsur disertai dengan berkurangnya kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya
sekresi progesterone dan esktrogen.Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak
bergantung pada hormone gonadotropin. Pada kehamilan hidupnya korpus luteum
diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
yang dibuat oleh sinsiotrofoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak
perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu yang tepat untuk
mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus
luteum hingga 9 10 minggu kehamilan. Kemudian fungsi ini diambil alih oleh
plasenta.

2. Siklus Endometrium
Siklus menstruasi endometrium terdiri dari:
a. Fase Menstruasiatau Deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah menstruasi
mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis
atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis,
dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Pada waktu ini tebal
endometrium 0,5 mm. Fase ini berlangsung 3-4 hari.

7
b. Fase Proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sejak hari ke-lima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14
siklus 28 hari, atau hari ke-18 sikus 32 hari. Permukaan endometrium secara
lengkap akan kembali normal dalam empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Sejak
saat ini, terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase
proliferasi bergantung dari stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium
(Bobak, 2005).
Fase proliferasi dapat dibagi yaitu :
1) Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase
ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel,
terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit.
Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar
mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase
menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar
yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas
mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan
anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relative
sedikit.
2) Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis.
Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan
padat.

8
c. Fase SekresiatauFase Pramenstruum
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya atau berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28.
Setelah ovulasi, diproduksilebihbanyakprogesteronsehinggaterlihat
endometrium yang edematosa, vaskular, dan fungsional.Pada akhir sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti
beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya darah dan sekresi kelenjar,
tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum yang dibuahi
(Bobak, 2005).

d. Fase Iskemi
Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7- 10 hari setelah ovulasi.
Apabila tidak terjadi pembuahan atau implantasi korpus luteum (badan kuning yang
mensekresi estrogen dan progesteron) menyusut. Seiring penurunan kadar estrogen
dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama fase iskemi, suplai
darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai, menandai hari
pertama siklus berikutnya (Bobak, 2005)

9
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan
Siklus menstruasi sebagai suatu periode berlangsungnya perubahan fisiologi
pada wanita. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
disertai pelepasan (deskuamasi) dari endometrium. Siklus menstruasi merupakan
periode menstruasi dihitung berdasarkan jumlah hari tanggal mulainya menstruasi
yang lalu sampai mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi dikendalikan
oleh kelompok hormon, terutama estrogen dan progesteron. Mereka dilepaskan siklis
dari indung telur selama masa reproduksi di bawah kendali dari dua hipofisis anterior
hormon gonadotropin, Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Lutenizing hormon
(LH).Siklus haid (siklus ovarium) normal dibagi menjadi : fase follikulerdan fase
luteal. SedangkanSiklus EndometriumdibagimenjadiFase menstruasiatau deskuamasi,
fase proliferasi ,fase sekresiatau fase pramenstruumdan fase iskemi. Panjangnya
siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh faktorhormon, usia, berat badan, tingkat stress,
aktivitas, genetik dan gizi.

B. Saran
Diharapkan untuk para wanita agar lebih meningkatkan dan memotivasi diri
tentang pentingnya kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan faktor- faktor yang
mempengaruhi perubahan siklus menstruasi.Karena apabila ada gangguan dalam
siklus menstruasi merupakan tanda yang negative misalnya terjadinya kemandulan,
dll.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2005. Buku Ajar KeperawatanMaternitasedisi 4. Jakarta : EGC.
Dorland. 2005. KamusKedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. (2005). Patofisiologi :Konsepklinis proses-proses penyakit (edisi 6).
Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmukebidanan. Jakarta :YayasanBinaPustaka.
Proverawati, Atikah, dkk. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : NuhaMedika
Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi.Yogyakarta:Nuha Medika.
Wiknjoksastro, Hanifa dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Ed 2, Cet. 5. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

11

Anda mungkin juga menyukai