Anda di halaman 1dari 4

<a

href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a22ad6b1&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=471&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a22ad6b1' border='0' alt='' /></a>

Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno


Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More

<a
href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=ac22031e&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1319&amp;cb=
INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=ac22031e' border='0' alt='' /></a>

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan


Tekno Media Muda Green Lipsus Fiksiana Freez

New
Jelajahi Kompasiana.com Bersama Teman-Teman Facebook Anda

Home
Politik
Hukum
Artikel

Hukum
Musri Nauli
Jadikan Teman | Kirim Pesan

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil.
Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan,
akan bermakna suatu hari nanti. Lihat kegelisahan saya www.musri-
nauli.blogspot.com

0inShare

Wacana Pasal Pembunuhan dalam


Xeniat Maut
OPINI | 26 January 2012 | 15:09 Dibaca: 529 Komentar: 0 Nihil

Akhir-akhir ini kita dihebohkan peristiwa Mobil Daihatsu Xenia B 2479 XI yang
dikemudikan Afriyani Susanti saat kecelakaan maut di Tugu Tani yang menyebabkan
sembilan nyawa melayang. Peristiwa ini kemudian menyadarkan kita bahwa jalan
raya merupakan salah satu tempat yang paling sadis terjadinya kecelakaan ( penulis
menggunakan istilah pasal pembunuhan terhadap peristiwa tersebut).

Dalam berbagai berita, telah disampaikan bagaimana perilaku pengemudi yang ugal-
ugalan mengendarai kendaraan (apalagi dalam peristiwa ini, pengemudi sama sekali
tidak mempunyai SIM). Perilaku pengemudi yang ugal-ugalan mengingatkan perilaku
pengemudi sebuah Bus yang memakan korban 21 orang. Pengemudi kemudian dijerat
dengan pasal 283, 287 ayat 5, dan pasal 310 ayat 1-4 Undang undang Nomor 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain itu, ia juga dijerat dengan
pasal 112 juncto 132 subsider 127 Undang-undang Nomor 35 tentang Narkotika
dengan ancaman hukuman maksimal dua belas tahun. Berbagai peristiwa kemudian
memberikan perspektif yang baru, bahwa UU Lalu lintas tidak dapat menjangkau
perilaku pengemudi yang ugal-ugalan.

Dalam perkembangan terakhir, selain pengemudi dijerat dengan berbagai pasal dalam
UU Lalu lintas, ada pemikiran untuk menerapkan pasal tentang pembunuhan
sebagaimana dalam rumusan pasal 340 junto pasal 338 KUHP. Dalam pernyataan
resmi dari institusi Kepolisian, penerapan pasal pembunuhan yang berkaitan dengan
peristiwa tersebut, didasarkan karena kelalaian dari pengemudi yang menyebabkan
matinya orang lain. (Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution dalam
jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 25/1/12)

Saud menjelaskan, ada tiga pasal dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana
(KUHP) yang terkait dengan penghilangan nyawa seseorang. Pertama, Pasal 338
KUHP tentang dengan sengaja merampas nyawa seseorang. Ancaman dalam pasal ini
yakni 15 tahun penjara.

Kedua, Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal
dunia. Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Ketiga, Pasal 340 KUHP
tentang pembunuhan dengan terencana merampas nyawa orang lain. Ancaman
hukuman dalam pasal ini yakni pidana mati atau penjara seumur hidup. Untuk kasus
ini kan dapat berlaku lex specialis atau hukum yang berlaku khusus, ujarnya.

Peristiwa ini mengingatkan perilaku ugal-ugalan pengemudi metromini tahun 1994


yang kemudian masuk kali sunter Jakarta Utara. Saat itu, angkutan umum yang diisi
45 orang terjun ke Kali Sunter dan mengakibatkan 32 orang tewas. Penumpang
meninggal dunia karena pintu Metro Mini tertutup sehingga air sungai yang hitam
pekat meregang nyawa para penumpang secara perlahan. Hakim kemudian
memutuskan menjatuhkan pidana penjara berdasarkan pasal-pasal pembunuhan.
Putusan ini kemudian diperkuat oleh Mahkamah Agung dan menjadi yurisprudensi.

Dalam diskusi terbatas di kalangan pengacara, pertimbangan kepolisian yang


menerapkan pasal pembunuhan terhadap peristiwa Xenia maut menimbulkan
persoalan yang cukup serius. Namun dalam pembahasan, dalil (baik yang menerima
maupun yang menolak) yang dijadikan dasar untuk menyatakan tanggapannya,
penggunaan doktrin sama sekali tidak tepat diterapkan.

Dalam ilmu hukum pidana, untuk menentukan kesalahan (schuld) dengna


menggunakan tiada pidana tanpa kesalahan yaitu een straf zonder schuld, actus non
facit reum nisi mens sir rea. Menentukan kesalahan (schuld) dilihat dari kesengajaan
(opzettelijk) dan kelalaian/kealpaan/kekuranghati-hatian (culpa).

Menurut para pakar, ada tiga bentuk kesengajaan (opzettelijk), yaitu :

a. Kesengajaan sebagai maksud (oogmerk)


b. Kesengajaan dengan sadar kepastian (o p z e t a l s z e k e r h e i d s b e w u s t z i j n )

c. Kesengajaan dengan sadar kemungkinan (dolus eventualis).

Diluar dari bentuk kesengajaan (opzettelijk), kita kemudian mengenal dengan


kelalaian/kealpaan/kekuranghati-hatian (culpa) yang terdiri dari Kurang hati/hati dan
dapat menduga akibat perbuatan. Doktrin ini paling sering diterapkan dalam
kecelakaan lalu lintas (diatur didalam pasal 359 KUHP dan pasal 360 KUHP) dan
kemudian diterapkan dalam pasal-pasal UU Lalu Lintas.

Pembuktian apakah terhadap pelaku diterapkan berdasarkan kepada bentuk


kesengajaan dilihat kepada berbagai fakta-fakta untuk melihat penerapan kesengajaan
(opzettelijk). Apakah kesadaran dari pengemudi yang mengendarai yang melihat
akibat yang terjadi (peristiwa tabrakan itu sendiri). Dengna melihat, korban pada
umumnya berada di trotoar (yang memang dikhususkan untuk pejalan kaki), maka
bantahan dari kalangan yang mendalilkan peristiwa XENIA MAUT diterapkan
dengan bentuk kelalaian (culpa) kurang tepat dijadikan alasan. Selain itu juga,
desakan berbagai pihak agar menerapkan pasal-pasal pembunuhan (yang berdasarkan
kepada teori kesengajaan/opzettelijk) yang terus menggelinding, membuat wacana
penerapan pasal-pasal pembunuhan harus mendapat perhatian dari institu
kepolisian.

Dengan menerapkan pasal-pasal pembunuhan terhadap pengemudi XENIA MAUT,


maka memberikan pelajaran penting, lalu lintas dapat memberikan perlindungan
nyawa kepada manusia yang tidak berdosa. Dan hukum bekerja untuk melindungi
terhadap pelaku yang nyata-nyata sadar telah melakukan pembunuhan di jalan raya.

Laporkan
Tanggapi

Siapa yang menilai tulisan ini?


KOMENTAR BERDASARKAN :
Tulis Tanggapan Anda

REGISTRASI | MASUK

<a
href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a37da309&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=345&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a37da309' border='0' alt='' /></a>
<a
href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a40e8a5a&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=639&amp;cb=I
NSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a40e8a5a' border='0' alt='' /></a>
FEATURED ARTICEL KOMPASIANA
Mengenal Lebih Dekat Sosok Irjen Pol Djoko Susilo
Yunita Fatmawati

TRENDING ARTICLES
Hukuman Mati Gembong Narkoba di Obral Demi

Febrialdi
Kenapa PSSI Membedakan Status Klub dan

Frans Az
Baru Sadar Peran SPG Sebenarnya

Cynthia Kirana Dewi


Polisi vs. Rp 2.000,-

Frandy William Samu...


Memang Rakyat Jabar Butuh Pemimpin Artis

Annie Sabri

KONTAK KOMPASIANA

Ingin menyampaikan pertanyaan, saran atau keluhan?

Subscribe and Follow Kompasiana:

About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us |


Kompasiana Toolbar

2008-2011

Anda mungkin juga menyukai