Disusun oleh:
Dosen :
FAKULTAS FARMASI
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt atas berkah dan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Interaksi Obat
dengan Kasus Khusus dan Pengatasan Interaksi pada Diabetes Melitus.
Saya menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, sehingga saya sangat mengharapkan masukan,
kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra.
Refdanita, MSi, Apt selaku dosen mata kuliah Interaksi Obat.
Harapan saya semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
terutama bagi penulis sendiri.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Salah satu penyakit yang memiliki sebab khusus dan penanganannya harus secara
khusus yaitu kanker, tuberculosis, dan diabetes militus.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pad arganisme
seluler. Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa
buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel
kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang
disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun
diwariskan (mutasi germline) Dinegara yang telah maju berhasil membasmi
penyakit infeksi , kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskular. Kesembuhan hampir seluruhnya terjadi pada pasien yang
penyakitnya belum menyebar pada saat pembedahan.
Tuberkulosis atau lebih sering disebut dengan TBC adalah suatu penyakit
infeksi kronis menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobati infeksinya. Bakteri Tuberkulosis dapat menginfeksi
hampir seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening dan lain-lain. Meskipun demikian organ tubuh yang
paling sering terkena adalah paru-paru. Di seluruh dunia kejadian Tuberkulosis
meningkat secara drastis dalam beberapa tahun ini. Berdasarkan data laporan
organisasi dunia WHO, setiap tahun, sekitar 8 juta orang di seluruh dunia
mengalami Tuberkulosis dan hampir 2 juta diantaranya meninggal dunia. Dan
menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 1998, penyakit ini
merupakan salah satu penyakit rakyat penting, yang tiap tahun mengambil
banyak korban. Jumlah penderita di Indonesia sebanyak 583.000 orang,
menduduki peringkat ketiga terbesar setelah Cina dan India.
4
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya di masa mendatang. Diabetes sudah merupakan salah satu
ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21. Perserikatan Bangsa-
Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
Diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu
25 tahun kemudian. Pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300
juta orang.
Mengingat hal tersebut di atas maka penulis membahas ketiga penyakit
khusus tersebut beserta pengatasan interaksinya.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari penyakit kanker, tuberculosis, dan
diabetes militus.
2. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari obat-obatan kanker,
tuberculosis, diabetes militus.
3. Dapat mengetahui interaksi obat yang terjadi pada penyakit-penyakit
khusus.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi obat adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau
dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan. Kemungkinan terjadinya
peristiwa interksi harus selalu dipertimbangkan dalam klinik, manakala dua obat
atau lebih diberikan secara bersamaan atau hampir bersamaan.
1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah
oleh obat lain. Umumnya adalah obat-obat yang memenuhi ciri:
6
a. Obat-obat di mana perubahan sedikit saja terhadap dosis (kadar obat)
sudah akan menyebabkan perubahan besar pada efek klinik yang timbul.
Secara farmakologi obat-obat seperti ini sering dikatakan sebagai obat-obat
dengan kurva dosis respons yang tajam (curam; steep dose response curve).
Perubahan, misalnya dalam hal ini pengurangan kadar sedikit saja sudah
dapat mengurangi manfaat klinik (clinical efficacy) dari obat.
a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, oleh karena dengan demikian
akan menggusur ikatan-ikatan yang protein obat lain yang lebih lemah. Obat-
obat yang tergusur ini (displaced) kemudian kadar bebasnya dalam darah akan
meningkat dengan segala konsekuensinya, terutama meningkatnya efek
toksik. Obat-obat yang masuk di sini misalnya aspirin, fenilbutazon, sulfa dan
lain lain.
7
b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang
(inducer)enzim-enzim yang memetabolisir obat dalam hati. Obat-obat yang
punya sifat sebagai perangsang enzim (enzyme inducer) misalnya rifampisin,
karbamasepin, fenitoin, fenobarbital dan lain-lain akan mempercepat
eliminasi(metabolisme) obat-obat yang lain sehingga kadar dalam darah lebih
cepat hilang. Sedangkan obat-obat yangdapat menghambat metabolisme
(enzyme inhibator) termasuk kloramfenikol, fenilbutason, alopurinol,
simetidin dan lain-lain,akan meningkatkan kadar obat obyek sehingga terjadi
efek toksik.
Pada beberapa kasus, interaksi terkadang memberikan efek pada kedua obat
sehingga obat mana yang mempengaruhi dan mana yang dipengaruhi, menjadi
tidak jelas. Diperkirakan, insidensi terjadinya interaksi obat sekitar 4%. Contoh
interaksi obat dengan kasus khusus yaitu:
8
menyembuhkan penyakit antara lain pembedahan, radiasi dan terapi
dengan senyawa kimia. Obat yang digunakan untuk mengobati kanker
disebut antineoplastika. Tergantung pada jenis kanker, dapat juga
digunakan obat lain termasuk antibiotik, hormon dan kortikosteroid.
2. Interaksi obat pada Diabetes Militus
Diabetes mellitus adalah suatu kelompok gangguan penyakit metabolic
dikarakteristik oleh hiperglikemia, dihubungkan dengan abnormalitas
pada karbohidrat, lemak dan metabolisme protein serta hasil dari
komplikasi kronik termasuk mikrovaskuler, makrovaskuler dan
gangguan neuropatik. Atau dengan kata lain diabetes militus adalah
penyakit pada orang yang kelenjar pankreasnya gagal menghasilkan
insulin dengan baik. Insulin adalah hormone yang membawa gula dari
darah ke sel tubuh yang membutuhkannya yang mengubahnya menjadi
energi. Pada pasien DM gula tetap berada dalam darah(dan keluar melalui
urin) dan tidak dibawa ke sel untuk digunakan. Karena tak ada gula, sel
harus membakar lemak dan protein lebih dari biasanya, pemecahan lemak
dan protein secara berlebihan ini akan membebaskan produk-buangan
asam ke dalam lemak.
9
dalam jaringan tubuh bakteri ini dapat Dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun,
10
Kadar dalam Hindari
Haloperidol Metabolisme plasma pengunaan
haloperidol menurun bersamaan
meningkat
Kadar Pada
Levotiroksi
plasma hipotiroid,do
n Meningkatnya
menurun sis
metabolisme levotiroksin
levotiroksin perlu di
tinkatkan
3.
11
ETHAMBUTO Antasida Efek Hindari
L Absorbsi ethambutol pengunaan
menurun jika menurun bersama
. di gunakan antasida.
bersama Pemberian
dengan lebih baik di
antasida beri jarak
minimal 4
jam setelah
pemberian
4 Etionamid ethambutol.
Etionamid
Isoniazid meningkatkan Isoniazid
sementara Jangan
dapat
kadar serum mempotensi diberikan
isoniazid tas efek secara
yang tidak bersamaan
5 Absorpsi oral diinginkan
Asam amino
salisilat Digoksin digoksin dapat
berkurang bila Efek Monitoring
diberikan digoksin pemberian
bersama menurun digoksin
dengan asa
6 Kemungkinan
Azatioprin Alopurinol terjadi efek Efek
samping azatriopin Jangan
merugikan meningkat diberikan
akibat terlalu bersama-
banyak sama dengan
azatioprin garam besi
dan obat
diuretik
7 golongan
Merkaptopuri Terjadi efek Tiazida
n Alopurinol samping Efek
merugikan merkaptopu Jangan
karena terlalu rin dapat diberikan
banyak bersama-
berkurang
merkaptopuri sama dengan
n garam besi
dan obat
12
diuretik
golongan
Tiazida
8 Antibiotik
Cisplatin
Aminogliko Jangan
sida Kombinasi ini Dapat diberikan
dapat memberikan secara
merusak efek bersamaan
pendengaran samping
dan ginjal yang
yang bersifat merugikan
9 Metoktreksat Pepto permanen.
Bismol Jangan
diberikan
Efek Terjadi efek secara
metotreksat samping bersamaan
dapat merugikan
meningkat akibat
Alopurinol terlalu
10 Siklofosfamid
a banyak Jangan
metotreksat diberikan
Terjadi efek secara
yang Siklofosfami bersamaan
merugikan da dapat
terhadap meningkat
11 depresen ( penggunaan
Obat diabetes kelompok siklofosfamid
( Oral ) IMAO ) Jangan
Kadar gula diberikan
dalam darah Efek secara
akan turun diabetes bersamaan
dan gejala dapat
12 Aspirin hipoglikemia bertambah
Obat diabetes akan terjadi Jangan
( Oral ) diberikan
Kadar gula secara
darah turun bersamaan
terlalu rendah. Efek obat
Gejalah diabetes
13 Kloramfeni hipoglikemia Jangan
kol digunakan
13
Obat diabetes Kadar gula dapat secara
( Oral ) darah turun bertambah bersamaan
terlalu rendah.
Gejalah
14 Sulfonamid hipoglikemia Efek obat
a diabetes Sulfonamida
dapat digunakan
Obat diabetes Kadar gula bertambah
darah turun bila infeksi
( Oral )
terlalu rendah. saluran urin
Gejala timbul
hipoglikemia Obat
15 timbul diabetes
Amfetamin dapat
bertambah Jangan
Obat diabetes Kadar gula diberikan
( Oral dan darah tetap secara
Insulin terlalu tinggi. bersamaan
Gejala
hiperglikemia
timbul Efek obat
diabetes
dilawan
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
kurang efektif, dan sangat mahal, WHO merekomendasikan bahwa
obat-obat ini hanya dapat digunakan pada pusat-pusat spesialis.
Nama obat-obat tersebut adalah antibiotik golongan
fluorokuinolon antara lain : (siprofloksasin, ofloksasin,
levofloksasin), Etionamid, Asam Para Aminosalisilat, Sikloserin,
Kapreomisin, Amikasin, dan Kanamisin.
1. Pembedahan (Operasi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
3. Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/khemoterapi)
4. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
5. Pengobatan dengan hormon
16
BAB IV
KESIMPULAN
Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang
diberikan pada awalnya diberikan secara bersamaan sehingga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih berubah. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau
mengurangi aktivitas. Penyakit yang sedang diobati ataupun kronis dapat
memepengaruhi interaksi obat. Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi obat
yaitu faktor usia, faktor polifarmasi, faktor penyakit, faktor genetik. Interaksi obat
melibatkan 2 jenis obat, yaitu :
1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah
oleh obat lain.
2. Obat presipitan (precipitan drug), yakni obat yang mempengaruhi atau
mengubah aksi atau atau efek obat lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
18