Anda di halaman 1dari 13

INTERAKSI OBAT DALAM

KASUS KHUSUS

Dosen:

Dra. Refdanita, M.Si, Apt


Disusun Oleh:
Nanda Sabbaha Nur Kasfillah - 13330053

Interaksi Obat
Adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau
dipengaruhi
Kemungkinan

oleh

obat

terjadinya

lain

yang

peristiwa

diberikan
interksi

bersamaan.
harus

selalu

dipertimbangkan dalam klinik, manakala dua obat atau lebih


diberikan secara bersamaan atau hampir bersamaan.

Mekanisme Interaksi obat


1. Interaksi Farmasetik/inkompatibilitas
Interaksi yang terjadi di luar tubuh, sebelum obat diberikan.

Merupakan interaksi langsung secara fisik atau kimiawi yang hasilnya dapat dilihat sebagai
pembentukan endapan atau perubahan warna.
2. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja

fisiologis obat lain


3. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi ini adalah akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada absorbsi, metabolisme,

distribusi dan ekskresi sesuatu obat oleh obat lain.

Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi obat


yaitu faktor usia, faktor polifarmasi, faktor penyakit, faktor genetik.

Interaksi obat melibatkan 2 jenis obat,


1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah oleh
obat lain.
2. Obat presipitan (precipitan drug), yakni obat yang mempengaruhi atau mengubah
aksi atau atau efek obat lain.

Interaksi obat pada kasus Khusus


1. Interaksi obat pada Kanker
Kanker atau tumor ganas terjadi manakala sel normal tumbuh menjadi ganas tak terkendali
dan mendesak sel normal lain di sekitarnya. Keadaan yang sudah gawat ini diperparah
karena tumor dapat bermetastasi atau menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit yang
menakutkan ini dapat berkembang karena faktor keturunan, faktor karsinogen lingkungan,
dan virus. Pengobatan yang ditujukkan untuk menekan ataupun menyembuhkan penyakit
antara lain pembedahan, radiasi dan terapi dengan senyawa kimia. Obat yang digunakan
untuk mengobati kanker disebut antineoplastika. Tergantung pada jenis kanker, dapat juga
digunakan obat lain termasuk antibiotik, hormon dan kortikosteroid.

Mekanisme kerja obat-obat Kanker


Pengobatan kanker pada dasarnya sama, yaitu salah satu atau kombinasi dari
beberapa prosedur berikut :
Pembedahan (Operasi)
Penyinaran (Radioterapi)
Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/khemoterapi)
Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
Pengobatan dengan hormon

2. Interaksi obat pada Diabetes Militus


Diabetes militus adalah penyakit pada orang yang kelenjar pankreasnya gagal
menghasilkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormone yang membawa gula dari darah ke sel tubuh yang
membutuhkannya yang mengubahnya menjadi energi. Pada pasien DM gula tetap
berada dalam darah(dan keluar melalui urin) dan tidak dibawa ke sel untuk
digunakan. Karena tak ada gula, sel harus membakar lemak dan protein lebih dari
biasanya, pemecahan lemak dan protein secara berlebihan ini akan membebaskan
produk-buangan asam ke dalam lemak.

Mekanisme kerja obat-obat Diabetes


Militus

Obat-obatan antidiabetes adalah obat-obatan yang membantu mengendalikan


kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Masing-masing obat ini membantu
menurunkan kadar gula darah dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa pasien
dapat menggunakan antidiabetes oral saja atau mengabungkannya dengan
antidiabetes oral lain, dan sebagian pasien menggunakan antidiabetes oral dan
ditambah injeksi insulin. Keempat jenis hipoglikemik oral tersebut adalah golongan
sulfonilurea, seperti glipizid, gliburid, klorpropamida, dan tolbutamid; golongan
biguanid seperti metformin, golongan glukosidase inhibitor seperti akarbose dan
miglitol dan golongan tiazolidinedion seperti troglitazon.

3. Interaksi obat pada Tuberkulosis


Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit menular yang paling sering terjadi
sekitar 80% di paru-paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus,yaitu basil Gram-positif yang tahan
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan
Asam (BTA). Bakteri Tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Di
dalam jaringan tubuh bakteri ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa
tahun.

Mekanisme kerja obat tuberkulosis


Obat-obatan tuberkulosis adalah digolongkan atas beberapa kelompok, yaitu :
Kelompok obat Primer merupakan obat yang paling efektif dengan toksisitas yang dapat diterima. Tetapi
dapat menimbulkan resistensi dengan cepat bila digunakan sebagai obat tunggal. Maka selalu
dikombinasikan dari 3-4 obat untuk kuman Tuberkulosis yang sensitif. Contoh obat primer yaitu : Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin.
Kelompok Obat sekunder merupakan obat-obat yang tergolong dalam obat sekunder digunakan untuk
pasien dengan kuman-kuman yang terbukti resisten terhadap kelima obat primer atau obat standar. Obatobat yang tergolong dalam obat sekunder sangat sukar untuk digunakan, memiliki banyak efek samping,
kurang efektif, dan sangat mahal, WHO merekomendasikan bahwa obat-obat ini hanya dapat digunakan
pada pusat-pusat spesialis. Nama obat-obat tersebut adalah antibiotik golongan fluorokuinolon antara lain
: (siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin), Etionamid, Asam Para Aminosalisilat, Sikloserin, Kapreomisin,
Amikasin, dan Kanamisin.

No. Obat Objek

Obat Praesipitan

Mekanisme Interaksi

Efek yang
ditimbulkan

Rekomendasi

Sulfonilurea

Antasida

interaksi ini terjadi pada proses absorbsi, yaitu


absorbsi sulfonilurea
antasid akan meningkatkan pH lambung. Peningkatan meningkat
pH ini akan meningkatkan kelarutan dari sulfonilurea
sehingga absorbsinya dalam tubuh juga akan
meningkat.

Pemberian obat antasida


dengan sulfonilurea
diberi jarak waktu.

glibenclamide

Fenilbutazon

Fenilbutazon menghambat ekskresi renal dari


glibenklamid, sehingga dapat bertahan lebih lama
dalam tubuh & memperpanjang t1/2 glibenklamid

Efek hipoglikemia
glibenklamid
diperpanjang

Obat boleh diberikan


bersamaan tetapi
dipantau

Sulfonilurea

Probenesid

probenesid dapat mengurangi ekskresi renal dari


sulfonilurea sehingga waktu paruhnya semakin
panjang.

Hipoglikemia

Obat tidak boleh


diberikan secara
bersamaan

Acarbose

Sulfonilurea

sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan


insulin yang selanjutnya akan merubah glukosa
menjadi glikogen.
Dengan adanya akarbose akan memperlambat
absorbsi & penguraian disakarida menjadi
monosakarida insulin >> daripada glukosa
hipoglikema meningkat

meningkatkan efek
hipoglikemi

Obat boleh diberikan


secara bersamaan,
tetapi tetap dipantau

Sufonilurea

cimetidine

simetidin menghambat metabolisme sulfonilurea di


hati sehingga efek dari sulfonilurea meningkat.

Hipoglikemia

Obat tidak boleh


diberikan secara
bersamaan

No. Obat Objek

Obat

Mekanisme Interaksi

praesipitan
6

INH

Nifedipin

Azatioprin

Alopurinol

Cisplatin

Antibiotik
Aminoglikosida

Rekomendasi

Meningkatkan metabolism Nifedipin

Kadar dalam darah


menurun

Obat tidak boleh


diberikan dalam waktu
bersamaan

Kemungkinan terjadi efek samping merugikan


akibat terlalu banyak azatioprin

Efek azatriopin
meningkat

Jangan diberikan
bersama-sama dengan
garam besi dan obat
diuretik golongan
Tiazida

Kombinasi ini dapat merusak pendengaran dan


ginjal yang bersifat permanen.

Dapat memberikan
efek samping yang
merugikan

Efek yang
ditimbulkan

Jangan diberikan
secara bersamaan

Rifampisin

Diazepam

Metabolisme diazepam meningkat

Kadar dalam darah


menurun

Hindari
penggunaan
bersamaan

10

Etionamid

Isoniazid

Etionamid meningkatkan sementara kadar


serum isoniazid

Isoniazid dapat
mempotensitas
efek yang tidak
diinginkan

Jangan diberikan
secara bersamaan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai