Anda di halaman 1dari 11

I.

Tujuan Percobaan
- Menjelaskan perbedaan antara antiseptik, desinfektan dan antibiotik
- Menjelaskan perbedaan prinsip pengujian antiseptik
- Menjelaskan perbedaan prinsip dan kegunaan pengujian metode kontak (koefisien fenol)
dengan metode difusi agar.
II. Tinjauan Pustaka

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat
aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas
beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan
antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa
desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004).
Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar
mahluk hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Secara umum, antiseptik
berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Misalnya obat-obatan seperti antibiotik dapat
membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk
membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak bernyawa (Ayumi,2011).
Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja
dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi
(menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri. Beberapa contoh antiseptik
diantaranya adalah yodium (povidene iodine 10%), hydrogen peroksida,etakridin laktat (rivanol),
dan alkohol (Ayumi,2011).
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat digolongkan menjadi (Jawetzet al., 2005):
1. Penghambatan pertumbuhan oleh analog
Dalam kelompok ini termasuk sulfonamida. Pada umumnya bakteri memerlukan para-
aminobensoat (PABA) untuk sintesis asam folat yang diperlukan dalam sintesis purin.
Sulfonamida memiliki struktur seperti PABA, sehingga penggunaan sulfonamida
menghasilkan asam folat yang tidak berfungsi.
2. Penghambatan sintesis dinding sel
Perbedaan struktur sel antara bakteri dan eukariot menguntungkan bagi penggunaan bahan
antimikrobial.
3. Penghambatan fungsi membran sel
Membran sel bakteri dan fungi dapat dirusak oleh beberapa bahan tertentu tanpa merusak
sel inang. Polymxin berdaya kerja terhadap bakteri Gram-negatif, sedangkan antibiotik
polyene terhadap fungi. Namun demikian penggunaan keduan antibiotik ini tidak dapat
ditukar balik. Ini berarti bahwa polymixin tidak berdaya kerja terhadap fungi. Hal ini
disebabkan karena membran sel bakteri pada umumnya tidak mengandung sterol,
sedangkan pada fungi ditemukan sterol. Polyene harus bereaksi dengan sterol dalam
membran sel fungi sebelum memp[unyai kemampuan merusak membran. 4. Penghambatan
Sintesis protein Kebanyakan antibiotic ditemukan pada pelaksanaan "program penapisan".
program demikian yang dimulai dengan pengapungan dalam cuplikan tanah melalui tahap
sampai percobaan hewan. Pada uji deretan pengenceran, antibiotic diencerkan dengan
larutan biak yang telah ditanami dengan kuman uji menurut tahap pengenceran.
Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu senyawa
kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti
meja, lantai dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Efisiensi dan
efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
- Konsentrasi
- Waktu terpapar
- Jenis mikroba
- Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat hidup
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai berbagai macam senyawa kimia baik
organik maupun anorganik bersifat racun terhadap jasad renik. Sehubung dengan itu usaha
manusia dalam mengatasi jasad renik. Penyebab penyakit banyak dilakukan menggunakan bahan
kimia. Senyawa kimia yang mematikan jasad renik disebut dengan disinfektan. Disinfektan
adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk
mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Beberapa kelompok utama disinfektan yaitu:
1. Fenol dan persenyawaan penolat
2. Alkohol
3. Hidrogen
4. Logam berat dan persenyawaannya
5. Detergen
6. Aldehid
7. Kemosferilisator gas
8. Oxidator
9. Aerosol
10. Yodium
11. Zat warna
12. Preparat Chlor
13. Sabun
Cara kerja zat-zat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme berbeda-beda antara lain dengan merusak dinding, mengubah permeabilitas sel,
menghambat kerja enzim, menghambat seintesis protein, dan asam nukleat dan sebagai anti
metabolik.
Disinfektan digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan dan kontaminasi dengan
mikroba. Pengendalian yang dimaksud yang dimaksud artinya semua kegiatan yang dapat
membunuh, menghambat, dan sebagai anti metabolik.
Mikroorganisme yang dihambat mempunyai proses penghambatan yang sama dan
perbedaannya adalah sifat resisten yang berbeda-beda antara lain mikroorganisme satu dengan
yang lainnya. Sifat resisten ini dapat dipengaruhi oleh kandungan lipid pada membran selnya.
Teknik dan cara-cara yang digunakan dapat dengan cara fibrik atau kimiawi diantaranya dapat
menggunakan senyawa-senyawa fenolik, alcohol, chlor, iodium, dan senyawa-senyawa lain yang
mempunyai ciri komposisi molekuler yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi.
Disinfektan merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen dengan
cara kimiawi atau fisik. Disinfeksi mempunyai daya kerja terhadap vegetatif dari
mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan sporanya, sedangkan antiseptis merupakan
proses yang mencakup inakvikasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimiawi.
Antiseptik dapat bersifat bakterisidal atau bakteri kostatik. Proses bakteri kostatik hanya
menghentikan pertumbuhan bakteri. Istilah disinfeksi dan antiseptis secara umum sulit
dibedakan, sehingga penggunaanya boleh dikatakan sinonim.(Lay,1990)
Komponen-komponen disimpektan terdiri dari:
1. Garam atau basa yang kuat dengan komponen-komponen ammonium yang terdiri dari
empat bagian.
2. Adanya unsur radikal dalam gram atau basa tersebut.
3. Radikal merupakan golongan alifat dan asam sulfat (Dwidjoseputro,1984).
Menurut Pelzar dan Chan menyatakan bahwa bakteri yang lebih muda kurang daya
tahannya terhadap, disinfektan jika dibandingkan bakteri yang luar yang memberikan hasil zona
hambat yang terbentuk. Hal ini juga sesuai dengan sifat dari dinding sel dari bakteri.
Struktur dinding bakteri gram positif adalah tebal dan berlapis tunggal dengan kandungan
peptidoglikan yang tinggi serta lebih resisten terhadap gangguan fisik maupun kimia
dibandingkan dengan struktur dinding sel dari kedua jenis bakteri ini jelas berbeda karena bakteri
gram negatif. Permeabilitas dinding sel dari jenis bakteri ini jelas berbeda karena bakteri gram
negatif mengandung peptidoglikan lebih sedikit sehingga memiliki pori-pori yang besar
dibanding gram positif sehingga bakteri gram positif lebih rentan terhadap antibiotik.
(Lehninger, 1982)

III. Alat Bahan


Alat
- Tabung reaksi
- Cawan petri
- Lidi kapas steril 6 buah
- Ose
- Pipet ukur
- Bunsen
- Infusa daun sirih 10%
- Hibiscrub/kaporit 10% sebagai standar
Bahan
- S. Aureus
- E. Coli
- Nutrien Agar
- Aquades
IV. Prosedur Percobaan

a. Persiapan praktikum 1 hari pada hari H


- Sterilkan alat dan bahan
- Buat infusa daun sirih 10% dan 20%
- Buat suspensi bakteri
b. Pelaksaan Praktikum Pada Hari H
- Disiapkan tabung reaksi sebanyak 6 buah dan beri nama (t15 detik, t30 detik dan t45
detik, t60 detik, t75 detik, dan t90 detik)
- Disiapkan media agar sebanyak 15 ml dalam cawan petri sebanyak 6 buah dan beri nama
(t15 detik, t30 detik, t45 detik, t60 detik, t75 detik, dan t90 detik)
- Dibuat suspensi bakteri dalam aquades steril
- Dimasukkan infusa daun sirih masing-masing sebanyak 5 ml kedalam 6 tabung reaksi
yang sudah diberi nama
- Ditambahkan 1 tetes biakan bakteri biakan kedalam tabung tadi, kocok sampai tercampur
merata.
- Dicatat waktu ketika mulai menetskan bakteri
- Dengan tekhnik pada interval 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 detik, dimasukkan lidi kapas
steril dari setiap tabung infusa dan dioleskan ke permukaan agar dalam cawan petri yang
berlabel sesuai
- Diinkubasi seluruh biakan dalam cawan petri pada suhu 37C selama 18-24 jam
- Dilakukan pengujian yang sama untuk standar.
-
V. Data pengamatan

Kelompok Pertumbuhan pada sub biakan (cawan petri) dalam detik


15 30 45 60 75
Kelompok 1 - - - - -
(Biore 100%
Kelompok 2 - - - - -
(Biore 50%)
Kelompok 3 + + + + +
(Wipol
100%)
Kelompok 4 + + + + +
(Wipol 50%)
Kelompok 5 - - + - -
(Detol 100%)
Kelompok 6 - - - - -
(Pemutih)
Kelompok 7 - - - - -
(Alkohol)
Keterangan
Kelompok 1 : lauric acid, potassium hydroxide, myristic acid
Kelompok 2 : lauric acid, potassium hydroxide, myristic acid
Kelompok 3 : pine oil
Kelompok 4 : pine oil
Kelompok 5 : Chloroxylenol
Kelompok 6 : natrium hipoklorit
Kelompok 7 : alcohol 70%

KELO Gambar
MPOK Capet 1 Capet 2 Capet 3 Capet 4 Capet 5
15 30 45 60 75

Kelom
pok 1
Biore
100 %

Kelom
pok 2

Kelom
pok 3
Wipol
100%

Kelom
pok 4
(wipol

Kelom
pok 5
Detol
100%

Kelom
pok 6
biore1
00 %
Kelom
pok 7
alkoho
l 70 %

VI. Pembahasan

Pada pengujian antiseptik atau desinfektan dilakukan dengan menggunakan metode


waktu kontak (koefisien fenol). Metode kontak merupakan modifikasi dari koefisien fenol yaitu
untuk melihat potensi antiseptik dari sediaan uji dengan menilai waktu yang dibutuhkan untuk
suatu bahan uji dapat menghambat pertumbuhan mikroba dibandingkan terhadap bahan standar.

Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli. Escherichia coli berbentuk batang
pendek (kokobasil), gram negatif, ukuran 0,4-0,7 m x 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media
yang biasa dipakai. Escherichia coli bersifat mikroaerofilik, aerob dan juga fakultatif anaerob
serta dapat memfermentasi laktosa. Antiseptik dan desinfektan yang digunakan adalah sanisol &
triclosan, ethoxylated alcohol dan chloroxylenol dengan standar kaporit dan alkohol.

Pada bahan uji sanisol & triclosan 100% dan 50% waktu yang dibutuhkan untuk dapat
menghambat pertumbuhan mikroba dimulai dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan petri) 15
detik. Kombinasi dari antibakteri sanisol & triclosan dapat membunuh bakteri

Pada bahan uji ethoxylated alcohol 100% dan 50% terjadi pertumbuhan bakteri pada
subbiakan (cawan petri) 15, 30, 45, 60 dan 75 detik. Hal ini tidak sesuai, ethoxylated alcohol
merupakan desinfektan yang dapat membunuh bakteri.

Pada bahan uji Chloroxylenol 100% waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghambat
pertumbuhan mikroba dimulai dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan petri) 15, 30, 65 dan 70
detik. Terjadi pertumbuhan bakteri pada subbiakan 45 detik, hal ini mungkin terjadi karena
pengerjaan prosedur yang kurang baik. Chloroxylenol (CH9CIO) dapat membunuh bakteri
dengan mengganggu membran sel bakteri yang akan menurunkan kemampuan membran sel
untuk memproduksi ATP sebagai sumber energi. Chloroxylenol mempunyai spektrum
antimikroba yang luas, sehingga efektif digunakan untuk bakteri gram positif dan gram negatif,
jamur, ragi dan lumut. Chloroxylenol mempunyai keunggulan dalam hal toksisitas dan sifat
korosif yang rendah.

Pada standar kaporit waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghambat pertumbuhan
mikroba dimulai dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan petri) 15-75 detik. Kaporit atau
Ca(ClO)2 membunuh bakteri melalui reaksi kimia yang sederhana. Kaporit akan terpecah
menjadi beberapa unsur kimia diantara asam hypochlorus (HOCl) dan ion hypochlorite (OCl).
Keduanya membunuh bakteri dengan cara merusak lipid pada dinding sel serta merusak enzim
dan struktur di dalam sel bakteri, membuat bakteri teroksidasi. Perbedaan antara HOCl dan Ocl
erletak pada kecepatan dalam mengoksidasi. Asam hypochlorus dapat mengoksidasi organisme
dalam beberapa detik, sedangkan ion hypochlorite memakan waktu hingga 30 menit.

Pada standar alkohol waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghambat pertumbuhan
mikroba dimulai dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan petri) 15-75 detik. Alkohol dapat
mendenaturasi protein dan menurunkan aktivitas bakterinya. Alkohol efektif untuk
mendekontaminasi mikobakterium dan virus yang mengandung lipid. Alkohol tidak efektif untuk
virus seperti hepatitis B dan spora bakteri atau bentuk vegetatif dari orgnisme gram negatif.

Selain dapat membunuh kuman, desinfektan harus memenuhi syarat berikut:

1. Dalam waktu singkat mendeteksi yang baik.

2. Sebaiknya dapat digunakan untuk banyakjenis mikroorganisme artinya sedapat mungkin


mempunyai spektrum yang luas.

3. Dapat ditoleransi yang baik oleh kulit dan mukosa.

4. Mempunyai daya yang tahan lama.

5. Jika terabsorbsi mempunyai toksisitas yang rendah.

6. Tidak menyebabkan bau yang mengganggu.


VII. Kesimpulan

1. Bahan uji sanisol & triclosan 100% dan 50% serta chloroxylenol 100% dapat
menghambat pertumbuhan mikroba dimulai dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan
petri) 15-75 detik, hal ini sama dengan potensi bahan standar kaporit dan alkohol.

2. Bahan uji ethoxylated alcohol tidak dapat menghambat pertumbuhan mikroba dimulai
dari pertumbuhan pada subbiakan (cawan petri) 15-75 detik.
Daftar Pustaka

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Surabaya.


Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga: Jakarta
Lay, Bibian. 1990. Mikrobiologi. Rajawali Press : Jakarta
Lutfi Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Majalah
Kesehatan. 2011. Mengenal Antiseptik
Jawetz, E., Joseph M., and Edward A., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Nugrogo, E., Maulany,
R. F., alih bahasa; Setiawan, I., editor. Jakarta : Penerbit EGC.

Anda mungkin juga menyukai