HASIL SURVEI KUNJUNGAN LAPANGAN PEMANFAATAN AIR SUNGAI
BAJO OLEH PDAM KABUPATEN LUWU
Pengembangan sumber daya air, meliputi penataan, penyediaan, penggunaan, pengembangan
dan pengusahaan sumber daya air. Tujuan untuk memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil. Mengutamakan fungsi sosial dengan memperhatikan prinsip pemanfaatan air. Biaya jasa pengelolaan sumber daya air melibatkan peran masyarakat (UU RI No. 7, 2004 : 23-24) Melihat kondisi pemanfaatan air sungai yang semakin intensif untuk digunakan sebagai sarana kebutuhan sehari-hari, sudah seharusnya kita dapat memanfaatkan serta menghargai salah satu sumber daya alam ini dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sarana penyediaan air bersih bagi penduduk. Sedangkan dalam aspek lingkungan, sektor air bersih berhadapan dengan implikasi yang bernuansa sosial dan mempengaruhi alokasi sumberdaya air. Sinergi antara aspek lingkungan dan sosial dapat menentukan perilaku pengelolaan sumberdaya air dan permintaan air bersih. Secara keseluruhan, kebijaksanaan sektor air bersih sejalan dengan pencapaian manfaat setinggi-tingginya dari pembangunan dan konservasi sumberdaya air itu sendiri. Air adalah sebagai sumber kehidupan bagi peradaban manusia sejak zaman dahulu, dimana air memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari- hari, yaitu diperuntukan untuk keperluan mandi, memasak dan diminum. Adanya air bersih tidak luput dari keberadaan aliran sungai yang mengaliri suatu wilayah. Sungai memberikan dampak penting sebagai menyuplai air bagi masyarakat yang digunakan untuk irigasi dan keperluan sehari-hari. Secara hidrologis, Kab.Luwu dilalui oleh 11 (sebelas) sungai yang cukup besar dan panjang, diantara sungai-sungai tersebut yaitu S.Lamasi yang melintasi Kec. Lamasi dan Kec. Walenrang, S.Pareman melintasi Kec. Bupon dan Ponrang, S. Bajo melintasi Kecamatan Bajo dan Kecamatan Belopa, S. Suli melintasi Kecamatan Suli, S. Larompong melintasi Kec. Larompong, Sungai Temboe melintasi Kec. Larompong, S. Riwang melintasi Kec. Larompong dan S.Siwa melintasi Kec. Larompong Selatan. Dalam survey ini hanya Sungai Bajo yang menjadi objek kajian, lokasi sungai ini melintasi dua kecamatan yaitu Kec. Bajo dan Kec. Belopa. Sungai Bajo dengan panjang 44 km digunakan sebagai air baku oleh Pemda setempat , dalam hal ini PDAM di Kab. Luwu yang berperan dalam mengelola ketersediaan air bersih guna kepentingan seluruh masyarakat di kabupaten tersebut. Secara administrasi Kecamatan Bajo berbatasan dengan Kec. Bupon di sebelah utara, Kec. Kamanre, Belopa & Belopa Utara di sebelah timur, Kec. Suli Barat di sebelah selatan dan Kec. Bajo Barat di sebelah barat. Luas wilayah Kec. Bajo 68.52 Km2, memiliki 12 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 15.321 jiwa . Sedangkan Kecamatan Belopa memiliki luas wilayah 59.26 km 2, terdapat 9 Desa/kelurahan dengan jumlah penduduk 16.606 jiwa (BPS, 2014). Lampiran Foto Survey Kunjungan Lapangan Pemanfaatan Air Sungai Bajo.
Gambar 1. Pembangunan Bendungan dan Intake Air Baku Belopa Kabupaten Luwu. Gambar 2. Instalasi Pengolahan Air Baku Belopa Kabupaten Luwu
PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR 49 - Permentan - OT.140 - 10 - 2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA