KOTA PAREPARE
ABSTRAK
Melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama maupun
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen puskesmas yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja puskesmas yang efektif dan efisien.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat hasil pencapaian kinerja puskesmas yang
berkaitan dengan mutu pelayanan puskesmas, manajemen puskesmas dan pelayanan kesehatan
Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare. Metode penelitian adalah kuantitatif yang bersifat
deskriptif, memiliki tujuan mengetahui gambaran tingkat hasil pencapaian kinerja puskesmas. Hasil
penelitian pencapaian kinerja yang dimiliki mutu pelayanan puskesmas didapatkan nilai rata-rata
kinerja sebesar 9,7 dengan kategori kinerja baik. Manajemen puskesmas didapatkan nilai rata-rata
kinerja sebesar 10 dengan kategori kinerja baik. Pelayanan kesehatan didapatkan nilai rata-rata kinerja
sebesar 70,2% dengan kategori kinerja kurang. Oleh karena itu, upaya dalam meningkatkan kinerja
puskesmas diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan peningkatan fasilitas kesehatan
terutama anggaran yang dibutuhkan.
Kata kunci: Pencapaian, kinerja, pelayanan, puskesmas.
ABSTRACT
Implement health efforts both public health efforts are first rate and first rate individual
health efforts are needed health center management be integrated and continuous in order to produce
the performance of Public Health Center effective and efficient. This study aims to find out about the
picture of the level of achievement of performance results pertaining to quality health center health
center services, management of health centers and health care Public Health Center Madising Na
Mario Pare-pare. This research method is quantitative descriptive method, whereby it purports to
describe the level of achievement of the performance results of health centers. From the research
achievement of quality performance owned health center services obtained an average value of 9,7
performance with good performance categories. Public Health Center management obtained an
average performance score of 10 with a good performance categories. Health services obtained the
value of the average performance of 70,9% with less performance categories. Therefore, efforts to
improve the performance of health centers needed professional human resources and improvement of
health facilities, especially the budget required.
Keywords: Achievement, performance, services, health center
PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di kota besar maupun
daerah terpencil. Dalam kegiatan operasional, puskesmas merupakan badan yang tidak
mengutamakan keuntungan sehingga harus mengutamakan prinsip efisiensi anggaran dan
prodiktifitas yang optimal. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas
pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas.
Terdapat enam program pokok pelayanan kesehatan di puskesmas yaitu program
pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan tidak menular, dan kesehatan lingkungan. Melaksanakan upaya kesehatan baik
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama maupun upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dibutuhkan manajemen puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja puskesmas yang efektif dan efisien.
Mewujudkan visi, misi dan tujuan puskesmas diperlukan model manajemen yang cocok dan
efektif untuk puskesmas yaitu model manajemen puskemas terdiri dari P1 (perencanaan), P2
(penggerakan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian dan penilaian).
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja suatu
tugas individu atau kelompok. Evaluasi kinerja puskesmas yang dilaksanakan secara berkala
merupakan hal yang krusial untuk menjamin mutu pelayanan serta menunjang pelaksanaan
fungsi dan penyelenggaraan upaya kesehatan dasar yang merupakan tanggung jawab
pemerintah kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah pusat menyusun pedoman
penilaian kinerja puskesmas yang merupakan suatu upaya untuk melakukan evaluasi penilaian
hasil kerja atau prestasi puskesmas. Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi
penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas, dan
mutu pelayanan.
Puskesmas Madising Na Mario sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar
dalam wilayah kerjanya berupaya maksimal untuk dapat mewujudkan Indonesia sehat dengan
meningkatkan pelayanan dan pengembangan pelayanan serta menjalin hubungan lintas sektor
yang harmonis untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya yaitu
Kelurahan Labukkang dan Kelurahan Mallusetasi sesuai dengan visi dan misi puskesmas.
Data hasil rekapitulasi perhitungan cakupan komponen kegiatan kinerja Puskesmas Madising
Na Mario tahun 2014 didapatkan nilai rata-rata capaian sebesar 82%. Untuk mencapai hasil
yang diharapkan, ada tiga komponen yang dituangkan dalam penilaian kinerja puskesmas
yaitu, komponen mutu pelayanan puskesmas, komponen manajemen puskesmas dan
komponen pelayanan kesehatan puskesmas. Penilaian kinerja puskesmas diharapkan dapat
memberikan gambaran kepada masing-masing penanggung jawab dan pelaksana di
puskesmas tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis kegiatan yang menjadi tanggungjawab
dan sebagai bahan evaluasi/penilaian prestasi kerjanya.
HASIL
Berdasarkan pencapaian kinerja mutu pelayanan Puskesmas Madising Na Mario Kota
Parepare menunjukkan nilai rata-rata kinerja mutu pelayanan puskesmas sebesar 9,7 dengan
kategori baik. Jumlah indikator yang memiliki capaian kinerja kategori baik dengan nilai 10
yaitu sebanyak 9 indikator diantaranya drop out pelayanan ANC (K1-K4), persalinan oleh
tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstetri/risiko tinggi, error rate pemeriksaan Basil
Tahan Asam (BTA), kepatuhan terhadap standar ANC, kepatuhan terhadap standar
pemeriksanaan TB paru, tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas, tersedianya
SOP/protap pelayanan puskesmas, dan tim mutu puskesmas. Jumlah indikator yang memiliki
capaian kinerja kategori cukup dengan nilai 7 hanya satu indikator yaitu error rate
pemeriksaan darah malaria (Tabel 1).
Pencapaian kinerja manajemen Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kinerja manajemen puskesmas sebesar 10 dengan kategori
baik. Seluruh jenis manajemen memiliki nilai capaian yang sama yaitu sebesar 10 dengan
kategori baik, diantaranya manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat,
manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan (Tabel 2).
Berdasarkan pencapaian kinerja pelayanan kesehatan Puskesmas Madising Na Mario
Kota Parepare menunjukkan bahwa nilai rata-rata kinerja pelayanan kesehatan puskesmas
sebesar 70,9% dengan kategori kurang. Upaya pencapaian kinerja dengan kategori baik yaitu
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (96,3%). Upaya pencapaian kinerja
kategori kurang yaitu upaya promosi kesehatan (62,7%), upaya kesehatan lingkungan
(53,5%), upaya perbaikan gizi masyarakat (79,7%), dan upaya kesehatan pengembangan
(38,1%) (Tabel 3).
PEMBAHASAN
Pencapaian kinerja cakupan mutu pelayanan kesehatan rata-rata telah memiliki tingkat
capaian dengan kategori baik, tetapi dari 10 terdapat satu sub-variabel/ indikator yang masih
dengan kategori cukup dengan nilai 7 yaitu error rate pemeriksaan darah malaria.
Pemeriksaan darah malaria termasuk kategori cukup karena kurangnya anggaran,
pemeriksaan ini dilakukan dalam lingkup yang cukup besar oleh puskesmas sehingga
pelaksanaan pencapaian pemeriksaan darah malaria kurang berjalan maksimal. Moh. Wildan,
Hary Yuswadi, Puji Wahono, dan Zarah Puspitaningtyas yang menyatakan bahwa struktur
adalah sarana fisik, perlengkapan, peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber
daya manusia dan sumber dana lainnya. Dengan kata lain struktur adalah masukan atau input
fasilitas kesehatan. Jika struktur baik, kemungkinan mutu menjadi baik pula. Baik tidaknya
struktur sebagai masukan fasilitas kesehatan dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya,
mutu komponen-komponen struktur itu.
Manajemen puskesmas yang diperoleh puskesmas termasuk kategori baik dengan
menyusun analisis masalah, perumusan masalah, tujuan kegiatan, sasaran, target, dan
indikator keberhasilan kegiatan secara optimal. Mairizon dan Kiswanto menyatakan bahwa
belum terlaksana dengan baiknya lokakarya mini bulanan maupun lokakarya mini triwulan
merupakan indiaktor lemahnya pelaksanaan fungsi manajemen puskesmas bidang
pelaksanaan. Hal ini menyebabkan tidak jelasnya arah tujuan yang ingin dicapai dan
pembagian tugas dalam mencapai kondisi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Anton
Ferri menyatakan bahwa penggunaan dana yang tidak tepat akan mengakibatkan kesalahan
dalam penyusunan dan pembagian jasa pelaksanaan kegiatan, dan selanjutnya akan
memberikan gambaran yang salah dalam laporan keuangan. Sebagaimana diketahui jumlah
dana operasional erat hubungannya dengan jumlah produk yang dihasilkan, dengan demikian
suatu institusi Puskesmas yang bergerak dalam jasa pelayanan kesehatan, laporan biaya
kegiatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana peranan dana dengan tingkat hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan.
Hasil pengukuran kinerja pelayanan kesehatan puskesmas yang memiliki nilai rata-
rata kinerja dengan kategori kurang. Hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh
Steven Konli di Puskesmas Desa Gunawan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di daerah tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal tersebut
disebabkan karena petugas pelayanan datang kurang tepat waktu, disiplin pegawai masih
kurang, jumlah petugas kesehatan yang tidak sesuai dengan jumlah pasien yang datang, serta
sarana dan prasarana yang kurang sehingga kondisi demikian membuat masyarakat kurang
puas atas pelayanan yang diberikan. Pohan menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang
belum sesuai dengan harapan pasien diharapkan menjadi masukan bagi organisasi pelayanan
kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien
pada suatu fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu
datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari
pelayanan kesehatan di fasilitas yang kinerja pelayanan kesehatannya dapat memenuhi
harapan pasien.
Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare
Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Puskesmas Madising Na Mario Kota
Pare-Pare
Upaya Kesehatan Hasil (%) Kategori Kinerja
Upaya promosi kesehatan 62,7 Kurang
Upaya kesehatan lingkungan 53,5 Kurang
Upaya kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana 83,8 Cukup
Upaya perbaikan gizi masyarakat 79,7 Kurang
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 96,3 Baik
Upaya pengobatan 82,0 Cukup
Upaya kesehatan pengembangan 38,1 Kurang
Rata-rata Kinerja Puskesmas 70,9 Kurang
*Keterangan: Kinerja cakupan pelayanan puskesmas:
Baik = 91%
Cukup = 81 90%
Kurang = < 80%
Sumber : Data Sekunder yang diolah