MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok II
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam karena dengan taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-sebaiknya
dalam waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun guna memenuhi
penugasan pada mata kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini dapat
terselesaikan berkat kerjasama dari semua anggota tim kelompok 2.
Makalah ini kami susun berdasarakan beberapa literatur berupa buku teks,
pedomanUKS dari Kemendikbud, PermenkesNo.39 tahun 2016 tentang Progran
Indonesia Sehat, serta modul Keperawatan Komunitas. Pada makalah ini kami
membahas tentang konsep UKS, indicator Sekolah Sehat, serta konsep Asuhan
Keperawatan pada UKS.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca baik
tenaga kesehatan secara umum serta para mahasiswa dalam mempelajari tentang
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Usia Sekolah. Semoga makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan kita di bidang Keperawatan Komunitas.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan
sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal diperlukan upaya-upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai
sejak dalam kandungan, anak usia dini sampai dengan usia lanjut.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP UKS
1. Sejarah UKS1
2. Definisi
3
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA.2
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.1
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup
upaya menurunkan angak kesakitan anak sekolah; meningkatkan
kesehatan peserta didik, baik fisik, mental maupun social; serta
memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat.1
4
e. Sekolah merupakan institusi yang bersifat formal, sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan.
f. Promosi kesehatan melalui anak-anak sekolah akan efisien dan efektif
dalam kaitannya menanamkan perilaku hidup sehat.
g. Dalam Permenkes No. 39 tentang Program Indonesia Sehat Prioritas
Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019 diuraiakan secara garis
besar bahwa dalam mendukung upaya penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta upaya Penurunan
Prevalensi Balita Pendek (Stunting) dapat dilakukan intervensi
mengikuti siklus hidup manusia pada kelompok Anak Usia Sekolah
antara lain sebagai berikut :3
1) Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS.
3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS).
4) Mengembangkan penggunaan rapor kesehatan.
5) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan
narkoba
6) Menguatkan SDM Puskesmas.
Kegiatan utama UKS disebut dengan Trias UKS, yang terdiri dari
komponen-komponen sebagi berikut1 :
5
6. Sasaran UKS
a. Pembinaan pada bayi, khusus balita dan anak prasekolah (0-6 tahun)
b. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah (7-12 tahun0 yang dibagi
menjadi 3 kelompok, antara lain remaja awal (7-12 tahun), remaja (13-
21 tahun), dan dewasa muda (19-21 tahun).
8. Kegiatan UKS
6
promosi kesehatan bertujuan untuk menanamkan pola perilaku hidup
sehat bagi siswa siswi.1
a) Kegiatan Kurikuler
7
pengenalan,pembangkit minat,dan penanaman kebiasaan
hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan mencakup:
8
o Mengenal bahaya narkoba;
o Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba;
o Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual.
9
pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam
Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada dimata
Pelajaran Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan,keterampilan,terutama melalui peningkatan
pemahaman dan penafsiran konsep-konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai
kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan
mencakup:
10
Sekolah Luar Biasa
b) Kegiatan Ekstrakurikuler
Wisata siswa;
Kemah (Persami);
Ceramah, diskusi;
Lomba-lomba;
Bimbingan hidup sehat;
Apotik hidup;
Kebun sekolah;
Kerja bakti;
Majalah dinding;
Pramuka;
Piket sekolah.
11
Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam
pelaksanaan program UKS yang dilakukan secara
ekstrakurikuler di SMP dan SMA. Dalam pelaksanaan program
UKS, OSIS dapat mengamati adanya masalah yang berkaitan
dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru pembina OSIS,
agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya antara
lain berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K.
12
b) Metode
Dalam proses belajar mengajar guru dan Pembina dapat
menggunakan metode :
Belajar kelompok;
Kerja kelompok/penugasan;
Diskusi/ceramah;
Belajar perorangan;
Pemberian tugas;
Karya wisata;
Bermain peran;
Tanya jawab;
Simulasi;
13
peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar
dapat berfungsi optimal.
14
Kegiatan Pencegahan (Preventif)
15
a) Diagnosa dini;
b) Pengobatan ringan;
c) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan
pertama pada penyakit; dan
d) Rujukan medik.
16
yang tidak dapat diatasi oleh sekolah/madrasah). Untuk itu
perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang
pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas.
Sekolah/madrasah sebaiknya mengupayakan dana UKS untuk
pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan tidak
menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan.
Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki
buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan.
Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan
kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha kesehatan
di sekolah dan perguruan agama yang mencakup:
Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan
immuniasi dan lainnya yang dianggap perlu;
Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang
berhubungan dengan peserta didik (kepala sekolah, guru,
orang tua peserta didik dan lain-lain);
Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala
sekolah dan guru dalam melaksanakan Usaha Kesehatan
Sekolah;
Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya
dan UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan
pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS;
Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan
kader UKS (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);
Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta
perujukan terhadap kasus-kasus tertentu yang
memerlukannya;
Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;
Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat
kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan
cara peningkatannya;
17
Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina
UKS setempat meliputi segala kegiatan pembinaan
kesehatan dan permasalahan yang dialami.
c) Peserta didik yang perlu dirujuk
Adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah:
Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti
pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh
pulang dengan membawa surat pengantardan buku/kartu
rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan
kesehatan yang terdekat.
Bila Peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan
disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan
secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan
yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu
agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk
datang ke sarana pelayanan kesehatan tersebut.
d) Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai
berikut:
Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau
mengurangi masalah perorangan, antara lain pencarian,
pemeriksaan, dan pengobatan penderita.
Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau
mengurangi masalah lingkungan di sekolah, khususnya
masalah lingkungan yang tidak mendukung tercapainya
derajat kesehatan optimal.
Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup
sehat masyarakat sekolah.
e) Metode yang diperlukan ialah:
Penataran dan pelatihan;
Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling);
Penyuluhan kesehatan;
18
Pemeriksaan langsung; dan
Pengamatan (observasi)
19
9) Memiliki toilet dan kamar mandi bersih dengan rasio 1 : 40 untuk
siswa laki-laki dan 1: 25 untuk siswa perempuan
10) Menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
11) Serta memiliki ruang UKS dan program UKSnya melaksanakan
Trias UKS.
20
Pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi
kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan.2
Perencanaan2
21
Intervensi2
i. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah
sendiri atau dari pihak luar yang diperlukan.
ii. Perbaikan sarana
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko
lingkungan ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan
standar teknis maka segera dilakukan perbaikan.
iii. Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan
lingkungan di sekolah/madrasah, upaya pengendalian faktor
risiko disesuaikan dengan kondisi yang ada, antara lain
sebagai berikut:
22
Bila ditemukan kerusakan pada tangga segera
diperbaiki.
b) Pencahayaan dan kesilauan
Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas
yang cukup sesuai dengan fungsi ruang;
Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan
penerangan buatan;
Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan
tata letak papan tulis dan posisi bangku peserta didik;
Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya.
c) Ventilasi
Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistim
silang agar udara segar dapat menjangkau setiap sudut
ruangan;
Pada ruang yang menggunakan AC (Air
Conditioner)harus disediakan jendela yang bisa dibuka
dan ditutup;
Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela
harus dibuka terlebih dahulu minimal satu jam sebelum
ruangan tersebut dimanfaatkan;
Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali.
d) Kepadatan ruang kelas
Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal
2
setiap peserta didik mendapat tempat seluas 1,75 M . Rotasi
tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga
keseimbangan otot mata.
e) Jarak papan tulis
Jarak papan tulis dengan peserta didik paling depan
minimal 2,5 M;
Jarak papan tulis dengan peserta paling belakang
maksimal 9 M;
23
Petugas menghapus papan tulis sebaiknya
menggunakan masker.
f) Sarana cuci tangan
Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun;
Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan;
Bila menggunakan tempat penampungan air bersih
maka harus dibersihkan minimal seminggu sekali.
g) Kebisingan
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan
dalam proses belajar, maka dapat dilakukan dengan cara;
Lokasi jauh dari keramaian, misalnya; pasar, terminal,
pusat hiburan, jalan protokol, rel kereta api;
Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar;
Pembuatan pagar tembok yang tinggi.
h) Air Bersih
Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran
(tangki septic, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, dll);
Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai
sumur agar segera diperbaiki;
Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras
secara berkala.
i) Toilet
Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak
berbau;
Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam
seminggu, dan bila tidak digunankan dalam waktu lama
(libur panjang) maka bak air harus dikosongkan agar
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk;
Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai,
closet serta urinoar;
24
Tersedia sarana cuci tangan dan sabun untuk cuci
tangan.
j) Sampah.
Tersedia tempat sampah di setiap ruangan;
Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan
setiap hari dan dibuang ke tempat pembuangan sampah
sementara;
Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah
sementara ke tempat pembuangan sampah akhir
dilakukan maksimal 3 hari sekali.
k) Sarana Pembuangan Air Limbah
Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka
minimal seminggu sekali agar tidak terjadi perindukan
nyamuk dan tidak menimbulkan bau.
l) Vektor (pembawa penyakit)
Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam
berdarah maka harus dilakukan kegiatan;
Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam rangka
pemberantasan sarang nyamuk;
Menguras bak penampungan air secara rutin minimal
seminggu sekali dan bila libur panjang dikosongkan;
Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik
nyamuk;
Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap
penampungan air atau wadah yang berpontensi adanya
jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk
menghitung container indeks.
m) Kantin/Warung sekolah
Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup
sehingga terlindung dari lalat, binatang lain dan debu;
Makanan tidak kadaluarsa;
25
Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan bersih,
terlindung dari debu, terhindar dari baham berbahaya,
serangga dan hewan lainnya;
Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih
dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang
berlaku;
Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan
dan peralatan makan harus bersih dan disimpan pada
tempat yang bebas dari pencemaran;
Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukkannya;
Dilarang menggunakan kembali peralatan yang
dirancang untuk sekali pakai;
Penyaji makanan harus selalu menjaga kebersihan,
mencuci tangan sebelum memasak dan setelah dari
toilet;
Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus
dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penjaja
makanan disekitar sekolah. Pembinaan dan pengawasan
meliputi jenis makanan/minuman yang dijual,
penyajian, kemasan, bahan tambahan (pengawet,
pewarna, penyedap rasa).
n) Halaman
Melakukan penghijauan;
Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala
seminggu sekali;
Menghilangkan genangan air di halaman dengan
menutup/mengurug atau mengalirkan ke saluran umum;
Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman;
Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi
tetap memperhatikan aspek keindahan.
26
o) Meja dan kursi peserta didik
Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek
ergonomis, permukaan meja/bangku memiliki kemiringan
ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 100.
p) Perilaku
Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat dengan memberikan kateladanan,
misalnya tidak merokok di sekolah;
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setelah buang air besar, sebelum menyentuh
makanan, setelah beramain atau setelah beraktifitas
lainnya;
Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat.
9. Pengelolaan UKS
27
d. Kolaborasi tim, diperlukan kerjasama tim yang baik dan terorganisasi,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan
kegiatannya.
28
2. Karakteristik Perawat Sekolah1 :
3. Proses Keperawatan4
a) Pengkajian
Pengkajian kelompok usia Sekolah dengan setting sebagai berikut :
1) Nama Sekolah
2) Alamat
3) Tanggal Pengkajian
4) Pelayanan Kesehatan :
29
Jenis Pelayanan
Jumlah Guru UKS
Kader Kesehatan Sekolah :
Telah mengikuti pelatihan
Belum mengikuti pelatihan
Kondisi Ruang UKS :
Aspek kebersihan dan kerapihan
Aspek ventilasi dan pencahayaan
Perlengkapan UKS
Obat-obatan P3K
Kartu/buku Rujukan dan data kegiatan UKS
Tempat cuci tangan
Kebersihan kamar mandi dan WC
5) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan Intrakurikuler
Pakaian dan Sepatu Siswa
Kulit, Kuku, Rambut, Telinga dan Gigi Siswa.
6) Kesehatan Lingkungan Sekolah
Jarak Papan Tulis dengan kursi depan
Kepadatan ruang kelas
Kebersihan dan ventilasi ruangan
Fasilitas sanitasi:
Kebersihan kamar mandi dan WC
Ventilasi dan pencahayaan
Tempat cuci tangan umum
Bak air pada WC/KM
Alat pengambil air/gayung
Jumlah WC/KM
Alat dan bahan pembersih
Keadaan Air:
Letak sumber air dari septitank (termasuk PAM)
Persyaratan kesehatan air
30
Kualitas air bersih
Penampungan air
Jarak kamar mandi, WC dengan warung sekolah
Sampah dan air limbah:
Tempat sampah di dalam/luar ruangan
Tempat penampungan sampah sementara
Jarak penampungan sampah sementara dari warung sekolah
Jarak penampungan sampah sementara dari ruang kelas
Jarak penampungan sampah sementara dari sumber air
bersih
Saluran pembuangan air limbah
Jarak penampungan air limbah dari sumber air bersih
Jarak penampungan air limbah dari warung sekolah
Jarak penampungan air limbah dari ruang kelas
Pembuangan air limbah
Halaman, Pekarangan dan Pagar :
Kebersihan, kerapihan dan keindahan halaman
Tanaman perindang dan tanaman hias
Kebun sekolah/Apotek hidup
Halaman bermain, berolah raga/upacara
Pagar
Penerapan kawasan bebas asap rokok di sekolah
Kegiatan PSN dengan 3M
b) Perencanaan
31
(tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil), jadwal
kunjungan, tenaga pelaksana, pengorganisasian kegiatan, dan lain
sebagainya.
c) Pelaksanaan
d) Penilaian
32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan utama UKS disebut dengan Trias UKS, yang terdiri dari
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat.
B. SARAN
Bagi para pembaca secara umum, terutama para tenaga kesehatan dan
mahasiswa kami sarankan harus banyak membaca literatur tentang
keperawatan komunitas serta peraturan Negara yang berkenaan dengan UKS
itu sendiri, sehingga bisa membuka wawasan kita yang seluas-luasnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak Wahid Ikbal dan Chayatin Nurul. 2013. Ilmu Keperawatan Komunitas
Pengantardan Teori. Jakarta ; Salemba medika.
iii