Anda di halaman 1dari 15

Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

Pengertian Ulil Amri dalam


Al-Quran dan Implementasinya
dalam Masyarakat Muslim
I. Pendahuluan
Oleh: Kaizal Bay
Pemimpin atau penguasa mempunyai
Ulil Amri adalah seseorang atau
kedudukan yang tinggi dan mulia dalam
sekelompok orang yang mengurus
syariat Islam. Hal ini sesuai dengan
kepentingan-kepentingan umat. Ketaatan
tingginya tugas dan besaranya tanggung
kepada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan
jawab serta beratnya beban yang mereka
suatu kewajiban umat, selama tidak
pikul, menjaga agama dan mengatur dunia
bertentangan dengan nash yang zahir.
sebagai peng ganti tugas kenabian.
Adapun masalah ibadah, maka semua
Kedudukan dan derajat yang ting gi
persoalan haruslah didasarkan kepada
diberikan kepada mereka sebagai hikmah
ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya.
dan maslahat yang harus direalisasikan,
Ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin
sehingga tidak timbul kekacauan dan
sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena
musibah-musibah yang menyebabkan
betapa pun hebatnya Ulil Amri itu maka ia
hilangnya kebaikan-kebaikan dan rusaknya
tetap manusia yang memiliki kekurangan
agama dan dunia.
dan tidak dapat dikultuskan. Jika produk
Diantara dalil yang menunjukkan
dari Ulil Amri tersebut sesuai dengan
tingginya kedudukan pemimpin dalam
ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka wajib
syariat Islam adalah Allah mengandengkan
diikuti, sedangkan jika produk Ulil Amri itu
kata ketaatan kepada-Nya dan ketaatan
bertentangan dengan kehendak Tuhan
kepada Rasul-Nya dengan ketaatan kepada
maka tidak wajib ditaati. Dengan demikian,
penguasa sebagaimana firman Allah SWT :
model keataatan kepada Ulil Amri itu
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
terlaksana, jika ia menjalankan perintah
dan taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara
Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya jika tidak,
kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat
maka ketaatan itu dengan serta merta tidak
tenatang sesuatu, maka kemablikanlah ia kepada
mesti adanya.
Allah (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
Keyword : Ulil Amri, Al-Quran,
kemudian. Demikian itu lebih utama bagimu dan
Masyarakat, Muslim
lebih baik akibatnya.1
Manusia tidak akan bisa teratur dalam
kehidupannya, melainkan dengan adanya perintahnya. Apabila hal itu terjadi, tentulah
imam (pemimpin) yang berkuasa dan bencana akan menyebar, malapetaka dan
berdaulat. Seandainya Allah SWT tidak kerusuhan akan merajalela kemaslahatan
menanugrahkan sesuatu yang sesuai dengan akan sirna serta agamapun akan lenyap dan
tabiat profesinya, niscaya masyarakat akan akhirnya rusaklah dunia ini.2
melecehkan dirinya serta mengabaikan Masyarakat sebagai makhluk sosial

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 115


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

harus menyadari bahwa ia adalah anggota Pemimpin dalam Islam bukan penguasa
masyarakat yang penuh derita dan yang terjaga dari kesalahan. Tapi dia adalah
kesedihan, namun harus tetap tertib dan manusia biasa yang bisa salah dan benar,
terkendali. Salah satu cara untuk mengurus, bisa adil dan pilih kasih. Menjadi hak kaum
memelihara dan mengaturnya agar tidak muslimin untuk meluruskan pemimpin yang
terlempar menjadi sumber kekacauan dan berbuat salah dan melempangkan
keruwetan adalah perlunya keberadaan penyimpangannya. Inilah yang dinyatakan
pemimpin,3 Mekanismenya disebut dengan para pemimpin kaum muslimin yang
kepemimpinan. terbesar setelah Rasulullah SAW, yaitu Al-
Tampaknya, manusia tidak akan pernah Khulafaur rassyidin yang mengikuti
mampu melepaskan diri dari dua posisi dua petunjuk. 6 Kita diperintahkan untuk
listis, yaitu sebagai pihak yang dipimpin mengikuti sunnah mereka dan menggigitnya
sekaligus sebagai pemimpin,4 atau disebut kuat-kuat dengan gigi geraham. Karena
pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin itu sunnah mereka merupakan kepanjangan
pemegang otoritas yang menentukan dari sunnah beliau. Terbentuknya Negara
kebijakan dan menjalankannya dalam Madinah, akibat dari perkembangan
wilayah kepemimpinannya, untuk penganut Islam yang menjelma menjadi
mengantar masyarakat yang dipimpinnya kelompok sosial dan memiliki kekuatan
kearah yang lebih baik dan maju. Hal inilah politik riil pada pasca periode Mekkah di
yang memposisikan pemimpin pada bawah pimpinan Nabi. Pada periode
tempat yang sangat strategis dalam Mekkah pengikut beliau jumlahnya relatif
kehidupan suatu masyarakat. Pemimpin, kecil belum menjadi suatu komunitas yang
baik dalam skala makro maupun mikro, mempunyai daerah kekuasaan dan
menempati posisi (kedudukan) yang tinggi berdaulat. Tetapi setelah di Madinah posisi
dan mulia dalam Islam. Mengajak manusia Nabi dan umatnya mengalami perobahan
kepada jalan kebenaran, untuk berbuat baik yang besar. Di kota itu mereka mempunyai
dan mencegah mereka dari pada perbuatan kedudukan yang baik dan segera merupakan
yang munkar, merupakan tugas agama yang umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri.
sangat agung dan mulia yang dibebankan Nabi sendiri menjadi pemimpin, dalam
kepada umat Muhammad SAW, sehingga masyarakat yang baru dibentuk itu dan
Allah mensifati mereka sebagai umat yang akhirnya merupakan suatu negara.
terbaik (QS.Ali Imran: 110). Sementara di kalangan kalangan
Masalah kepemimpinan 5 selalu menjadi masyarakat muslim wacana kepemimpinan
bahan kajian sosiologi yang menarik. Dalam pada umumnya dan pemimpin pada
rentang panjang perjalanan sejarah anak khususnya, selalu menghiasi lembar sejarah
manusia, telah muncul corak pemimpin Islam sejak Rasulullh SAW wafat hingga saat
dengan beragam karakternya. Pemimpin ini. Siapa sebenarnya yang dapat dianggap
dalam perspektif Islam merupakan wakil sebagai wakil umat Islam untuk mengurus
dari umat, atau lebih tepatnya pegawai umat. kepentingan-kepentingan umat Islam itu
Di antara hak yang mendasar, wakil layak sendiri, serta bagaimana umat Islam
diperhitungkan atau perwakilan itu dicabut menyikapi suatu persoalan kenegaraan yang
jika memang dikehendaki, terutama jika telah diputuskan oleh otoritas resmi dalam
orang yang mewkili mengabaikan berbagai suatu negara. Penulis akan mencoba
kewajiban yang harus dilakukannya. menjawabnya dalam makalah ini dengan

116 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

judul Pengertian Ulil Amri Dalam Al- Hadis Nabi SAW, banyak digunakan kata
Quran dan Implementasinya Dalam amir dan umara. Hadis-hadis dimaksud
Masyarakat Muslim. menggambarkan pentingnya peranan
pemimpinn dalam kehidupan masyarakat,
II. Pengertian Ulil Amri dan pemimpin harus benar-benar
memperjuangkan kepentingan rakyat. 11
Kata Ulul Amr (selanjutnya baca ulil Istilah amir digunakan untuk gelar bagi
amri) adalah susunan dari dua suku kata yaitu jabatan-jabatn penting yang bervariasi dalam
ulu dan al amr. Kata ulu diartikan dengan sejarah pemerintahan Islam dengan sebutan
yang punya, yang memilki misalnya dalam yang beragam. Seperti amir al-muminin, amir
kata ulil al quwwah yang berarti memiliki al-muslimin, amir al-umaradan amir saja.
kekuatan, uli al-bab berarti yang mempunyai Karena itu, ia bisa digunakan untuk gelar
pikiran. Kata ini dijumpai dalam al-Quran bagi kepala pemerintahan di daerah dan
dengan berbagai macam kata pasangannya. gelar bagi penguasa militer.
Umpamanya ia berpasangan dengan ulil ilm Kata Ulil amri adalah gabungan dari (ulu)
berarti yang punya ilmu, ulul bas berarti yang dan (al-amr) berarti pemimpin, pemerintah
punya kekuatan/kekuasaan, ulu al-azm dan sebaginya. Kata ulil amri 12 terdapat di
berarti yang punya ketegaran/keteguhan, dalam al-Quran sebanyak 2 kali, yaitu
dan lainnya. Sedangkan kata al-amr berarti firman Allah surah an-Nisa ayat 59:
kerajaan, urusan, perkara7 dan semacamnya.
Kata ini dijumpai dalam bentuk tunggal
dan jamaknya dalam al-Quran sebanyak 169
kali. Kata ini mempunyai makna semantik
yang banyak. Ia bisa berarti hari kiamat, hari
akhirat, agama Islam, perintah, perkara secara
umum. Dengan arti perintah misalnya,
dijumpai dalam firman Allah : Mereka
mengikut perintah Firaun, sedangkan perintah
Firaun itu tiadalah benar.8 dan bararti hari Artinya:
kiamat misalnya dijumpai dalam firman Allah Hai orang orang yang beriman taatilah
: Apabila telah datang ketentuan Allah (hari Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri
kiamat), di putuskanlah dengan benar dan rugilah diantara kalian...,. (Q.S.An-Nisa ayat 59).
di sana orang-orang yang berbuat kebatilan 9
Berikutnya, kata amir diturunkan dari Dan firman Allah surat an-Nisaa ayat
kata amira yang berarti menjadi amir (raja). 83:
Amir bermakna pemimpin. Atas dasar qs9ur nru n<) Aq9$#
makna ini, amir didefenisikan dengan
seorang penguasa yang melaksanakan urusan.
Bentuk jamaknya (amira) adalah umara yang
berarti para penguasa, para pemimpin dan
para komandan. Kata amir tidak digunakan
oleh al-Quran, tapi yang ada ulil amri, dalam
kamus diberi arti (para pemimpin dan ahli
ilmu pengetahuan).10 Akan tetapi teks-teks

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 117


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

Artinya : Allah dan Rasul yang mutawatir. Wilayah


Kalau sekiranya mereka kembalikan hal itu otoritas ulil amri sendiri hanyalah berkaitan
kepada Rasul dan Ulil amri di antara dengan kemaslahatan umat, sedangkan
mereka, maka pastilah orang orang yang ingin wilayah ibadah, maka itu haruslah
mengetahui kebenarannya (akan dapat) didasarkan kepada ketentuan Allah SWT
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil dan Rasul-Nya.
amri). Dan kalau tidaklah karena karunia Menurut Mawardi ahlu al halli wa alaqdi
Allah dan rahmad-Nya atas kamu, niscaya disebut sebagai ahl al-ikhtiyar (golongan yang
kamu mengikuti syaitan, kecuali sedikit berhak memilih). Peranan golongan ini
diantara kamu yang mengetahuinya. (QS. an- sangat penting untuk memilih salah seorang
Nisaa :83) diantara ahl al-imamat (golongan yang
berhak dipilih) untuk menjadi khalifah.15
Seruan dalam ayat (an-Nisa: 59) Sedangkan paradigma pemikiran ulama fiqih
ditujukan kepada rakyat yang mukmin merumuskan istilah ahlu al-halli wa al-aqd
bahwa mereka harus taat kepada ulil amri. didasarkan pada sistem pemilihan empat
Tetapi dengan syarat, ketaatan ini dilakukan khalifah pertama yang dilaksanakan oleh
setelah ada ketaatan ( ulil amri) kepada Allah para tokoh sahabat yang mewakili dua
dan Rasul-Nya. Di samping itu, ada pula golongan, Ansar dan Muhajirin. Mereka ini
perintah untuk kembali kepada Allah dan oleh ulama fikih diklaim betindak sebagai
Rasul-Nya jika terjadi silang pendapat, atau wakil umat.
kepada al-Quran dan Sunnah. Hal ini
mengharuskan orang-orang muslim III. Ulil Amri Dalam Konsep
memilki daulah yang ditaati. Jika tidak, Pemerintahan
urusan ini pun menjadi sia-sia.13 Atau, ayat
59 Surat an-Nisa menjelaskan bahwa orang- A. Istilah Pemimpin (Ulil Amri) Dalam
rang yang diserahkan amanat kepada mereka Islam
(Ulil Amri) harus ditaati, selagi Ulil Amri Istilah ulil amri berkenaan dengan
itu menegakkan pemerintahan dan ketaatan kehidupan bernegara, dapat diartikan
kepada undang-undang Allah. sebagai pemimpin, amir, presiden atau
Kata ulil amri menurut Muhammad raja. Arti kata ini diambil dari makna
Abduh bermakna sekelompok ahlu al halli yang dikandung oleh surat an-Nisa ayat
wa al aqd (baca ahlul halli wal aqdi) dari 59, karena ayat tersebut mewajibkan
kalangan orang-orang muslim dari berbagai ketaatan kepada Allah, Rasul dan ulil
profesi dan keahlian. Meraka itu adalah amri yang diaanggap sebagai pemimpin
umara (pemerintah), para hakim, para komunitas masyarakat muslim
ulama, para pemimpin militer, dan semua sepeninggal Rasulullah SAW.
penguasa dan pemimpin yang dijadikan Secara umum yang dimaksud
rujukan oleh umat dalam masalah pemimpin (ulil amri) adalah orang-
kebutuhan dan kemaslahatan publik.14 Lebih orang yang memiliki perintah atau
lanjut Muhammad Abduh menjelaskan, sebagai pemerintah, yaitu orang-orang
apabila mereka sepakat atas suatu urusan yang memerintahi pada manusia. 16
atau hukum maka umat wajib mentaatinya Sedangkan Syaikh Abd. Al Rahman bin
dengan syarat mereka itu adalah orang- Nashr al Said, menjelaskna dalam al
orang muslim dan tidak melanggar perintah Riyadh al Nadhirah wa al Hadaiq al

118 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

Niyarah al Zahirah fi al Aqaid wa al Funun (raja) mu........ (QS. Al-Baqarah


al Mustanawwiah al Fakhirah (halaman : 247)
49), bahwa imam-imam kaum muslimin
adalah para ulil amri (penguasa) yang d. Al Imam, sebagaimana dalam hadis
meliputi penguasa yang paling tinggi Nabi SAW : Dan barang siapa yang
(pemerintah pusat), amir, qadhi , hingga membaiat imam dan memberikan
semua yang memiliki kekuasaan, baik kepadanya telapak tangannya dan buah
kecil maupun besar. 17 hatinya, maka hendaklah ia mentaatinya
Terdapat beberapa istilah atau gelar sesuai dengan kemampuannya.18
yang digunakan untuk term pemimpin e. Al Shultan, seperti dalam hadis
atau penguasa dalam Islam, yaitu : Nabi SAW : Barang siapa yang ingin
a. Khalifah, sebagaimana firman Allah menasehati shultan maka, janganlah ia
dalam surat Shaad ayat 26 : menampakkannya dengan terang-
terangan19
f. Amir al Muminin, orang yang
pertama kali dipanggil dengan gelar
Artinya: ini adalah Umar bin al Khattab RA.
Hai Daud, sesunggunya Kami Sedangkan perkataan (istilah)
menjadikan kamu khalifah presiden atau perdana menteri, juga
(penguasa) dimuka bumi..... (QS. memiliki makna yang sama dengan
Shaad : 26). istilah diatas, meskipun tidak ada
landasan syariatnya. 20
b. Ulil amri. Seperi firman dalam surta
an-Nisaa ayat 59 : Terdapat perbedaan antara konsep
yang dianut dalam tradisi masyarakat (
Sunny dan Syiah),21 tentang substansi ulil
amri itu sendiri sebagai seorang
pemimpin. Menurut masyarakat Sunny,
Artinya : siapa saja dapat dianggap ulil amri apabila
Hai orang-orang yang beriman, mereka memegang otoritas negara,
tatilah Allah dan taatilah Rasul- politik dan bahkan agama. Otoritas
Nya dan ulil amri diantara tersebut dapat diperoleh dengan upaya
kamu.... (QS. An-Nisa : 59) dan usaha tanpa mengenal warisan
titisan atau keturunan. Siapa saja boleh
c. Al Malik, dalam firman Allah dalam memenuhi kreteria ulil amri yang antara
surat al-Baqarah ayat 247 : lain: a. Punya pengetahuan yang
mendalam. b. Adil dalam segala urusan
dan c. Keturunan suku Quraisy. 22
Persyaratan terakhir ini merupakan
penolakan terhadap dokrin Khawarij,
Artinya : bahwa setiap m uslim dari kalangan
Dan Nabi mereka berkata kepada manapun berhak menjadi kepala negara.
mereka, sesungguhnya Allah telah Sekaligus penolakan terhadap dokrin
mengangkat Thalud sebagai Malik Syiah bahwa kepala negara hanya

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 119


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

terbatas pada keturunan Ali. dan masyarakat tidak akan tercapai dan
Lain halnya masyarakat Syiah, teratur, kecuali dengan saling tolong
menurut mereka ulil amri hanyalah menolong antara pemimpin dan rakyat.
mereka yang termasuk dalam kelompok Pemimpin menegakkan kewajiban-
ahlu al- bait, karena di tangan ahlu al- kewajibannya, demikian pula halnya
baitlah terdapat otoritas politik dan rakyat dan masyarakat.24 Diantara hak-
agama. Anggapan semacam ini di hak pemimpin dan kewajiban terhadap
dasarkan kepada pemahaman bahwa mereka adalah sebagai berikut:
ahlu bait terpelihara dari kesalahan, a. Ikhlas dan mendoakan pemimpin
sesuai firman Allah SWT: Kewajiban pertama bagi rakyat
terhadap pemimpin adalah ikhlas,
dalam mencintai mereka dan
menginginkan kebaikan bagi
mereka serta membencihi apa yang
Artinya: Hanya sesungguhn ya Allah akan menyusahkan mereka. Syariat
menghendaki, supaya menghilangkan melambangkan hal itu dengan
kotoran dari kamu hai keluarga Nabi kalimat nashihah, sebagaimana
dan membersihkan kamu sebersih- dalam hadis Tamin bin Aus al Daari,
bersihnya. (QS. Al-Ahzaab: 33). ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : Agama itu adalah nasehat,
Kaum Syiah adalah para pengikut kami berkata : bagi siapa?. Beliau
setia Ali bin Abi Thalib. Keyakinan bersabda : Bagi Allah, Kitab-Nya,
mereka yang amat tinggi kepadanya Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin
membawa kepada suatu keyakinan, dan umat mereka.25
bahwa Ali bin Abi Thalib adalah al Ibnu Daqiq al Ied juga
Khalifah al Mukhtar (Khalifah Terpilih) menjelaskan dalam Syarh Matan al
dari Nabi SAW, karena ia dianggap Arbain al Nawawi, bahwa nasihat
sahabat terbaik di antara sahabat- bagi imam-imam kaum muslimin
sahabat Nabi. Artinya mereka meyakini adalah dengan membantu mereka
bahwa yang berhak mengendalikan dalam kebenaran, mentaati
pemerintahan pasca Nabi adalah imam, mereka,memperingatkan kesalahan
baik pemegang kepemimpinan politik mereka dengan lemah lembut,
maupun kepemimpinan spritual mengingatkan dalam hal-hal yang
(agama). Jabatan imam adalah hak mereka lalai, mempersatukan hati
istimewa ahl al bait (keluarga Nabi), yaitu manusia untuk mentaati mereka, jihat
Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.23 bersama mereka dan mendoakan
kebaikan untuk mereka.26
B. Kewajiban Terhadap Pemimpin Demikian pula mendoakan
Atau Ulil Amri mereka, sebab doa untuk pemimpin
mempunyai faedah diantaranya:
Islam memberikan hak-hak bagi 1. Doa adalah ibadah untuk
pemimpin yang wajib ditunaikan, mendekatkan diri kepada Allah,
ditetapkan dan dijaga oleh rakyat, maka mendoakan kebaikan bagi
karena sesungguhnya maslahat umat mereka adalah ibadah. Syaikh

120 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

Abd. al Aziz bin Baz berkata : Karena itu, para ulaama besar di
Adapun mendoakan kebaikan kalangan imam Islam
untuk pemimpin ter masuk mengagungkan kehor matan
taqarrub (mendekatkan diri mereka, memenuhi panggilan
kepada Allah) yang paling besar mereka dengan sikap zuhud dan
dan termasuk seutama ketaatan.27 wara dan tidak tamak terhadap
Mendoakan pemimpin berarti milik para pemimpin tersebut.30
telah menunaikan kewajiban dan Berkata imam al Qurafy dalam
tanggung jawab, sebab doa al Dzakirah : Menjaga/ memelihara
termasuk nasehat, sedangkan maslahat umum adalah wajib,
nasehat adalah kewajiban atas tidaklah bisa terjaga kecuali dengan
setiap muslim. diagungkannya imam-imam
2. Mendoakan kebaikan pemimpin (penguasa) dalam hati rakyat, bila
merupakan kareekteristik ahli rakyat menyalahi mereka atau
sunnah dan membedakan mereka dihinakan, niscaya maslahat tidak
dari ahli bidah. Berkata al Hasan akan tercapai.31 Sebagaimana sabda
bin Ali : Jika kamu melihat Rasulullah SAW : Dari Abi Bakrah,
seseorang mendoakan kejelakan ia berkata : aku mendengar Rasulullah
atas pemimpin, maka ketahuilah SAW bersabda : Barangsiapa yang
bahwa ia adalah pengekut hawa memuliakan penguasa Allah di dunia,
hafsu, jika kamu mendengan niscaya Allah akan memuliakannya
seseorang mendoakan pada hari kiamat. Barangsiapa yang
pemimpin dengan kebaikan, menghinakan pengauasa Allah di dunia,
maka ketahuilah bahwa ia niscaya Allah akan menghinakannya
adalah pengikut sunnah.28 pada hari kiamat.32
Bersadarkan keterangan diatas,
b. Menghormati dan Memuliakan jelaslah bahwa sudah merupakan
Pemimpin kewajiban bagi umat (rakyat) untuk
Menghormati dan memuliakan menghormati dan memuliakan
ulil amri, baik pemimpin maupun pemimpin. Tidak boleh mencela
ulama merupakan kewajiban dalam dan merendahkannya, sebab hal itu
Islam. Sedangkan mencela dan hanya akan menimbulkan
merendahkan keduanya adalah kerusakan dan kebencian di hati.
terlarang. Semua ini untuk Pada hal, diantara kewajiban rakyat
menumbuhkan persaan segan dan kepada pemimpinnya adalah ikhlas
takut dalam diri rakyat, agar mereka dan mendoakan kebaikan atas diri
tidak berbuat kerusakan, pemimpin, bukan sebaliknya.
keburukan, per musuhan dan
pembangkangan. 29 Imam Ibnu c. Taat Dalam Perkara Selain Maksiat
Jamaah menjelaskan, bahwa hak Suatu hal yang menarik dari
para pemimpin yakni berupa ketaatan kepada ulil amri di sini,
penghormatan, memuliakannya yakni apakah ketaatan itu sifatnya
serta keagungan yang telah (absolut atau tidak absolut). Absolut
diberikan Allah kepada mereka. berarti bahwa semua perintah itu

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 121


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

wajib dilaksanakan, apakah hal itu taatan itu terilhami dari pengertian
mengandung kemaslahatan atau ayat surat an-Nisa ayat 59 diatas.
tidak, dilaksanakan secara terpaksa Dinyatakan, bahwa kata taat itu
atau tidak terpaksa. Ketaatan terulang ketika menyebut ketaatan
semacam ini, dijumpai dalam tradisi kepada Nabi Muhammad SAW ,
mayoritas masyarakat Syiah. Karena tetapi tidak ter ulang ketika
dalam masyarakat Syiah, misalnya menyebut ulil amri. Hal ini
imam atau pemimpin itu adalah menunjukkan bahwa ketaataan
masum yang berarti terlepas dari kepada ulil amri telah tercakup dan
dosa dan kesalahan. Bahkan mereka terintegrasi pada ketaatan kepada
beranggapan bahwa para imam itu Allah SWT dan ketaatan kepada
adalah wakil Tuhan di bumi untuk Rasul SAW. Dengan pengertian lain,
menafsirkan dan menjelaskan bahwa ketaatan pada ulil amri tidak
perintah perintah-Nya. punya bentuk dan model yang lain,
Ketaatan kepada ulil amri dalam kecuali berdasarkan kepada
Syiah digambarkan oleh Al- ketaatan kepada Allah SWT dan
Muzaffar dalam pandangannya ketaatan kepada Rasul SAW.34
yang mengatakan : Kami meyakini Selanjutnya Abuddin Nata
bahwa imamah adalah salah satu mengatakan, di dalam (QS. an-Nisa
dari ajaran Islam yang fundamental 59) kita dianjurkan agar mentaat
(ushul al-din), dan keyakinan Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri
seseorang tak akan pernah menjadi (pemimpin). Ketaatan kepada Allah
sempurna tanpa meyakini imamah dan Rasul-Nya ini mengandung
itu. Percaya bahwa para imam konsekwensi ketaatan kepada
adalah ulil amri yang diperintahkan ketentuan-Nya yang terdapat di
oleh Allah untuk ditaati. Sebab dalam al-Quran dan ketentuan
meraka adalah saksi bagi manusia, Nabi Muhammad SAW yang
pintu- pintu Allah SWT, dan jalan terdapat di dalam Hadisnya.
menuju-Nya. Mereka adalah wadah Selanjutnya ketaatan kepada ulil amri
penunjuk jalan, wadah ilmu Allah atau pemimpin sifatnya kondisional
SWT, penerjemah wahyu-Nya, (tidak mutlak), karena betapapun
tong gak-tong gak tauhid-Nya. hebatnya ulil amri itu, namun ia tetap
Karena itulah, meraka menjadi manusia yang memiliki kekurangan
pembawa keamanan dibumi seperti dan tidak dapat dikultuskan. Atas
bintang membawa keaaman bagi dasar inilah, mentaati ulil amri
ahli langit.33 bersifat kondisional. Jika produk
Sedangkan tidak absolut, berarti dari ulul amri tersebut sesuai dengan
ketaatan itu sifatnya temporal. ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka
Kewajiban taat disini berkaitan wajib di ikuti ; sedangkan jika produk
dengan perilaku seorang ulil amri tersebut bertentangan dengan
pemimpin. Jika pemimpin itu tidak kehendak Tuhan maka tidak wajib
membawa kamaslahatan rakyat, mentaatinya.35 Dengan demikian,
maka tidak ada kewajiban taat jelaslah bahwa model ketaatan kepada
kapada-Nya. Ketaatan atau ketidak ulil amri itu terlaksana, jika ulil amri

122 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

itu melaksanakan perintah perintah hadis shahih sebagai berikut :


Allah SWT dan Rasul-Nya, a. Dari Ibnu Umar RA, ia
sebaliknya jika tidak, maka ketaatan berkata; Rasulullah SAW
itu dengan serta merta tidak mesti bersabda: Wajib atas seorang
adanya. muslim untuk mendengar (tunduk)
Banyak hadis dari Rasulullah dan patuh dalam perkara yang ia
SAW, menerangkan tentang sukai, kecuali jika ia diperintahkan
kewajiban untuk mentaati agar berbuat maksiat. Apabila ia
pemimpin, diataranya: diperintahkan dalam maksiat,
a. Dari Abu Hurairah RA, dari maka janganlah ia mendengar dan
Rasulullah SAW, sesungguhn ya mentaatinya.38
beliau bersabda: Barangsiapa yang b. Tidak ada ketaatan dalam
mentaatiku maka sesungguhnya ia maksiat kepada Allah, hanya saja
telah mentaati Allah; barangsiapa ketaatan itu dalam perkara yang
yang mendurhakaiku maka maruf .39
sesungguhnya ia telah mendurhakai Imam al Qurthubi dalam al
Allah. Barangsiapa yang taat Mufhim menyatakan, bahwa
kepada amir (pimimpin) kaka yang dimaksud dengan (maruf)
sesungguhnya telah mentaatiku; disini adalah perkara-perkara
barangsiapa yang mendurhakai amir yang bukan kemungkaran dan
(pemimpin) maka sesungguhnya ia maksiat, maka masuk
telah mendurhakaiku.36 didalamnya ketaatan-ketaatan
b. Dari Irbadh bin Sariyah RA, ia yang wajib dan sunnah serta
berkata; bersabda Rasulullah perkara yuang mubah (boleh)
SAW: Aku wasiatkan kepada dalam syariat. Jika pemimpin
kalian hendaklah bertaqwa kepada memerintahkan yang boleh,
Allah, mendengar dan taatlah maka ketaatan kepadanya
meskipun (yang memerintah) kalian menjadi wajib dan tidak halal
adalah seorang budak Habsyah. menyelisihinya.40
Karena barangsiapa yang hidup
panjang sepeninggalku diantara Persoalan muncul kemudian,
kalian, niscaya akan melihat ketika sebagian masyarakat
perselisihan yang banyak. Maka dihadapkan pada kenyataan, bahwa
wajin atas kalian untuk berpegang pemimpin (ulil amri) memimpin
dengan sunnahku dasn sunnah dan mereka adalah non muslim. Dalam
sunnah khulafa ar rasyidin arti kata masyarakat muslim berada
setelahku.37 dibawah dibawah pemerintahan
non muslim. Apakah kewajiban taat
Dalil-dalil diatas, mewajibkan itu ditujukan pula kepada mereka ?
mendengar dan taat kepada Menurut Al Maududy bahwa
penguasa secara mutlak, kemudian ulil amri yang dimaksud adalah
dibatasi bahwa ketaatan itu hanya mereka yang beriman. Karena itu
pada perkara yang bukan maksiat, ketaatan kepada pemimpin (ulil
sebagaimana diterangkan dalam amri) hanyalah kepada mereka yang

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 123


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

betul betul beriman yang mendirikan sebuah dewan atas


menjalankan perintah Allah SWT petunjuk dari beberapa sahabat
dan Rasul rasul-Nya. 41 Pendapat yang belum pernah terjadi pada
seperti ini dianut pula oleh masa Nabi dan tidak seorang
Muhammad Ali al-Sabuniy yang sahabatpun yang menentangnya.43
mengatakan ketaatan adalah Dengan demikian, ketika persoalan
apabila ulil amri itu seorang muslim hasil sidang istimewa dipermasalah
yang berpegang teguh kepada kan, maka hal itu menjadi kewajiban
syariat Allah SWT . Keweajiban untuk menaatinya berdasarkan
taat itu hanyalah kepada seorang pendapat Muhammad Abduh
muslim yang secara lahir maupun tersebut di atas.
batin betul-betul muslim, bukan Berdasarkan uraian di atas,
hanya bentuk luarnya saja bahwa dia dapatlah dipahami bahwa
muslim.42 Jika paham yang seperti pemimpin (ulil amri) yang harus
ini yang mereka anut, maka ditaati oleh umat Islam adalah
pemerintahan yang non muslim seluruh pemimpin, selama ia
mereka anggap sesuatu yang muslim dan tidak menampakkan
darurat, karena itu ketaatan kepada kekafiran yang nyata serta ada
mereka bersifat darurat pula. hujjah (argument) yang kuat untuk
Sedangkan Muhammad Abduh itu. Berkata Shalih bin abd al Aziz
memberi komentar yang sangat : Apabila penguasa itu telah
menarik terhadap persoalan menampakkan kekafirannya maka
ketaatan ini dengan mengatakan: boleh keluar (menentang atau
Tidak menjadi suatu pelanggaran memberontak) kepadanya, dengan
jika kewajiban menerima atau syarat kekafiran tersebut telah
memberi ketaatan terhadap sesuatu disepakati. Namun, jika kekafirannya
yang bertentangan, jika ketaatan itu itu masih diperselisihkan maka tidak
untuk menjaga kemaslahatan dan boleh keluar dari padanya, sebab
persatuan umat. Tidak pula Rasulullah SAW bersabda: Kecuali
merupakan pelanggaran terhadap kalian melihat kekufuran yang nyata
ketaatan kepada yang bertentangan dan kalian memiliki petunjuk dari
dengan hukum Tuhan secara Allah tentang itu, yaitu kekufuran
kondisioanal bukan secara tekstual, yang jelas dan gamblang yang kalian
karena menjaga kemaslahatan mempunyai petunjuk.44 Tetapi bila
agama Islam, orang- orang muslin keluar dari penguasa tersebut justru
serta menjaga persatuan diantara menimbulkan kerusakan bagi kaum
umat. Jika perkara itu tidak muslimin, maka tidak boleh
mempunyai landasan nash dalam dilakukan.
syariat, maka ulil amri berhak dan Bentuk pemerintahan yang
bebas memutuskan sebuah perkara benar menurut pandangan al-
berdasarkan kesepakatan/ Quran, adalah adanya pengakuan
musyawarah dan wajib taat terhadap negara akan kepemimpinan (Ulul
keputusan itu. Sebagaimana yang Amri). Ulil Amri itu sangat urgen
dilakukan oleh Umar ra. Ketika (penting) sekali, sewajarnya mereka

124 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

berbuat sesuai dengan al-Quran sehingga dapat menciptakan pemerintahan


dan as-Sunnah, dalam arti tidak yang bersih dan berwibawa. Dengan
penipu, bersusta dan sebagainya. demikian, melecehkan amanat dan keadilan
merupakan ancaman yang ditandai dengan
IV.Ulul Amri Dalam Kehidupan kehancuran umat dan negara.
Masyarakat Selanjutnya fenomena otoritas dalam
masyarakat dapat dijumpai di kalangan
Berdasarkan pengertian al amr yang masyarakat Nahdliyyin yang tergambar dari
sangat luas, maka pengertian ulil amri dapat sikap mereka terhadap kiyai. Seorang kiyai
pula dikembangkan dengan seluas luasnya. secara otomomatis memiliki otoritas yang
Pengertian yang tepat untuk ulil amri adalah tinggi. Otoritas tersebut bukan semata mata
mereka yang memegang otoritas al amr apa kedalaman ilmu keagamaannya, melainkan
saja. juga karena struktur sosialnya yang
Pemegang otoritas al amr dalam bidang mendukung serta jenis budaya yang dianut
agama pada masa awal Islam ada pada Nabi oleh sebuah komunitas masyarakat. Ada tiga
Saw. Tidak satupun sahabat berani sumber otoritas yang dimilki oleh kiyai.
menafsirkan sendidri ayat tanpa penjelasan Pertama, keturunan dari kiyai
dari Nabi SAW. Namun dalam hal-hal sebelumnya, atau keluarga dekat dari kiyai
tertentu terutama yang berkaitan dengan ataukah ia murid kesayangan kiyai dan
bidang- bidang kehidupan dunia, Nabi SAW sebagainya. Kedua, kedalaman ilmu yang
menyerahkan kepada mereka yang punya dimiliki, terutama ilmu agama. Ketiga, tuan
otoritas. Ketika Nabi SAW memberi tanah. 47 Fenomena ini tidak hanya
petunjuk kepada sahabat tentang cara menjadikan kiyai memegang otoritas dalam
berkebun korma yang baik, ternyata hal itu agama, tapi lebih dari itu, ia juga memegang
tidak betul dan bahkan membuat korma itu otoritas ekonomi karena luas tanah yang
tidak berbuah. Melihat hal demikian Nabi dimiliki kiyai, dimana tempat bergantung
SAW mengomentari dengan mengatakan : masyarakat desa dalam mencari kebutuhan
Kalian lebih mengetahui mengenai pekerjaan hidupnya. Karena itu, dalam banyak hal kiyai
(profesi) kalian.(H.R. Muslim).45 dapat dianggap tidak punya kesalahan dan
Karena itu, dapat digambarkan bahwa kekeliruan sedikitpun. Dengan demikian
Nabi SAW bukan pemegang absolut secara radikal dapat dianggap masum
terhadap seluruh al amr kaum muslimin pada disebagian tempat terutama di pedesaan,
waktu itu, bahkan secara demokratis Nabi kiyai merasa disepelekan jika pesan atau
SAW memberikan alternatif-alternatif perintahnya dibantah atau tidak dipatuhi
pilihan yang terbaik bagi sahabat, berkenaan oleh masyarakat.
dengan pengetahuan dan pengalaman Suatu hal yang menarik untuk diamati
sahabat yang bersangkutan. Dukungan fenomena yang terjadi dikalangan mereka
terhadap anggapan ini juga terlihat dalam waktu pemerintahan di bawah KH.
sebuah hadis Nabi SAW : jika sebuah al Abdurrahman Wahid. Ketika itu, semua
amr (urusan) diserahkan kepada yang bukan warga Nahdliyyin mendukung kebijaknnya,
ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.(H.R. karena mereka beranggpan kewajiban
Bukhari) 46 Hadis diatas, menuntut untuk taat sepenuhnya kepada pemerintah.
kemampuan pemimpin yang tepat dalam Hal ini terlihat dari pandangan seorang
menjalankan pemerintahan negara, tokoh senior NU KH Ahmad Siddiq yang

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 125


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

mengatakan, pandangan masyarakat NU Ketaatan kepada ulil amri (pemimpin)


terhadap kehidupan bernegara adalah sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena
kewajiban menjaga dan memelihara betapa pun hebatnya ulil amri itu maka ia
eksistensi sebuah negara, kewajiban tetap manusia yang memiliki kekurangan
menghormati serta taat kepada pemerintah dan tidak dapat di kultuskan, ia bisa benar
yang sah selama tidak menyeleweng atau dan salah, bisa adil dan pilih kasih.
memerintahkan kearah yang bertentangan Sedangkan yang berkaitan dengan
dengan hukum dan ketentuan Allah SWT. kemaslahatan umum itu ada pada otoritas
Kalau terjadi kesalahan yang dilakukan masing masing. Keputusan tentang
pemerintah, maka cara mengingatkannya kemaslahatan umum ini, harus didasarkan
melalui tata-cara yang sebaik baik-baiknya. kepada pemegang otoritas resmi di
Mentaati pemerintah merupakan kewajiban, masyarakat dan semua komponen
sepanjang pemerintah tidak menganjurkan masyarakat harus menaatinya, meskipun itu
kepada kekufuran. Segala bentuk oposisi bertentangan secara kondisional dengan
apalagi mengarah kepada pemberontakan , ketentuan nash, tapi tidak bertentangan
dengan tidak dimiliki oleh NU.48 secara tekstual. Hal ini bertujuan untuk
Dengan demikian, ahl al-hall wa al-aqd memelihara persatuan dan kemaslahatan
terdiri dari berbagai kelompok sosial yang umat Islam.
memiliki profesi dan keahlian yang berbeda, Ulil Amri adalah seorang ahli rayi yang
baik dari dari birokrat pemerintahan otoritasnya untuk membuat hukum baru,
maupun tidak yang lazim disebut pemimpin jika ada suatu permasalahan yang tidak
formal dan pemimpin informal. Sudah dijumpai dalilnya dalam al-Quran dan
barang tentu , tidak semua pemimpin dan Sunnah, maka harus dilakukan ijtihad.
pemuka profesi dan keahlian yang disebut, Ijtihad mereka itu, tidak boleh melenceng
otomatis menjadi ahl al-hall wa al-aqd. Sebab darti al-Quran dan Sunnah.
setiap lembaga ini harus memenuhi
kualifikasi, yaitu berlaku adil dalam segala
sikap dan tindakan, berilmu pengetahuan
Endnote:
yang luas dan memilki wawasan dan kearifan 1
QS.An-Nisa: 59. Peng gandengan kata ini
dalam mengelola urusan negara dan rakyat. merupakan suatu bukti tentang ting ginya
kedudukan para ulil amri. Hal yang semisalnya yaitu
V. Kesimpulan dalam firman Allah: Allah mengatakan bahwa tidak
ada Tuhan selain Dia, para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (menyaksikan, berdiri dengan keadilan.
Berdasarkan uraian yang telah di Tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Perkasa
paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa lagi Bijaksana (QS.Ali Imran:18). Menunjukkan
ulil amri (pemimpin) adalah seorang atau bahwa penggandengan ini, yakni setelah Allah
sekelompok orang yang mengurus mengiringi kesaksian-Nya dengan kesaksian para
malaikat, kemudian Dia mengiringi pula dengan
kepentingan- kepentingan umat. Ketaatan kesaksian dari orang-orang yang berilmu. Hal ini
kepada ulil amri adalah merupakan suatu menunjukkan tentang keistimewaan para ulama.
kewajiban umat, selama tidak bertentangan ( lihat tafsir al Quran al Azhim karya Ibnu Katsir
dengan nash yang zahir. Berkenaan dengan ). Begitu pula hadis Nabi SAW: Dari Abi Bakrah,
ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
masalah ibadah, maka semua persoalan Barangsiapa yang memuliakan penguasa Allah tabarak
haruslah didasarkan pada ketentuan Allah wa taala di dunia, niscaya Allah akan memuliakannya
SWT dan Rasul-Nya. pada hari kiamat; dan barangsiapa yang menghina

126 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

penguasa Allah di dunia, niscaya Allah akan 8


Lihat QS. Huud : 97.
menghinakannya pada hari kiamat. (HR. Imam 9
Lihat QS. Al-Mukmin : 78.
Ahmad ). 10
Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, jilid IV, Dar Shadir,
2
Abd al Salam bin Barjas bin Abd al Karim, Manhaj Bairut, 1968, hlm. 31. Lihat pula, J. Sayuti
Ahli Sunnah Dalam BersikapTerhadap Penguasa dan Pulungan, Op-cit, hlm. 62-63.
Pemerintah, Cet.I, Najla Press, Jakarta, 2003, hlm. 11
Ibid, hlm. 63.
53-54. 12
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan
3
Pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang kata ulil amri. Jumhur ulama berpendapat bahwa
yang memimpin, dengan jalan memprakarsai yang dimaksud dengan ulil amri adalah pemerintah
tingkah laku sosial dengan cara menagatur, (penguasa) muslim. Sementara sebagian lain
mengarahkan, mengorganisasikan atau berpendapat bahwa ulil amri adalah para ulama
mengontrol usaha dan upaya dan upaya orang lai, dan ahli fiqh. Ada juaga yang berpendapat bahwa
atau juga melalui prestise, kekayaan dan hal lain. ulil amri adalah umara (penguasa) dan ulama.
Adapun dalam pengertian terbatas, menurut Pendapat serupa juga dikemukakan Ibnu Taimiyah
Henry Pratt (1960), pemimpin adalah seorang dalam Majmu Fatawa (28/170) bahwa ulil amri itu
yang memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas ada dua jenis yaitu para amir (penguasa) dan ulama.
persuasifnya, dan penerimaan secara ikhlas dan Sedangkan Rasyid Ridha dalam tafsirnya Al-Manar
sukarela oleh kalangan pengikutnys. Lihat Zainal (1973, hlm.181), menjelaskan bahwa ulil amri itu
Abidin dan Agus Ahmad Safei, Sosiosopholgi ; bukanlah ulama-ulama agama saja, tetapi juga
Sosiologi Islam Berbasis Hikmah, CV. Pustaka Setia, direktur-direktur, penguasa-penguasa besar,
Bandung, 2003, hlm. 70. Sedangkan pemimpin profesor-profesor, sarjana-sarjana diberbagai
dalam perspektif Islam, merupakan wakil dari bidang termasuk ulil amri. Selanjutnya Ibnu Jarir
umat, atau lebih tepatnya pegawai umat. Di antara al Thabari mengatakan dalam tafsirnya, Jami al
hak yang mendasar, wakil layak diperhitungkan Bayan fii Tafsir al Quran (5/150) bahwa pendapat
atau perwakilan itu dicabut jika memang yang rajih (kuat) adaalah pendapat yang
dikehendaki, terutama jika orang yang mewakili mengataakan bahwa ulil amri adalah pemerintah
mengabaikan berbagai kewajiban yang harus dan pemimpin, berdasarkan hadis Rasulullah SAW
dilakukaqnnya. Baca Yusuf Al-Qardhawy, Fiqih yang memerintahkan, untuk taat kepada
Daulah- Dalam Perspektif Al-Quan dan Sunnah, pemimpin dan penguasa yang mempunyai hak
Terjemahan Kathur Suhardi,Cet.III, Pustaka Al- untuk ditaati dan membawa maslahat bagi kamum
Kautsar, 1998, hlm. 191. muslimin.
4
Ibid, hlm. 72. 13
Munasabah dengan ayat sebelum (QS.An-Nisa :
5
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok 58 ), seruan ayat ini ditujukan kepada Ulil Amri
administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. dan Penguasa, agar mereka memperhatikan amanat
Ilmu administrasi adalah salah satu cabang dari dan menetapkan hukum secara adil. Menyia-
ilmu-ilmu sosial. Kemimpinan adalah masalah nyiakan amanat dan keadilan, merupakan ancaman
relasi dan pengaruh antara pemimpin dengan yang yang ditandai dengan kehancuran umat dan
di pimpin. Lihat Kartini Kartono, Pemimpin dan negara. Lihat Yusuf Al-Qardhawy, Op-cit, hlm. 22.
Kepemimpinan, Rajawali Press, Jakarta, 1991, hlm. 14
Muhamad Rasyid Redha, Tafsir Al-Manar, Dar al-
5. Marifat, Bairut, 1973, hlm. 181.
6
Khalifah yang pertama, Abu Bakar berkata dalam 15
Al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyat, Dar al-Fikr,
pidato pertamanya Wahai semua manusia, Birut, tt, hlm. 6. Lihat dan bandingkan J.sayuti
sesungguhnya aku telah diangkat menjadi Pulungan, Op-cit, hlm. 66-67.
pemimpin kalian, padahal aku bukanlah orang 16
Ibnu Taimiyah, Kumpulan Fatwa Ibnu Taimiyah
yang terbaik dari kalian. Jika kalian melihat aku Tentang Amar Maruf Nahyi Munkar dan Kekuasaan,
berada di atas kebenaran, maka tolonglah aku, tapi Siyasah Syariyah dan Jihad fi Sabilillah, Cet.I, Dar al
jika kalian melihat aku berada di atas kebatilan, Haq, Jakarta, 2005, hlm.152.
maka luruskanlah aku. Taatlah kepadaku selagi aku 17
Luqman Jamal, Sikap Ahl al Sunnah wa al Jamaah
takut kepada Allah di tengah kalian, dan jika aku Terhadap Penguasa, Majalah al Nashihah, vol 08,
durhaka kepada-Nya, maka tidak ada kewajiban Makasar, 2004, hlm. 10.
bagi kalian untuk taat kepadaku. Yusuf Al- 18
Riwayat Imam Muslim dalam Kitab al Imarah, Bab
Qardhawy, Op-cit, hlm.191. Wujubi al Wafaa-i bibaiah al Khulafaa al Awwali fa al
7
Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, PT. Awwal, no.3431, dari Abd Allah bin Amir bin
Hidakarya Agung, Jakarta, 1972, hlm. 48. Ash.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 127


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

19
Riwayat Imam Ahmad, al Musnad, no. 14792 . 27
Lukman Jamal, Opcit, hlm. 16.
20
Luqman Jamal, Op-cit, hlm. 11. 28
Mendoakan kebaikan untuk pemimpin besar
21
Paling tidak ada tiga teori politik klasik yang manfaatnya dan akan kembali kepada rakyat.
muncul dalam Islam, khusus yang terkait dengan Karena itulah Fudhail bin Iyadh mengatakan:
konsep imamah, yaitu: Pertama, teori politik Sunny Seandainya kami mimilki satu doa, kami hanya
yang berpendapat bahwa pengangkatan imam atau akan memperuntukkannya kepada pemimpin,
khalifah merupakan hak istimewa umat (ikhtiyar karena kita diperintahkan mendoakan penguasa,
al umma) yang dipilih dari mereka yang berbangsa agar mendapatkan kebaikan, tidak diperintahkan
Quraisy (al-aimat min Quraisy), dengan syarat- mendoakan kejelekan atas mereka, meskipun
syarat tertentu. Karena itu imam bukanlah manusia mereka berbuat jahat. Kejahatan dan kezaliman
suci, tetapi tetap merupakan manusia biasa yang mereka berakibat pada diri mereka dan kaum
memperoleh amanah dari umat. Kedua, teori muslimin. Kebaikan mereka untuk diri mereka dan
politik Syiah yang berkeyakinan bahwa Imam tidak juga kaum muslimin. Lihat Asma Khalid bin
di pilih oleh umat, melaikan ditentukan oleh nash Symhudi al Banthani, Rakyat-Penguasa Hak dan
dan diturunkan melalui sistem wasiyat dan harus Kewajiban, Majalah al Sunnah, edisi 12, Jakarta,
berasal dari (Ahl al Bayt) melalui garis keturunan 2004, hlm. 17.
Ali-Fatimah. Karena itu imam adalah seorang 29
Ibid, hlm. 18 .
manusia pilihan yang memiliki sifat (masum) dan 30
Ibid, hlm. 18-19.
otoritas besar, dalam hal penafsir Kitab Suci Al- 31
Lukman Jamal, Loc-cit.
Quran dan harus di ikuti oleh umat (kaum Syiah). 32
Hais riwayat Imam Ahmad, dalam Musnad no.
Ketiga, teori politik Khawarij yang lebih demokratis, 19351. At.Turmuzi, dalam Kitab al Fitan, Bab
karena berpendapat bahwa siapa pun boleh tampil Maa jaa-a fii al Khulafa-i, no.2150; ia berkata :
menjadi imam tanpa mempersoalkan asal usul Hadis ini Hasan Gharib. Pada riwayat lain
keturunannya, asalkan dipilih secara dedmokratis disebutkan: Sulthan ( penguasa ) adalah
oleh umat, tentunya dengan syarat-syarat tertentu. naungan Allah dimuka bumi, barangsiapa
Lihat I bnu Kaldun, Muqaddima, Dar al Fikr, tt, yang memuliakannya maka Allah akan
hlm. 194-198. Lihat dan bandingkan Fathi Osman, memuliakannya. Barangsiapa yang
Bayan al Imam-Kesepakatan Pengangkatan Kepala menghinakannya, maka Allah akan
Negara Islam, dalam Mumtaz Ahmad (Ed), menghinakannya. (lihat al Shahihah, karya
Masalah-Masalah Teori Politik Islam, Mizan, Syeikh Nashiruddin al Albani) .
Bandung, 1998, hlm. 77-78. 33
Pendapat itu dikatakan oleh al-Muzaffar
22
Menurut Ibnu Khaldun bahwa ulil amri harus sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rahmad
memenuhi kriteria yaitu : pertama, berilmu dalam, Islam Alternatif, Mizan, Bandung, 1989,
pengetahuan yang luas. kedua, al-Kifayat yaitu hlm. 249. Sejalan dengan hal itu, penjelasan al-
kesanggupan melaksanakan hukum-hukum yang Tabatabai yang mengatakan bahwa pertentangan
telah ditetapkan undang-undang, kesanggupan terjadi antara Sunni dan Syiah berkaiatan dengan
memelihara tugas-tugas politik dan sebagainya. persoalana imamah yaitu berkenaan dengan
Ketiga, berlaku adil karena imamah adalah satu pemerintahan Islam dan kewenangannya dalam
lembaga keagamaan yang mengawasi lembaga- pengetahuan, keagamaan yang semuanya menurut
lembaga lain yang memerlukan keadilan. Keempat, Syiah menjadi hak istimewa ahl al-bait. Lihat al-
sehat panca indra. Kelima, keturunan Quraisy yang Tabatabai, Islam Syiah, Graffiti, Jakarta, 1989,
di dasrkan atan konsensus (ijma) para sahabat hlm.88. Lihat pula j.Sayuti Pulungan,Op-cit, hlm.
pada pertemuan Tsaqifah. Lihat J.Sayuti 202-203.
Puluingan, Op-cit, hlm. 253-258. 34
Dalam menafsirkan (QS.An-Nisa : 59 ), Ibnu
23
Ibit, hlm 201-202. Baca dan bandingkan Abu Zahra, Athiyah barkata: Allah telah memerintahkan
Tarikh al-Madzahib al-Islamiyat fi al-Siyasat wa al- hamba-Nya untuk taat kepada-Nya, dengan cara
Aqidat, Dar al-Fikri al-Arabi, Bairut, tt, hlm. 35. menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan
24
Luqman Jamal, Op-cit, hlm. 15 . larangan-Nya, mentaati Rasul-Nya serta
25
Hadis Riwayat Muslim, dalam Kitab al Imam, Bab penguasa. Pendapat ini merupakan pendapat
Bayani anna al Diin al Nashihah, no.82. al Nasai Jumhur, seperti ( Abu Hurairah, Ibnu Zaid, dan
dalam Kitab al Buyu, Ban an Nashiihatru li al Imam, lainnya ). Lihat al Salam bin Barjas Ali Abd al
no. 4126. Karim, Op-cit, hlm. 108. Lihat pula Ibnu al Jauzy,
26
Ibnu Daqiq al Ied, Syarah Hadis Arfbain, At Op-cit, hlm. 121.
Tibyan, Solo, tt, hlm. 63. 35
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, PT. Raja

128 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011


Kaizal Bay: Pengertian Ulil Amri dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim

Garfindo, Persada, Jakarta, 2004, hlm.67. 44


Syeikh Shalih bin Abd al Aziz, Fatwa Para Ulama
36
Hadis riwayat Bukhari, dalam Kitab al Ahkam, Bab Seputar Ketaatan Pada Pemerintah, Majalah al
Qauli Allah Taala (Athiu Allaha wa Athiu ar Rasula Nashihah, vol.08, Makasar, 2004, hlm. 9 .
wa Uli al Amri Minkum), no. 6604. Riwayat Muslim, 45
Abi al-Hasan Muslim, Sahih, jilid VII, Dar al-Fikr,
dalam Kitab al Imarah, Bab Wujubi Thaah al Umara- Bairut, 1978, hlm. 141
i fii ghairi Mashiyah wa Tahrimiha fii al Masyiyah, 46
Imam Bukhari, Op-cit, hlm 34.Lihat dan
no.3418, dan Ahmad, dalam Musnad-nya, no. 7125. bandingkan H.E, Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi
37
Hadis Riwayat Abu Daud, dalam Kitab al Sunnah, dan Fiqk Kontemporere, Rajawali Pers, Jakarta, 2008,
Bab Fii Luzuum al Sunnah, no.3991. Al Turmuzi, hlm.473.
dalam Kitab al Ilm, Bab Maa jaa-a fii al Akhdzi bi 47
Ibid, hlm.34.
Sunnati Wajtinaab al Bl Bida, no.2600, dia berkata: 48
Kacung Marijan, Quo Vadis NU (setelah kembali
Hadis ini Hasan Shahih. Ke Khittah1926), Erlangga, Jakarta, 1992, hlm.
38
Hadis Riwayat Al Turmuzi, dalam Kitab al Amtsal, 29.
Bab Maa jaa-a fii Mitsli al Shalah wa al Shiyaam wa al
Shadaqah, no.2790, ia berkata: Hadis ini Hasan
Shahih Gharib. Tentang Penulis
39
Hadis Riwayat Imam Ahmad, dalam Musnad-nya,
no. 686. Riwayat Muslim, dlam Kitab al Imarah, Bab
Wujubi Taat al Umaraa fii Ghairi Masyiyatin wa Kaizal Bay, Dosen Fakultas Ushuluddin
Tahrimiha fii al Masyiyah, no. 3434. Lihat dan UIN SUSKA Riau, menyelesaikan program
bandingkan Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid studi (S1) pada jurusan Peradilan Agama
IV, Dar al-Fikr, tt, hlm.77.
Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol
40
Luqman Jamal, Op-cit, hlm. 17
41
Sayid Qutub, Tafsir fi Zilal al-Quran, jilid III, Dar Padang, tahun 1988, progran (S2) pada
al-Ilmi, Jeddah, 1986, hlm. 291. Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung,
42
Muhammad Ali al-Sabuni, Safwat al-Tafasir, Dar dengan kajian utama Sosiologi dan
al-Sabuniy, Kairo, tt, hlm. 285 Antropologi, tahun 2002.
43
Muhammad Rasyid Redha, Op-cit, hlm 390.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 129

Anda mungkin juga menyukai