Anda di halaman 1dari 9

REMOVAL LOGAM BERAT DARI TANAH TERKONTAMINASI

DENGAN MENGGUNAKAN CHELATING AGENT (EDTA)


Tamzil Aziz*, Amalia Rizky P, Vishe Devah
*)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km.32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662
Email: tamzil_aziz@yahoo.com

Abstrak

Kontaminasi logam berat seperti Pb dan Fe banyak ditemui pada tanah dan barakibat buruk pada fertilitas
tanah. Soil Washing adalah salah satu proses remediasi tanah dengan mengkontakkan tanah kontaminan
dengan larutan pencuci, dalam penelitian ini kami menggunakan larutan EDTA dengan berbagai
konsentrasi (0,025 M, 0,050 M, 0,075 M, dan 0,1 M . EDTA digunakan sebagai larutan pencuci karena
EDTA dapat menyerap logam lebih baik dan Pencucian tanah dilakukan secara batch dengan larutan
EDTA dengan rasio solid:liquid 1:1. Lama pencucian berkisar dari 30 - 90 menit. Kandungan logam
berat pada tanah kontaminan dapat diukur dengan Atomic absorption spectrometry (AAS). Hasil analisa
menunjukkan removal Fe lebih besar dari removal Pb pada waktu 90 menit dengan konsentrasi EDTA
0,1 M. Persentasi penghilangan logam Fe berkisar2,35% - 88,22%, removal logam Pb berkisar dari
13,39% - 31,22%. Keefektifan removal logam meningkat dengan kenaikan konsentrasi. Logam Fe
terangkat secara maksimal pada konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada 90 menit, sedangkan Pb
berkurang terangkat secara maksimal pada konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada 30 menit.
Kata kunci :AAS, EDTA, removal logam berat, soil washing

1. PENDAHULUAN dilusi (pencampuran tanah tercemar dengan


Salah satu industri yang tengah permukaan dan bawah permukaan tanah bersih
berkembang pesat di negara Indonesia adalah untuk mengurangi konsentrasi logam berat).
industri pelumas. Industri pelumas berkembang Ada beberapa penelitian yang telah
dengan pesatnya, terutama setelah dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk
pemerintahan membuka peluang bagi setiap mengkaji teknologi remediasi tanah.
pihak lain yang berada diluar Pertamina untuk Dikarenakan teknologi remediasi ini masih
mendistribusikan produknya di Indonesia dalam penelitian yang lebih lanjut, maka dari
(2001). itu dilakukan penelitian mengenai pencucian
Namun indsutri pelumas mampu tanah (soil washing) yang terkena tumpahan
menghasilkan pencemaran lingkungan yang minyak pelumas dengan menggunakan agen
dapat merugikan lingkungan sekitarnya. bahan kimia, yaitu EDTA (Asam Etilen
Pencemaran minyak pelumas yang dihasilkan Diamin Tetra Asetat) untuk mengurangi
ini dapat menimbulkan dampak negatif kandungan logam yang menjadi kontaminan
terutama pada tanah dan pencemaran ini pada tanah.
dianggap sebagai kontaminan yang dapat
mengurangi produktifitas tanah. Kecemasan Soil Washing
bahwa pencemaran ini akan menjadi masalah Soil washing adalah salah satu teknik
di masa yang akan datang adalah hal yang remediasi yang digunakan untuk
sangat beralasan mengingat bentuk, sifat dan menghilangkan kontaminan dari tanah seperti
jumlahnya semakin besar/luas serta terus logam berat dan poly aromatic hidrocarbon
menerus mengalami peningkatan. (PAH). Larutan pencuci yang digunakan pada
Salah satu teknologi yang diterapkan proses ini adalah larutan asam, chelating
adalah teknik remediasi tanah, yaitu: mencuci agents, elektrolit, oxidizing agents, dan
tanah menggunakan agen bahan kimia secara surfaktan. (Hong et. Al., 1995; Schramel et al.,
ex-situ (penggalian) atau in-situ (di tempat), 2000). Larutan pencuci yang paling umum
metode imobilisasi kimia/stabilisasi untuk digunakan pada soil washing dalam proses
mengurangi kelarutan logam berat dengan penghilangan logam berat adalah chelating
menambahkan beberapa bahan non-toksik, agents dan larutan asam. Larutan asam,
elektrokinetik (electromigration), metode terutama asam kuat, kurang dianjurkan untuk

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 41


digunakan pada proses ini karena akan cincin yang terdiri dari ion-ion logam dan 2
mengurangi produktivitas tanah, mineral yang atom ligan yang terikat pada logam.
terdapat pada tanah cenderung larut pada
larutan asam. (Reed et al., 1996). EDTA terus Mekanisme Pengikatan EDTA dengan
digunakan untuk remediasi tanah karena Logam Pb dan Fe
kemampuanya menggerakkan kation logam Chelating agents merupakan larutan
lebih baik dan hanya menghasilkan sedikit pencuci yang umum digunakan pada proses
dampak secara fisika dan kimia pada matriks soil washing, dan diantara chelating agents
tanah. lainnya, EDTA merupakan pelarut yang dapat
Soil washing akan kurang efektif jika melarutkan banyak logam termasuk Pb dan Fe.
diaplikasikan pada tanah yang memiliki EDTA adalah asam tetrapotik sering disingkat
persentase clay atau silt yang tinggi karena sebagai H4Y, dimana Y melambangkan ion
kandungan humus yang tinggi akan membuat ethylene diamine tetraacetate (EDTA4). EDTA
pemisahan kontaminan dari tanah lebih sulit. sedikit terlarut dalam air dan memiliki
Pencucian tanah yang terkontaminasi oleh konstanta disosiasi asam induk untuk
mineral logam dan bahan organik yang bersifat menghasilkan H3Y-, H2Y2-, HY3-, dan Y4-
hydrophobic dalam jumlah yang besar juga berturut-turut adalah 10-2, 2,16 x 10-3, 6,92 x
kurang efektif. 10-7, dan 5,50 x 10-11 (Allen dan Chen, 1993).
Tiap ion EDTA4 dapat mengikat ion logam
Interaksi Logam-Senyawa Organik
pada enam situs berbeda, empat untuk tiap ion
Fase organik pada tanah dapat berupa
asetat dan dua atom nitrogen sehingga
humus dan nonhumus. Senyawa organik
memiliki tiga pasang elektron valensi yang
dengan berat molekul yang tinggi memiliki
dapat dipakai untuk untuk pembentukan ikatan
afinitas yang tinggi terhadap logam dan
koordinat seperti yang ditunjukkan pada
membentuk kompleks logam yang tidak
gambar 2.2.
terlarut dalam air. Komponen nonhumus
dengan berat molekul yang lebih rendah seperti
asam dan basa cenderung larut saat berikatan
dengan logam.
Ion logam terikat pada molekul
organik dengan pengkompleksan dan khelasi.
Kompleks terbentuk saat atom yang kaya
elektron pada molekul organik berbagi
sepasang elektron dengan ion logam memiliki Gambar 1. Mekanisme pengikatan EDTA
lapisan luar yang kosong sehingga dengan logam
menghasilkan senyawa koordinat. Khelasi
Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS)
terjadi pada dua atau lebih posisi koordinat
Atomic Absorption Spectrofotometry
yang ditempati oleh dua atau lebih donor dari
(AAS) merupakan alat analisa yang didasarkan
molekul oranik yang sama dan menghasilkan
atas keterserapan cahaya oleh suatu atom.
senyawa organo metalik dengan kestabilan
Atom-atom menyerap cahaya pada panjang
yang tinggi. Adanya senyawa humus pada
gelombang tertentu, tergantung pada sifat
tanah akan mengurangi mobilitas logam.
unsurnya. Metode ini sangat tepat untuk analisa
Logam yang terikat tidak dapat diionisasi
zat pada konsentrasi rendah dan logam-logam
dengan mudah dengan lingkungan asam.
yang membentuk campuran kompleks.
Senyawa logam orgamik yang terikat pada pori
Kelebihan-kelebihan dari AAS antara lain
tanah dapat dipisahkan dengan pengikatan oleh
analisanya cepat, sebelum pengukuran tidak
ligan. EDTA adalah salah satu ligan yang
selalu diperlukan pemisahan unsur yang akan
digunakan pada penelitian ini untuk ekstraksi
ditentukan (Khopkar 1990). Metode
logam Fe dan Pb.
spektrofotometri ini dapat dilakukan untuk
Chelating Agent analisa kuantitatif dengan cara membuat kurva
Chelating agents adalah senyawa organik standard. Kurva standard diperoleh dengan
ataupun inorganik yang mampu mengikat ion cara membuat larutan standard kemudian
logam. Chelating agents memiliki ligan yang menginterpolasikan serapan larutan sampel
mengikat atom yang terbentuk dari dua ikatan pada kurva standard, sehingga konsentrasi
kovalen ataupun kovalen koordinat untuk sampel dapat dihitung.
membentuk bidentate chelate. Bidentate
ataupun multidentat ligan membentuk struktur

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 42


Prinsip Kerja AAS Gangguan kimia terjadi ketika
Prinsip kerja AAS berdasarkan atas beberapa komponen kimia dalam larutan
penguapan larutan sampel, kemudian logam sampel mempengaruhi efesiensi atomisasi
yang terkandung didalamnya diubah menjadi sampel dibandingkan dengan larutan
atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi standar. Hal ini mengakibatkan adanya
radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan peningkatan yang lebih tinggi pada sinyal
dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) analit dari larutan sampel dibandingkan
yang mengandung unsur yang akan ditentukan. dengan larutan standar. Sehingga jumlah
Banyaknya penyerapan radiasi kemudian anion pada larutan sampel lebih dominan.
diukur pada panjang gelombang tertentu Anion ini akan mempengaruhi stabilitas
menurut jenis logamnya (Darmono 1995). senyawa logam, sehingga analit akan terikat
Tahap penting dalam penentuan secara dengan senyawa logam, yang kemudian
AAS adalah atomisasi sebab keberhasilan akan mempengaruhi efesiensi atomisasi
dalam atomisasi akan berpengaruh terhadap senyawa logam.
keberhasilan analisa. (Skoog, at al. 1998). b. Gangguan Matriks (Kandungan)
Perubahan unsur dalam larutan menjadi atom- Sumber lain yang dapat menyebabkan
atomnya dilakukan dengan menyemprotkan gangguan adalah kandungan sampel dan
larutan ke dalam nyala. Mula-mula larutan pelarut yang digunakan untuk membuat
dikabutkan (dalam sistim pengkabutan), larutan sampel. Segala sesuatu yang berada
kemudian dimasukan dalam nyala (dalam dalam sampel merupakan kandungan
sistim pembakaran). Dalam sistem pengkabut, sampel, kecuali analit. Dalam beberapa
larutan dihisap melalui kapiler dengan sampel, matriks merupakan sesuatu yang
penghisapan pancaran gas bahan bakar dan lebih komples. Misalnya, susu memiliki
oksigen kemudian disemprotkan kedalam kandungan yang terdiri dari fase aqueous
ruang pengkabut. Dalam ruang pengkabutan ini dengan suspensi tetesan lemak dan suspense
larutan direduksi menjadi titik-titik kabut yang protein susu, mineral, dan lain-lain.
halus, sedangkan titik kabut yang besar Menentuan jumlah kalsium yang terkandung
dialirkan melalui saluran pembuangan. dalam susu sulit untuk ditemukan daripada
Didalam nyala api akan terjadi penyerpan menentukan jumlah kalsium yang
pelarut meninggalkan padatan garamnya. terkandung air minum. Larutan sampel
Padatan tersebut kemudian diubah kedalam dengan konsentrasi garam yang tinggi
bentuk gas yang selanjutnya akan terurai (selain analit) secara fisik dapat
menjadi atom-atomnya. terperangkap dalam partikel analit yang
menyebabkan larutan sampel sulit untuk
Gangguan pada AAS terdekomposisi dan menghambat proses
Ada 2 (dua) macam gangguan utama penguapan yang menyebabkan terjadinya
yang terjadi pada AAS, yaitu gangguan gangguan.
spektral dan gangguan nonspektral. Gangguan akibat tegangan permukaan
1. Gangguan Spektral Atomik dan viskositas terjadi dalam proses
Panjang garis resonansi penyerapan nebulisasi pada FAAS karena volume
dari berbagai elemen sangat terbatas, yaitu larutan yang akan disedot dalam jangka
0,0002 nm, pada panjang gelombang yang waktu tertentu dan efesiensi nebulisasi akan
berbeda. Jarang terjadi apabila garis berubah-ubah. Variabel logam dalam larutan
penyerapan unsur yang berbeda tumpah tindih air akan memberikan pembacaan absorbansi
antara satu dengan yang lain dan biasanya bila yang rendah daripada variabel logam dalam
terjadi akan diabaikan karena sumbernya pelarut organik. Hal ini disebabkan karena
mengalami error. Beberapa hal yang dapat sebagian efesiensi proses nebulisasi yang
mengurangi terjadinya gangguan spectral disempurnakan oleh pelarut organik. Dalam
atomic ini adalah memilih panjang gelombang fase aqueous, larutan asam dengan
alternatif untuk analisis dan atau mengurangi konsentrasi asam yang lebih tinggi akan
gangguan elemen dari sampel. mengakibatkan larutan dengan viskositas
2. Gangguan Nonspektral yang lebih tinggi dan penurunan absorbansi
Gangguan nonspektral terbagi menjadi yang dikarenakan menurunnya absorpsi
tiga yaitu gangguan kimia, gangguan matriks, sampel.
dan gangguan ionisasi. c. Gangguan Ionisasi
a. Gangguan Kimia Pada AAS, proses yang diinginkan
pada atomizer adalah menghentikan

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 43


terbentuknya atom netral dalam keadaan berapa banyak logam yang terangkat akibat
dasar (ground state). Untuk beberapa pencucian dengan EDTA.
elemen, proses tersebut terus-menerus
berlangsung seperti pada Gambar 6.16 untuk Pengecekan Unsur dengan SEM
menghasilkan atom dan juga ion yang Sebelum membuat sampel tanah yang
tereksitasi. Jika nyala api cukup panas untuk terkontaminasi dengan oli bekas, tanah mula-
menghasilkan eksitasi dan ionisasi yang mula harus dianalisa terlebih dahulu dengan
signifikan, maka sinyal absorbansinya akan menggunakan Scanning (SEM). Tanah kering
menurun karena keberadaan atom netral atau tanah mula-mula ditempatkan pada
dalam keadaan dasar telah menurun specimen holder yang kemudian dilekatkan
diakibatkan terjadinya eksitasi dan ionisasi. pada sample holder, agar tidak mengganggu
Hal inilah yang disebut sebagai gangguan proses imaging pada saat analisa, sample
ionisasi. Gangguan ionisasi biasanya terjadi tersebut di ratakan dengan dusk-off terlebih
pada unsur logam alkali tanah dan senyawa dahulu.
alkali dengan mudah bahkan dengan nyala Uji SEM-Phenom ProX di lakukan untuk
api yang dingin. Gangguan ionisasi untuk memperoleh data unsur unsur mineral yang
unsur-unsur lain dapat terjadi pada nyala api terkandung dalam suatu sampel yang dianalisa
nitrous oxide-acetylene yang lebih panas, dan menginformasikan persentasi kandungan
tapi tidak sama halnya dengan nyala api air- unsur-unsur pada tanah. Pengujian SEM-
acetylene. Phenom ProX tanah mula-mula dilakukan pada
pembesaran 15.000, dengan jarak antar spot
2.METODOLOGI PENELITIAN 5 , dan energi kinetik 15 kV.

Preparasi Sampel
Sebelum tahap analisa, sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebelumnya
melalui tahap preparasi. Dimana tujuan dari
tahap preparasi ini adalah untuk
mempersiapkan sampel yang akan digunakan
pada tahap analisa. Dalam hal ini ada 3 sampel
yang akan di preparasi, yaitu tanah kering,
tanah terkena tumpahan oli bekas, dan tanah
yang dicuci dengan EDTA. Tahap preparasi
tanah kering ini melalui beberapa tahapan,
yaitu pengayakan dan destruktif basah. Tahap
preparasi tanah terkena tumpahan oli bekas
melalui beberapa tahapan, yaitu penumpahan
oli bekas pada tanah yang kemudian didiamkan
selama 2 minggu, pengayakan, dan destruktif
basah. Sedangkan untuk tahap pencucian tanah
dengan EDTA menggunakan sampel tanah
tumpahan yang sudah didiamkan selama 2
Gambar 2. Metodologi penelitian minggu dan kemudian akan melalui beberapa
tahapan, yaitu membuat larutan EDTA dengan
Metodologi penelitian ini dimulai dari konsentrasi yang berbeda, penumpahan larutan
pengecekan unsur yang terkandung dalam EDTA pada tanah tercemar,
tanah menggunakan SEM (Scanning Electron pengadukan/pencucian dengan shaker,
Microscope) untuk mengetahui unsur dalam filtrastri, penghilangan koloid yang yang
tanah sebelum pencucian, kemudian preparasi terdapat pada supernatant menggunakan
sampel, yaitu membuat larutan EDTA dan centrifuge, dan destruktif basah.
mencuci tanah terkontaminasi oli bekas dengan Proses preparasi penelitian ini melalui
EDTA tersebut. Setelah pencucian, dilakukan beberapa tahapan untuk mendapatkan sampel
destruksi basah untuk kemudian dianalisa yang mampu dilewatkan/dibaca oleh alat guna
menggunakan FAAS (Flame Atomic memperoleh hasil analisa. Berikut adalah
Absorption Spectrophotometer) agar diketahui fungsi dan atau tugas dari tahapan preparasi
sampel yang telah dijabarkan diatas;

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 44


a. Pengayakan bertujuan untuk memisahkan unsur logam akan diteruskan menuju
partikel-partikel tanah dengan pengotornya, monokromator. Keluaran monokromator inilah
seperti daun, batu-batu kecil, dan lain-lain. yang kemudian akan dideteksi kandungan
b. Pengadukan/pencucian dengan shaker logamnya melalui detektor dan data dari
bertujuan untuk meratakan kontak tanah detektor akan dibacakan hasilnya oleh
dengan EDTA pada kecepatan 180 rpm dan komputer/data processor.
waktu yang berbeda.
c. Filtrasi pada penelitian ini dilakukan dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan kertas saring dan yang akan Analisa Tanah Sebelum tercemar Oli Bekas
diambil adalah supernatant. Pada penelitian ini kami menganalisa
d. Destruktif basah merupakan suatu metode pengangkatan logam berat (besi dan timbal)
yang digunakan untuk merombak dalam hal pada tanah cemaran oli bekas. Sebelum
ini akan mengurangi interverensi senyawa dilakukan pembuatan sampel tanah yang
tercemar oli bekas, tanah kondisi yang
lain pada saat pembacaan logam berat pada digunakan harus dianalisa terlebih dahulu
analisa nanti. dengan SEM (Scanning Electron Microscope).
Tanah kering ditempatkan pada specimen
Analisa Logam dengan FAAS holder yang kemudian dilekatkan pada sample
Analisa dengan menggunakan alat FAAS holder, agar tidak mengganggu proses imaging
(Flame Atomic Absorption Spectrophotometer) pada saat analisa, sample tersebut di ratakan
akan dilakukan pada 3 sampel, yaitu tanah dengan dusk-off terlebih dahulu.
kering, tanah beroli, dan tanah yang telah Uji SEM-Phenom ProX di lakukan untuk
dicuci dengan senyawa EDTA. Ketiga sampel memperoleh data unsur unsur mineral yang
yang dianalisa tersebut sudah melewati proses terkandung dalam suatu sampel yang dianalisa
destruktif pada tahapan sebelumnya, yaitu
tahap preparasi. Langkah pertama yang dan menginformasikan persentasi kandungan
dilakukan untuk menganalisa kandungan unsur-unsur pada tanah yang digunakan. Hasil
logam berat, dalam hal ini besi dan timbal uji SEM-Phenom ProX tanah mula-mula
dengan AAS adalah memasukkan/ mengganti dengan pembesaran 15.000, dengan jarak antar
lampu katoda sesuai dengan logam yang ingin spot 5 , dan energi kinetik 15 kV akan
dianalisa dan kemudian menyiapkan larutan ditampilkan pada tabel 1.
standar. Tujuan menggunakan larutan standar
ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Tabel 1. Komposisi Unsur Tanah
absorbansi larutan standar. Dengan demikian yang Digunakan
dapat dibuat kurva kalibrasi yang Konsentrasi
Komponen
menghubungkan antara absorbansi dan Spot 1 Spot
konsentrasi larutan standar.
Analisa selanjutnya dilakukan pada Aluminium 9,9 9,2
ketiga sampel yang akan dilihat seberapa besar
Silikon 17,2 8,8
kandungan logam Pb dan Fe yang terdapat
pada sampel. Mula-mula sampel yang sudah Besi 15,8 10,3
diencerkan dengan aquabidest akan dianalisa
dengan melewatkan larutan sampel pada Karbon 11 1,2
nebulizer yang kemudian akan masuk ke ruang
pembakaran. Dalam ruang pembakaran, larutan Oksigen 44,5 69,3
sampel akan terbakar dan teratomisasi pada
suhu tertentu, sehingga nyala api yang Timbal 1,5 1,3
dihasilkan mengandung unsur-unsur logam
yang akan dianalisa. Sebagian besar atom-atom
ini akan tinggal sebagai atom netral dalam
keadaan dasar (ground state), dan sebagian
kecilnya akan terkesitasi oleh nyala dengan
energi tertentu. Atom-atom netral dalam
ground state tersebut akan menyerap sebagian
radiasi yang dihasilkan oleh unsur-unsur logam
yang dianalisa.
Sumber cahaya yang dihasilkan oleh
lampu katoda akan meneruskan cahayanya ke Gambar 3. Hasil Dari Uji SEM-EDX Tanah
dalam nyala api yang teratomisasi dan yang digunakan
selanjutnya radiasi yang dihasilkan oleh unsur-

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 45


Uji % Removal berdasarkan Lama berbeda. Kondisi optimal pengangkatan logam
Pencucian EDTA Fe terjadi pada waktu 90 menit sedangkan
Pengujian sampel menggunakan FAAS logam Pb terdapat pada waktu 30 menit.
ini berdasarkan lama pencucian tanah beroli Kondisi optimum yang tertinggi dicapai oleh
dengan EDTA. Disini akan dilihat seberapa logam Fe dibandingkan dengan logam Pb.
besar % removal yang akan terangkat dari Dimana pada waktu 90 menit % removal
permukaan tanah yang telah dicuci oleh EDTA. logam Fe mencapai 62,96 % sedangkan pada
Hasil uji FAAS untuk EDTA dengan waktu 30 menit % removal logam Pb hanya
konsentrasi yang berbeda-beda dapat dilihat mencapai 17,34 %. Sama halnya dengan
dari gambar 4. Pada gambar 4. terlihat bahwa penggunaan EDTA 0,05 M, logam Pb setelah
kondisi optimal pengangkatan logam terdapat melewati kondisi optimal pengangkatan
pada lama waktu pencucian 60 menit. Kondisi logamnya mengalami penurunan di waktu 60
optimal yang tertinggi dicapai oleh logam Pb menit dan kemudian konstan diwaktu 90 menit.
dibandingkan dengan logam Fe. Dimana pada Sedangkan Fe perlu dilakukan pengujian lebih
waktu 60 menit % removal logam Pb mencapai lanjut untuk lama waktu pencucian lebih dari
41,98 % sedangkan % removal logam Fe hanya 90 menit. Dilihat dari waktu yang berbeda-
mencapai 19,64 %. Dilihat dari waktu yang beda, pengangkatan logam Fe untuk waktu 30
berbeda-beda, logam Pb lebih banyak terangkat menit lebih kecil daripada logam Pb. Namun,
apabila dibandingkan dengan logam Fe. Nilai untuk waktu 60 90 menit pengangkatan
rata-rata logam Pb yang terangkat dari waktu logam Fe lebih besar daripada logam Pb. Nilai
ke waktu adalah sebesar 24,26 % sedangkan rata-rata logam Fe yang terangkat adalah
logam Fe sebesar 11,39 %. sebesar 31,61 % sedangkan logam Pb yang
terangkat sebesar 23,93 %.

Gambar 4. Pengaruh waktu pencucian


terhadap % removal Pb dan Fe
Gambar 5. Pengaruh waktu pencucian
Pada gambar 4. terlihat bahwa kondisi terhadap % removal Pb dan Fe
optimal yang dicapai untuk mengangkat logam
berbeda. Kondisi optimal pengangkatan logam
Pb terjadi pada waktu 30 menit sedangkan
logam Fe terdapat pada waktu 60 menit. Sama
halnya seperti penggunaan EDTA 0,025 M,
kondisi optimum yang tertinggi dicapai oleh
logam Pb dibandingkan dengan logam Fe.
Dimana pada waktu 30 menit % removal
logam Pb mencapai 24,97 % sedangkan pada
waktu 60 menit % removal logam Fe hanya
mencapai 17,34 %. Logam Pb setelah melewati
kondisi optimal, pengangkatan logamnya Gambar 6. Pengaruh waktu pencucian
mengalami penurunan di waktu 60 menit dan terhadap % removal Pb dan Fe
kemudian konstan diwaktu 90 menit. Dilihat
dari waktu yang berbeda-beda, logam Pb lebih Pada gambar 6 terlihat bahwa kondisi
banyak terangkat apabila dibandingkan dengan optimal yang dicapai untuk mengangkat logam
logam Fe. Nilai rata-rata logam Pb yang berbeda. Kondisi optimal pengangkatan logam
terangkat dari waktu ke waktu adalah sebesar Fe terjadi pada waktu 90 menit sedangkan
21,99 % sedangkan logam Fe sebesar 11,18 %. logam Pb terdapat pada waktu 60 menit.
Pada gambar 6. terlihat bahwa kondisi Kondisi optimum yang tertinggi dicapai oleh
optimal yang dicapai untuk mengangkat logam logam Fe dibandingkan dengan logam Pb.

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 46


Dimana pada waktu 90 menit % removal pada konsentrasi yang berbeda-beda dalam
logam Fe mencapai 88,23 % sedangkan pada waktu yang sama dapat dilihgat pada grafik
waktu 60 menit % removal logam Pb hanya dibawah ini:
mencapai 21,76 %. Pengangkatan logam Fe Pada gambar 8. dapat dilihat kondisi
perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk optimal pengangkatan logam Fe dan Pb pada
lama waktu pencucian lebih dari 90 menit. tiap konsentrasi EDTA berbeda-beda. Kondisi
Sedangkan logam Pb sebelum mencapai pengangkatan Fe dan Pb optimal pada waktu
kondisi optimal pengangkatan logamnya 30 menit dicapai pada saat konsentrasi larutan
konstan dari waktu 30 60 menit dan EDTA 0,1 M. Pada waktu 30 menit, EDTA 0,1
kemudian mengalami penurunan di waktu 60 - M mampu mengangkat logam Fe dan Pb
90 menit. Sama halnya dengan penggunaan sebesar 9,82% dan 31,22%. Dari grafik dapat
EDTA 0,075 M, dilihat dari waktu yang dilihat bahwa pada waktu pencucian tanah
berbeda-beda pengangkatan logam Fe untuk selama 30 menit, kenaikan % removal logam
waktu 30 menit lebih kecil daripada logam Pb. Fe dan Pb terus meningkat seiring dengan
Namun, untuk waktu 60 90 menit peningkatan konsentrasi larutan EDTA. Pada
pengangkatan logam Fe lebih besar daripada grafik dapat dilihat terjadi peningkatan removal
logam Pb. Nilai rata-rata logam Fe yang yang cukup signifikan pada logam Pb pada
terangkat adalah sebesar 43,50 % sedangkan konsentrasi 0,025 M ke 0,05 M sebesar
logam Pb yang terangkat sebesar 27,72 %. 11,22%, dan selanjutnya mengalami
peningkatan yang konstan pada konsentrasi
0,05 M ke 0,1 M sebesar 3,3 %.

Gambar 7. Pengaruh waktu pencucian Gambar 8. Pengaruh Konsentrasi EDTA


terhadap % removal Pb dan Fe terhadap % removal Pb dan Fe
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Dari gambar diatas dapat diamati bahwa
oleh Bermond dan Ghestem (2001) logam yang pengangkatan logam Pb lebih tinggi
diserap oleh senyawa EDTA dapat dibedakan dibandingkan dengan logam Fe. Diperlukan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: logam yang dapat pengujian lebih lanjut untuk mengoptimalkan
diserap dalam waktu singkat dan logam yang pengangkatan logam Fe pada konsentrasi
dapat diserap dalam waktu lama. Logam Pb EDTA yang lebih tinggi. EDTA pada
mengalami percepatan penyerapan pada 30 konsentrasi 0,1 M mampu mengangkat logam
menit dan untuk waktu selanjutnya logam Pb lebih dari 30%. Nilai rata-rata pengangkatan
penyerapan logam Pb berjalan konstan karena logam Fe secara keseluruhan sebesar 5,66%
logam ini tergolong pada jenis logam yang sedangkan logam Pb yang terangkat sebesar
dapat terserap dalam waktu singkat. Sedangkan 24,53%.
Fe pada konsentrasi yang rendah 0,025 M dan
0,050 M) terserap secara maksimal pada waktu
60 menit dan konstan pada 90 menit. Namun
pada konsentrasi yang tinggi (0,075 M dan 0,1
M) penyerapan logam Fe terus mengalami
kenaikan seiring lamanya waktu pencucian.
Hal ini dikarenakan logam Fe tergolong pada
jenis logam yang dapat terserap dalam jangka
waktu yang panjang.
Uji %Removal berdasarkan Konsentrasi
EDTA
Pengujian sampel tanah tercemar oli
bekas dengan pencucian menggunakan EDTA Gambar 9. Pengaruh waktu pencucian
terhadap % removal Pb dan Fe

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 47


Pada gambar 9. dapat dilihat kondisi pada logam Fe pada konsentrasi 0,05 M ke
optimal pengangkatan logam Fe dan Pb pada 0,075 M sebesar 47,54%. Selanjutnya
tiap konsentrasi EDTA berbeda-beda. Kondisi pengangkatan logam Fe mengalami kenaikan
pengangkatan Fe dan Pb optimal pada waktu pada 0,075 M ke 0,1 M sebesar 25,27 %.
60 menit dicapai pada saat konsentrasi larutan Sedangkan logam Pb tidak mengalami
EDTA 0,025 M yaitu sebesar 41,97 %, dan peningkatan yang berarti, nilai % removal Pb
setelahnya mengalami penurunan yang cukup memiliki kenaikan yang hampir konstan yaitu
drastis pada konsentrasi 0,05 M sebesar 21,5 sebesar 2,98 % pada 0,025 M 0,05 M, 0,18%
%. Pada kondisi 0,05 M - 0,075 M pada 0,05 M - 0,075 M, dan 0,61 % pada 0,075
pengangkatan logam Pb mengalami M 0,1 M.
pengangkatan sebesar 1,365%, dan mengalami Dari grafik diatas dapat diamati bahwa
kenaikan yang cukup drastis dari konsentrasi pengangkatan logam Fe lebih tinggi
0,075 M - 0,1 M sebesar 8,43 %. Kondisi dibandingkan dengan logam Pb. Diperlukan
optimal pengangkatan logam Fe dicapai saat pengujian lebih lanjut untuk mengoptimalkan
konsentrasi EDTA 0,1 M yaitu sebesar 32,45 pengangkatan logam Pb pada konsentrasi
%. Pada konsentrasi EDTA 0,05 M 0,1 M, % EDTA yang lebih tinggi. EDTA pada
removal logam Fe terus mengalami kenaikan konsentrasi 0,1 M mampu mengangkat logam
yang hampir konstan, 0,05 M 0,075 M Fe lebih dari 80%. Nilai rata-rata pengangkatan
sebesar 7,85 % dan 0,075 M 0,1 M sebesar logam Fe secara keseluruhan sebesar 44,7 %
7,25%. sedangkan logam Pb yang terangkat sebesar
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa 20,47%.
pengangkatan logam Pb lebih tinggi
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa
dibandingkan dengan logam Fe. Diperlukan
pengangkatan logam Fe lebih tinggi
pengujian lebih lanjut untuk mengoptimalkan
dibandingkan dengan logam Pb Nilai rata-rata
pengangkatan logam Fe pada konsentrasi
pengangkatan logam Fe secara keseluruhan
EDTA yang lebih tinggi. EDTA pada
sebesar 44,7 % sedangkan logam Pb yang
konsentrasi 0,1 M mampu mengangkat logam
terangkat sebesar 20,47%. Logam Fe memiliki
Pb lebih dari 40%. Nilai rata-rata pengangkatan
konstanta kestabilan yang tinggi pada saat
logam Fe secara keseluruhan sebesar 23,65 %
membentuk Fe(III)EDTA dengan nilai log k =
sedangkan logam Pb yang terangkat sebesar
25,10, sedangkan Pb(II)EDTA dengan nilai
28,58 %.
log k = 18. EDTA tidak mengikat kation logam
secara spesifik, logam dengan nilai k yang
lebih tinggi akan menggantikan logam dengan
nilai stabilitas yang rendah dan kemudian
berikatan dengan EDTA dan membentuk
kompleks senyawa EDTA dengan logam, oleh
karena itu EDTA mengikat ion Fe3+ lebih
banyak dibanding dengan ion Pb2+.
4. KESIMPULAN

Gambar 10. Pengaruh waktu pencucian Dari hasil penelitian ini dapat
terhadap % removal Pb dan Fe disimpulkan bahwa
a. Hasil analisa menunjukkan removal
Pada gambar 10. dapat dilihat bahwa Fe lebih besar dari removal Pb pada
kondisi optimal pengangkatan logam Fe dan Pb waktu 90 menit dengan konsentrasi
adalah pada saat konsentrasi EDTA 0,1 M. EDTA 0,1 M. Persentasi penghilangan
Pada waktu 90 menit, EDTA 0,1 M mampu logam Fe berkisar2,35% - 88,22%,
mengangkat logam Fe dan Pb sebesar 88,23% removal logam Pb berkisar dari
dan 21,76%. Dari grafik dapat dilihat bahwa 13,39% - 31,22%.
pada waktu pencucian tanah selama 90 menit, b. Keefektifan removal logam meningkat
kenaikan % removal logam Fe dan Pb terus dengan kenaikan konsentrasi. Logam
meningkat seiring dengan peningkatan Fe terangkat secara maksimal pada
konsentrasi larutan EDTA. Pengangkatan konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada
logam Fe lebih besar dibandingkan dengan 90 menit, sedangkan Pb berkurang
logam Pb. Pada grafik dapat dilihat terjadi terangkat secara maksimal pada
peningkatan removal yang cukup signifikan
Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 48
konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada electron-microscopic/. Diakses pada
30 menit. tanggal 20 Agustus 2015.
Pansu, Marc dan Jacques Gautheyrou. 2006.
DAFTAR PUSTAKA Handbook of Soil Analysis. Springer-
Bambang. 2011. Instrumen Kimia AAS. Verlag, Berlin Heidelberg: New York.
http://anekakimia.blogspot.com/2011/ Robinson, James W., Eileen M., George M.
06/ instrumen-kimia-aas-atomic- 2014. Undergraduate Instrumental
absorption.html. Diakses pada 18 Analysis. Seventh Edition. Taylor &
Agustus 2015. Francis Group: New York
Bermond, A., Ghestem, J.P., 2001. Kinetic Trisno, Alex. 2012. Atomic Absorption
study of trace metal EDTA-desorption Spectrophotometer (AAS). https://
from contaminated soils. In: Selim, alextrisno1.wordpress.com/2012/03/0
H.M., Sparks, D.L. (Eds.), Heavy 2/aas/. Diakses pada tanggal 20
Metals Release in Soils. Lewis Agustus 2015.
Publishers, Boca Raton, FL, pp. 131 Quim. Nova, 2003. EDTA : The Chelating
147. Agent under Environmental Scrunity.
Cheney, Brandon. 2010. Introduction to Journal Vol. 26, No. 6, 901-905
Scanning Electron Microscopy. http:// Zou, Zeli. 2009. The study of operating
www.sjsu.edu/people/anastasia.miche variables in soil washing with EDTA.
als/courses/MatE143/s1/SEM_GUDE. Zhang, Weihua. 2010. Influence of soil
pdf. Diakses pada tanggal 20 Agustus washing with a chelator on subsequent
2015. chemical immobilization of heavy
Darma, Amerta. 2010. Mikroskop Pemindai metals in a contaminated soil. Journal
Elektron (SEM). http://www. of hazardeous materials.
scribd.com/doc/25416900/Mikroskop-
Pemindai-Elektron-Sem#scribd. Di-
akses pada tanggal 20 Agustus 2015.
Harris, Daniel C. 2007. Quantitative Chemical
Analysis. Seventh Edition. W. H.
.
Freeman and Company: New York.
Hasmicho, Angga. 2013. 3 Proses Metode
Atomisasi pada SSA. http://
anggahasmiko.blogspot.com/2013/05/
3-proses-metode-atomisasi-pada-ssa
.html. Diakses pada tanggal 18
Agustus 2015.
Nur, Marhamah dan Rita. 2010. Scanning
Electron Microscopic.
https://laskarvck.
wordpress.com/2010/12/18/scanning-

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2015 Page | 49

Anda mungkin juga menyukai