Noviyanthy Handayani
Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya
ABSTRAK
Beton adalah salah satu bahan konstruksi bangunan yang umum digunakan masyarakat. Berbagai
inovasi beton telah banyak dilakukan salah satunya dengan penggunaan beton ringan yang dimaksudkan
untuk mengurangi berat beton itu sendiri. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis dibawah
1800 kg/m3. Beton ringan tempurung kelapa adalah salah satu inovasi beton ringan dengan pemanfaatan
limbah rumah tangga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh campuran beton ringan tempurung kelapa yang
tepat dan memenuhi ketentuan berat jenis dan kuat tekan yang disyaratkan oleh SNI.
Metode penelitian ini adalah dengan mencampur serpihan tempurung kelapa sebesar 5%, 10% dan
15% ke dalam proporsi agregat kasar yang digunakan. Agregat kasar yang digunakan ada dua jenis yaitu
batu split (batu pecah) dan kerikil. Sampel beton yang dibuat sebanyak 24 buah dimana masing-masing
campuran (batu split+tempurung kelapa dan kerikil+tempurung kelapa) dibuat 3 sampel.
Hasil penelitian diperoleh bahwa berat isikering beton tempurung kelapa rata-rata melebihi 2000
kg/m3 lebih besar dari ketentuan yaitu 1800 kg/m3. Kuat tekan yang diperoleh melebihi rencana 7,4 MPa
yaitu sekitar 7,62 MPa 17,34 MPa. Campuran beton ringan tempurung kelapa yang memiliki kuat tekan
terbesar adalah beton dengan campuran tempurung kelapa 5% yaitu untuk batu split sebesar 14,14 MPa
dengan berat isi kering 2427 kg/m3 dan untuk kerikil sebesar 17,34 MPa dengan berat isi kering 2410
kg/m3.
50
PENDAHULUAN tempurung kelapa dengan mutu beton fc sebesar
7,4 MPa atau K-100.
Latar Belakang Masalah yang akan dirinci:
1. Berapakah masing-masing berat isikering
Beton ringan adalah beton yang memiliki
beton ringan tempurung kelapa dari ketiga
berat jenis dibawah 1800 kg/m3 (Tjokrodimuljo,
variasi campuran tersebut?
2004). Beton ringan merupakan salah satu
2. Berapakah kuat tekan beton ringan
inovasi untuk mengurangi berat jenis beton
tempurung kelapa yang dicapai masing-
normal. Menurut ASTM C.330, agregat ringan
masing sampel?
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) agregat
buatan contohnya tanah liat, abu terbang (fly Tujuan Penelitian
ash), dan lempung (2) agregat alam contohnya
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat
skoria, batu apung (fumice) atau tuff.
disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian adalah :
Di Kalimantan Tengah khususnya Kota
1. Memperoleh campuran perbandingan beton
Palangka Raya, untuk memperoleh agregat
ringan yang tepat antara tempurung kelapa
ringan sangat sulit, karena itu peneliti mencoba
dan agregat kasar yang digunakan.
menggunakan tempurung kelapa sebagai agregat
2. Memperoleh masing-masing berat isikering
ringan. Hal ini disebabkan melimpahnya
beton ringan tempurung kelapa dari ketiga
tempurung kelapa di pasar tradisional dan
variasi campuran tersebut.
sebagai pemanfaatan limbah rumah tangga.
3. Memperoleh kuat tekan beton ringan
Beberapa penelitian mengenai agregat
tempurung kelapa yang dicapai masing-
ringan tempurung kelapa sudah banyak dilakukan
masing sampel?
oleh peneliti lainnya. Perbedaan penelitian ini
adalah jumlah persentase tempurung kelapa yang Manfaat Penelitian
digunakan yaitu 5%, 10% dan 15% dan
Manfaat dari penelitian ini adalah pemanfaatan
digunakannya dua agregat kasar sebagai
limbah tempurung kelapa dan mencari inovasi
pembanding yaitu tempurung kelapa + kerikil
terbaru dari beton ringan yang dapat
dan tempurung kelapa + batu split untuk mencari
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
proporsi campuran beton ringan yang tepat.
KAJIAN TEORI
Rumusan Masalah
Beton Ringan
Penelitian ini ditujukan untuk
Beton ringan adalah beton yang
memperoleh campuran yang tepat antara
tersusun atas agregat ringan. Agregat ringan yang
tempurung kelapa + kerikil dan tempurung
digunakan umumnya hasil produksi pembakaran
kelapa + batu split (batu pecah) dengan
(batu bara, slag, lempung, dan lain-lain). Berat
penambahan tempurung kelapa sebesar 5%, 10%
jenis rata-rata 1900 kg/m3 atau berdasarkan
dan 15% pada berat proporsi agregat kasar yang
kepentingan strukturnya berkisar antara 1440
digunakan agar diperoleh beton ringan
kg/m3 sampai 1850 kg/m3, dengan kuat tekan
51
rata-rata pada umur 28 hari lebih besar dari 17,2 1. Agregat ringan buatan yang merupakan hasil
MPa (ACI 318-08,2008). proses pengembangan, pemanasan atau
Menurut Tjokrodimuljo (2004), sintering dari bahan terak tanur tinggi,
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan lempung, diatome, abu terbang, batu sabak,
untuk mengurangi berat jenis beton atau batu obsidian.
membuat beton lebih ringan, antara lain : 2. Agregat ringan alami diperoleh secara alami,
1. Dengan membuat gelembung-gelembung seperti batu apung dan scoria, batu letusan
gas/udara dalam adukan semen sehingga gunung atau batuan lahar.
terjadi banyak pori-pori udara di dalam
betonnya. Salah satu cara yang dapat Menurut ASTM C 330-03 (2003),
dilakukan adalah dengan menambah bubuk agregat ringan dapat dibedakan menjadi dua,
aluminium ke dalam campuran adukan beton. yaitu:
2. Dengan menggunakan agregat ringan, 1. Agregat ringan yang dihasilkan dari
misalnya tanah liat bakar, batu apung atau sisa/residu proses produksi atau pembakaran
agregat buatan, sehingga beton yang tanah liat dan lain-lain.
dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton 2. Agregat ringan yang dihasilkan melalui
biasa. pengolahan bahan alam, misalnya batu apung.
3. Dengan cara membuat beton tanpa
menggunakan butir-butir agregat halus atau Tjokrodimuljo (2004) secara garis besar
pasir yang disebut beton non pasir. telah membagi penggunaan beton ringan menjadi
tiga, yaitu:
Agregat ringan adalah agregat yang
1. Untuk non-struktur dengan berat jenis antara
mempunyai kepadatan sekitar 300 1850 kg/m3.
240 kg/m3 800 kg/m3 dan kuat tekan antara
Agregat ringan biasanya digunakan atas
0,35 7 MPa, yang umumnya digunakan
pertimbangan ekonomis dan struktural.
untuk dinding pemisah atau dinding isolasi.
Pertimbangan ekonomis biasanya didasarkan atas
2. Untuk struktur ringan dengan berat jenis
biaya produksi untuk menghasilkan agregat
antara 800 kg/m3 1400 kg/m3 dan kuat tekan
ringan dan pengerjaan struktur betonnya sendiri.
antara 7 17 MPa, yang umumnya digunakan
Secara struktural pertimbangan didasarkan atas
untuk dinding yang juga memikul beban.
berat volume dan kepadatan dari beton yang
3. Untuk struktur dengan berat jenis antara 1400
terbentuk, karena akan lebih ringan dibandingkan
kg/m3 1800 kg/m3 dan kuat tekan lebih dari
menggunakan agregat konvensional. Dengan
17 MPa, yang dapat digunakan sebagaimana
demikian, jika digunakan untuk struktur atas akan
beton normal.
lebih ringan yang pada akhirnya beban konstruksi
akan menjadi ringan (Endarto, 2010). Penelitian Terdahulu
Agregat ringan dalam standar SNI 03- Penggunaan tempurung kelapa sebagai
2461-2002 (2002) terdiri dari dua macam, yaitu: pengganti agregat kasar dengan persentase
sebesar 0%, 8%, 25%, 50%, 75%, dan 100%
52
3
dengan kuat rencana 17 MPa, menunjukkan yaitu 1.701 kg/m , nilai kuat tekan rata-rata yaitu
penurunan kuat tekan. Kuat tekan beton normal 14.054 MPa, nilai modulus elastisitas (Ec) yang
(0%) sesuai dengan kuat tekan rencana sebesar
diperoleh dari kemiringan garis pada kurva
17 MPa, proporsi 8% kuat tekan 15,776 MPa,
elastis (0.5 fc) yaitu 4595.590 MPa, nilai kuat
proporsi 25% kuat tekan 7,32 MPa, proporsi 50%
tarik belah rata-rata yaitu 1.713 MPa, kuat lentur
kuat tekan 2,801 MPa, proporsi 75% kuat tekan
rata-rata yaitu 2.329 MPa, dan kuat lekat
0,442 MPa, dan proporsi 100% kuat tekan 0,059
tulangan rata-rata dengan menggunakan tulangan
MPa (Juanita dan Anjarwati, 2014).
ulir 8.8 mm yaitu 10.308 MPa.
Penelitian Akbar (2013) bertujuan
Penambahan serat tempurung kelapa
untuk menganalisa karakteristik beton K-100
pada campuran beton akan menurunkan kuat
dengan penambahan tempurung kelapa dan
tekannya (Rustedi, 2004). Penelitian ini
mendapatkan variasi campuran yang efisien
dilakukan dengan cara tempurung kelapa dilebur
melalui uji kuat tekan pada umur 7 hari.
menjadi kecil dengan ukuran maksimum 2 cm x
Tempurung kelapa dipecah menjadi serpihan
2 cm dan dijemur terlebih dahulu. Volume
berukuran 15 mm x 15 mm dan digunakan
campuran beton yang digunakan 1 pc : 2 pasir : 3
sebagai penambah agregat kasar yang dicampur
kerikil. Persentase penambahan serat sebesar 0%
dengan agregat halus, air dan semen PCC.
(tanpa serat), 5%, 10% dan 15%. Benda uji
Persentase variasi tempurung kelapa yang
silinder untuk uji kuat tekan dan uji kuat tarik
digunakan 0%, 5%, 7%, 9%, 11%, 13% dan 15%.
masing-masing dibuat 2 buah untuk setiap
Perbandingan campuran pasir dan kerikil yang
tipenya, sehingga total ada sebanyak 16 buah
digunakan 40% : 60% dengan benda uji kubus
benda uji. Dari hasil penelitian menunjukkan
ukuran 150 x 150 x 150 mm. Hasil penelitian
bahwa penambahan serat tempurung kelapa akan
menunjukkan bahwa kuat tekan beton tertinggi
menurunkan kuat tekan dan sebaliknya
pada campuran tempurung kelapa 5% yaitu
menaikkan secara signifikan kuat tarik beton.
sebesar 16,5 ton atau 73,33 kg/cm2 sedangkan
Selain itu, berat jenis beton juga mengalami
kuat tekan beton terendah terdapat pada beton
penurunan, hal ini disebabkan karena ada
yang menggunakan campuran 15% yaitu 4,5 ton
sebagian massa/volume kerikil tereliminasi dari
atau 20 kg/cm2.
adukan beton dan posisinya ditempati oleh serat
Penelitian untuk mengetahui
tempurung kelapa.
karakteristik beton ringan tempurung kelapa yang
Penelitian dengan menggunakan arang batok
meliputi berat isi, kuat tekan, modulus elastisitas,
kelapa dilakukan oleh Wardi (2003). Ide ini
kuat tarik belah, kuat lentur dan kuat lekat
dikemukakan karena adanya persamaan antara
tulangan dilakukan oleh Suarnita (2010). Fraksi
kandungan arang batok kelapa dengan fly ash.
volume agregat ringan tempurung kelapa yang
Penelitian dilakukan dengan persentase
digunakan adalah 0,35, faktor air semen (fas)
penambahan arang batok kelapa terhadap
sebesar 0,5 serta pengujian pada umur 28 hari,
pengurangan agregat halus sebesar 0%, 5%,
diperoleh nilai rata-rata karakteristik beton ringan
7,5%, 10% dan 12,5% yang bertujuan untuk
tempurung kelapa meliputi nilai berat isi rata-rata
53
mengetahui pengaruhnya terhadap kuat tekan tekan beton dilakukan pada umur beton 28 hari
beton. Benda uji dibuat dalam bentuk kubus 15 x dengan mutu beton rencana fc = 7,4 MPa atau
15 x 15 cm dan pengujian dilakukan pada umur K-100. Adapun variasi dari campuran beton yang
beton 3, 7, 14, 21, dan 28 hari pada kondisi akan dibuat adalah sebagai berikut :
normal dan beton yang dibakar hanya pada umur
28 hari. Mutu beton rencana adalah K-225 atau
4145 kg/cm2.
2 0% 100% split TK 0 Sp 3
3 5% 95% kerikil TK 5 Kr 3
4 5% 95% split TK 5 Sp 3
54
Tabel 3. Berat Isi Beton Ringan Tempurung Kelapa + Kerikil
Berat Isi
Berat Isi Beton
Beton
Kelas Beton Sampel Beton Ringan
Rata-Rata
(kg/m3)
(kg/m3)
Sampel I 2419
Beton + Tempurung Kelapa 0% Sampel II 2454 2429
Sampel III 2415
Sampel I 2412
Beton + Tempurung Kelapa 5% Sampel II 2409 2410
Sampel III 2410
Beton + Tempurung Kelapa 10% Sampel I 2412 2245
Sampel II Dari kedua tabel diatas terlihat bahwa
2409
berat
Sampel III isi beton ringan
2410yang diperoleh rata-rata
Beton + Tempurung Kelapa 15% Sampel I
mencapai 2000 2114
kg/m3 dan melebihi 2094 dari
Sampel II
ketentuan 2043 padat yang ditetapkan
berat volume
Sampel III 2124
HASIL DAN PEMBAHASAN SNI yaitu sebesar 1900 kg/m3. Nilai
Berat Jenis Beton Ringan Tempurung Kelapa perbandingan berat isi beton ringan tempurung
kelapa dapat tersaji pada Gambar 2 berikut ini.
Berat jenis beton ringan tempurung
kelapa yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2
dan Tabel 3 berikut ini.
56
2. Kuat tekan yang diperoleh berkisar antara
17,34 MPa 7,62 MPa melebihi dari kuat
Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan Beton tekan rencana yaitu 7,4 MPa.
Ringan Tempurung Kelapa
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
57
Suarnita, I Wayan. (2010). Karakteristik
Beton Ringan Dengan Menggunakan Tempurung
Kelapa Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar.
Jurnal Smartek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: hal
22-33.
58