Disusun oleh :
Kelas 3SE7
Amru Fahru Ridho (14.7979) Maria Sintauli H (14.8226)
Dita Rizky P (14.8087) Ridea Anggraini (14.8339)
Fauziah Caesar R (14.8130) Sakinah Ramadhani S (14.8369)
Marcopolo Gultom (14.8223) Siti Sholikah (14.8387)
Dosen Pembimbing :
Ray Sastri, M.Si
Jakarta
2014/2015
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Masalah akan timbul apabila terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang
tersedia dan minimnya ketersediaan lapangan kerja. Dengan kata lain, lapangan pekerjaan yang
tersedia tidak dapat menyerap tenaga kerja yang ada, lebih-lebih tenaga kerja yang tidak terdidik
dan tidak terampil. Masalah ini akan menyebabkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran
sehingga jumlah penduduk miskin semakin besar sehingga berakibat negatif pada sektor-sektor
lain.
Pekerja paruh waktu adalah mereka yang menghendaki pekerjaaan tidak penuh, bisa
dengan alasan sedang bersekolah, mengurus rumah tangga atau mereka memang tidak
memerlukan pekerjaan penuh. Di sisi lain, mereka yang menjadi setengah penganggur
merupakan pekerja yang bukan atas kehendaknya sendiri melainkan karena tidak mampu
mencari pekerjaan tambahan atau pekerjaan penuh. Sehingga jumlah pekerja setengah
penganggur menjadi petunjuk untuk megetahui berapa kesempatan kerja baru yang harus
diciptakan oleh Pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak dan sesuai untuk
mengurangi jumlah pekerja setengah penganggur.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, tempat tinggal dan status pekerjaan utama sebagai variabel independen sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah kondisi pekerja menurut jam kerja yang dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu setengah pengangguran, pekerja paruh waktu dan pekerja purna waktu.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi pekerja menurut jam kerja di Kabupaten Wonogiri Tahun
2014.
Permasalahan yang akan dibahas di sini adalah mengenai kondisi pekerja berdasarkan
jam kerja di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri tahun 2014 yang dipengaruhi oleh
variabel jenis kelamin, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan status
pekerjaan utama. Berdasarkan batasan permasalahan tersebut terbentuk rumusan masalah yaitu:
Bagaimana pengaruh variabel jenis kelamin, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat
pendidikan, dan status pekerjaan utama terhadap kondisi pekerja berdasarkan jam kerja di
Kabupaten Wonogiri tahun 2014?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel jenis kelamin, daerah
tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan utama terhadap
kondisi pekerja berdasarkan jam kerja di Kabupaten Wonogiri tahun 2014 menggunakan model
regresi multinomial nominal.
KAJIAN PUSTAKA
ln ( ) = j 0 j1 x1 j 2 x2 ... jp x p
dengan ln ( ) merupakan variabel dependen yang berupa variabel kategori
jp adalah parameter.
Jam Kerja
Penelitian ini menggunakan variabel jumlah jam kerja seluruh pekerjaan untuk
menggolongkan kondisi pekerja. Menurut BPS, jumlah jam kerja seluruh
pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh
pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk
hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam
kerja dihitung molai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu
yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya.
a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan
dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun
pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau
keahlian khusus.
b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha
atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau
buruh/pekerja tidak tetap.
c. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan
mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.
f. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran
yang disepakati.
h. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain
yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
o Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang
membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.
o Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar. Bukan
anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya
dan tidak dibayar.
Pada model kali ini, terdapat 391 sel (55,2%) persen dari total data keseluruhan (yaitu
tingkat variabel dependen oleh subpopulasi) yang bernilai nol karena terdapat variabel kontinyu.
Warnings
There are 391 (55.2%) cells (i.e., dependent variable levels by subpopulations) with zero
frequencies.
Unexpected singularities in the Hessian matrix are encountered. This indicates that either
some predictor variables should be excluded or some categories should be merged.
The NOMREG procedure continues despite the above warning(s). Subsequent results
shown are based on the last iteration. Validity of the model fit is uncertain.
Goodness-of-Fit
Chi-
Square df Sig.
Pearson 235.267 428 1.000
Deviance 257.777 428 1.000
Hasil uji kelayakan metode pearson didapat nilai signifikan 1.00 yang artinya
gagal tolak H0 sehingga dapat dinyatakan bahwa model yang terbentuk sudah sesuai/fit.
Dalam analisis ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi semu untuk
mengetahui seberapa besar keragaman data pada variabel bebas mampu menjelaskan
keragaman data pada variabel tak bebas
Pseudo R-Square
Cox and Snell .248
Nagelkerke .325
McFadden .198
Kita ambil nilai nagelkerke sebesar 0.325 yang mengindikasikan bahwa keragaman data
variabel bebas dalam penelitian mampu menjelaskan keragaman data variabel terikatnya
sebesar 32.5 persen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel bebas lain yang ada di
luar model.
3.2. Uji Simultan
Setelah model dinyatakan fit, kemudian diuji apakah secara umum variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hipotesis uji
H0: variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
H1: minimal satu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
Dari hasil uji parsial, terlihat bahwa kedua variabel independen (tingkat
pendidikan dan status pekerjaan utama) secara statistik mempengaruhi variabel dependen
(kondisi pekerja menurut jam kerja). Hal ini terlihat dari probabilitas masing masing
variabel bebas yang lebih kecil daripada = 5%. Cara lain bisa ditempuh dengan
membandingkan nilai statistik chi-square masing masing variabel bebas dengan nilai
pada tabel chi-square.
Classification
Predicted
setengah paruh purna Percent
Observed pengangguran waktu waktu Correct
setengah
4 0 0 100.0%
pengangguran
paruh waktu 1 303 148 67.0%
purna waktu 0 118 316 72.8%
Overall Percentage 0.6% 47.3% 52.1% 70.0%
Berdasarkan hasil klasifikasi model, dapat dilihat bahwa model hanya dapat
mengklasifikasikan obyek secara benar sebesar 70% dan 30 % obyek diklasifikasikan
dengan salah.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Faktor yang memengaruhi kondisi pekerja menurut jam kerja adalah variabel tingkat
pendidikan dan status pekerjaan utama. Sementara itu, variabel jenis kelamin, daerah
tempat tinggal, dan status perkawinan tidak berpengaruh terhadap kondisi pekerja
menurut jam kerja.
b. Keragaman data variabel bebas dalam penelitian ini mampu menjelaskan keragaman
data variabel terikatnya sebesar 32.5 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel bebas lain yang ada di luar model.
4.2. Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel independen
lain selain jenis kelamin, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan,
status pekerjaan utama, yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen (kinerja
pekerja) guna melengkapi penelitian. Hal ini dikarenakan masih ada variabel-variabel
independen lain di luar penelitian yang berpotensi dan dinilai mampu mempengaruhi
kinerja pekerja, misalnya usia.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Jateng. 2014. Profil Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah
Harfina, Dewi S. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terselubung di
Perdesaan Jawa Tengah: Analisis Data Sakernas 2007. Jurnal Kependudukan Indonesia
Kinanti, C. (2015). Analisis Tentang Setengah Penganggur di Indonesia: Antara Sukarela Dan
Keterpaksaan. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Kuswantoro dan Suprapto. (2015). Pemodelan Tingkat Angkatan Kerja Dengan Algoritma K-
Means . Jurnal Ilmiah NERO, Vol. 2, No.1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
www.worldbank.org
LAMPIRAN