CRITICAL REVIEW
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah tenaga kerja di Kota Medan tahun 2006 sebesar 889.352 orang, kemudian
tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 853.562 orang. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada tahun 2007 telah terjadi peningkatan kesadaran bagi masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan bagi anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga berdampak
pada menurunnya angkatan kerja pada tahun 2007, di sisi lain membuat semakin
bertambahnya jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja. Kemudian pada tahun 2008
terjadi peningkatan kembali jumlah angkatan kerja di Kota Medan menjadi 959.309 orang
dan sebaliknya terjadi penurunan pada jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja.
Seiring dengan perkembangan jumlah angkatan kerja yang ada, maka jumlah
penduduk yang bukan angkatan kerja di Kota Medan mengalami perkembangan yang
fluktuatif, dimana pada tahun 2006 sebesar 540.142 orang. Tahun 2007 terjadi
penambahan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi 602.648 orang, akan
tetapi tahun 2008 mengalammi penurunan kembali menjadi 573.562 orang. Hal ini
dikarenakan mereka yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi semakin
bertambah. Selain itu adanya kemungkinan mereka yang tadinya bekerja tetapi tidak
bekerja lagi dan sekarang berubah menjadi ibu rumah tangga. Kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya perubahan tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Medan,
dimana tahun 2006 sebesar 62,21% menjadi 58,62% pada tahun 2007, kemudian pada
tahun 2008 meningkat lagi menjadi 62,58%. Jumlah pekerja di sektor informal membuat
upaya untuk meningkatkan pendapatan pada kelompok lapisan bawah yang menghadapi
banyak kesulitan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari critical review ini adalah untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan
pada jurnal yang berjudul “Analisis Tenaga Kerja Sektor Informal Sebagai Katup
Pengaman Masalah Tenaga Kerja di Kota Medan”. Kemudian membandingkannya
dengan jurnal lain yang serupa, agar dapat memberikan tinjauan dan evaluasi mengenai
keunggulan dan kelemahan untuk jurnal yang diambil tersebut. Sehingga nantinya kita
dapat mengetahui kaitan atau pengaruh dari tenaga kerja sektor informal terhadap
perekonomian kota.
2. DASAR TEORI
Sektor informal merupakan sektor yang tidak terorganisasi, tidak teratur, dan
kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar. Sektor informal memiliki peran yang besar di
negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Dalam kaitannya dengan
sektor lain, sektor informal terkait dengan sektor pedesaan. Sektor informal memberikan
kemungkinan kepada tenaga kerja yang berlebih di pedesaan untuk migrasi dari
kemiskinan dan pengangguran.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan angkatan kerja
adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
Berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia antara lain:
a. Jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja
b. Kualitas tenaga kerja yang relatif rendah
c. Penyebaran tenaga kerja yang tidak merata
d. Pengangguran
e. Adanya ketidaksesuaian antara kemampuan tenaga kerja dengan pekerjaannya
f. Rendahnya tingkat upah
g. Masih minimnya perlindungan terhadap tenaga kerja
h. Membanjirnya tenaga kerja asing
Ekonometrika adalah ilmu yang membahas masalah pengukuran hubungan
ekonomi. Ekonometrika digunakan sebagai alat analisis ekonomi yang bertujuan untuk
menguji kebenaran teorema-teorema teori ekonomi yang berupa hubungan antarvariabel
ekonomi dengan data empirik.
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar veriabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikonieritas). Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Untuk uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi
autokorelasi. Sedangkan uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.
Metode kuadrat terkecil biaya (ordinari least square) atau CILS adalah salah satu
metode yang sering digunakan dalam teknik analisa regresi yang bertujuan untuk
meminimumkan kuadrat kesalahan ei sehingga nilai regresinya akan mendekati nilai yang
sesungguhnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor informal di Kota
Medan adalah : modal usaha, upah (pendapatan), tingkat pendidikan, dan pengalaman
usaha. Variabel-variabel tersebut dibuat terlebih dahulu dalam bentuk fungsi sebagai
berikut :
Y= f(X1 X2 X3 X4)..................................................................1
Kemudian dibentuk ke dalam model ekonometrika dengan spesifikasi model sebagai
berikut :
Y= a + b1X1+ b2X2 + b3,X3 + b4X4+e.........................................2
Dimana :
Y= Permasalahan tenaga kerja (orang), a = Intercept, X1 = Modal Usaha (Rp), X2 = Upah
(q), X3 = Tingkat Pendidikan (Tahun), X4 = Pengalaman Usaha, b1-b4 = koefisien regresi
Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. H0 diterima atau H0 ditolak : jika variabel modal usaha, upah, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap permasalahan tenaga kerja
2. H0 ditolak atau H0 diterima : jika variabel modal usaha, upah, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja berpengaruh terhadap permasalahan tenaga kerja
3. REVIEW JURNAL
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun
kuisioner yang diberikan kepada responden, sdangkan data sekunder diperoleh dari
instansi terkait seperti : Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, laporan ekonomi bank,
serta artikel-artikel dari internet yang relevan dengan penelitian ini.
Metode pengambilan data menggunakan sampel quota (quota sampling). Penarikan
sampel seperti ini dalam sebuah penelitian, jumlah sampel yang menjadi responden
penelitian telah ditentukan. Dalam hal ini peneliti menetapkan sampel adalah 100 orang.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model ekonometrika. Model analisis
data yang digunakan adalah Metode Kuarat Terkecil Biasa (Ordinary Least Square), serta
program Eviews 4.1 untuk mengolah data.
Hardianti F
Critical Review – Ekonometrika
perubahan masalah tenaga kerja (Y) mampu sijelaskan secara serentak oleh variabel-
variabel modal usaha (X1), upah (X2), pendidikan (X3), dan pengalaman usaha (X4)
sebesar 91,25%, sedangkan sisanya 8,75% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk
dalam model. Dengan kata lain, tiap variabel ketenagakerjaan sektor informal berpeluang
untuk menciptakan masalah baru dalam ketenagakerjaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandala (2012 :
23) tentang peran pendidikan, pengalaman, dan inovasi terhadap produktivitas usaha
kecil menengah (studi pada usaha kecil menengah bidang fashion dan Kerajinan tangan
batik di kota semarang), dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan
pengalaman memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas usaha
kecil menengah. Selain itu ditemukan pula perbedaan produktivitas antara pengusaha
yang kreatif dan pengusaha yang tidak kreatif.
Pesatnya pertumbuhan kebutuhan bagi berbagai jenis tenaga profesi dan teknisi,
tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, tenaga produksi baik di sektor jasa
kemasyarakatan, industri pengolahan, angkutan, dan lain-lain telah menimbulkan
kekurangan tenaga terdidik baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Segi lain dari keterkaitan antara lapangan kerja dan pendidikan adalah kurang
sesuainya tenaga terdidik yang tersedia dengan yang dibutuhkan baik dari segi
keterampilan, minat maupun lokasi. Hal ini menimbulkan gejala pengangguran di
kalangan tenaga terdidik, walaupun gejala ini cenderung berkurang tiap tahunnya. Selain
itu, pada masalah lapangan kerja adalah gambaran antar daerah. Dalam hal ini dapat
dikemukakan terdapat perbedaan yang cukup besar dalam masalah-masalah lapangan
kerja dan tenaga kerja antardaerah. Seperti yang telah dikemukakan, persentase
pengangguran di desa, baik yang terbuka maupun terselubung cenderung meningkat
sedangkan di kota hal ini adalah sebaliknya. Selain itu, di antara provinsi-provinsi di
Indonesia terdapat perbedaan yang cukup besar.
Permasalahan sektor informal yang terjadi seakan-akan menjadi suatu
permasalahan rutin di masyarakat, seperti perputaran siklus yang tidak pernah berhenti
meskipun secara teoritis sektor ini bukanlah suatu fenomena yang baru. Sektor informal
ada di sekeliling kita sejak manusia ada di muka bumi, oleh karena itu mereka melakukan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menciptakan lapangan kerja
sendiri atau self employed. Akan tetapi, sektor informal selalu mendapatkan predikat
sebagai “penghambat” pembangunan, dan menuai permasalahan yang kian sempit ruang
geraknya. Akibatnya, sektor informal semakin sulit untuk mengembangkan usahanya
demi memenuhi kebutuhan hidup.
Pada era globalisasi ini, tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan
Critical Review – Ekonometrika
b. Belum adanya upaya advokasi yang tumbuh dari dalam sektor informal itu sendiri.
c. Pelaku sektor informal belum memiliki manajemen usaha yang bisa membuat mereka
bekerja secara efisien dan memiliki daya tawar yang kuat.
d. Terhambatnya proses pemberdayaan sektor informal yang disebabkan oleh
terbatasnya anggaran dan juga adanya kebijakan pemerintah (pusat/daerah) yang
memang cenderung kurang menghendaki terjadinya transformasi informal menuju
formal yang maju dan modern.
e. Sektor informal yang dipandang sebagai perusak kota, walaupun sebenarnya tidak
semuanya memiliki sisi negatif dari tumbuhnya sektor informal ini.
f. Kalangan pejabat dan golongan elit yang memandang sektor informal terutama PKL
sebagai gangguan yang dapat membuat tatanan kota menjadi tidak rapi dan kotor.
Untuk mengatasi masalah sektor informal di Indonesia, khususnya di kota-kota
besar, salah satunya dengan memanajemen usaha dari sektor informal tersebut. Dalam
hal ini yang menjadi pengontrol adalah pemerintah, tugasnya adalah untuk mengawasi
sektor informal yang lokasinya disediakan oleh pihak swasta. Pengawasan ini
dimaksudkan untuk melindungi sektor informal dari tindakan swasta yang kurang baik,
misalnya menarik pungutan yang tinggi. Apabila sektor informal tersebut dikelola dan
diawasi dengan baik, maka tidak dapat dipungkiri bahwa sektor ekonomi akan menjadi
sebuah survival strategy. Hal ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari campur tangan
pemerintah dan semua pihak dalam mewujudkan potensi yang ada dalam sektor informal
melalui langkah-langkah kebijakan sebagai berikut:
a. Pemerintah perlu memahami bahwa modernisasi di perkotaan bukan hanya sebatas
pada pembangunan plaza dan mall saja, akan tetapi sebagai pemberian tempat yang
lebih layak bagi sektor informal pada struktur ekonomi perkotaan yang merupakan
sumber kehidupan sebagian besar rakyat miskin. Pemerintah seharusnya
beranggapan bahwa sektor informal adalah kegiatan yang harus dirangkul, bukan
malah sesuatu yang harus ditata dan dilindungi.
b. Retribusi atau pajak yang dibebankan pada sektor informal oleh pemerintah daerah
sebaiknya memperhitungkan tarif retribusi tersebut berdasarkan pendapatan real dan
adannya timbal balik berupa pelayanan kebersihan dan keamanan sektor ekonomi
informal. Pemerintah harus membantu dalam hal permodalan berbunga rendah untuk
mendapatkan lokasi usaha, baik itu bekerja sama dengan swasta atau dari APBD.
c. Pemerintah daerah hendaknya bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) untuk menciptakan pusat pelayanan bagi sektor-sektor ekonomi informal demi
pemberdayaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, harus
dilaksanakan juga pelatihan bagi sektor informal, yang bertujuan untuk menyebarkan
4. TINJAUAN KRITIS
Secara keseluruhan, pembahasan dalam jurnal “Analisis Tenaga Kerja Sektor
Informal Sebagai Katup Pengaman Masalah Tenaga Kerja di Kota Medan” sangat
informatif dan bermanfaat dalam konteks masalah tenaga kerja informal bagi
perekonomian kota. Jurnal ini mengangkat tentang pengaruh modal usaha, upah, tingkat
pendidikan, dan pengalaman usaha terhadap permasalahan tenaga kerja di Kota Medan.
Dalam jurnal ini dipaparkan hasil analisis penulis dengan menggunakan model
ekonometrika dan metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least Square) untuk
mengetahui pengaruh dari faktor modal usaha, upah, tingkat pendidikan, dan pengalaman
usaha terhadap permasalahan tenaga kerja. Kemudian hasil analisis tersebut dilakukan
pengujian regresi menggunakan data cross sectional dengan pendekatan model Least
Square (NLS and ARMA) dan pengolahan data dengan program Eviews 4.1.
Dalam jurnal ini memiliki beberapa kekurangan di dalamnya yang perlu dikritisi.
Seperti halnya pada tujuan dalam penelitian ini. Di dalam jurnal tidak disebutkan tujuan
dari penelitian ini untuk apa, jadi pembaca kurang jelas. Namun, tujuan dari penelitian ini
sepertinya tersirat dalam setiap pembahasan dan analisis yang dilakukan. Akan lebih
baiknya jika tujuan dari penelitian ini juga ikut dicantumkan dalam jurnalnya, agar semua
pembaca bisa memahami apa yang akan diteliti oleh si peneliti tersebut.
Kemudian di dalam jurnal ini juga tidak menjelaskan tentang jenis penelitian yang
dilakukan, apakah jenis penelitiannya termasuk kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan
keduanya. Sebaiknya dipaparkan lebih jelas lagi tentang jenis penelitian ini.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu modal usaha, upah, tingkat
pendidikan, serta modal usaha. Seperti pada jurnal ilmiah berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Memilih Sektor Informal Sebagai Mata Pencaharian
(Studi Kasus pada Pasar Penampungan Sementara Merjosari, Malang)” karya Ikhwan
Nur Antyanto, variabel yang saudara Ikhwan gunakan juga memuat tentang usia
responden. Jika dalam penelitian ini ditambahkan variabel usia, nantinya diharapkan
dapat mengetahui pengaruh usia terhadap permasalahan tenaga kerja yang ada di Kota
Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggiat Sinaga
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
E-mail: sinaga@yahoo.com
Abstract
The number of workers in the informal sector makes an effort to raise revenue under
the layer groups face many difficulties. This study aims to determine how the effect of
working capital, wages, level of education and business experience to the problems of
Informal Workers in the informal sector workers in the city of Medan. The research
method in this study is a quantitative method by using Eviews 4.1, where data
collection using questionnaire and statistical data. Population and sample are people
who work as informal workers with a sample of 100 people. The results indicated that
most respondents Venture Capital is the amount of capital of Rp. 500,000 - Rp.
1000.000,. ie 66 respondents or 66%. Being categorized. Most respondents wage is a
wage of Rp. 500,000 - Rp. 1000.000,. ie 67 respondents or 67% and categorized as
Moderate. The level of education is not the most widely School - SD of 55 respondents
or 55%. Low categorized. Simultaneously by venture capital varia bles (X1), wages (X2),
Education (X3) and business experience (X4) effect on labor issues by 91.25%. Conclusion
is venture capital variable (X1), wages (X2), Education (X3) and business experience (X4)
effect on labor issues. It is recommended that efforts need to be more concrete than
the government and partners to help the Venture Capital community. The need to
support the various parties to pay more attention to the welfare of informal sector
employment, especially in terms of education, socialization of labor law.
_
Keywords:Venture Capital, Wages, Education, BusinessExperience, InformalLabor
PENDAHULUAN
Jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2006 sebesar 889.352 orang, namun
pada tahun 2007 terjadi penurunan menjadi 853.562 orang. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada tahun 2007 telah terjadi peningkatan kesadaran bagi masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga hal ini
berdampak pada menurunnya angkatan kerja pada tahun 2007, dan disisi yang lain
semakin bertamba hnya jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi 602.648
orang. Selanjutnya pada tahun 2008 terjadi peningkatan kembali jumlah angkatan
Berdasarkan Tabel 1.di atas dengan kriteria bahwa jika nilai VIF < 10 artinya di dalam
model terdapat multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
permas alahan multikolinearitas dalamdata penelitian ini.
KESIMPULAN
1. Modal Usaha responden paling banyak adalah dengan jumlah modal Rp. 500.000 –
Rp. 1000.000,. yaitu 66 responden atau sebesar 66%. Kategori modal usaha
responden mayoritas dikategorikan Sedang.Upah responden paling banyak adalah
dengan upah Rp. 500.000 – Rp. 1000.000,. yaitu 67 responden atau sebesar 67%.
Upah responde n mayoritas dikategorikan Sedang.Tingkat pendidikan paling banyak
adalah Tidak Sekolah - SD yaitu 55 responden atau sebesar 55%. dapat
dikategorikan Rendah.
2. Secara parsial Variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y dimana t stat t stat
2,207174 > t tabel 1,66. Besar pengaruh variabel X1 terhadap Y sebesar 4,7356%.
Variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y di mana t stat 1,943825 > t tabel 1,66.
Besar pengaruh variabel X1 terhadap Y sebesar 3,7124%. Variabel X3 terhadap
variabel Y, dimana t stat 2,068528> t tabel 1,66. Besar pengaruh variabel X3
terhadap Y sebesar 4,1835%. Variabel X4 terhadap variabel Y dimana t stat
5.626859> t tabel 1,66. Besar pengaruh variabel X4 terhadap Ysebesar 24,4186 %.
3. Secara serentak nilai ke-empat variabel semua variabel bebas memiliki pengaruh
terhadap va riabel Y dimana Fstat sebesar 11,46110 dimana koefisien regresi semua
variabel bebas lebih besar dibandingkan dengan Ftabel pada level 5% dan degree of
freedom sebesar 95 atau F tabel (0,05; 4;95) sebesar 2,47. Hal ini ditandai bahwa F
stat 11,46110 > F tabel 2,42. Besar pengaruh variabel X 1, X2, X3 dan X4 terhadap Y
sebesar 32,55 %.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. 2002. Analisis Efektifitas Upaya Demokrasi Terhadap Penanggulangan
Kemiskinan. Jurnal Analisis Sosial. Vol. 7 No.2 Juni 2002 : hlm 187 – 201
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Asri, Marwan,dkk., 1986. Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional.
BPFE:Yogyakarta
Badan Pusat Statistik, 2012. Berita Resmi Statitik, Keadaan Ketenagakerjaan Februari
2012, No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012
Bakar, Abu., 2002. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tingkat Suku Bunga, Angkatan
Kerja, dan Nilai Tukar terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah,
Tes is Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta