Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN TEORI

HISTEREKTOMI
Histerektomi adalah tindakan operaif yang dilakukan untuk mengangkat rahi, baik
sebagai ( subtotal ) tanpa serviks ataupun seluruhnya ( total ).
Indikasi histerektomi :
1. Ruputra uteri
2. Plasenta akteri, inkerta atau perkreta
3. Uterus sebagai sumber infeksi
4. Antonia / hipotonia uteri
5. Jangan perut yang menghalangi fungsi fisiologis miometrum
6. Robekan pembuluh dara uterus
7. Displasia
8. Mioma uteri

Hati hati jika dilakukan pada kondisi :


Gangguan pembekuan darah
Infeksi berat atau sepsis yang belum teratasi
Penyakit penyerta yang berat (dekompensasio kordis, odema paru,
sindroma gawat paru)

MIOMA UTERI
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uteus dan jaringan ikat yang
menumpangnya , sehingga dalam kepustakaaan dikenal juga istilah fibromioma,
leiomioma, atau pun fobroid

Mioma uteri belum pernah ( dilaporkan ) terjadi sebelum menars. Setelah


monopause hanya kira kira 10 % mioma yang masih bertumbuh. Di indonesia
ioma uteri ditemukan ,39 11, 7 % pada penderita yang dirawat.
Patologi anatomi
Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai :
a. Mioma submukosum : berada dibawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus
b. Mioma intramural : mioma terdapat di dinding uterus diantara serabut
miometrium
c. Mioma subserosum : apabila tubuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus , diliputi oleh seorora.
Gejala dan tanda
Hampir seluruh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak menganggu. Gejala yang
dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,
untramural, submukos, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi
yang terjadi .

Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut

1. Perdarahan bnormal
Gangguan perdarahan umumnya adalah hipermrnore , menoragia dan
dapat juga terjadi metroragia
2. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirklus darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosit setempat dan
peradangan
3. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar tempat mioma

Diagnosa
Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjalan
pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual mengungkapkan tumor padat
uterus , yang umunya terletak digaris ditengah ataupu agak kesamping, seringkali
teraba benjolan benjol .
Diagnosa banding yang perlu diperkirakan tumor abdomen dibagian
bawah atau panggul. USG abdominal dan transuaginal dapat membantu dan
menegakkan dengan klinis.

Referensi

Wiknojosastro, Hanifa dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Saworno Prawirihardjo.

Saifuddin, Bari Abdul dkk. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yatasan Bina Pustaka Saworno
Prawirohardjo.
LAPORAN OPERASI HISTEREKTOMI PADA NY. F DENGAN MIOMA
UTERI DI RS MADANI

No. Register : 001208


Tanggal masuk : 21 08 2013
Tanggal pengkajian : 21 08 2013

BIODATA

1. Istri
Nama : Ny. F
Umur : 41 ahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Labuan baru
2. Suami
Nama : Tn. A
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Labuan baru

ANAMNESE

1. Keluhan utama : ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir 15


hari yang lalu
2. Diagnosa medis : mioma uteri
3. Riwayat menstruasi
Manarche : 14 tahun
Lama haid : 6 hari
Siklus : 28 30 hari
4. Riwayat perkawinan
Kawin ke :1
Lama perkawinan : 24 tahun
5. Pemeriksaan abdomen
Tinggi fundur uteri : tidak teraba
6. Vulva dan vagina
Vulva : hiperemis (-)
Pembukaan 0/ ( tidak ada pembukaan)
7. Pemeriksaan penunjang
Tes kehamilan (-)
Golongan darah :O
Sel darah putih / Leukosit : 4,2
Eritrosit : 3.90
HB : 9,0 g/dl
Hemotokrit : 30,6 L %
CT/BT : 81/31
SGOT : 42
SGPT : 29
GDS : 96
A. Pre op
1. Persiapan kamar bedah
a. Ruangan telah disterilkan
b. Persiapan alat alat
1) Alat Histerktomi dan laparatomi :
a) Klem duk 5 pcs
b) Wound hak 2 pcs
c) Pinset anatomis 2 pcs
d) Pinset cirurgis 2 pcs
e) Klem kocher 4 pcs
f) Guntung jarinagan 2 pcs
g) Klem bengkok 2 pcs
h) Klem bengkok 3 pcs
i) Klem lurus 2 pcs
j) Penestern klem 2
k) Ginting benang 2 pcs
l) Lidah 1 pcs
m) Nalfoeder 2 pcs
n) Scalple no 4 1 pcs
o) Miom bor 1
p) Kom 2 pcs
q) Nierbeken 1 pcs
2) Persiapan linen steril
a) Duk besar
b) Duk sedang
c) Jas operasi 3
d) Big has
e) Kassa
3) Dan lain lain
a) Selang suction
b) Handscoen
c) Obat obatan
d) Benang
B. INTRA BEDAH
1. Tim operasi
Dokter bedah : dr. Sasono U,SpoG
Dokter asisten : dr. Saifullah
Dokter anastesi : dr. Salsiah . Sp.An
Perawat instrumen : suster Triana
2. Persiapan pasien
a. Memindahkan pasien kemeja operasi
b. Atur posis terlentang
3. Persiapan anastesi
a. Pasien dimiringkan kemudian dokter ahli anastesi melakukan
anastesi regional / spinal pada pasien.
b. Pasien di terlentangkan kembali kemudian pasang tensi pada
tangan pasien
4. Prosedur kerja
a. Tim bedah mencuci tangan kemudian mengeringkan dengan
handuk steril
b. Tim bedah memakai jas operasi dan sarung tangan
c. Operator menyebutkan nama pasien, jenis operasi, tim beda serta
petugas OK yang mengikuti operasi
d. Dokter asisten mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan
pembedahan (aseptik O) yaitu daerah dinding abdomen hingga
procesus xypoideus dan sepertiga paha atas.
e. Tutup tubuh pasien dengan kain steril ( duk ) atau draping
f. Time out ( berdoa sesuai keyakinan )
g. Tnyakan pada dokter anastesi apakah operasi sudah dapat dimulai
h. Lakukan sayatan mediana mulai dari 2,5 cm diatas fundus uteri
sehingga 1 cm diatas simfisis
i. Sayatan diperdalam sehingga mencapai rongga peluik / abdomen
j. Lindungi kandung kemih memisahkan adneksa dari uterus
k. Keluarkan uterus dari rongga abdomen
l. Ligamentum rotundum dekat dengan kornu uteri :
Diklem dengan 2 klem ochsner ( kocher bengkok )
Dipotong di antaranya dengan pisau atau gunting
Kemudian diikat rangkap dengan benang kromik ukuran 0 atau 2
0
m. Lamina anterior ligamentum latum yang terbuka diinsisi dengan
gunting dari tempat pemotongan menuju kebawah dan medial
kearah segmen bawah rahim
n. Lamina posterior ligamentum lakum tepat dibawah tubo
talopii,ligamentum ovarii properium serta pembulu darah ovarium
didorong secara tumpul dengan 2 jari kedepan kemudian
digunting sehingga terbentuk lubang
o. Melalui lobang tersebut tubo falopii, ligamentum puarii proprium
serta pembulu darah ovarium :
Klem dengan 2 kocher dan
Potong diantara
p. Longgarkan jepitan dan ikat puntung lateral dengan benang
kramik 0 /2.0
q. Puntung medial diikat dengan benang sutera dan jepit ujung
benang dengan klem untuk mengangkat uterus
r. Lamina posterior ligamentum latum dipotong kebawah dengan
gunting dekat dengan uterus menuju kearah ligamentum kardinale
Jepit dan ikat setiap perdarahan yang terjadi

Bebaskan kandung kemih

s. Buka plika vesikouterina ( diantara kedua ujung sayatan


irgamentum latum )
t. Kandung kemih serta peritoneum dibebaskan dari segmen bawah
rahim secara tumpul :
Gunakan jari yang dibungkus dengan kassa atau
Diseksi tajam dengan gunting ( jika ada pelengketan )

Identifikasi dan mengikat pembulu darah uterus

u. Pinggir lateral uterus diperhatikan dengan mengevaluasi uterus


kesisi berlawanan
v. Lembaran posterior ligamentum latum didorong kaudal bersama
sama dengan ligamentum kardinale.
w. Pengusapan diteruskan dengan gunting sampai arteri uterina
terlihat setinggi oftium uteri internum.
x. Pembulu darah uterus diklem dengan 2 kocher dekat dengan
uterus kemudian dipotong diantaranya
y. Puntung medial diikat dengan benang sutera dan klem dapat
dibebaskan
z. Tindakan yang sma dilakukan terus kebawah sampai torniks
lateral dan vagina tercapai.

Membebaskan serviks dari vagina

a. Lamina posterior ligamentum latum diinsisi sampai kepangkal


ligamentum sakro uteri terus kebelakang serviks di karvum
douglasi
b. Peritoneum belakang dibebaskan dari serviks dan forniks
posterior vagina dengan gunting
c. Ligamentum sakro uteri di klem dan insisi kemudian di ikat
dengan benang kromik no 0/2.0
d. Dilakukan seksi sampai ruang retro vagina terbuka
e. Forniks lateralis vagina kiri dan kana diklem dengan klem kocher
bengkok dan dilakukan insisi sebelum medial dan kranial dari
klem dibawah serviks sampai seluruh uterus dan serviks dapat
diangkat
f. Forniks lateralis dengan benang kromik dan jahit ke puntung
ligamentum kardinate , sakro uterina dan ligamentum rotundum.

Menutup tunggul serviks dan peritonialisasi

g. Menutup puntung vagina dengan jahuitan angka 8


h. Peritonealisasi pada lateral ( sudut ) tunggul serviks dilakukan
dengan jahitan telujur dari peritoneum mehai dari putung tuba ,
ligamentum rotundum , forniks lateralis dan vagina sehingga
peritoneum menutupi semua puntung tersebut .

Menutup dinding perut

i. Melakukan penjahitan dinding perut dari facia ke subkutis


j. Aposisi kulit dengan jahitan putus putus
k. Bersihkan abddomen dengan naci kemudian tutup luka operasi
l. Bersihkan pasien lalu pindahkan pasien dari meja operasi ke
barankar lalu dorong pasien ke RR.

Hari , tanggal operasi : rabu , 21 agustus 2013


Mulai operasi : 10.40 WITA
Selesai operasi : 13.40 WITA
Lama operasi : 3 jam

C. POST OP
Jam 13.55 pasien dipindahkan ke RR dengan
KU : baik
TD : 120/70 mmHG
N : 99 x/m
R : 20 x/m
Perdarahan : 500 cc
Urine : 10 cc
Terpasang transfusi : 350 cc
Muntah (-),mual (-) , pusing (-).
Jam 14.00 pasien dipindahkan keruang semangka.

Anda mungkin juga menyukai