PENNDAHULUAN
bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari
extrapiramidal adalah terutama di formation retikularis dari pons dan medulla, dan di
penggunaan dalam jangka waktu yang panjang. Antipsikotik golongan tipikal yang
memiliki potensi tinggi dan pemberian dalam dosis tinggi paling sering memberikan
efek samping pada pasien karena memiliki afinitas yang kuat pada reseptor
neurologis yang disebut pseudoneurologis, karena adanya efek sedasi atau mengantuk
yang berat. Antara efek samping yang sering ditemui pada pasien yang mengonsumsi
1
Sindrom ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu gejala atau reaksi yang
ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik
golongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering memberikan efek
gerakan otot skelet, spasme atau rigiditas, tetapi gejala-gejala tersebut di luar kendali
2
BAB II
PEMBAHASAM
2.1 Definisi
oleh penggunaan jangka pendek atau jangka panjang dari medikasi antipsikotik
2.2 Epidemiologi
Sindrom ekstrapiramidal yang terdiri dari reaksi distonia akut, akhatisia, dan
Lebih banyak diakibatkan oleh antipsikotik tipikal terutama yang mempunyai potensi
tinggi.
Reaksi distonia akut terjadi pada kira-kira 10% pasien, biasanya pada pria
muda. Tardive dyskinesia berupa gerakan involunter otot seperti mulut, rahang,
Sekitar 20-30% pasien telah menggunakan antipsikotik tipikal dalam kurun waktu 6
umumnya timbul 1-3 minggu setelah pengobatan awal, lebih sering pada dewasa
3
2.3 Etiologi
dopamine pusat.
berikut :
2.4 Patofisiologi
serebelum dengan korteks motorik tambahan yaitu area 4, area 6 dan area 8.
melingkar yang dikenal sebagai sirkuit. Oleh karena korpus striatum merupakan
4
tersebut dinamakan sirkuit striatal yang terdiri dari sirkuit striatal utama (principal)
Data yang tiba dari seluruh neokorteks seolah-olah diserahkan kepada korpus
merupakan bahan feedback bagi korteks motorik dan korteks motorik tambahan. Oleh
pada hakekatnya mengumpani sirkuit striata utama, maka sirkuit-sirkuit itu disebut
nigra-striatum.
pasien skizofrenia dan pasien dengan gangguan psikotik lainnya terjadi disfungsi pada
5
yakni antagonis reseptor D2 dopamin. Namun penggunaan zat-zat tersebut
dopamin ganglia basalis yang lebih poten, dan sebagai akibatnya menyebabkan efek
Dengan mengetahui jalur neuronal dopamin, dapat dimengerti bagaimana efek dari
obat-obat antipsikosis dan juga efek sampingnya. Terdapat 4 jalur dopamin dalam
otak :
Jalur ini dimulai dari batang otak sampai area limbik, berfungsi mengatur
perilaku dan terutama menciptakan delusi dan halusinasi jika dopamin berlebih.
Dengan jalur ini dimatikan maka diharapkan delusi dan halusinasi dapat
dihilangkan.
Jalur ini berfungsi mengatur gerakan. Ketika reseptor dopamin pada jalur ini
Parkinsonism. Oleh karena jalur nigrostriatal ini merupakan bagian dari sistem
ekstrapiramidal dari sistem saraf pusat, maka efek samping dari blokade reseptor
6
c. Jalur dopamin mesokortikal
Masih merupakan perdebatan bahwa blokade reseptor dopamin pada jalur ini
Jalur ini mengontrol sekresi dari prolaktin. Blokade dari reseptor dopamin pada
bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari sistem
ekstrapiramidal adalah terutama di formatio reticularis dari pons dan medulla dan di
reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi
sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas, tetapi gejala-gejala itu di luar kendali
7
Gejala ekstrapiramidal sering dibagi dalam beberapa kategori yaitu:
Merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot skelet
yang timbul beberapa menit dan dapat pula berlangsung lama, biasanya
paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler,
badan yang tidak biasa hingga opistotonus (melibatkan seluruh otot tubuh).
Reaksi distonia akut sering terjadi dalam satu atau dua hari setelah
pengobatan dimulai, tetapi dapat terjadi kapan saja. Distonia lebih banyak
Terjadi pada kira-kira 10% pasien, lebih lazim pada pria muda.
selama perjalanan terapi dengan neuroleptik dan tingginya insiden pada laki-
laki, pada pasien di bawah usia 30 tahun, dan pada pasien yang mendapatkan
Walaupun onset seringkali tiba-tiba, onset dalam tiga sampai enam jam dapat
terjadi, seringkali keluhan pasien berupa lidah yang tebal atau kesulitan
sendi, distonia laring dapat menyebabkan tercekik jika pasien tidak segera
diobati. Otot-otot yang sering mengalami spasme adalah otot leher (torticolis
8
memuntir) atau spasme pada seluruh otot tubuh (opistotonus). Pada mata
daerah kepala dan leher tetapi terkadang juga daerah batang tubuh dan
ekstremitas bawah.
2. Tardive Diskinesia
merupakan efek yang tidak dikehendaki dari obat antipsikotik. Hal ini
gerakan berat nyata. Namun, kasus-kasus berat sangat jarang sekali ditemui,
9
Faktor predisposisi dapat meliputi umur lanjut, jenis kelamin wanita,
dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka panjang. Pasien dengan gangguan
diskinesia. Gejala hilang dengan tidur, dapat hilang timbul dengan berjalannya
lanjut sulit di obati. Banyak terapi yang diajukan tetapi evaluasinya sulit
Tardive diskinesia dini atau ringan mudah terlewatkan dan beberapa merasa
3. Akatisia
Sejauh ini EPS ini merupakan yang paling sering terjadi. Kemungkinan
terjadi pada sebagian besar pasien yang diobati dengan medikasi neuroleptik,
gelisah, gugup atau suatu keinginan untuk tetap bergerak, atau rasa gatal pada
10
yang panjang, dengan gerakan yang gelisah, umumnya kaki yang tidak bisa
tenang. Penderita dengan akatisia berat tidak mampu untuk duduk tenang,
perasaannya menjadi cemas atau iritabel, juga telah dilaporkan sebagai rasa
nyaman yang ekstrim. Agitasi, pemacuan yang nyata, atau manifestasi fisik
lain dari akatisia hanya dapat ditemukan pada kasus yang berat. Juga,
dan pasien sudah pada tempatnya mengkaitkan perasaan tidak nyaman. Yang
ketidakpatuhan pasien.
4. Sindrom Parkinson
Sindrom Parkinson merupakan EPS lain yang agak lazim yang dapat
dimulai beberapa jam setelah dosis pertama neuroleptik atau gejala timbul
11
Pasien yang lanjut usia dan wanita berada dalam resiko tertinggi untuk
negative skizofrenia.
antikolinergik.
12
tersebut menggambarkan kesan subjektif dari anggota gerak
2.6 Penatalaksanaan
6mg per hari selama 4-6 minggu. Setelah itu dosis diturunkan secara perlahan-lahan,
yaitu 2 mg setiap minggu, untuk melihat apakah pasien telah mengembangkan suatu
diturunkan hingga mencapai dosis minimal yang efektif. Antihistamin yang dapat
digunakan seperti difenhidramin pada pasien yang mengalami distonia. Selain itu
antipsikotik dalam plasma sehingga absorbsi reseptor dopamin berkurang dan efek
memberikan terapi profilaktik. Gejala ini penting terutama pada pasien dengan
Penghentian obat-obatan psikotik yang sangat dicurigai sebagai penyebab reaksi harus
13
dilakukan sesegera mungkin. Pemberian terapi antikolinergik merupakan terapi
primer yang diberikan. Bila reaksi distonia akut berat harus mendapatkan penanganan
dyskinesia ditangani dengan pemakaian obat neuroleptik secara bijaksana untuk dosis
idiopatik umumnya untuk tidak efektif akibat efek sampingnya yang berat. Namun
banyak pasien.
2.7 Komplikasi
(antipsikotik). Pertama kali dijelaskan oleh Delay et al. pada tahun 1960-an bahwa
neuroleptik, baik tipikal maupun atipikal. Umumnya sindroma ini memberikan gejala
demam, kekakuan otot, perubahan status mental, dan gangguan otonom.Sindroma ini
mempunyai onset dalam waktu beberapa jam setelah pemakaian obat neuroleptik,
namun sebagian besar timbul dalam kurun waktu 4-14 hari setelah terapi dimulai.
14
Frekuensi SNM secara internasional bersamaan dengan penggunaan
Dari data yang dikumpulkan pada tahun 1966-1997 kejadian SMN berkisar
antara 0,2% - 3,2% dari pasien jiwa pada rawat inap yang menerima antipsikotik.
Namun karena dokter telah semakin sadar terhadap sindrom ini dan telah tersedianya
agen neuroleptik generasi terbaru, kejadian SNM telah menurun menjadi sekitar
0,01% - 0,02% pada pasien gangguan jiwa yang diobati dengan antipsikotik. Dan
angka kematian akibat SNM dari laporan awal adalah lebih 30% kasus dapat menurun
hingga mendekat ke 10%. Ketika diidentifikasi lebih cepat dan diterapi secara tepat,
maka SNM biasanya tidak fatal dan mayoritas akan sembuh sepenuhnya antara 2-14
hari.
dan mengancam nyawa yang harus mampu diidentifikasi sedini mungkin dan diberi
15
BAB III
KESIMPULAN
16
Dengan adanya agen antikolinergik, diharapkan efek samping ekstrapiramidal
akibat obat antipsikosis dapat ditekan dan pasien dapat lebih teratur
Perbaikan gejala dalam waktu dua minggu. Dilaporkan waktu pemulihan rata-
rata adalah 7 sampai 11 hari. Beberapa laporan kasus gejala bisa bertahan
17
DAFTAR PUSTAKA
www.apiindia.org/medicine_ update_2013/chap118.pdf.
Neurohospitalist. 2011;1(1):41-7.
Psychiatry. 2007;164(6):870-6.
Sam Ratulangi. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, hlm.
125-133
http://www.emedicine.com.
trigger for neuroleptic malignant syndrome (NMS): literature review and case
18