Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini
atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila
diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat
dibeli dengan bebasc. Terdapat berbagai cara kontrasepsi, antara lain: kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau
intra uterine device (I.U.D), operasi (tubektomi atau vasektomi) atau secara konvensional. Yang
paling banyak digunakan dewasa ini ialah kontrasepsi oral, suntik, dan kontrasepsi mantap
(kontap) dengan operasi tubektomi. Diperkirakan kontrasepsi oral digunakan oleh lebih dari 55
juta dan kontrasepsi suntikan lebih dari 10 juta wanita di dunia. Efektifitasnya secara teoritis
hampir 100% (99,98-100%), meskipun belum dapat dikatakan aman 100%.1
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk,
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum (pil). Tujuan dari konsumsi Kontrasepsi pil adalah untuk mencegah, menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidakdiinginkan. Untuk itu kepatuhan
mengkonsumsi Kontrasepsi pil Fsecara teratur sesuaidengan dengan petunjuk tenaga kesehatan
harus dilakukan. Kepatuhanmengkonsumsi Kontrasepsi pil bertujuan agar manfaat konsumsi
Kontrasepsi pil yaitu mencegahmenghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa
dirasakan.Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi Kontrasepsi pil tidak bisa menjamin
bahwaakseptor Kontrasepsi pil terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan
pengkonsumsianyang tidak teratur emnjadikan Kontrasepsi pil tidak bisa bekerja secara optimal.
Akantetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KBtidak patuh
dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi Kontrasepsi pil. Ketidakpatuhan ,ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka tentang Kontrasepsi pil. Merekacenderung menghemat
pengkonsumsian dengan meminum Kontrasepsi pil dibawahukuran yang disarankan. Kebiasaan
ini menyebabkan masih mungkin akseptor Kontrasepsi pil mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan (Depkes RI, 2001).Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan
menjalankankeluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri
berkembangmenggunakan kontrasepsi hormonal yaitu Kontrasepsi pil. Akan tetapi 5% dari
jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur sehingga
beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).1
Kontrasepsi pil berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untukmencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidakbisa hamil jika dia tidak
berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KBjuga bekerja dengan menebalkan lendir di
setiap telur yang telahmuncul. Hormon-hormon dalam Kontrasepsi pil kadang juga dapat
mempengaruhilapisan rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke dinding
rahim.Padajenis pil yang lain dapat mengubah periode menstruasi adalah pil progesteronberdosis
rendah, atau kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis Kontrasepsi pil iniberbeda dari pil lain
yang hanya berisi satu jenis hormon progesterone. Pil minibekerja dengan mengubah lendir
serviks dan dinding rahim, dan terkadang jugamempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan
Sujiyatini, 2009)Ketidakteraturan pengkonsumsian Kontrasepsi pil menyebabkan hormon
yangterkandung dalam Kontrasepsi pil tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Sehinggamemungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisiini
bisa membuat akseptor Kontrasepsi pil panik hingga sehingga melakukan tindakanaborsi yang
beresiko tinggi (Depkes, 2002).Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap danmemahami tentang pil KB yang mereka ketahui berdasarkan kebutuhan
dankepentingan keluarga. Kodyat (1999).
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan olehwanita yang berpendidikan rendah mencapai
4,1%, sedangkan kelompokberpendidikan tinggi hanya 2,7% per keluarga. Hal itu dikarenakan
wanitaberpendidikan rendah cenderung mempunyai pola fikir yang tidak ingin mencariinformasi
dan memahami tentang pentingnya melakukan keteraturanpengkonsumsian Kontrasepsi pil
(Ruslan, 2010). Pada wanita berpendidikan rendah, angka kematian ibu tinggi yaitu 228 kasus
per seratus ribu kelahiran sedangkan kematianbayi 34 kasus dari seribu kelahiran. Penduduk
Indonesia 60% hanya tamatanSMA atau lebih rendah. Pengaruh antara wanita berpendidikan
tinggi denganwanita berpendidikan rendah dalam melaksanakan program KB yaitu
dengantingginya angka kelahiran pada wanita yang berpendidikan rendah (Wibowo,2010).
BAB II
ISI
A. KONTRASEPSI ORAL
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan
cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron. Tujuan dari konsumsi
Kontrasepsi pil adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan.
Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi Kontrasepsi pil secara teratur sesuai
dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi Kontrasepsi
pil bertujuan agar manfaat konsumsi Kontrasepsi pil yaitu mencegah menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi
Kontrasepsi pil tidak bisa menjamin bahwa akseptor Kontrasepsi pil terhindar dari
kehamilan.
2. Keuntungan non-kontraseptif:
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
Pada saat menstruasi, darah haid dapat berkurang 50-70% terutama pada
hari pertama dan kedua menstruasi. Hal ini bergntung pada penggunaan dosis pil
progestin. Karena semakin kecil frekuensi penggunaan pil, maka semakin sedikit
pula darah haid yang keluar.
Penggunaan kb ini secara jangka panjang dapat berdampak pada
kurangnya darah haid, tidak ada darah samaskali atau bahkan bisa terjadi
Amenore.
c. Menurunkan tingkat anemia
d. Mencegah kanker endometrium
e. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
f. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi
g. Dapat mengurangi keluhan pre-menstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung,
nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan
anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi salah satunya oral
kontrasepsi atau pil.
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita
dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron.
Terdapat dua jenis kontrasepsi pil, yaitu pil kombinasi dan pil progestin atau mini
pil. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu
semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pil progestin (mini
pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon progestin saja.
Obat kontrasepsi pil kombinasi bekerja dengan cara meniru keadaan normal siklus
haid, tapi juga mencegah konsepsi dengan cara menekan produksi normal hormon
estrogen dan progestin oleh rahim. Salah satu contoh obatnya yaitu Microgynon 30 ED.
Adapun keuntungan dari pil kombinasi, yaitu dapat digunakan jangka panjang selama
perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Sedangkan
kerugiannya yaitu dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko
stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Adapun
obat-obat yang akan berinteraksi dengan kontrasepsi oral, seperti Ampisilin, yang akan
mengakibatkan terjadinya pendarahan, dan kemungkinan terjadi kehamilan.
Daftar Pustaka