Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini
atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila
diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat
dibeli dengan bebasc. Terdapat berbagai cara kontrasepsi, antara lain: kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau
intra uterine device (I.U.D), operasi (tubektomi atau vasektomi) atau secara konvensional. Yang
paling banyak digunakan dewasa ini ialah kontrasepsi oral, suntik, dan kontrasepsi mantap
(kontap) dengan operasi tubektomi. Diperkirakan kontrasepsi oral digunakan oleh lebih dari 55
juta dan kontrasepsi suntikan lebih dari 10 juta wanita di dunia. Efektifitasnya secara teoritis
hampir 100% (99,98-100%), meskipun belum dapat dikatakan aman 100%.1
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk,
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum (pil). Tujuan dari konsumsi Kontrasepsi pil adalah untuk mencegah, menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidakdiinginkan. Untuk itu kepatuhan
mengkonsumsi Kontrasepsi pil Fsecara teratur sesuaidengan dengan petunjuk tenaga kesehatan
harus dilakukan. Kepatuhanmengkonsumsi Kontrasepsi pil bertujuan agar manfaat konsumsi
Kontrasepsi pil yaitu mencegahmenghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa
dirasakan.Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi Kontrasepsi pil tidak bisa menjamin
bahwaakseptor Kontrasepsi pil terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan
pengkonsumsianyang tidak teratur emnjadikan Kontrasepsi pil tidak bisa bekerja secara optimal.
Akantetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KBtidak patuh
dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi Kontrasepsi pil. Ketidakpatuhan ,ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka tentang Kontrasepsi pil. Merekacenderung menghemat
pengkonsumsian dengan meminum Kontrasepsi pil dibawahukuran yang disarankan. Kebiasaan
ini menyebabkan masih mungkin akseptor Kontrasepsi pil mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan (Depkes RI, 2001).Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan
menjalankankeluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri
berkembangmenggunakan kontrasepsi hormonal yaitu Kontrasepsi pil. Akan tetapi 5% dari
jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur sehingga
beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).1
Kontrasepsi pil berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untukmencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidakbisa hamil jika dia tidak
berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KBjuga bekerja dengan menebalkan lendir di
setiap telur yang telahmuncul. Hormon-hormon dalam Kontrasepsi pil kadang juga dapat
mempengaruhilapisan rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke dinding
rahim.Padajenis pil yang lain dapat mengubah periode menstruasi adalah pil progesteronberdosis
rendah, atau kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis Kontrasepsi pil iniberbeda dari pil lain
yang hanya berisi satu jenis hormon progesterone. Pil minibekerja dengan mengubah lendir
serviks dan dinding rahim, dan terkadang jugamempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan
Sujiyatini, 2009)Ketidakteraturan pengkonsumsian Kontrasepsi pil menyebabkan hormon
yangterkandung dalam Kontrasepsi pil tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Sehinggamemungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisiini
bisa membuat akseptor Kontrasepsi pil panik hingga sehingga melakukan tindakanaborsi yang
beresiko tinggi (Depkes, 2002).Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap danmemahami tentang pil KB yang mereka ketahui berdasarkan kebutuhan
dankepentingan keluarga. Kodyat (1999).
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan olehwanita yang berpendidikan rendah mencapai
4,1%, sedangkan kelompokberpendidikan tinggi hanya 2,7% per keluarga. Hal itu dikarenakan
wanitaberpendidikan rendah cenderung mempunyai pola fikir yang tidak ingin mencariinformasi
dan memahami tentang pentingnya melakukan keteraturanpengkonsumsian Kontrasepsi pil
(Ruslan, 2010). Pada wanita berpendidikan rendah, angka kematian ibu tinggi yaitu 228 kasus
per seratus ribu kelahiran sedangkan kematianbayi 34 kasus dari seribu kelahiran. Penduduk
Indonesia 60% hanya tamatanSMA atau lebih rendah. Pengaruh antara wanita berpendidikan
tinggi denganwanita berpendidikan rendah dalam melaksanakan program KB yaitu
dengantingginya angka kelahiran pada wanita yang berpendidikan rendah (Wibowo,2010).
BAB II
ISI

A. KONTRASEPSI ORAL
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan
cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron. Tujuan dari konsumsi
Kontrasepsi pil adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan.
Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi Kontrasepsi pil secara teratur sesuai
dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi Kontrasepsi
pil bertujuan agar manfaat konsumsi Kontrasepsi pil yaitu mencegah menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi
Kontrasepsi pil tidak bisa menjamin bahwa akseptor Kontrasepsi pil terhindar dari
kehamilan.

B. JENIS-JENIS KONTRASEPSI PIL1,2


Kontrasepsi pil mengandung estrogen atau progestin atau gabungan estrogen dan
progestin. masfa ini banyak tersedia untuk penggunaan klinik. Preparatnya bervariasi secara
kimiawi dan banyak mempunyai kemiripan satu sama lain, tetapi tetap mempunyai
perbedaan yang jelas.
Kontrasepsi pil terdiri dari beberapa preparat, yaitu :
I. Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon sintetis,
yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen
di dalam pil biasanya menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang
dibuahi. Mungkin juga dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan
mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga
mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat
ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
2. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
3. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.

II. Pil Progestin (Mini Pil)


Pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon
steroid (progesteron sintesis saja dalam dosis yang kecil) yang digunakan per oral.
Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi
rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.
Mini Pil bukan menjadi pengganti dari pil oral kombinasi, tetapi hanya sebagai
suplemen/tambahan yang digunakan wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral
tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab
apapun.
Jenis kontrasepsi pil progestin yaitu:
1. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg Levonorgestrel atau 350 µg Noretindron.
2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg Norgestrel.

C. KOMPOSISI KONTRASEPSI PIL2


I. Pil Kombinasi
Pil kombinasi memiliki kandungan dua macam hormon yang sama dengan
hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen (ethynil estradiol) dan progestin
(misnorethisterone, levonogestrel).
II. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin atau mini pil hanya mengandung hormon progesteron dalam
dosis rendah. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

D. MEKANISME KERJA KONTRASEPSI ORAL2


Mekanisme pil kontrasepsi adalah meniru proses-proses alamiah. Pil
kontrasepsi akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil kontrasepsi akan menekan ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya menekan ovulasi.
Sebelum mengetahui mekanisme dari pil kontrasepsi kita perlu mengetahui
terlebih dahulu siklus reproduksi wanita. Siklus repoduksi wanita memerlukan kira-
kira 28 hari untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada pertengahan siklus,
mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi konsepsi, maka terjadi
peluruhan dinding endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan yang dikenal
dengan menstruasi (haid).
Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Kadar
kedua hormon ini di kontrol oleh Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang
bersal dari hipotalamus, untuk mengirimkan isyarat-isyarat ke kelenjar hipofisis,
kemudian kelenjar hipofisis terangsang untuk mengeluarkan Follicle Stimulating
Hormon (FSH) dan Lutenizing Hormon (LH). FSH merangsang pembentukkan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilngi satu oosit primer. Folikel primer
dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang yang
disebut dengan folikel de Graaf. Folikel de Graaf yang matang melepaskan hormon
estrogen, adanya hormon estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi)
sel-sel penyusun dinding endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama
pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang
bersifat basa yang berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih
mendukung lingkungan hidup sperma.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi
umpan balik negatif ke hipofisis untuk menurunkan konsentrasi dari FSH dan
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf pada saat inilah di sebut ovulasi.
Pada fase pasca ovulasi fiolikel de Graaf yang di tinggalkan oleh oosit
sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan
memproduksi estrogen dan progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen
dengan menebalkan dinding endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh
darah pada dinding endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada
vagina dan pertumbuhan kelenjar air susu pada payudara.Progesteron dan estrogen
juga berfungsi untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila
terjadi pembuahaan.
Pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28, bila sekitar
hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi
ini hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan kembali FSH dan selanjutnya LH untuk
fase menstruasi selanjutnya

E. KEUNTUNGAN KONTRASEPSI PIL2


I. Pil Kombinasi
Beberapa keuntungan dari pil kombinasi yaitu:
1. Memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari.
Penggunaan pil kombinasi harus digunakan secara rutin, agar
efektifitas dalam kontrasepsi ini lebih efektif. Apabila penggunaan kontrasepsi
ini jedah lebih dari 24 jam, maka efektifitas dalam kointrasepsi ini tidak akan
efisien dan konsentrasi hormonal dalam darah akan menurun.
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Selain mencegah kehamilan, pil kombinasi ini juga member banyak
manfaat kesehatan, diantaranya peningkatan siklus haid normal, penurunan
resiko kanker dan perlindungan dari kista ovarium.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kandungan hormone esterogen dan progesterone yang terkandung
dalam pil kombinasi tidak akan menekan libido berhubungan sexual, sehingga
aktifitas sexual tidak akan terganggu.
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid.
Cara kerja pil kombinasi ini mirip dengan siklus haid normal,
sehingga menimbulkan perdarahan normal tanpa disertai rasa nyeri.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Pil kombinasi ini aman digunakan bagi wanita yang telah memasuki
masa produktif, tidak hanya itu kontrasepsi ini juga memberikan manfaat
kesehatan bagi alat-alat reproduksi.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
Wanita memiliki hormone esterogen dan progesterone 2x lebih
banyak dibandingkan pria untuk memfasilitasi kegiatan reproduksi. Wanita
remaja pubertas dan menopause yang telah memasuki masa reproduksi
memiliki tingkat progesterone rendah. Sehingga pil kombinasi dapat digunakan
usia remaja dan menopause.
7. Mudah dihentikan setiap saat.
Pil ini dapat dihentikan setiap saat, apabila wanita tersebut atau
pasangan suami istri tersebut merencanakan ingin memiliki anak.
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Penggunaan pil kombinasi menghambat untuk terjadinya ovulasi dan
implantasi pada tuba. Pada banyak wanita, setelah penggunaan pil kombinasi
kesuburan mereka kembali setelah menggunakan pil. Tapi ada juga yang
membutuhkan waktu beberapa bulan berevolusi.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Kontrasepsi darurat pada hal ini menekankan bahwa jenis kontrasepsi
ini digunakan pada keadaan dan masa yang tidak boleh ditunda dan harus
efisien.
10. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium,
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, kelainan jinak pada
payudara, dismenore, acne (jerawat).
Penggunaan pil kombinasi bisa menurunkan resiko beberapa jenis
kanker. Seperti penelitian yang dilakukan oleh ilmuan ginekologi dari ameika
serikat yang telah dipublikasikan bahwa wanita yang menggunakan pil kb
sebagaialat kontrasepsi paling tidak sudah menurunkan resiko kanker lebih dari
10%, hal ini disebapkan karena control esterogen dari hormone buatan pil
tersebut.
II. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa keuntungan dari pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Keuntungan kontraseptif:
a. Sangat efektif bila digunakan secara benar
Setiap alat kontrasepsi pastilah akan efektif fungsinya jika
digunakan secara benar dan sesuai dengan aturan pemakaian dari masing-
masing bentuk alat kontrasepsi tersebut. Karena ketidakefektifan suatu alat
kontrasepsi teruatama KB Pil mini ini adalah terletak pada cara penggunaanya
yang tidak teratur.
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
Pil Mini atau pil progestin digunakan dengan cara di konsumsi
melalui oral sebagaimana obat oral pada umumnya. Karena penggunaanya
yang melaui oral, telah dipastikan bahwa mengonsumsi pil progestin ini tidak
akan mempengaruhi atau bahkan mengganggu pasangan saat sedang
melakukan hubungan seksual. Lain halnya dengan alat kontasepsi lain
misalnya kondom, yang penggunaanya bisa saja menibulkan rasa
ketidaknyamanan bagi pengguna saat berhubuungan seksual dikarenakn alat
kontrasepsi ini digunakan pada alat genetal saat sedang melakukan hubungan
seksual.
c. Tidak mempengaruhi pemberian ASI
Dikatakan tidak mempengaruhi ASI, karena di dalam komposisi
dari pil mini ini tidak terdapat zat yang akan menghambat proses produksi ASI,
sehingga bagi ibu yang sedang dalam masa laktasi aman dan diperbolehkan
menggunakan pil progestin ini.
d. Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan
Setelah pengguna berhenti menggunakan Pil mini, dengan sendirinya
kesuuburan akan kembali seperti semula.
e. Nyaman dan mudah digunakan
Pil progestin dapat digunakan kapanpun dan dimanapun, sehingga
para penggunanya tidak perlu dikhawatirkan oleh kesulitan dalam
penggunaanya. Tetapi tetap saja harus dikonsumsi sesuai dengan aturan
pakainya.
f. Sedikit efek samping
g. Dapat dihentikan setiap saat
Artinya penggunaan Pil progestin dapat dihentikan setiap saat apabila
terjadi efek samping yang berarti dan membuat pengguna merasa tidak nyaman,
lalu diganti dengan bentuk alat kontrasepsi lainnya.

2. Keuntungan non-kontraseptif:
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
Pada saat menstruasi, darah haid dapat berkurang 50-70% terutama pada
hari pertama dan kedua menstruasi. Hal ini bergntung pada penggunaan dosis pil
progestin. Karena semakin kecil frekuensi penggunaan pil, maka semakin sedikit
pula darah haid yang keluar.
Penggunaan kb ini secara jangka panjang dapat berdampak pada
kurangnya darah haid, tidak ada darah samaskali atau bahkan bisa terjadi
Amenore.
c. Menurunkan tingkat anemia
d. Mencegah kanker endometrium
e. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
f. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi
g. Dapat mengurangi keluhan pre-menstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung,
nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)

F. KERUGIAN KONTRASEPSI PIL2


I. Pil Kombinasi
Adapun kerugian dalam menggunakan pil kombinasi sebagai berikut:
1. Harus di konsumsi secara teratur
2. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual dan HIV
3. Mengurangi kualitas dan kuantitas ASI juga mengurangi durasi laktasi
4. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
5. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
6. Pusing
7. Nyeri Payudara
8. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif.
9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan
suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang
10. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko struk,
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada
perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
II. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa kerugian dari pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Hampir 30-60% mengalami gangguan menstruasi (perdarahan sela,
spotting, amenore)
Perdarahan sela yang terjadi selama penggunaan kontrasepsi
hormonal tidak perlu di takuti. Angka kejadian perdarahan sela cukup
tinggi. Perdarahan sela yang terjadi dapat berupa perdarahan bercak atau
spotting. Bila perdarahan ini terjadi pada usia di atas 40 tahun, dan telah
menggunakan kontrasepsi hormonal cukup lama, maka perlu dilakukan
dilatasi dan kuretasi. Bila spotting yang terjadi baru beberapa bulan saja,
tidak perlu dilakukan kuretasi.
Pada wanita yang sebelum penggunaan pil kontrasepsi sudah
mengalami gangguan haid, pada pemberian pil kontrasepsi akan sangat
mudah mengalami gangguan haid seperti perdarahan bercak. Perdarahan
sela ataupun sela ataupun perdarahan bercak dapat juga terjadi bila wanita
yang sedang menggunakan pil kontrasepsi tersebut sedang menggunakan
obat-obat tertentu seperti antibiotika tetrasiklin, amoksisilin, atau obat oral
antidiabetika dan antituberkulostatika. Obat-obat ini dapat mempengaruhi
metabolisme kontrasepsi hormonal di dalam hati, sehingga terjadi
penurunan konsentrasinya di dalam darah. 2. Tidak ada proteksi terhadap
infeksi menular seksual atau HIV
Penggunaan kontrasepsi pil progestin bukan berarti bisa
memproteksi infeksi menular seksual atau HIV karena pil hanya berbentuk
obat-obatan sedangkan penularan infeksi menular seksual atau HIV melalui
sekret vagina. Sehingga bagi pasangan suami istri yang salah satunya telah
di diagnosa mengalami penyakit menular seksual yang akan melakukan
hubungan seksual dan masih menunda kehamilan disarankan untuk
menggunakan kontrasepsi jenis lain yaitu kondom.
3. Peningkatan berat badan
Peningkatan hormon dalam tubuh merangsang nafsu makan dari
pengguna kontrasepsi jenis ini, sehingga dengan sendirinya terjadi
peningkatan berat badan.
4. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di minum
setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga kegagalan kontrasesi jenis
ini kemungkinannya sangat kecil.
5. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di minum
setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga kegagalan kontrasesi jenis
ini kemungkinannya sangat kecil.
6. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat
7. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko
ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak
menggunakan mini pil.
Hormon progesteron yang terkandung dalam pil dapat
menghambat pergerakan silia untuk mengantarkan sel telur kedalam tuba
falopi, karena terganggunya pergerakan sillia tersebut mengakibatkan sel
telur tidak terjadi pembuahan di dalam tuba falopi melainkan diluar tuba
falopi atau sering disebut kehamilan ektopik.

G. EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL2


I. Pil Kombinasi
Efek samping dari pil kombinasi yaitu:
1. Perdarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa
diduga, di luar masa haid. Mengonsumsi pil KB dengan waktu yang sama tiap
hari kemungkinan bisa membantu meringankan. Perdarahan ringan sering terjadi
karena masalah menstruasi tidak teratur. Biasanya efek samping ini akan terasa
setelah konsumsi pil KB selama 1 atau 3 minggu pertama. Terkadang masalah ini
juga muncul jika lupa untuk minum pil KB. Tapi jika perdarahan terjadi dalam
waktu kurang lebih dari satu minggu maka sebaiknya harus segera berkonsultasi
dengan dokter.
2. Penambahan berat badan
Walau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita mengalami
kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena penumpukan cairan.
Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa kembali
normal setelah beberapa waktu menggunakan pil KB.Beberapa wanita dapat
mengalami peningkatan berat badan karena terjadinya retensi (tertahannya) cairan
di dalam tubuh. Peningkatan berat badan ini biasanya tidak terlalu banyak dan
tidak terjadi pada sebagian besar wanita. Peningkatan berat badan ini biasanya
juga hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam
waktu 2-3 bulan.
Berbagai penelitian pun menemukan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa
penggunaan pil KB memang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Terjadinya peningkatan berat badan atau tidak setelah menggunakan pil KB
sebenarnya juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor genetika, gaya
hidup, dan jenis KB yang digunakan.Sekarang ini, terdapat 2 jenis pil KB yang
biasa digunakan yaitu pil kombinasi, yang mengandung estrogen dan progestin
serta pil KB yang hanya mengandung progestin
3. Nyeri tekan pada/payudara mengecil
Nyeri pada payudara biasanya terjadi pada wanita yang baru saja
menggunakan pil KB. Hal ini bisa disebabkan karena perubahan hormon dari pil
KB bisa membuat payudara menjadi lebih kencang, lembut dan selalu berubah
saat akan menghadapi siklus.
4. Jerawat
Pada wajah tidak hanya ditimbulkan akibat penggunaan pil KB yang tidak
cocok dengan tubuh, melainkan karena faktor kebiasaan seseorang. Pada satu
kasus ketika wajah anda seharian terdedah matahari langsung, dan kepanasan,
anda dianjurkan untuk tidak langsung membasuh muka anda dengan
air.kandungan hormon progesterone dalam pil kb memang dapat menimbulkan
jerawat jika tubuh anda tidak sesuai.
5. Mual
Wanita yang baru mulai mengkonsumsi atau memakai pil KB biasanya akan
merasa mual pada minggu-minggu pertama. Mual menjadi efek samping yang
sangat ringan tapi juga bisa menjadi lebih berat dan mengganggu aktifitas. Untuk
mengatasi mual sebaiknya pil KB diminum setelah makan atau sebelum tidur
malam.
6. Sakit kepala
Sakit kepala dapat terjadi karena stress, kurang tidur, infeksi sinus, atau
migraine. Pil KB dapat membuat sakit kepala lebih baik atau lebih buruk. Efek ini
biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut tidak
berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode kontrasepsi dan
konsultasikan dengan dokter.
7. Pusing
Pusing menjadi salah satu efek samping dari pil KB karena kandungan
estrogen yang sangat rendah. Kondisi ini sering terjadi pada wanita yang baru
mulai menggunakan pil KB atau memang memiliki masalah kesehatan tertentu
seperti tekanan, stress atau migren. Pusing biasanya akan hilang sendiri tanpa
perawatan kecuali jika pusing terjadi lebih dari 7 hari.
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Efek samping dari mini pil yaitu:
1. Perubahan pola menstruasi
a. Dapat terjadi perdarahan bercak dan perdarahan menyerupai haid
dengan insidens 6-25%
b. Lama haid dan volume darah haid dapat berubah
c. Panjang siklus dapat sangat bervariasi
d. Tetapi ada peneliti yang menyatakan bahwa gangguan tersebut lebih
sering terjadi pada wanita dengan berat badan rendah/kurus. Variasi
dalam panjang siklus haid sangat beragam, ada yang siklusnya sangat
pendek (11-17 hari, pada 10-20% kasus), ada yang sangat panjang >
45 hari (5-10%).
e. Memang tidak ditemukan efek buruk pada perkembangan janin, tetapi
progestin dosis tinggi yang diberikan pada kehamilan dini kadang-
kadang dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin wanita.
2. Nyeri tekan payudara
Pada siklus pertama payudara dapat terasa nyeri/ tegang tetapi
gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya.
3. Sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan karena kecemasan
menggunkan pil kontrasepsi. Migraine kemudian akan menyembuh atau
kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan
migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
4. Mual dan pusing.
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat
berulang pada siklus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini akan
menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih
berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan.

H. CARA DAN WAKTU PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL1,2


A. Pil Kombinasi
1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
2. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan
paket pil tersebut
4. Setelah melahirkan: Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah 3
bulan dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam waktu
7 hari).
5. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa
perlu menunggu haid
B. Pil Progestin (Mini Pil)
1. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 2 hari saja.
3. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat,
asal saja diyakini tidak hamil.
4. Minum pil setiap hari pada saat yang sama
5. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak
haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak
memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Mini pil dapat diberikan
segera pasca keguguran. 6. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan
dan klien telah mendapat haid, mini pil dapat dimulai pada hari 1-5
siklus haid.
7. Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan
metode pelindung sampai akhir pelindung. Bila terlambat lebih dari 3
jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
8. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan,
bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu
tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya.
9. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil
diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada
hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain
11. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari
1-5 siklus haid.

I. KONTRA INDIKASI KONTRASEPSI PIL2


A. Pil Kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil kombinasi yaitu:
1. Hamil atau dicurigai hamil
Penggunaan pil kombinasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan peubahan siklus hormon alamiah dalam tubuh. Sehingga
apabila ibu hamil mengkonsumsi pil kombinasi ini dapat menyebabkan
abortus karena perubahan siklus hormonal alamiah dalam tubuh
mengakibatkan rahim tidak dapat menahan janin. 2. Menyusui eksklusif,
pil kombinasi menghalangi produksi ASI
Kandungan estrogen dalam pil kombinasi dapat menekan produksi ASI,
sehingga dapat mengurangi jumlah air susu dan kandung zat lemak dan
protein dalam ASI.
3. Perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan bila
berlangsung lama saluran empedu tersumbat sehingga cairan empedu dalam
darah meningkat. Hal ini menyebabkan warna kuning. Estrogen mudah
diserap hati. Estrogen dapat mengganggu ekskresi bilirubin sehingga
memperberat fungsi hati.
5. Perokok dengan usia >35 tahun
Nikotin dalam rookok menyebabkan vasokontriksi pembuluh farah
sehingga oksigen ke jantung berkurang. Hal ini dapat mempeberat kerja
jantung karena kebutuhan oksigen semakin bertambah. Pembuluh darah di
endometrium pun mengalami atrofi, sehingga peluruhan endometrium
semakin bertambah banyak.
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
Estrogen dalam pil kombinasi dapat menyebabkan trombosis darah
sehingga dapat serangan jantng, jika pembekuan darah ini terjadi di otak
maka akan mengalami stroke.
Dalam pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron yang
diminum secara terus menerus maka akan terjadi peningkatan hormon
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
Karena didalam pil KB terdapat progesteron dan estrogen. Progesteron
berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan
jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan
jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar
gula darah. Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan
darah, sehingga akan memudahkan trombosis (pembekuan) di pembuluh
darah, dengan akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan gangguan pada
aliran darah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar pula
efeknya
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
Kontrasepsi hormonal yang dipakai dalam jangka panjang bisa
merangsang kembali terjadinya pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker
payudara.
9. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Obat-obat khusus yang dikonsumsi oleh penderita migrain, epilepsi dan
lain-lain jika dikonsumsi bersama pil kombinasi maka dapat menurunkan
efektivitas dari pil kombinasi.
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

B. Pil Progestin (Mini Pil)


Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Hamil atau diduga hamil
Wanita secara alami memproduksi estrogen dan progesterone, jika wanita
mengkonsumsi kontrasepsi pil mini (progestin) mengakibatkn
ketidakseimbangan hormone dalam tubuh. Sehingga dapat menimbulkan efek
pusing pada ibu hamil.
2. Pada kehamilan dini dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin
perempuuan, meskipun mini pil tidak menyebabkan cacat bawaan atau
abortus yang mengancam (kecuali pada progestin dosis tinggi)
3. Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
Pada wanita yang mengalami perdarahan yang belum jelas penyebabnya
disarankan untuk memeriksakan ke fasilitas kesehatan untuk mencari
penyebab perdarahan tersebut, dan ibu di sarankan menggunakan alat
kontrasepsi lain (non hormonal) agar tidak terjadi kontraindikasi yang
mengancam.
4. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
Penggunaan kontrasepsi mini pili ini, akan merubah pola mentruasi pada
bulan 2 dan 3. Perubahan ini tidak menggangu kesehatan dan bersifat
sementara.
5. Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat)
Pada wanita yang mengalami TB atau epilepsi disarankan tidak
menggunakan mini pil, karena akan menurunkan efektifitas kontrasepsi mini
pil. Sebaliknya ibu dapat disarankan menggunakan alat kontrasepsi lain (non-
hormonal).
6. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau pil mini (progestin) dapat
memperberat nyeri tekan payudara.
7. Sering lupa menggunakan pil
Kontrasepsi mini pil ini wajib dikonsumsi setiap hari, jika ibu lupa
mengkonsumsi maka dapat menurunkan efektifitas mini pit tersebut, dan
dapat terjadinya kehamilan.
8. Mioma uteri
Pada pemberian kontrasepsi hormonal dengan dosis estrogen dan
progesterone yang rendah tidak terjadi pembesaran miom yang bermakna,
tetapi jika di konsumsi dalam jangka panjang dapat terjadi peningkatan
hormone progesterone atau ketidak seimbangan hormone dalam tubuh. Oleh
karena itu pada wanita dengan mioma uteri lebih dianjurkan menggunakan
alat kontrasepsi non-hormonal.
9. Progestin memicu pertumbuhan mioma uteri
Selama kehamilan biasanya terjadi penebalan miomauteri. Penebalan ini
terjadi akibat pengatuh estrogen dan progesterone, yang kadarnya memang
sangat tinggi dalam kehamilan. Namun bila pada uterus terdapat mioma,
maka pemberian kontrasepsi hormonal kombinasi maupun sekuensial akan
memicu pertumbuhan mioma, karena mioma banyak mengandung reseptor
estrogen dan progesterone.
10. Riwayat stroke
11. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah

J. OBAT-OBAT YANG BERINTERAKSI DENGAN KONTRASEPSI PIL2


Adapun obat-obat yang akan berinteraksi dengan kontrasepsi oral
Ampisilin, INH, Kloramfenikol, Neomisin sulfat, Penisilin V, Nitrofurantoin,
Fenilbutazon, Rifampisin, Tetrasiklin, Sulfonamida, dan obat antikonvulsi. Obat
antidiabetika oral dan Insulin, dan obat antihipertensi. Obat antidepresi golongan trisiklik.
Vitamin
Efek yang ditimbulkan dari Interaksi yang terjadi, yaitu terjadinya pendarahan, dan
kemungkinan terjadi kehamilan, Efektivitas obat antidiabetika dan antihipertensi
terganggu, kadar obat antidepresi dalam plasma meningkat. Kurangi dosisnya, kadar
vitamin berkurang sehingga dosis vitamin perlu ditambah.
BAB III
KESIMPULAN

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan
anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi salah satunya oral
kontrasepsi atau pil.
Kontrasepsi pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita
dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron.
Terdapat dua jenis kontrasepsi pil, yaitu pil kombinasi dan pil progestin atau mini
pil. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu
semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pil progestin (mini
pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon progestin saja.
Obat kontrasepsi pil kombinasi bekerja dengan cara meniru keadaan normal siklus
haid, tapi juga mencegah konsepsi dengan cara menekan produksi normal hormon
estrogen dan progestin oleh rahim. Salah satu contoh obatnya yaitu Microgynon 30 ED.
Adapun keuntungan dari pil kombinasi, yaitu dapat digunakan jangka panjang selama
perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Sedangkan
kerugiannya yaitu dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko
stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Adapun
obat-obat yang akan berinteraksi dengan kontrasepsi oral, seperti Ampisilin, yang akan
mengakibatkan terjadinya pendarahan, dan kemungkinan terjadi kehamilan.
Daftar Pustaka

1. Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.


2. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka,
Sarwono Purwohardjo.

Anda mungkin juga menyukai