Anda di halaman 1dari 18

HOSPITAL ACQUIRED

PNEUMONIA

Myzard Syahbananditya C11111802

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
PENDAHULUAN

Didahului dengan dirawatnya pasien di rumah


HOSPITAL ACQUIRED sakit
PNEUMONIA
Disebabkan oleh disebabkan kuman MDR

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
DEFINISI
Pneumonia nosokomial (HAP) adalah pneumonia yang terjadi
setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan
semua infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah sakit.

PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN


BAGIAN PULMONOLOGI
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia FAKULTAS KEDOKTERAN
2003 UNHAS
EPIDEMIOLOGI

Pneumonia nosokomial
merupakan penyebab infeksi
nosokomial terbanyak kedua
di Amerika serikat dengan
angka kematian dan
kecacatan yang tinggi.

Kejadian PN di ICU lebih sering daripada


PN di ruangan umum, yaitu dijumpai pada
Pneumonia nosokomial terjadi 5-
hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan
10 kasus per 1000 pasien yang
90% terjadi pada saat ventilasi mekanik.
masuk ke rumah sakit dan
PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang
menjadi lebih tinggi 6-20 kali
diintubasi
pada pasien yang memakai
alat bantu napas mekanis.
Angka kematian pada
pneumonia nosokomial 20-50%.

BAGIAN PULMONOLOGI
PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia FAKULTAS KEDOKTERAN
2003 UNHAS
FAKTOR RESIKO

PASIEN INTERVENSI KONTROL INFEKSI

USIA > 60 TAHUN PEMBEDAHAN KOLONISASI SILANG


PENYAKIT YANG PROSEDUR INVASIF DESINFEKSI ALAT TIDAK
MENDASARI ADEKUAT
KEBIASAAN HIDUP OBAT-OBATAN KONTAMINASI AIR DAN
CAIRAN

PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN


BAGIAN PULMONOLOGI
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia FAKULTAS KEDOKTERAN
2003 UNHAS
CARA PENULARAN

Aspirasi, dimana floranya berasal dari


orofaring, nasal, sinus dan lambung.

Hematogen, yaitu penyebaran melalui


darah dari organ tubuh yang lebih jauh
dari paru

Inhalasi, misalnya daripada perlengkapan alatan medik seperti alat bantu nafas
pada pasien ventilator, alat penghisap dan nebulizer ataupun bronkoskopi yang
terkontiminasi

Penyebaran langsung

REPOSITORY
BAGIAN PULMONOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
PATOFISIOLOGI
GEJALA HAP

Gejala Sistemik
Batuk disertai
dahak purulen

Sesak nafas

Demam Tinggi

Pulmonologi
BAGIAN PULMONOLOGI
Universitas Sumatera Utara FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
DIAGNOSIS

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis

Pasien dirawat di RS > 48 Jam

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan Lab

PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN


BAGIAN PULMONOLOGI
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia FAKULTAS KEDOKTERAN
2003 UNHAS
KLASIFIKASI HAP

1. Pneumonia nosokomial onset awal


Pneumonia yang terjadi sebelum hari kelima rawat inap.
Pneumonia nosokomial onset awal dibagi menjadi dua yaitu
tanpa pemberian antibiotik sebelumnya dan dengan
pemberian antibiotik sebelumnya.
2. Pneumonia nosokomial onset lanjut
Pneumonia nosokomial onset lanjut adalah pneumonia nosokomial
yang terjadi pada hari rawat kelima atau lebih. Pneumonia
nosokomial onset lanjut dibagi menjadi tanpa pemberian
antibiotik sebelumnya dan dengan pemberian antibiotik
sebelumnya
BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
TERAPI
Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP pada pasien tanpa faktor risiko
patogen MDR, onset dini dan semua derajat penyakit

Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan


Streptocoocus pneumoniae Betalaktam + antibetalaktamase
Haemophilus influenzae (Amoksisilin klavulanat)
Metisilin-sensitif Staphylocoocus aureus atau
Antibiotik sensitif basil Gram negatif enterik Sefalosporin G3 nonpseudomonal
- Escherichia coli (Seftriakson, sefotaksim)
- Klebsiella pneumoniae atau
- Enterobacter spp Kuinolon respirasi (Levofloksasin, Moksifloksasin)
- Proteus spp
- Serratia marcescens

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
TERAPI
Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP untuk semua derajat penyakit
pada pasien dengan onset lanjut atau terdapat faktor risiko patogen MDR
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
Patogen MDR tanpa atau dengan patogen pada Tabel 1 Sefalosporin antipseudomonal
Pseudomonas aeruginosa (Sefepim, seftasidim, sefpirom)
Klebsiella pneumoniae atau
(ESBL) Karbapenem antipseudomonal
Acinetobacter sp (Meropenem, imipenem)
atau
Methicillin resisten -laktam / penghambat laktamase
Staphylococcus aureus (Piperasilin tasobaktam)ditambah
(MRSA) Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin, gentamisin atau tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau teikoplanin

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
DOSIS
ANTIBIOTIK DOSIS
Selafosporin
Sefepim 1-2 gr setiap 8 12 jam
Seftasidim 2 gr setiap 8 jam
Sefpirom 1 gr setiap 8 jam
Karbapenem 1 gr setiap 8 jam
Meropenem 500 mg setiap 6 jam / 1 gr setiap 8 jam
Imipenem
Beta Laktan 4,5 gr setiap 6 jam
Piperasilin - tasobaktam
Aminoglikosida 7 mg/kg BB/hr
Gentamisin 7 mg/kg BB/hr
Tobramisin 20 mg/kg BB/hr
Amikasin
Kuinolon 750 mg setiap hari
Levofloksasin 400 mg setiap 8 jam
Siprofloksasin
Vankomisin 15 mg/kg BB/12 jam
Linesolid 600 mg setiap 12 jam
Teiokoplanin 400 mg setiap hari

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
SKEMA PENGOBATAN

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
LAMA PENGOBATAN

lama pengobatan
penyebabnya
adalah 7 hari atau 3
bukan P.aeruginosa
hari bebas panas

Pasien yang mendapat


antibiotik empirik yang tepat,
optimal dan adekuat
lama terapi 14 21
P.aeruginosa dan
Enterobacteriaceae hari bebas panas

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
PENILAIAN KASUS TIDAK RESPON

Organisme yang
salah : Salah diagnosis :
1. Patogen resisten 1. Gagal Jantung Komplikasi :
obat 2. Emboli Paru 1. Empiema atau
2. Pengobatan 3. ARDS abses paru
antibiotik yang 4. Perdarahan 2. Kolitis
tidak adekuat 5. Neoplasma

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS
EVALUASI KASUS TIDAK RESPON
Evaluasi yang agresif mulai dengan mencari
Jika hasil kultur terlihat resisten atau terdapat kuman
diagnosis banding dan melakukan pengulangan
yang jarang ditemukan maka dilakukan modifikasi
pemeriksaan kultur dari bahan saluran napas
terapi. Jika dari kultur tidak terdapat resistensi maka
dengan aspirasi endotatrakeal atau dengan
perlu dipikirkan proses noninfeksi
tindakan bronkoskopi.

Pemeriksaan lain adalah foto toraks (lateral


dekubitus) USG dan CT scan dan pemeriksaan Juga perlu dipikirkan terdapat emboli
imaging lain bila curiga ada infeksi di luar paru paru dengan infark.
seperti sinusitis

BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNHAS

Anda mungkin juga menyukai