Anda di halaman 1dari 3

MACAM-MACAM MIKROORGANISME DALAM PEMBUSUKAN SAMPAH

Proses pembuatan kompos yang dilakukan mempergunakan larutan effective


microorganisme yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa
dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya. Dalam EM ini terdapat sekitar 80 genus
microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif
dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok
yaitu: Bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast),Actinomycetes.

Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian,


peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan
masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi
kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.

EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok,
10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat
dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam
tanah memberikan multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah.
Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar
tanaman.

Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan
jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan
asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi
untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan
organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan
menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.

Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri
fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi
menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan
fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester
anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan
menghilangkan pakan.

Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus


tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino.
Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan
percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat
nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah,
menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi
pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging,
meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.Jenis-jenis EM yang ada seperti
EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes.
Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2 terdiri dari 80
species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu.

Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik
untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam
kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh
bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95%
lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi
karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida
organik.

http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/peran-mikroorganisme-dalam-pembusukan-
sampah-organik/

Masalah 1: Bila dalam proses pengomposan, berbau amonia


Penyebab: Terlalu banyak bahan-bahan daun-daun hijau (terlalu banyak nitrogen)
Solusi: Tambah bahan daun-duan kering berwarna coklat, dan diaduk-aduk

Masalah 2: Berbau tengik seperti telur busuk, atau berbau asam


Penyebab: Terlalu lembab, atau kurang udara, sehingga yang terjadi adalah
pembusukan bukan proses penguraian
Solusi: Diaduk sampai bau hilang, tambahkan bahan-bahan berwarna coklat (daun
kering, serbuk gergaji, dedak) hingga kelembaban hilang

Masalah 3: Mengempal, dan berbau telur busuk


Penyebab: Kurang udara, terlalu lembab, atau terlalu basah
Solusi: Tambahkan bahan coklat, dan diaduk hingga baunya hilang

Masalah 4: Kering
Penyebab: Kurang air
Solusi: Diberi air, dibasahi, sambil dibolak-balik, diaduk-aduk

Masalah 5: Terlalu basah


Penyebab: Terlalu banyak air, bahan kompos terlalu basah, kehujanan, tidak cukup
udara
Solusi: Tambahkan bahan coklat, dibolak-balik, diaduk-aduk.

Masalah 6: Panas tidak merata, atau bahkan dalam proses pengomposan tidak
timbul panas
Penyebab: Wadah tempat pengomposan terlalu kecil, atau tumpukan bahan
kompos terlalu sedikit, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an.
Solusi: Ukuran wadah atau tumpukan bahan kompos minimum 50 cm x 50 cm x 50
cm, idealnya 1 m x 1 m x 1 m. Ukuran lebih kecil juga bisa, misalnya memakai
karung, asal bahan dipastikan dipotong kecil-kecil 3 cm-an.

Masalah 7: Tidak ada perubahan yang terjadi, tidak ada panas yang timbul
Penyebab: Kurang bahan hijau, kurang udara, kurang lembab, bahan tidak dicacag
(dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an)
Solusi: Pastikan bahan hijau cukup banyak, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-
an, selalu diaduk-aduk, basahi dengan air dan MOL

Masalah 8: Banyak lalat, serangga, dan belatung


Penyebab: Ada sampah daging, ikan, susu, santan, sayuran busuk, terlalu banyak
sampah dapur yang tidak diseleksi, dan tidak ditutup dengan baik.
Solusi: Dicampur atau ditutupi dengan selapis tanah, serbuk gergaji, dedak, atau
ditutupi dengan selapis kompos yang sudah jadi (kompos matang)

Masalah 9: Dikais-kais tikus, kucing, anjing


Penyebab: Ada sisa daging, ikan, atau makanan busuk
Solusi: Bila ada sisa daging atau ikan dalam proses pengomposan agar diambil,
disingkirkan, agar kemudian diaduk-aduk kembali, dibuat wadah sedemikian rupa
agar binatang tidak bisa masuk, lubang-lubang harus tetap ada untuk sirkulasi
udara, tetapi cukup ukuran kecil2 saja.

Demikian saran-saran Bapak dan Ibu Djamaludin, yang kemudian saya praktekkan,
dan akhirnya walaupun cara membuat mikroorganisme-nya beda, tetapi hasilnya
sukses.

Posted by sobirinsobirin@gmail.com at 7:26 AM

http://clearwaste.blogspot.com/2007/07/gagal-membuat-kompos.html

Anda mungkin juga menyukai