Anda di halaman 1dari 12

JUDUL

TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELAS B

KELOMPOK : 7

NAMA KELOMPOK:

1. PUTRI AGUSTIN 150810301012


2. SHITA SILVIA N.R 150810301027

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua serta dosen pembimbing sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Teknik Akuntansi
Sektor Publik. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Jember. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Jember, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

2.1 Teknik akuntansi sektor publik .................................................................................... 2

2.1.1 Akuntansi Anggaran .......................................................................................... 2

2.1.2 Akuntansi Komitmen ........................................................................................ 3

2.1.3 Akuntansi Dana................................................................................................. 4

2.1.4 Akuntansi Kas ................................................................................................... 6

2.1.5 Akuntansi Akrual .............................................................................................. 6

2.2 Single Entry dan Double Entry .................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya akuntansi baik pada sektor swasta
maupun pada sektor publik, dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip,
metode, dan teknik pencatatan dan pengorganisasian data keuangan atas operasi /
kegiatan suatu entitas untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan yang rasional. Ruang lingkup akuntansi keuangan
pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, penganalisaan,
pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai
suatu entitas serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Sistem akuntansi yang dirancang
dan dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan
accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki
sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan,
akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan organisasi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja teknik teknik akuntansi keuangan yang diadopsi oleh sektor publik ?
2. Bagaimana penggunaan Single Entry dan Double Entry ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik teknik akuntansi keuangan yang diadopsi oleh sektor
publik
2. Untuk mengetahui penggunaan Single Entry dan Double Entry

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor public yaitu:

1) Akuntansi Anggaran

2) Akuntansi Komitmen

3) Akuntansi Dana

4) Akuntansi Kas

5) Akuntansi Akrual

Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersbut tidak bersifat mutually exclusive.
Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik
yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang
berbeda beda, bahkan dapat menggunakannya kelima teknik dalam waktu yang bersamaan.

Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu dengan
lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal
pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan,
yaitu pada saat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan
faktur dibayar.

2.1. 1 Akuntansi Anggaran

Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah


yang dianggarkan dengan jumlah akrual dan dicatat berpasangan (double entry). Akuntansi
anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organsasi sektor publik
khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang
sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah akun belanja yang dianggarkan dikreditkan
terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun
tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran
yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara
sistematik dan kontiniu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini

2
adalah menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan
akuntabilitas.

Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah anggaran dan


realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan koreksi apabila terdapat varians
(selisih). Namun akuntansi anggaran lebih menekankan kepada bentuk dari akun akun
keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri.

Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat kompleks.
Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun akun yang ada menunjukkan
pendapatan dan biaya actual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.

2.1.2 Akuntansi Komitmen

Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan


mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat
faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen
dapat digunakan bersama sama dengan menggunakan akuntansi kas dan akuntansi akrual.
Akuntansi komitmen tersebut hanya menjadi subsistem dari sistem akuntansi utama yang
dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi melakukan
transaksi tersebut. Hal ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika kas telah dibayarkan
atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang
lebih awal yaitu ketika order diterima atau dikeluarkan.

Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar


manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang
telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan.
Dengan menerima akun atas faktur yan diterima dan dibayarkan ia dapat dengan mudah
menghabiskan anggaran (over commit). Tentu saja manajer yang teliti akan tahun bahwa
akun akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima
dan dengan itu membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan (over commit
the budget).

Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima
terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi
komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran namun banyak masalah dalam
pengadopsian akun tersebut ke dalam akun akun keuangan. Akun yang dicatat hanya

3
didukung oleh order yang dikeluarkan. Umumnya, tidak ada kewajiban hokum untuk patuh
pada order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan. Hal ini menjadi
sulit dalam mengakui biaya biaya untuk periode akuntansi yang bersangkutan yang
mendasarkan pada order yang dikerluarkan.

2.1.3 Akuntansi Dana (Fund accounting)

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi organsisi sektor publik
adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat
penting dalam akuntansi sektor publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana,
pengertian dana dimaknai sebagai kas (cash fund). Tiap dana tersebut harus dikembalikan
pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus dikembalikan dari saru laci
dan tagihan lainnya dalam laci yang lainnya. Namun saat ini dana dimaknai entitas
anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang yang
diperhitungkan di dalamnya.

Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan
organisasi bisnis. Saat itu ia melihat perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah;

- Perusahaan perorangan/pribadi kurang menguntungkan disbanding perusahaan yang


dimiliki publik/perseroan terbatas.

- Adanya kesalahan dalam memaknai entitas.

Berdasarkan hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan
sebagai dana (fund) dan organisasi tersebut harus dilihat sebagai satu dana atau rangkaian
dana. Artinya jika organisasi dilihat sebagai suatu dana atau rangkaian dana (series of fund)
maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan atau konsolidasi dari
laporan keuangan dana menjadi bagian organisasi.

Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik
digambarkan sbb:

4
Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana memrlukan
suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas anggaran (budget
entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana merupakan salah satu perbedaan
utama antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana adalah
metode yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi itu
sendiri.

Terdapat dua jenis dana yang digunakan akuntansi sektor publik:

1. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)

Digunakan untuk mencatat nilai aktiva utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang
dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini
digunakan pada organisasi pemerintahan (governments funds)

2. Dana yang tidak dapat lagi dibelanjakan (nonexpectable funds)

Untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya
mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (properiority funds)

5
2.1.4 Akuntansi Kas

Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran
dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran
yang riil, actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar
kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat
efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukut dengan baik.

Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan
(revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan sistem akuntansi kas tidak
hanya mengakui kas saja tapi juga mengakui aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi
transaksi kas. Namun, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan setiap
waktu,obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan
tidak tampak pada catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat
overstated. Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran.

2.1.5 Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat,
komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social, politik. Basis
akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full accrual) dan governments fund
(modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam properiority fund, sedangkan
expenditure difokuskan pada general fund. Expense adalah jumlah sumber daya yang
dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan
atau dialokasikan selama periode akuntansi. Karena governments fund tidak memiliki catatan
modal dan utang (dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur, bukan expense.

Berbeda dengan governments fund, yang menjadi kepentingan properiority fund dan
juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat
revenue ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi (incurred). Dengan
kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.

Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure


di accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu pada saat diterima bukan
pada saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat

6
kasnya. Salah satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena jumlahnya
dapat diestimasi secara lebih pasti.

Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah
untuk menentukan cost of service dan charging of service yaitu untuk mengetahui besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga
pelayanan yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual
basis dalam sektor swasta yang dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan
besarnya biaya terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue). Perbedaan ini
disebabkan karenan pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk
memaksimumkan laba (profit oriented) sedangkan pada sektor publik orientasi difokuskan
pada optimalisasi pelayanan publik (public service oriented).

Perbedaan antara akuntansi akuntansi dengan cash basis dengan accrual basis adalah:

basis kas: Penerimaan kas Pengeluaran kas = Perubahan kas


Basis akrual: Pendapatan (income) biaya biaya = Rugi/laba (suplus/deficit)
pemdapatan (income) : penerimaan kas selama satu periode akuntansi saldo awal
piutang + saldo akhir piutang
Biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi saldo awal utang +
akhir utang.

Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh karena
itu, dengan system akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh (earned) atau
terjadi (incured) tanpa memandang apakah kas tersebut diterima atau dikeluarkan.

Beberapa Negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di lingkungan mereka,


terutama perubahan dari cash basis ke accrual basis. New Zealand merupakan contoh Negara
yang sukses menerapkan system accrual basis yang sudah dilakukan sejak tahun 1991. sistem
akuntansi yang diterapkan di Negara ini telah mampu memberikan kontribusi yang besar
dalam menghasilkan informasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem cash
basis dalam hal kuantitas dan kualitasnya. Tujuannya pengenalan accrual basis ini adalah
untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besarpada organisasi pemerintah dan
meningkatkan efisinsi dan efektifitas. Sementara itu, beberapa Negara Uni Eropa lainnya
masih mengendalikan pengeluarannya dengan menggunakan cash basis.

7
Beberapa kasus menunjukkan bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata tidak
seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang terjadi di Italia, pengenalan terhadap accrual
basis memberikan kotribusi yang kurang signifikan terhadap transparasi, efisiensi, dan
efektifitas organisasi publik di Negara tersbut. Perubahan dari cash basis ke accrual basis
memang tidak dapat dilakukan secara terburu buru. Perlu analisis yang mendalam dan
kompleks terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah
faktor sosiologi masyarak negara tersebut. (Yamamoto, 1997)

2.2 Single Entry dan Double Entry

Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama
kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya good
governance yang berarti tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan organisasi sektor public, perubahan dari single entry menjadi double entry
dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut karena penggunaan
single entry tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja
yang sesungguhnya. Single entry memang relatif mudah dan sederhana, akan tetapi alasan
demi kemudahan dan kepraktisan menjadi tidak relevan lagi.

Sementara itu, pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry


ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini,
merupakan faktor utama untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan sistem double entry, maka dapat dilakukan
pengukuran kinerja secara lebih tepat.

8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor public yaitu:
(1). Akuntansi Anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah akrual dan dicatat berpasangan. (2) Akuntansi Komitmen adalah
sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. (3)
Akuntansi Dana dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian dana
dimaknai sebagai kas (cash fund).Namun saat ini dana dimaknai entitas anggaran dan
entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang yang diperhitungkan
di dalamnya. (4) Akuntansi Kas, Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima dan pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan (5) Akuntansi
Akrual,Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah
untuk menentukan cost of service dan charging of service yaitu untuk mengetahui besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga
pelayanan yang dibebankan ke publik.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo (2009) Akuntansi Sektor Publik Ed. IV, Yogyakarta : C.V Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai