Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Pengembangan Bahan Ajar Biologi
yang dibina oleh Dr.Susriyati Mahanal, M. Pd.

Oleh
Kelompok 3 Kelas XII/ Offering A
1. Lelly Luckitasari (150341600339)
2. Nor Azizah (150341600287)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2017
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalahini dengan judul Lembar Kegiatan Siswa/ Lembar
Kegiatan Peserta Didik .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tugas akhir ini tidak


lepas dari peran serta beberapa pihak yang telah memberikan saran, bimbingan,
pengarahan, dan petunjuk serta fasilitas. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Biologi yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan, serta petunjuk dalam penyelesaian makalah ini.
2. Petugas perpustakaan Biologi dan perpustakaan pusat Universitas Negeri
Malang yang telah menyediakan referensi untuk penulis.
3. Teman-teman offering A yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis buat ini tidak lepas
dari kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharap kritik, saran, dan masukan dari semua pihak demi perbaikan.
Semoga yang penulis sajikan dapat bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan.

Malang, 25 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013
menganut pemahaman pembelajaran berpusat pada siswa (student center) sehingga
siswa memiliki peranan inti dalam proses pembelajaran.Pelajaran biologi
merupakan salah satu bidang mata pelajaran IPA yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan lingkungan serta interaksi di dalamnya (Sujana, 2007).Proses
pembelajaran Biologi yang sesuai dengan K13 dilakukan melalui pendekatan
saintifik dengan memuat pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) meliputi lima langkah, yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,dan
mengkomunikasikan.
Arikunto (2010) mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan tingkah
laku siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah melakukan proses
belajar-mengajar.Aspek kognitif berorientasi pada kemampuan siswa berpikir dan
bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai dengan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menggabungkan konsep-konsep
yang telah dipelajari sebelumnya.Aspek afektif merupakan kemampuan seseorang
dalam memberikan reaksi positif atau negatif pada situasi yang dihadapinya (Rofiq,
2009).Salah satu bagian dari aspek psikomotor adalah aspek kinerja yang dapat
dilihat dari aktivitas siswa selama melakukan percobaan. Semua aspek tersebut
sangat mempengaruhi keadaan siswa.
Media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran saintifik salah
satunya adalah media pembelajaran yang berpusat pada potensi perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.Media pembelajaran
yang baik diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar serta
memicu siswa untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar.Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran yang
umum digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ahmadi dan Amri (dalam
Hidayati, 2011) menyatakan bahwa LKS merupakan salah satu media pembelajaran
yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam proses
pembelajaran. Melihat kondisi sekarangini, kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan
teknologiterus berkembang, sehingga perlu dipikirkanbahwa LKS yang juga
termasuk bahan ajaryang sangat dibutuhkan, harus dirancang sedemikianrupa untuk
disesuaikan dengan perkembanganzaman, untuk mencegah permasalahan belajar
yang timbul karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan siswa akibat tidak
berkembangnyabahan ajar yang digunakan.
Berdasarkan paparan tersebut maka makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai pengertian dan tujuan LKS, LKS eksperimental
serta LKS non eksperimental.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian LKS/LKPD?
2. Apa tujuan dibuatnya LKS/LKPD?
3. Bagamaina kaitannya LKS dengan K13?
4. Apa saja macam-macam LKS?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan
penulisan makalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian LKS/LKPD.
2. Untuk mengetahui tujuan dibuatnya LKS/LKPD.
3. Untuk mengetahui kaitan LKS dengan K13.
4. Untuk mengetahui macam-macam LKS.
BAB II
PEMBAHASAN

3.1. Definisi LKS

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan materi ajar yang dikemas


sedemikian rupa agar siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri
(Sutanto, 2009:1). Pengertian LKS yang dikemukakan oleh Badjo (1993:8) yaitu
LKS ialah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru
kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja,
praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.

Lembar kerja siswa (LKS) adalah bagian dari Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada pencapaian indikator melalui Berbuat
(Hands on Activity dan Berfikir (Minds on Activity) sehingga siswa memperoleh
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga dapat dikatakan bahwa
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan
materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-
pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

3.2. Tujuan LKS


Penyusunan LKS dilakukan untuk menunjang kesuksesan proses terjadinya
pendidikan, terutama pada ruang lingkup sekolah.
Adapun tujuan dari pembuatan LKS oleh Prastowo (2011) dijabarkan ke
dalam empat poin yaitu:
1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan
2. Menyajikan tugas tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan
3. Melatih kemandirian belajar peserta didik
4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peseta didik.

3.3. Fungsi LKS


LKS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Lembar kerja siswa (LKS) adalah bagian dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada pencapaian indikator
2) Lembar kerja siswa untuk mengarahkan siswa secara tertulis dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
3) Pelaksanaan LKS melalui aktivitas berbuat dan berpikir
4) Digunakan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan adanya
perubahan sikap

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), fungsi LKS antara lain:


1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar
mengajar.
4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai
melalui kegiatan belajar.
7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar secara sistematis.

3.4. Struktur/ Isi/ Komponen LKS


Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut.
1. Judul, mata pelajaran, semester, tempat.
2. Petunjuk belajar.
3. Kompetensi yang akan dicapai.
4. Indikator.
5. Informasi pendukung.
6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja.
7. Penilaian.
Selain itu, penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat
didaktik,syarat konstruksi, dan syarat teknik (Darmodjo dan Kaligis dalam
Widjajanti,2008).
1. Syarat didaktik
Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal.
Artinya, penggunaan LKS ini berguna untuk siswa yang lamban dan siswayang
pandai. Syarat-syarat didaktik sebagai berikut.
a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.
b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswasesuai
dengan ciri KTSP.
d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,moral, dan
estetika pada diri siswa pengalaman belajar ditentukan olehtujuan
pengembangan pribadi.
2. Syarat konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat yang berkenaan dengan penggunaanbahasa,
susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yangpada hakekatnya
harus tepat guna. Syarat-syarat konstruksi dijabarkansebagai berikut.
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuananak.
d. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
e. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan padasiswa
untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.
f. Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
g. Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik yang lamban maupun yangcepat.
h. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
i. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,kelas,
mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,tanggal dan
sebagainya.
3. Syarat teknik
Syarat teknik menekanKan pada penyajian LKS yaitu berupa tulisan,
gambar,dan penampilan dalam LKS.
a. Tulisan
1) Gunakan huruf cetak.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik.
3) Gunakan kalimat pendek.
4) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnyagambar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikanpesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna
LKS, sehingga menarik perhatian siswa dalam mengerjakan LKS.
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Pertama, siswa diharapkan tertarik
dengan penampilan LKS bukan isinya, sehingga penampilan LKS dibuat
semenarik mungkin untuk minat belajar siswa (Widjajanti, 2008).

3.2. Kaitan Antara LKS dengan Kurikulum 2013


Salah satu kebijakan pemerintah adalah menyusun kurikulum baru yaitu
kurikulum 2013. Melalui perubahan kurikulum ini pemerintah mengharapkan
adanya revolusi mental terhadap peserta didik. Kurikulum 2013 yang diterapkan
saat ini diharapkan dapat melakukan generasi penerus bangsa yang produktif,
kreatif, inovatif dan berkarakter. Secara praktis, kurikulum 2013 menurut Abidin
(2014) merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk merangkai
pengalaman belajar dengan bekerja secara ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran
dalam konteks kuri-kulum 2013 dilakukan dengan berlandas-kan pada pendekatan
ilmiah (scientific approach). Agar kegiatan pembelajaran dapat ber-langsung
dengan baik perlu adanya suatu perangkat pembelajaran yang mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif. Perangkat pembelajaran tersebut
adalah yang sesuai dengan kurikulum 2013. Kondisi ini menuntut guru harus kreatif
dalam menentukan model, metode dan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Salah satu media yang sering digunakan adalah lembar kerja siswa
atau sering disebut dengan LKS. Pada kurikulum 2013 LKS diganti dengan nama
lembar kegiatan peserta didik atau disingkat dengan LKPD. Asyhar dalam (Herda,
2014), menyatakan media adalah alat untuk menyampaikan atau menghan-tarkan
pesan-pesan pembelajaran. Maka dari itu, media merupakan alat, bahan, metode
atau tekhnik yang digunakan untuk meningkatkan intensitas interaktif yang
komunikatif dan edukatif antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung
secara berdayaguna dan tepat guna.
LKPD bukanlah perangkat yang baru bagi para pendidik dalam proses
pembelajaran. LKPD yang banyak beredar di sekolah-sekolah hanya berisi
ringkasan materi dan berisi latihan-latihan soal yang disusun dan dirancang oleh
beberapa penerbit saja. LKPD ini tidak melatih peserta didik dalam proses
pendekatan ilmiah karena hanya berisi kumpulan soal-soal yang harus dijawab dan
tidak menemukan konsep dari materi. Hal ini juga akan membebani para pendidik
untuk mengo-reksi hasil dari pekerjaan peserta didik. LKPD yang baik seharusnya
dapat dibuat oleh para pendidik. Majid (2013) menyarakankan agar LKPD
sebaiknya dirancang oleh guru yang disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan
pembelajarannya.

3.5. Macam LKS


LKS yang digunakan sebagai salah satu media yang efektif dalam kegiatan
pembelajaran ini terdiri dari dua kategori LKS yaitu LKS eksperimen yang
digunakan
ketika dalam pembelajaran materi tersebut terdapat praktikum yang akan
memudahkan para peserta didik lebih memahami konsep materinya dan LKS Non
eksperimental jika pembelajaran tanpa ada praktikum dan dilakukan hanya dikelas
(Sari, 2015). Hal ini pun diperkuat oleh penjelasan dari Arsyad (2004) ada dua
kategori LKS, yaitu.
a. LKS Eksperimen
LKS Eksperimen adalah lembar kerja siswa yang berisikan petunjuk
danpertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatukonsep
dan disajikan dalam bentuk kegiatan eksperimen di laboratorium.LKS ini berisi
tujuan percobaan, alat percobaan, bahan percobaan, langkahkerja, pernyataan, hasil
pengamatan, dan soal-soal hingga kesimpulan akhirdari eksperimen yang
dilakkukan pada materi pokok yang bersangkutan.Arsyad (2004) mengungkapkan
bahwa LKS eksperimen dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu LKS
ekspositori, LKS inkuiri, LKS penemuan (discovery), dan LKS berbasis masalah.
(a) LKS ekspositori
Karakter yang dimiliki LKS ekspositori adalah.
Hasil pengamatan sudah ditetapkan sebelumnya sehingga siswa dan guru tahu
hasil akhir yang diharapkan.
Pendekatannya deduktif, yaitu siswaa menerapkan prinsip umum untuk
memahami fenomena yang spesifik.
Prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan
percobaan dengan mengikuti prosedur tersebut.
(b) LKS inkuiri
Karakter yang dimiliki LKS inkuiri adalah.
Hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya sehingga hasil pengamatan
oleh siswa dapat beragam.
Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang
kompleks/ khusus , siswa mendapat prinsip umum.
Prosedur pada LKS dirancang dan dikembangkan sendiri oleh siswa
(c) LKS discovery
Karakter yang dimiliki oleh LKS discovery adalah.
Hasil yang didapatkan sudah ditetapkan sebelumnya, namun hanya guru yang
mengetahuinya.
Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang
kompleks/khusus, siswa mendapat prinsip umum.
Prosedur telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan percobaan.
(d) LKS berbasis masalah
Karakter yang dimiliki oleh LKS berbasis masalah adalah.
Hasil pengamatan sudah ditentukan sebelumnya, namun hanya guru yang
mengetahui dan siswa belum mengetahuinya.
Pendekatannya deduktif, yaitu menerapkan prinsip umum untuk memahami
fenomena yang spesifik.
Prosedur dirancang sendiri oleh siswa.
b. LKS Non-eksperimen
LKS non-eksperimen adalah lembar kerja yang berisikan perintah atau
pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep
dan disajikan dalam bentuk kegiatan dikelas. LKS ini dirancangsebagai media
teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaanyang telah
dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Penyajiannya dilakukan
melalui diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan materi ajar yang dikemas
sedemikian rupa agar siswa dapat mempelajari materi tersebut
secara mandiri
2. Tujuan penyusunan LKS dilakukan untuk menunjang kesuksesan
proses terjadinya pendidikan, terutama pada ruang lingkup sekolah.
3. Fungsi penyusunan LKS pada dasarnya adalah bagian dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada
pencapaian indikator
4. LKS memiliki struktur dan isi yang kompleks akan tetapi sesuai
dengan bahasa yang digunakan siswa (komunikatif) sehingga harus
memenuhi syarat-syarat LKS.
5. Macam-macam LKS yaitu LKS eksperimental dan LKS Non-
Eksperimental.

B. SARAN
1. Diharapkan lebih baik lagi dalam penyusunan makalah baik dalam
tata bahasa maupun dalam penyusunan sub-materi
2. Diharapkan lebih memahami kembali tentang kaitan LKS dengan
metode pembelajaran yang diterapkan di kelas

DAFTAR RUJUKAN
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.

Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Badjo, Bulu. 1993. Menulis dan Menerapkan LKS. Ujung Pandang: Depdikbud
Sulsel
Herda, A. (2014). Pengembangan Media Interaktif Pada Pembelajaran Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit Untuk Siswa SMA Kelas X. Edu-Sains, 3(1) ,
23.
Hidayati, N. 2011.Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi pada
Materi Sistem Regulasi Kelas XI SMA. Skripsi (tidak diterbitkan). Malang:
Universitas Negeri Malang.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No. 21 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar


dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Majid, Lestari. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Rofiq, Z. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap
Hasil Belajar Membaca Gambar Teknik Mesin 1.(Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808343/sinopsis%20strategi%20
belajar%20&%20Gaya%20kognitif.pdf), diakses tanggal 13 Maret 2013.
Sari. S. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Matei Asam BasaBerbasis
Pendekatan Ilmiah. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Sujana, A. 2007.Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Mega Aksara Jakarta.

Susanto, AB. 2009. Reputation Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan


Startegic Management Dalam CSR. Jakarta: Erlangga
Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. (Online),
(staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang.../kualitas-lks.pdf, diakses
pada tanggal 24 November 2011).

Anda mungkin juga menyukai