Anda di halaman 1dari 2

Indra Saepul Alam 0905575 Kel.

12
Muhammad Ihsan 1104897
Siti Nur Rokhmah 1103850

BIOENERGETIKA: Peran ATP

Bioenergetika adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan energi yang


menyertai reaksi biokimia. Pada sistem Non Biologis energi panas dapat diubah menjadi
energi mekanis atau energi listrik, sedangkan pada sistem Biologis bersifat isotermis
(seimbang) sehingga manusia hanya menggunakan energi panas untuk mempertahankan suhu
tubuh tanpa dapat diubah menjadi energi mekanik dan energi listrik, oleh karena itu pada
sistem biologis menggunakan energi kimia untuk menjalankan proses-proses kehidupan.

Pada sistem biologis ternyata mengikuti hukum dasar Termodinamika pertama dan
kedua. pada hukum Termodinamika pertama menyatakan bahwa energi total suatu sistem
tidak hilang atau bertambah selama perubahan, melainkan energi dipindahkan antar bagian
sistem dan dapat diubah menjadi energi bentuk lain.. Sedangkan pada hukun Termodinamika
kedua, menyatakan bahwa entropi (tingkat kekacauan) total suatu sistem harus meningkat
jika suatu proses terjadi secara spontan. Penggabungan dari kedua hukum Termodinamika ini
menghasilkan sebuah persamaan : G = H - TS, karena dalam reaksi biokimia H sama
dengan E sehingga persamaanya menjadi G = E - TS. Jika G bernilai negatif maka
reaksi yang berlangsung spontan dan bersifat eksergonik, sedangkan jika G bernilai positif
maka reaksi yang berlangsung tidak spontan dan bersifat endergonik, dan jika G bernilai nol
maka sistem berada dalam keseimbangan.

Pada sistem biologis dikenal istilah Endergonik untuk proses yang memerlukan energi
dan Eksergonik untuk proses yang menghasilkan energi. Penggunaan istilah ini untuk
menunjukkan bahwa suatu proses masing-masing disertai oleh kehilangan atau penambahan
energi bebas dalam segala bentuk. Reaksi eksergonik disebut juga sebagai Katabolisme
(reaksi penguraian), dan reaksi endergonik disebut juga sebagai Anabolisme (reaksi
sintesis/pembentukan). Reaksi Endergonik dan Eksergonik dalam prakteknya tidak dapat
berjalan secara sendiri-sendiri, keduanya saling berkaitan dan ketergantungan. Salah satu
bukti adanya ketergantungan ini adalah pada proses yang terjadi didalam tubuh manusia.
Makanan yang dimakan oleh manusia dipecah (katabolitik) menjadi senyawa prekursor yang
disertai dengan pembentukan E menjadi ~E (proses Eksergonik). ~E yang dihasilkan dari
proses katabolitik ini digunakan untuk kerja sel, pembentukan biomolekul kompleks, dan
digunakan dalam kerja mekanik dan osmotik yang disertai dengan perubahan ~E menjadi E
(proses Endergonik).

Mekanisme pengaitannya dapat melalui beberapa cara, yaitu dapat melalui


pembentukan zat antara dan melalui pembentukan senyawa kaya energi (~E). Senyawa kaya
energi yang paling banyak didapat adalah adenosin trifosfat (ATP). ATP adalah suatu
nukleosida trifosfat yang mengandung adenin, ribosa, dan tiga gugus fosfat. Nilai untuk
hidrolisis fosfat terminal pada ATP terbagi kedalam 2 kelompok, yaitu fosfat berenergi-
rendah dan fosfat berenergi-tinggi. Contoh fosfat bernergi-rendah adalah ester fosfat dan
contoh fosfat berenergi-tinggi berupa anhidrida, enolfosfat, dan fosfoguanidin dll. Fosfat
berenergi-tinggi di simbolkan dengan ~P. Oleh karena itu pada ATP mengandung dua gugus
Indra Saepul Alam 0905575 Kel.12
Muhammad Ihsan 1104897
Siti Nur Rokhmah 1103850

fosfat berenergi tinggi, ADP mengandung satu fosfat berenergi tinggi, sementara AMP
termasuk fosfat berenergi rendah.

ATP berperan penting dalam proses pemindahan energi bebas dari proses eksergonik
ke proses endergonik. Selain itu ATP mampu berfungsi sebagai donor fosfat berenergi-tinggi
untuk membentuk suatu senyawa, dan ADP dapat menerima fosfat berenergi-tinggi untuk
membentuk ATP. Fosfat berenergi-tinggi (~P) terdapat dalam 3 sumber utama, yaitu dalam
proses fosforilasi oksidatif yang banyak terdapat dalam organisme anaerob, dalam proses
glikolisis yang berasal dari pembentukan laktat dari suatu molekul glukosa, dan pada siklus
asam sitrat yang berasal secara langsung dari siklus ditahap suksinil tiokinase. Ketika ATP
digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan kontraksi otot maka konsentrasi ATP
dipertahankan, sedangkan apabila konsentrasi ATP tinggi dan berlimpah maka ATP akan
disimpan di dalam fosfagen yang terdapat di otot rangka, jantung, spermatozoa, dan otak
vertebrata.

Peran penggunaan ATP yang lain adalah dapat menggabungkan reaksi yang secara
termodinamika kurang menguntungkan dengan reaksi yang lebih menguntungkan. Contohnya
pada fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat. Pada tahap reaksi ini sangat endergonik
dan tidak dapat berlangsung secara fisiologis sehingga perlu adanya penggabungan dengan
reaksi hidrolisis fosfat terminal ATP yang bersifat secara eksergonik, sehingga kedua reaksi
ini dapat terjadi.

Dalam reaksi-reaksi yang terjadi dalam biokimia, terdapat peranan enzim sebagai zat
yang dapat mempercepat tercapainya suatu reaksi, contohnya :

- Pada reaksi fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat melibatkan katalis enzim
heksosinase
- Pada perubahan ATP + AMP < -- > ADP melibatkan enzim Adenilil Kinase
- Pada pembentukan AMP dari suatu ATP melibatkan enzim Asil-KoA Sintetase
- Pada pembentukan nukleosida trifosfat dari suatu difosfatnya melibatkan enzim
Nukleosida difosfat Kinase, dan
- Pada pembentukan nukleosida difosfat dari monofosfatnya melibatkan enzim
Nukleosida Monofosfat Kinase Spesifik.

Anda mungkin juga menyukai