Kelompok 7
Anggota :
Tri Handayani (I1C015018)
Azka Karimah (I1C015020)
Icmi Ahitarani (I1C015028)
Wulan Astutik (I1C015030)
Salsabila Retno W (I1C015038)
Anna Rizky (I1C015040)
Alfiani Nur Amalina (I1C0150)
Mega Dewi Legiana (I1C015082)
Alfiana Hadiyanti (I1C015098)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya
suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran.
Modal bisa di dapat dari berbagai cara misalnya denhgan modal yang kita punya sendiri
ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau
hubungan social yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha
kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya,
maupun kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah
satu aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau
manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai
seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek
yang memegang peranan penting. Karena itulah penulis menguraikan pembahasan ini
dalam bentuk makalah mengenai bagaimana mengelola sendiri usaha yang dijalani atau
mendatangi konsumen sendiri.
Banyak orang yang menafsirkan bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang
dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang
tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh setiap orang yang
berpikir kreatif dan bertindak inovatif, misalnya : petani, karyawan, pegawai
pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada
awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir akhir ini
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah
satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu organisasi.
Meskipun imbalan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang
berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis
sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan
emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi
wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko
berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan
emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita
mengharapkan mendapatkan imbalan.
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993)
mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : 1. Memiliki rasa tanggung
jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. 2. Lebih memilih risiko yang moderat. 3.
Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil 4. Selalu menghendaki umpan balik
yang segera 5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik . 7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah 8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang membuka usaha makanan korea?
2. Bagaimana modal saat mendirikan usaha restaurant Dlavina?
3. Bagaimana kendala saat menjalankan usaha DLavina?
4. Apa tips dalam menghadapi masalah?
5. Apa harapan yg diinginkan untuk restaurant DLavina kedepannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui alasan wirausahawan membuka restaurant DLavina
2. Mengetahui berbagai kendala yang dihadapi usahawan
3. Mengetahui cara usahawan menghadapi kegagalan
BAB II
ISI
A. Biodata Pengusaha
Nama : Dian
Tempat dan Lahir : Cilacap 1991
Pendidikan : S1 Unsoed akutansi FEB
C. Modal awal
Modal awal dibukanya usaha restaurant DLavina ini yaitu :
- Alat masak
- Meja kursi
- Bangunan (milik orang tua)
Namun wirausahawan tidak menghitung modal awal secara rinci saat membuka
usaha ini, denga menghitung harga jual makanan masih secara kasaran dan tidak
merinci.
Pada awal berdiri usaha ini dibantu dengan 7 pegawai, namun karena alasan
pribadi dari pegawai banyak yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja di
Dlavina. Saat ini jumlah pegawai yang dipekerjakan sebanyak 5 orang. Setiap
pergantian pegawai selalu berganti orang dan tidak pernah sama. Alasan memilih
5 pegawai yaitu karena pemilik usaha sudah memperhitungkan akan kerugian dan
keuntungan.
D. Kendala dalam Usaha
1. ragu- ragu sesuatu yang baru meskipun pernah usda meyangkut nasib orang
2. banyak pertimbangan
3. Pengunjung tidak menentu
4. Belum pernah memiliki usaha sendiri selain usaha di lingkungan organisasi
5. Trial and error. Mencari dan belajar resep korea
1. inovasi
2. promosi
3. meng-update
Suka duka
1. Lelah
3. Mencari pegawai
Strategi
1. bayar terakhir agar adanya masukkan akan hal-hal yang harus diperbaiki (makanan,
konsep, dsb)
2. dari sosmed
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Restaurant DLavina merupakan usaha sambilan dengan kosep makanan korea
yang saat itu Korean wave sedang membuming dan masih jarang dan bahkan belum
ada di kota Purwokerto.
2. Kendala yang dialami pemilik DLavina adalah jumlah pembeli yang semakin
menurun dan tidak semua orang suka makanan korea
3. Solusi atas kendala yang terjadi adalah memperbarui sistem penjualan dan
memasifkan kembali sosial media
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA