Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Intalasi Bedah Sentral


Instalasi Bedah Sentral (IBS) adalah unit di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pembedahan (operasi) dan pelayanan pembiusan (anestesi). Pelayanan
operasi yang diberikan bisa berupa pelayanan operasi elektif (direncanakan)
maupun operasi cito (emergenci). IBS RSUD Ajibarang saat ini memiliki 6 buah
kamar operasi, pelayanan operasi yang dilakukan di RSUD Ajibarang antara lain
bedah umum, bedah kebidanan dan kandungan (obsgin), bedah mata dan bedah
THT. Satelit farmasi IBS khusus melayani permintaan obat dan alat kesehatan
bagi pasien yang akan dioperasi di IBS. Petugas farmasi di IBS terdiri dari 1
apoteker penanggung jawab dan 1 tenaga teknis kefarmasian. Kegiatan yang
dilakukan selama di satelit farmasi IBS adalah :
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Perencanaan Kebutuhan
Setiap hari Selasa petugas farmasi IBS mendata stok obat dan alat
kesehatan yang sudah hampir habis, kemudian memperkirakan jumlah yang
dibutuhkan untuk seminggu kedepan dengan melihat pemakaian
sebelumnya dan dicatat nama obat dan alat kesehatan beserta jumlahnya di
buku bon atau defecta untuk kemudian diserahkan kepada bagian gudang
agar keesokan harinya barang sudah dapat diditribusikan ke satelit farmasi
IBS. Kegiatan perencanaan di satelit farmasi IBS sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit yaitu perencanaan dilakukan untuk menghindari
kekosongan Obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung
jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
konsumsi.
b. Pengadaan
Untuk memastikan ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di IBS
serta mencegah kekosongan, petugas farmasi IBS harus benar-benar
memastikan jenis dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
farmasi IBS dan tersedia di Gudang Farmasi, sehingga tidak terjadi
kekosongan stok serta kadaluarsa alat kesehatan dan sediaan farmasi.
Kegiatan pengadaan di satelit farmasi IBS sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah
kekosongan stok Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan
mendapatkan Obat saat Instalasi Farmasi tutup. Dalam hal ini, Satelit
Farmasi IBS harus cermat dalam memperkirakan kebutuhan karena gudang
farmasi di RSUD Ajibarang tidak beroperasi selama 24 jam.
c. Penerimaan
Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang datang harus dicek dan
disesuaikan antara nama dan jumlah yang ada dengan catatan di kwitansi
yang diberikan petugas gudang farmasi dan buku bon atau defecta. Jika ada
jumlah dan nama yang tidak sesuai antara kwitansi dan fisiknya maka
petugas farmasi IBS harus menkonfirmasi kepada petugas gudang Farmasi.
Selain itu, perlu diperhatikan tanggal expired dari setiap sediaan farmasi
dan alat kesehatan, jika ada tanggal expired yang sudah dekat
konfirmasikan kepada petugas gudang farmasi agar sediaan dan alat
kesehatan tersebut dapat di kendalikan penggunaannya. Kwitansi yang
diterima diarsipkan oleh petugas farmasi IBS untuk membantu kegiatan
stock opname setiap akhir bulan. Kegiatan penerimaan di satelit farmasi
IBS sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 72 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit yaitu Penerimaan
merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sudah sesuai langsung disimpan di
rak dan etalase. Untuk sediaan farmasi disusun secara alfabetis dan secara
FIFO FEFO yaitu barang yang datang lebih dahulu dan tanggal kadaluarsa
lebih dekat ditrempatkan di paling depan. Obat yang penyimpanannya
mempersyaratkan suhu dingin disimpan di kulkas dengan suhu 2-8 serta
untuk obat-obat psikotropik dan narkotik disimpan di lemari khusus yang
memiliki akses terbatas. Untuk penyimpanan alat kesehatan di satelit
farmasi IBS disusun berdasarkan jenisnya, seperti benang operasi disusun
berdekatan sesuai dengan macam-macam ukurannya. Hal tersebut untuk
memudahkan pengambilan saat ada perawat yang membutuhkan cito.
Setiap rak obat maupun alat kesehatan ditempeli label nama jelas agar tidak
terjadi kesalahan pengambilan, namun tidak semua rak alat kesehatan di
satelit farmasi IBS ditempeli label sehingga sangat mungkin terjadi
kesalahan pengambilan jika ada petugas farmasi baru. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi
di Rumah Sakit, metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas
terapi, bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)
disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan
yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan
dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat. Namun, pelabelan LASA pada alat kesehatan yang
memiliki nama mirip belum diterapkan seperti pada benang-bennag operasi
yang memiliki nama yang sama hanya berbeda di ukuran dan tipenya saja.
e. Pendistribusian
Sistem distribusi obat dan alkes yang diterapkan di satelit farmasi instalasi
bedah sental adalah sistem paket dimana paket tersebut merupakan
gabungan dari semi floor stok dan one day unit dose dispensing. Floor stock
dikarenakan obat dan alat kesehatan disiapkan untuk operasi dan UDD
dikarekan ada penambahan paket untuk operasi tertentu dan didistribusikan
sesuai dengan jadwal operasi dan digunakan satu kali setiapoperasi.
f. Pemusnahan dan Penarikan
Sediaan farmasi dan alat kesehatan di farmasi IBS yang sudah kadaluarsa
akan dikumpulkan kemudiaan didata. Jika sudah terkumpul, petugas
gudang farmasi akan mengambil sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
sudah kadaluarsa untuk disimpan ditempat khusus dan akan dimusnahkan
bersamaan seluruh obat dan alat kesehatan kadaluarsa dari setiap satelit
farmasi.
g. Pengendaliaan
Pengendaliaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di Farmasi IBS dilakukan
dengan mendokumentasikan setiap pengeluaran menggunakan blanko
operasi. Sebelum operasi dilaksanakan, petugas farmasi akan menyiapkan
obat dan alat kesehatan sesuai yang tertera di blanko dan perawat akan
mencata jumlah ril pemakaian saat operasi dan petugas farmasi akan
menginput jumlah yang dipakai kedalam sistem. Selain itu, stock opname
juga dilakukan satu bulan sekali setiap akhir bulan. Hal tersebut dilakukan
untuk mendata dan mengetahui perputaran penggunaan jumlah obat dan
alat kesehatan. Menururt Peraturan Menteri Kesehatan No 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, pengendaliaan
dilakuukan untuk memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan
kehilangan serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai. Cara untuk mengendalikan persediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah: a.
melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving); b.
melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga
bulan berturut-turut (death stock);
h. Administrasi
Setiap obat dan alat kesehatan yang digunakan pasien saat operasi di input
lagi dengan menggunakan SIMRS RSUD Ajibarang, lalu resep blanko
diarsipkan. Selain itu, kwitansi yang diberikan petugas farmasi saat
kedatangan barang juga di input dan kemudian diarsipkan. Data dari setiap
obat dan alat kesehatan yang ada di farmasi IBS terdokumentrasikan secara
rapi di komputer dan SIMRS.
2. Alur Penaganan Pasien Instalasi Bedah Sentral RSUD Ajibarang
Sebelum dilakukan operasi, perawat mendaftar di administrasi IBS untuk
tindakan operasi yang akan dilakukan. Petugas farmasi menerima daftar
jadwal operasi dari petugas administrasi IBS. Petugas farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi untuk setiap pasien sesuai dengan jadwal dan tindakan
operasi masing-masing pasien dalam bentuk paket (box) disertai blanko
pemakaian perbekalan farmasi. Petugas farmasi memberi label atau keterangan
jenis diagnosa dan atau jenis tindakan pada setiap box. Perawat IBS
mengambil box perbekalan farmasi sesuai dengan urutan tindakan operasi
dijadwalkan dan sesuai dengan label atau keterangan di setiap box. Jika ada
pemakaian obat atau alkes di luar paket, maka perawat IBS meminta obat atau
alkes tersebut ke instalasi farmasi IBS kemudian menuliskan pemakaiannya di
blangko pemakaian obat dan alat kesehatan pada kolom pemakaian perbekalan
farmasi di luar paket. Setelah selesai tindakan operasi, perawat IBS
mengembalikan box paket operasi ke instalasi farmasi IBS. Petugas farmasi
mencocokkan keterangan pada blangko pemakaian perbekalan farmasi IBS
dengan jumlah obat dan alat kesehatan yang ada di box. Jika ditemukan
ketidaksesuaian jumlah obat kembali dengan keterangan pada blangko
pemakaian obat dan alat kesehatan maka dilakukan konfirmasi kepada perawat
yang melakukan tindakan operasi tersebut. Setelah diketahui jumlah obat dan
alat kesehatan yang dipakai untuk tindakan operasi IBS dilakukan entry
perbekalan farmasi yang digunakan untuk tindakan pembayaran pasien
(biling) melalui SIMRS. Petugas farmasi menyerahkan berkas billing beserta
blangko pemakaian perbekalan farmasi kepada petugas administrasi ruang
instalasi farmasi IBS.

Administrasi Pasien

Jadwal Operasi

Petugas Farmasi Menyiapkan Paket Sesuai Blanko

Pelaksanaan Operasi

Cek Kesesuaian Penggunaan Obat dan Alkes

Input Melalui SIMRS

Gambar 1.1 Alur Pelayanan Farmasi Instalasi Bedah Sentral

B. Gudang Farmasi
Petugas di gudang farmasi RSUD Ajibarang terdiri dari 1 apoteker penanggung
jawab dan 2 orang tenaga teknis kefarmasiaan. Kegiatan di gudang farmasi
meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusiaan, pemusnahan dan penarikan, pengendaliaan dan administrasi.
Kegiatan pengadaan dilakukan oleh tim tersedniri diluar dari petugas gudang
farmasi. Praktik yang dikerjakan oleh mahasiswa PKPA adalah melakukan
penataan atau penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP, melakukan pelayanan
pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP kepada satelit-satelit farmasi dan
malakukan pendistribusian obat kepada satelit-satelit farmasi, meliputi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Pemilihan
Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
berdasarkan formularium rumah sakit yang telah disusun oleh Komite
Farmasi dan Terapi RSUD Ajibarang yang mengacu pada formularium
nasional serta pertimbangan rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang
paling menguntungkan penderita, mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas, praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan, praktis
dalam penggunaan dan penyerahan.
b. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai di RSUD Ajibarang mempertimbangkan jumlah yang akan
dipesan, jenis dan waktu pemesanan agar efektif dan efisien. Perencanaan
kebutuhan yang efektif dan efisien dapat memperkiraan jenis dan jumlah
obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, menghindari
terjadinya kekosongan obat, meningkatkan penggunaan obat secara rasional
dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat. Metode yang digunakan
adalah konsumsi yaitu dengan mengevaluasi penggunaan periode
sebelumnya lalu mengestimasi jumlah kebutuhan peiode mendatang,
biasanya rencana kebutuhan Obat dan perbekalan kesehatan RSUD
Ajibarang dibuat untuk 3 bulan kedepan.
c. Pengadaan
Pengadaan di RSUD Ajibarang dilakukan tersendiri oleh tim diluar gudang
farmasi dengan mempertimbangkan kondisi keuangan, jarak dengan PBF,
jumlah dan jenis sediaan, tanggal kadaluarsa dan kondisi gudang untuk
penyimpanan. Sistem pengadaan di RSUD Ajibarang menggunakan E
purchasing (pengadaan secara online melalui aplikasi yang telah ditunjuk
oleh pemerintah melalui LKPP) dan pengadaan langsung (untuk barang-
barang di luar e catalogue), sedangkan sistem konsinyasi (titipan dari
pemasok, untuk produk yang penggunaannya belum bisa ditentukan) dan
MOU dengan Apotek dan RS sekitar jika ada obat atau perbekalan
kesehatan yang segera dibutuhkan namun terkendala waktu kedatangan.
Dasar pemilihan supplier untuk pengadaan yaitu diskon yang ditawarkan,
bonus pembelian, jangka waktu pembayaran, pelayanan yang baik, benar
dan cepat, kemudahan pengembalian sediaan farmasi yang mendekati
kadaluwarsa, terjamin kualitas produknya, intensitas kedatangan ke RS dan
ketepatan waktu pengiriman barang.
d. Penerimaan
Obat/BMHP dari PBF diterima oleh petugas gudang dengan melampirkan
faktur penjualan dari PBF. Petugas gudang melakukan pengecekan barang
dengan mememrhatikan jumlah barang, kondisi fisik barang, penanganan
pada saat pengiriman obat dengan melihat thermo stabil obat Setelah itu,
petugas gudang farmasi menandatangani faktur penjualan dari PBF disertai
tanggal terima barang dan cap IFRS RSUD Ajibarang. Khusus untuk obat
narkotika, psikotropika dan precursor harus ditandatangani oleh apoteker
penanggung jawab gudang/kepala IFRS. Sediaan farmasi yang telah
diterima kemudian disimpan, lalu dilakukan penginputan faktur pembelian
pada sistem dan pengisian kartu stok.
e. Penyimpanan
Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai disimpan
digudang berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan dan kelas terapi serta
disusun berdasarkan FIFO (First In First Out) FEFO (First Expired First
Out). Obat-obat narkotika disimpan didalam lemari khusus, obat yang
memiliki nama mirip disimpan dengan jarak berjauhan untuk menghindari
kesalahan pengambilan, obat yang mendekati tanggal kadaluarsa diberikan
penanda. Obat yang disimpan dengan persyaratan suhu tertentu dipantau
suhu penyimpannanyya setiap hari.
f. Pendistribusiaan
Setiap hari senin dan rabu, gudang farmasi akan menerima buku bon
permintaan dari setiap satelit farmasi. Setiap permintaan di entri kedalam
sistem dan dicetak sebagai bukti kwitansi dengan tanda tangan petugas
gudang farmasi lalu diberikan kepada setiap satelit farmasi. Setelah itu,
petugas gudang farmasi akan menyiapkan list permintaan yang sudah di
entri dan di double cek. Pendistribusian obat dan alkes ke masing-masing satelit
menggunakan troli dan untuk sediaan farmasi yang memiliki persyaratan
penyimpanan khusus didistribuskian menggunakan cool box.
g. Pemusnahan dan penarikan
Petugas gudang farmasi akan mendata dan mengambil setiap sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang sudah kadaluarsa
dari setiap satelit dan disimpan didalam ruang khusus didalam gudang
untuk nantinya dimusnahkan Kegiatan pemusnahan harus membuat daftar
obat yang akan dimusnahkan, dan mempersiapkan berita acara pemusnahan
(BAP). Pemusnahan obat di RSUD Ajibarang dilakukan bersama dengan
petugas instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS) dengan cara
ditanam atau dibakar dengan incinerator dengan disaksikan oleh 2 (dua)
orang petugas. Sebelum ditanam atau dibakar obat tersebut terlebih dahulu
dihancurkan atau dilarutkan, kemudian dibuat berita acara pemusnahan dan
selanjutnya dilaporkan kepada direktur kepala instalasi farmasi serta
diarsipkan. Pemusnahan yang dilakukan di RSUD Ajibarang terakhir
dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan incinerator.
h. Pengendaliaan
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
di gudang farmasi dilakukan dengan cara melihat kesesuaian antara kartu
stok dengan fisik barang (sisa barang) kemudian dilaporkan kepada kepala
instalasi armasi rumah sakit. Dari data tersebut terlihat obat dan perbekalan
kesehatan apa saja yang perputarannya slow moving, fast moving bahkan
death stock. Apoteker penaggung jawab gudang akan mengkomunikasikan
obat-obat yang slow moving dan death stok kepada dokter penbulis resep
agar obat-obat tersebut tidak kadaluarsa. Stock opname digudang dilakukan
setiap akhir bulan.
i. Administrasi
Pencatatn digudang farmasi dilakukan untuk setiap kegiatan mulai dari data
pemakaian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, data obat-obat dan
alat kesehatan yang sudah kadaluarsa, data penggunaan obat-obat program
pemerintah, data obat-obat yang akan dihapus dari formularium rumah sakit
karna sudah tidak diresepkan lagi. Kegiatan pelaporan yang dilakukan di
gudang farmasi berupa laporan penggunaan obat-obat narkotika dan obat-
obat program pemerintah.

C. Farmasi Rawat Jalan


Satelit farmasi rawat jalan melayani resep dari poli bedah, poli anak, poli
kandungan dan kebidanan, poli penyakit dalam, poli saraf dan nyeri, poli mata,
poli gigi dan poli umum. Petugas di farmasi rawat jalan terdiri dari 2 apoteker
dan 8 orang tenaga teknis kefarmasiaan. Farmasi rawat jalan memberikan
pelayanan kepada pasien rawat jalan setiap hari senin sampai kamis pukul 07.15-
14.15, sedangkan hari jumat pukul 07.15-11.00 dan sabtu pukul 07.15-12.45.
Kegiatan yang dilakukan selama di satelit farmasi rawat jalan adalah :
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Perencanaan Kebutuhan
Setiap hari senin dan rabu, petugas farmasi rawat jalan mendata stok obat
yang sudah hampir habis dan dicata dibuku bon atau defecta untuk
kemudian diserahkan kepada petugas gudang farmasi. Perencanaan
kebutuhan dilakukan berdasarkan data penggunaan obat sebelumnya dan
jumlah fisik yang ada. Untuk obat-obat slow moving tidak dipesan dalam
jumlah banyak sedangkan obat-obat fast moving dipesan dalam jumlah
banyak sesuai kebutuhan untuk menghindari stok kosong dan death stok.
b. Penerimaan
Setiap senin dan rabu petugas gudang farmasi akan mendistribusikan obat-
obat yang sudah dipesankan melalui buku bon atau defecta. Ketika barang
datang, petugas gudang akan memberikan kwitansi sebagai bukti
pemesanan barang sekaligus untuk mengecek apakah barang yang dipesan
sudah sesuai dengan yang tertulis dibuku defecta.
c. Penyimpanan
Sediaan farmasi di rawat jalan disimpan berdasarkan alfabetis, kelas terapi
dan disusun berdasarkan FIFO (First In First Out). Untuk obat-obat
psikotropik dan narkotika disimpan tersendiri di dalam lemari khusus, serta
obat-obat dengan persyaratan penyimpanan suhu dingin disimpan didalam
kulkas.
d. Pendistribusiaan
Pendistribusian yang dilakukan di instalasi farmasi rawat jalan dilakukan
dengan menyiapkan obat untuk setiap pasien sesuai dengan yang tertulis
pada resep. Pasien mendapatkan resep dari dokter poli, kemudian petugas
farmasi rawat jalan akan menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis
dalam resep untuk pasien tersebut. Di instalasi farmasi rawat jalan melayani
resep kurang lebih 200 sampai 300 resep setiap harinya dari semua poli
yang ada di RSUD Ajibarang baik pasien umum maupun pasien BPJS.
e. Administrasi
Pencatatan yang dilakukan di farmasi rawat jalan yaitu mengentri setiap
resep yang masuk ke satelit farmasi rawat jalan, kemudian resep-resep
tersebut diarsipkan dan dipisahkan berdasarkan harinya serta penyakit
umum dan kronis. Pelaporan yang dilakukan di instalasi farmasi rawat jalan
meliputi pelaporan sisa stok obat, sediaan farmasi serta alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai, pelaporan ini dilakukan setiap bulan. Pelaporan
ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sediaan farmasi, obat serta alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang digunakan selama rentang satu
bulan.
2. Pelayanan Farmasi Klinis
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pelayanan resep di satelit farmasi rawat jalan dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi
termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian
informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error).
Sebelum obat diberikan kepada pasien, ada pengecekan terlebih dahulu
oleh tim checker. Kegiatan pengkajian resep yang dilakukan di farmasi
rawat jalan dimulai dari mengecek apakah penulisan resep sudah jelas
untuk resep manual, benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute
pemberian, benar frekuensi pemberian, tertera berat bada pasien untuk
pasien anak, pasien memiliki alergi atau tidak serta tidak ada duplikasi
terapi, interaksi obat pada resep.
3. Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai