Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengamatan yang dilakukan oleh peserta PKL dimulai dari hari sabtu 1
April 2017 sampai dengan hari jumaat 28 April 2017 terdapat berbagai kegiatan,
sarana dan prasarana, teori yang berkaitan dengan kefarmasian. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di apotek Rumah Sakit Baptis Batu hampir sama dengan kegiatan
yang telah diajarkan dalam perkuliahan di Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang. Kegiatan tersebut mulai dari penerimaan resep dari pasien, skrining
resep, pengambilan obat, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien disertai dengan pemberian KIE yang dilakukan kepada pasien. Resep
diterima dari pasien kepada kami sebagai anggota PKL dan didampingi oleh
apoteker maupun asisten apoteker kemudian dikerjakan dan setelah selesai
disiapkan kemudian diserahkan kepada pasin yang bersangkutan sesuai dengan
nama dan umur pada resep tersebut.
Perencanaan obat di Rumah Sakit Baptis Batu dilihat berdasarkan metode
konsumsi, yaitu obat dan Alkes yang sering digunakan.Untuk melihat banyaknya
Obat dan Alkes yang digunakan dilihat dari buku defekta dan apabila dalam
keadaan mendadak (cito) dapat dilakukan permintaan saat itu juga oleh apoteker
atau tenaga teknis kefarmasian. Kemudian apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian akan merancang anggaran dasar finansial dan melakukan pengadaan
sediaan farmasi pada distributor obat yang sudah bekerjasama dengan Rumah
Sakit Baptis Batu tersebut. Setelah barang datang dilakukan pengecekan dengan
memperhatikan jenis item, jumlah masing-masing barang, tanggal kadaluwarsa
dan kondisi fisik dari sediaan farmasi tersebut. Apabila sediaan farmasi yang
datang tidak sesuai dengan pemesanan maka instalasi farmasi berhak
mengembalikan atau menukar kembali kepada distributor obat.
Penyimpanan obat merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan dibedakan menurut bentuk sediaan dan
jenisnya, menurut suhu, kestabilannya dan obat high alert (obat-obat yang perlu
diwaspadai), mudah tidaknya terbakar, tahan atau tidaknya terhadap
cahaya.Penyimpanan obat dan alkes di masing-masing unit pelayanan farmasi
diletakkan secara terpisah dan disusun secara alphabetis. Di gudang belum
terdapat alat yang dapat digunakan untuk mengetahui suhu dan kelembapan
ruangan untuk menjaga suhu penyimpana obat (suhu standart : 15-25oC).
Penyimpanan obat yang mempunyai nama, rupa dan ucapan yang mirip
seharusnya diletakkan secara terpisah/ berjarak, namun di gudang tidak
melakukan hal tersebut. Hal itu disebabkan karena ruangan di gudang kurang
memenuhi kriteria ruang penyimpanan obat yaitu seharusnya ruangan untuk
penyimpanan obat di gudang luas. Semua penyimpanan obat di gudang dilakukan
dengan sistem FIFO (First in First Out) yaitu obat yang pertama masuk di
distribusikan terlebih dahulu dan sistem FEFO (First Expired First Out) yaitu
obat yang tanggal kadaluwarsanya lebih cepat yang didistribusikan terlebih
dahulu.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki dua unit pelayanan farmasi dan satu
gudang farmasi. Obat dan alkes akan didistribusikan ke masing-masing unit
pelayanan farmasi. Kemudian di unit pelayanan farmasi akan mendistribusikan ke
masing-masing depo farmasi, Radiologi, dan poli jika mendapat permintaan obat
dan alkes. Proses pendistribusian obat dari masing-masing unit pelayanan farmasi
dan gudang farmasi berbeda yaitu gudang farmasi tidak berorientasi langsung
dengan pasien. Sedangkan unit pelayanan farmasi langsung mendistribusikan obat
dan alkes kepada pasien. Masing-masing unit pelayanan farmasi memiliki alur
penerimaan resep yang sama, yaitu mulai dari pasien datang membawa resep,
kemudian di lakukan skrining resep terlebih dahulu dengan mencocokkan
diagnosa dokter dengan obat yang diberikan. Apabila resep yang diberikan sudah
sesuai maka obat segera disiapkan dan diberikan kepada pasien serta memberikan
penjelasan/KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) tentang penggunaan obat
tersebut.Cara penyampaian KIE dilakukan sejelas mungkin sehingga informasi
yang diberikan dapat dimengerti oleh pasien.
Pendistribusian atau pemberian obat kepada pasien rawat inap yang
dilakukan di Rumah Sakit Baptis Batu dilakukan dengan tiga sistem yaitu, Ward
Floor Stock merupakan penyimpanan stock obat-obat emergency yang bisa
diambil atau digunakan kapanpun dibutuhkan untuk penggunaan tindakan
emergency diruangan perawatan. Distribusi obat berdasar resep (Individual
Prescription) dan UDD (Unit Dispensing Dose) yaitu pemberian obat berdasarkan
waktu.Pemberian obat secara UDD dilakukan untuk mempermudah monitoring
terapi obat pada pasien sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan
pemberian obat.
Stock opname di Rumah Sakit Baptis Batu dilakukan setiap satu bulan
sekali. Hal ini bertujuan untuk menyamakan stock yang ada dikomputer dengan
fisik yang ada. Selain itu, dengan melakukan stock opname juga dapat diketahuai
obat yang memiliki masa kadaluarsa dekat sehingga dapat digunakan terlebih
dahulu.
Sediaan farmasi yang sudah kadaluwarsa dikumpulkan jadi satu dan dibuat
laporan untuk kemudian dilakukan pemusnahan dengan jadwal
tertentu.Pemusnahan resep di Rumah Sakit Baptis Batu tidak selalu dilakukan
setiap tiga tahun sekali, sedangkan menurut Undang-Undang yang ditetapkan
resep harus dimusnahkan minimal setiap tiga tahun sekali dengan dibuat berita
acara pemusnahan.
BAB V
PENUTUP

.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit
Baptis Batu selama 1 bulan yang dimulai pada tanggal 1 April 2017 sampai
dengan 28 April 2017, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pelayanan kefarmasian yang diberikan sudah sesuai dengan peraturan Undang-
Undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit dan memenuhi Standar
Operasional Prosedur yang telah ditetapkan menurut PERMENKES Nomor 58
Tahun 2014.
2. Pelayanan kefarmasian yang ada di Rumah Sakit Baptis Batu berorientasi pada
pasien (patient oriented) yang bertujuan untuk meningkatakan kualitas hidup
pasien dan tidak hanya berfokus pada pengelolaan obat dan alkes.
3. Penyimpanan obat di Rumah Sakit Baptis Batu dilakukan dengan sistem
alfabetis, FIFO, FEFO, bentuk sediaan, stabilitas sediaan, farmakologi,
golongan obat, LASA, dan suhu khusus.
4. Pendistribusian obat di Rumah Sakit Baptis Batu dilakukan dengan tiga sistem
distribusi yakni : Distribusi obat berdasar resep (individual prescription),
secara UDD (pemakaian obat Dosis Sekali), dan menggunakan Floor stock
untuk obat emergency dan obat sering digunakan diruangan rawat inap

.2 Saran
5.2.1 Untuk Rumah Sakit Baptis Batu
Adapun saran dalam meningkatkan sistem pengelolaan farmasi dan mutu
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Baptis Batu, maka hendaknya dilakukan:
1) Peningkatan penerapan penggunaan APD pada saat peracikan oleh petugas
farmasi di masing-masing unit pelayanan farmasi untuk menghindari
kontaminasi silang antara obat dan petugas farmasi, dan sebaliknya.
2) Penataan obat dan alkes di unit pelayanan farmasi rawat jalan, unit
pelayanan farmasi rawat jalan dan gudang farmasi lebih diperhatikan lagi
seperti tata letaknya misalnya diurut sesuai dengan abjad dengan urutan
yang baik dan benar.
3) Memperluas ruangan setiap unit instalasi farmasi seperti ruangan yang
memadai dan seharusnya ruangan setiap unit instalasi farmasi lebih besar
dan tertata, karena karyawan cukup banyak dengan ruangan yang kurang
memadai akan menghambat aktivitas kerja masing-masing karyawan.
4) Memperluas ruangan gudang karena ruangan di gudang kurang memenuhi
kriteria ruang penyimpanan obat yaitu seharusnya ruangan untuk
penyimpanan obat di gudang luas.
5) Melengkapi fasilitas pendukungnya seperti disediakannya jas untuk
meracik, blender diganti yang baru dan disediakan minimal 2 untuk setiap
meja racik, dan di gudang belum terdapat alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui suhu dan kelembapan ruangan untuk menjaga suhu penyimpana
obat (suhu standart : 15-25oC).
5.2.2 Untuk Mahasiswa Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Adapun saran untuk AKFAR Putra Indonesia Malang yang perlu
disampaikan agar meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa lebih meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
2) Mahasiswa harus menggali ilmu dan memanfaatkan waktu yang ada untuk
belajar saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
5.2.3 Untuk Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
1) Disarankan untuk melakukan pembekalan secara intensif mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit agar
mahasiswa ketika melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan sesuai
dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki
2) Disarankan untuk memberikan materi perencanaan dan nama-nama obat.
3) Disarankan untuk melakukan monitoring dan evalusai selama mahasiswa
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai