Disusun Oleh :
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit inflamasi kronis ditandai
dengan lesi kulit pruritus, kekeringan pada kulit dan staphylococcus aureus
infeksi kulit. Pruritus yang berat adalah gejala paling menyedihkan bagi pasien.
Biasanya diikuti dengan respon menggaruk, yang memperparah radang kulit dan
mengarah pada urutan kondisi yang disebut gatal-gatal siklus. Karena program
kronis dan kambuh penyakit, DA membutuhkan strategi pengobatan jangka
panjang dan hemat. Studi imunologi pada lesi kulit eksim akut pada DA
mengungkapkan peningkatan frekuensi sel T yang menghasilkan Th2 dan Th22
cytokines Interleukin (IL) -4, IL-5, IL-13 dan IL-22. Meningkatnya frekuensi sel
Th1 yang menghasilkan IFN-g adalah karakteristik lesi kronis lichenified,
sementara IL-17 memproduksi sel Th17 yang diitemukan pada tingkat rendah di
akut maupun pada lesi kronis. Peneliti juga menyoroti peran respon host yang
tidak memadai terhadap mikroba kutaneous yang umum dan kelainan kulit yang
mempengaruhi individu untuk mengembangkan dermatitis atopik. Bukti untuk
penghalang kulit yang cacat dapat diteliti lebih lanjut pada studi genetik yang
menunjukkan keterkaitan antara DA dan kromosom 1q21, yang mengandung
gen diferensiasi epidermal Kompleks (EDC). Apalagi, hubungan antara DA dan
dua mutasi loss-of-function pada gen filaggrin (FLG), R501X dan 2282del4
ditemukan pada pasien DA. Oleh karena itu penderita DA memerlukan
pengobatan topikal konsekuen dengan emolien dan terapi antiinflamasi
berdasarkan topikal glucocorticosteroids atau calcineurin inhibitor. (Schakel et
al., 2013)
2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dermatitis atopik?
2. Bagaimana kelainan imunologi pada penderita dermatitis atopik?
3. Sebutkan beberapa terapi penyembuhan dermatitis atopik?
4. Jelaskan efek beberapi terapi penyembuhan dermatitis atopik tersebut
terhadap sistem imun!
3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dermatitis atopik
2. Mengetahui kelainan imunologi pada penderita dermatitis atopik
3. Mengetahui beberapa terapi penyembuhan dermatitis atopik
4. Mengetahui efek beberapa terapi penyembuhan dermatitis atopik terhadap
sistem imun
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan
1. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kambuhan kronis yang kambuh dengan
ditandai oleh lesi kulit eksim yang lanjut.
2. Pada onset akut AD onset ditandai dengan peningkatan TH2 (IL-4, IL-5, IL-13,
IL-31, dan CCL18) dan TH22 (IL-22 dan S100A protein). Selain itu dari FLG,
loricrin dan involucrin juga diregulasi kulit DA lesi dan nonlesional oleh IL-4
dan IL-13, berkontribusi ke penghalang kulit yang cacat pada pasien DA.
Pembatas memungkinkan penetrasi bakteri dan alergen pada kulit menyebabkan
infeksi dan sensitisasi alergen, keduanya sangat khas. Polarisasi TH2
memudahkan pengikatan staphylococcus aureus dan kolonisasi serta IL-4 dan
IL-13 menghambat produksi kulit peptida antimikroba (AMPs), mempengaruhi
kulit DA ke infeksi S aureus yang pada gilirannya memperburuk peradangan
kulit lebih lanjut dan cacat penghalang.
3. Beberapa terapi yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit
dermatitis atopik yaitu terapi teurapetik secara luas dan terarah, terapi IFN-
gamma dan terapi pilihan masa depan dengan molekul-molekul kecil.
4. Terapi terapetik secara luas dan terarah, terapi IFN-gamma serta terapi pilihan
masa depan dengan molekul-molekul kecil berhasil mengurangi dan
menyembuhkan penyakit dermatitis atopik.
Saran
Brunner, Patrick M., Yassky, Emma Guttman & Leung, Donald Y. M. 2017. The
Immunology of atopic Dermatitis and Its Reversibility With Broad
Spectrum and Targeted Therapies. Journal of Allergy Clinic Immunology,
139 (4), pp. 65-76.
Lee, Jae Ho & Noh, Geunwoong. 2013. Polydesensitisation With Reducing
Elevated Serum Total IgE by IFN-Gamma Therapy In Atopic Dermatitis:
IFN Gamma and Polydesensitisation (PDS). Journal of Cytokyne, 64, pp.
395-403.
Schakel, Knut., Dobel, Thomas & Bosselmann, Ina. 2013. Future Treatment
Options for Atopic Dermatitis Small Molecules and Beyond. Journal of
Dermatological Science, 73, pp. 91-100.