Dampak El Nino Dan La Nina Terhadap
Dampak El Nino Dan La Nina Terhadap
Januari 1, 2010
Indonesia adalah negara maritim, begitulah banyak orang yang mengatakan. Tetapi
banyak orang juga tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan efek dari laut itu sendiri
terhadap negara Indonesia. Mereka hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Dan
sekarang saya ingin memberi tahu sedikit saja tentang laut di Indonesia yaitu tentang
kejadiaan di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut, bahkan sampai
daratan di Indonesia. Yaitu El Nino dan La Nina.
El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino
adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru Ekuador
(Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air
permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut
menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena
munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson)
yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar juga berbelok
menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru Ekuador. Akibatnya, angin yang
menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau
yang panjang.
Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan
Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi
ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah
tersebut.
A.)Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia,
lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California.
Sedangkan perairan disekitar wilayah Indonesia lebih banyak dari pada perairan
disekitar Peru, Chile dan Ekuador.
B.) Perbedaan temperatur lautan di arah Timur Barat ini menyebabkan perbedaan
tekanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut.
C.) Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di
wilayah lautan yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan
permukaan bergerak dari Timurk-Barat.
c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika
Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah
Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab.
Disektor irigasi, hasil kajian menyebutkan bahwa kondisi beberapa DAS di Indonesia
cukup kritis dan jumlahnya semakin banyak, khususnya di Jawa. Berdasrkan analisis
terhadap data debit minimum dan maksimum dari 52 sungai yang tersebar di Indonesia
mulai dari Sabang sampai Merauke terlihat bahwa jumlah sungai yang debit
minimumnya berpotensi untuk menimbulkan masalah kekeringan meningkat. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa daerah aliran sungai di wilayah Indonesia setelah tahun 1990-
banyak yang sudah mengalami degradasi sehingga adanya penyimpangan iklim dalam
bentuk penurunan atau peningkatan hujan jauh dari normal akan langsung
menimbulkan penurunan atau peningkatan yang tajam dari debit minimum atau debit
maksimum (kekeringan hidrologis).
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga
dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi
ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami
keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan
dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut.
Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif
terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan
lain yang lebih dingin.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro Budiati Harijono,
mengemukakan, dampak El Nino akan dirasakan signifikan di Indonesia hanya dengan
satu syarat, yakni jika suhu permukaan laut Indonesia yang mendingin. Sesuai dengan
teori hukum fisika dasar, angin berembus dari daerah yang bertekanan udara tinggi
(lebih dingin) ke daerah bertekanan udara rendah (lebih panas).
Karena suhu permukaan laut di Pasifik menghangat atau naik yang berarti bertekanan
rendah, maka jika daerah-daerah di sekitar Pasifik (termasuk Indonesia) memiliki suhu
muka laut yang dingin, maka angin termasuk uap air dari Indonesia akan ditarik ke
Pasifik. Akibatnya tentu saja bisa diketahui, yakni terjadinya musim kemarau yang sangat
kering.
Namun, dampak ini tidak akan berlaku, jika suhu permukaan laut Indonesia juga
menghangat. Jadi kalau dua-duanya menghangat, berarti tidak terjadi perbedaan
tekanan udara. Jadi, meskipun El Nino kuat, tidak akan berpengaruh signifikan untuk
Indonesia, katanya.
BMKG memprediksi periodidasi kekuatan El Nino. Untuk bulan Juli hingga Agustus 2009,
El Nino masuk kategori lemah, bulan September, Oktober, dan November 2009 kategori
moderate (sedang), dan Desember 2009 sampai Januari 2010, kekuatan El Nino akan
mencapai puncaknya dengan kategori kuat.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal
berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut
yang panas di pantai Peru ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat
itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi
cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang
normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah
Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan
rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan
bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering
terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La
Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8
kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.
Ketika La Nina kolam panas (bagian laut yang suhunya tinggi) bergerak masuk ke arah
Indonesia bagian timur dan demikian juga anginya berhembus lebih kuat ke arah
Indonesia sehingga laut di Indonesia timur meningkat suhunya, hal ini diikuti dengan
penguapan yang lebih banyak dan terjadi konveksi kuat yang membentuk awan hujan
(kumulus), sehingga daerah Indonesia khususnya bagian timur akan curah hujanya di
atas normal.
Sebaliknya ketika El Nino kolam panasnya bergerak menjauhi Indonesia sehingga yang
banyak hujan ialah di laut Pasifik, sedangkan daerah Indonesia, khususnya bagian timur
curah hujanya berkurang. Indonesia mengalami kekeringan. Proses El Nino dan La Nina
ini dapat diperlihatkan ada hubunganya dengan aktivitas matahari dan sinar kosmik.
Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona
Nino 3.4 (anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karena
sifatnya yang dingin ini, kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berbagai
kawasan khatulistiwa, termasuk Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyertai
kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di
Indonesia. Jadi, dua lakon di panggung Samudera Pasifik ini sama-sama menakutkan.
Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi ancaman banjir.
1. Kondisi La Nina
Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang
Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah
menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina :
Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera
Pasifik bagian tengah dan Timur.
Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan
Barat.
2. Kondisi Normal
Kondisi Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut
Australia 28C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan 20C (SST di
Pasifik Barat 8 10C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di
bawahnya mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok ke
Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat,
wilayah Indonesia dan Australia Utara.
Tidak hanya dampak negatif saja yang ada di La Nina terhadap Indonesia, tetapi juga ada
dampak positifnya.
Dampak positif
Fauzan Maulana
230210080032
Daftar Pustaka
http://jakarta45.wordpress.com/2009/07/31/bahaya-el-nino-ancam-indonesia/
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=294&fname=latihan.html
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=307&fname=dampak.html
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=307&fname=index.html
http://hendrasiry.wordpress.com/2009/08/13/bahaya-el-nino-ancam-indonesia/
http://www.pos-kupang.com/read/artikel/38784/selamat-datang-el-nino
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=9128&coid=1&caid=56&gid=3
http://ituapa.blogspot.com/2009/03/masih-terus-mendera-indonesia.html