Anda di halaman 1dari 8

Pekerjaan Beton

Hal. 1

PEKERJAAN BETON

1. UMUM

1.1 Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan beton seperti yang tercantum
dalam gambar rencana dan pengadaan bahan dengan mutu seperti yang
ditentukan. Kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan
beton ini dipakai PBI 1971.

1.2 Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat struktural
adalah K 250 dengan pemakaian semen minimum 340 kg/m beton
untuk pengecoran site mix. Kontraktor harus membuat mix design
untuk membuat mutu beton sesuai ketentuan tersebut.

1.3 Untuk pengecoran massal (> 20 m dalam sehari) Kontraktor wajib


menggunakan beton ready mix dari perusahaan pembuatan ready mix
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.4 Yang dimaksud dengan beton struktural adalah semua beton bertulang
meliputi :
Sloof dan pondasi.
Kolom-kolom dan balok-balok (termasuk kolom praktis & ring
balk).
Pelat lantai bertingkat & pelat lantai dasar.
Bagian-bagian lain seperti yang tertera dalam gambar rencana.

1.5 Untuk konstruksi beton yang kedap air, misal atap teras minimal harus
menggunakan campuran 1 pc : 1,5 pasir : 2,5 batu pecah & harus
menggunakan bahan pembantu (additive)

1.6. Bila belum ditentukan dalam gambar, pasangan dinding yang luasnya
lebih dari 12 m harus diberi rangka (kolom & balok beton praktis).
Jika belum ditentukan dalam gambar, di atas lubang pintu dan jendela
harus dipasang balok latei dengan ukuran minimal 13/13 untuk
dinding bata & ukuran 10/15 untuk dinding bataco.
Untuk pintu dan jendela dengan lebar bentang lebih besar dari atau
sama dengan 2 m harus diberi balok latei 10/20. Tulangan kolom
praktis dan balok latei digunakan 4 10 dan jarak beugel 6 - 15.
Untuk pintu dan jendela dengan lebar bentang yang lebih besar
dari atau sama dengan 3 m dipakai balok latei 10/30 dengan
tulangan 6 10 & jarak beugel 6 - 15.

1.7. Pada prinsipnya pengujian mutu beton mengikuti persyaratan dalam


PBI 1971 dan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Beton
Hal. 2

2. BAHAN UNTUK ADUKAN BETON

Untuk semua bahan campuran beton diharuskan memenuhi persyaratan yang


tercantum didalam PBI 1971 dengan ketentuan :

2.1 Jenis semen yang dipakai untuk campuran site mix adalah semen
Gresik atau Tiga Roda dan dalam keadaan baik, baru serta tidak
terdapat sobekan pada kemasannya. Tidak diperkenankan
menggunakan dua atau lebih type dan merk semen yang berbeda
dalam satu tahap pengecoran.

Syarat-syarat semen :
Semen yang digunakan adalah semen type I standard
Dalam pengangkutan semen ke tempat penyimpanan (gudang)
harus dijaga agar semen tidak jadi lembab.
Apabila semen telah di simpan lama dan atau mutunya diragukan,
maka sebelum dipakai harus dibuktikan dahulu bahwa semen
tersebut masih memenuhi syarat.

2.2. Agregat Halus


Yang dimaksud dengan agregat halus, adalah agregat yang lolos
ayakan 4,8 mm atau yang umum disebut pasir.

Syarat-syarat agregat halus :


Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.
Butir-butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan
hujan.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan
terhadap berat kering, yang dimaksud lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak dengan susunan yang ditentukan harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat.
Sisi diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat.
Sisi diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95
% berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton.
Pekerjaan Beton
Hal. 3

Susunan besar butir (grading) untuk agregat halus.

Ukuran lubang ayakan - mm Persentase lolos kumulatif


9,5 100
4,75 95 - 100
2,36 80 - 100
1,18 50 - 85
0,60 25 - 60
0,30 10 - 30
15 2 - 10

2.3. Agregat Kasar

Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, kerak
tanur atau beton semen hidraulis yang dipecah atau agregat yang lebih
besar dari 5 mm.

Syarat-syarat agregat kasar


Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori
agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat
dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui
20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus
bersifat kekal.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering), apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka
agregat kasar harus dicuci.
Agregate kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton seperti zat-zat yang seaktif alkali.
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari
cetakan, sepertiga dari tebal pelat, atau tiga perempat dari jarak
bersih minimum diantara diantara batang-batang tulangan.

2.4. Bahan-bahan pembantu untuk meningkatkan mutu beton atau


memperbaiki keplastisan (sehubungan dengan teknik pelaksanaan)
dapat digunakan dengan persetujuan dan pengawasan Konsultan
Pengawas. Segala kegagalan akibat digunakannya bahan-bahan
pembantu tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.5. Konsultan Pengawas wajib memeriksa semua jenis material yang akan
digunakan & berhak menolak semua material yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
Pekerjaan Beton
Hal. 4

3. PEKERJAAN BEKISTING

3.1. Bekisting harus dibuat dari bahan kedap adukan dan tidak melengkung
bila menerima beban-beban dari adukan basah. Tiang-tiang pendukung
bekisting harus bertumpu pada dasar yang kuat sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi penurunan selama pelaksanaan.

3.2. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai


bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar
rencana terutama untuk daerah expose.

3.3 Untuk konstruksi beton expose harus menggunakan cetakan dari metal
atau multipleks berfilm.

3.4. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih
dari segala kotoran dan disiram air hingga jenuh.

3.5. Untuk beton yang bersifat struktural, pembongkaran bekisting dan


perancahnya dilaksanakan setelah kekuatan beton tersebut dan
konstruksi yang di dukungnya mencapai kekuatan yang setara dengan
beton berumur minimal 21 hari.

4. PEKERJAAN BAJA TULANGAN

4.1. Untuk baja tulangan 12 mm digunakan U 24 (polos), untuk baja


tulangan > 12 mm digunakan mutu baja U 24 (polos) & mutu baja U
39 (ulir) disesuaikan gambar rencana.

4.2. Toleransi penampang baja tulangan :


6 : 0,5 mm
8 - 25 : 0,4 mm.

4.3. Rabatan lantai dilengkapi tulangan, diameter dan jumlahnya sesuai


gambar rencana.

4.4. Tidak ada pengurangan jumlah baja tulangan akibat penambahan mutu
baja tulangan.

4.5. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana


pemotongan, sambungan, penghentian & semua pekerjaan tulangan
harus dipersiapkan oleh Kontraktor.
Pekerjaan Beton
Hal. 5

4.6. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa


untuk memastikan kebenaran penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus
segera dibersihkan atau diganti bilamana Konsultan Pengawas
menganggap akan melemahkan konstruksi.

4.7. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang
ditentukan dalam gambar rencana dan harus memenuhi tulangan
minimal sebagai berikut :
Dalam balok, tulangan satu dengan yang lain tidak boleh lebih dari
20 cm.
Dalam pelat beton antara titik jepit dan lapangan dipasang tulangan
pembagi diatas dan bawah dengan tulangan 8 - 20 mm.
Pada balok yang lebih dari 60 cm tingginya harus dipasang
tulangan samping dengan diameter minimal 10 mm dalam jarak
satu dengan yang lain 30 cm.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

5.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembetonan, Kontraktor terlebih dulu


harus mengadakan percobaan campuran (mix design) sehingga dapat
dicapai mutu beton yang disyaratkan.

5.2. Jumlah sample yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pengujian
mutu beton adalah 2 buah benda uji untuk maksimal 10 m
pengecoran dan laboratorium tempat pengujian akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.

5.3. Pada setiap pengiriman (untuk ready mixed beton) atau pencampuran
beton harus dilakukan slump test. Pencatatan data dari test tersebut
harus menyebutkan dengan jelas nomor-nomor, bagian, tanggal dan
jam pengecoran. Sebuah copy dari data tersebut harus langsung
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Slump beton yang diperkenankan adalah berharga antara 5 - 15 cm


dengan perincian sebagai berikut :

Jenis Konstruksi : Max Min


Sloof, footing, plat lajur 12,5 5,0
Plat, balok, kolom 15,0 7,5
Pekerjaan Beton
Hal. 6

5.4. Untuk alasan tertentu, maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas


dapat dipakai nilai-nilai slump yang menyimpang dari pada yang
tercantum diatas asal mutu beton yang disyaratkan tetap dapat
dipenuhi.

5.5. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material serta tenaga


yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk satu tahap
pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui
Konsultan Pengawas.

5.6. Bila tidak menggunakan beton ready mixed, Kontraktor diwajibkan


menggunakan beton molen untuk pencampuran segala macam
campuran beton dan spesi, dan jumlah beton molen harus cukup
melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Beton molen harus
dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari pengotoran minyak
sebelum dipakai.

5.7. Penahapan pengecoran harus dihentikan ditempat-tempat yang


diperhitungkan aman. Untuk menyambung suatu pengecoran,
permukaan yang akan disambung harus ditambah bonding agent ex
Sikalatex atau setara.

5.8. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan


langsung akibat sinar matahari dan melindunginya dengan penyiraman
air 7 hari setelah pengecoran, terutama untuk pengecoran atap daag
beton, talang beton dan bagian-bagian lain yang kedap air.

5.9. Tebal Penutup Beton

1. Tebal penutup beton harus sesuai dengan gambar perencanaan,


pabila tidak terdapat dalam perencanaan, maka penutup beton
dapat diambil sesuai tabel. 1 dengan persetujuan perencana yang
bersangkutan.

Tabel 1. Tebal Penutup Beton Minimum

BAGIAN Tabel Penutup Beton Minimum (cm)


KONSTRUKSI Didalam Diluar Tidak Terlihat
(dalam tanah)
Pelat dan Selaput 1.5 2 4.0
Dinding dan 1.5 2 4.0
Keping
Balok 3.0 4.0 5.0
Kolom 3.0 4.0 5.0
Pekerjaan Beton
Hal. 7

Didalam tabel 1 diatas, yang diartikan dengan di dalam adalah


bila bidang luar beton terlindung dari pengaruh-pengaruh cuaca
(hujan, terik matahari langsung, dan lain-lain) dan tidak
berhubungan dengan air, yang diartikan di luar adalah bila
bidang luar beton mengalami pengaruh-pengaruh cuaca (hujan,
terik matahari langsung, dan lain-lain) dan berhubungan air,
sedangkan yang diartikan tidak terlihat adalah bila bidang luar
beton setelah beton selesai dicor tidak dapat diperiksa lagi.

2. Pada konstruksi-konstruksi dan / atau bagian-bagian konstruksi


beton pracetak, tebal penutup beton dapat diambil kurang dari
pada yang ditentukan dalam ayat (1) dengan minimum 1 cm, asal
ketepatan cetakan dan cara pengecoran dapat menjamin tebal
penutup beton tersebut dan cara perawatan beton adalah
sedemikian rupa hingga dapat dibatasi rengat-rengat akibat
susut.

3. Dalam segala hal tebal penutup beton tidak boleh kurang dari
pada yang ditentukan berikut ini :
pada batang polos :d
pada batang yang diprofilkan : dp
pada berkas tulangan : de

dimana d adalah diameter batang polos, dp adalah diameter


pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4) dan
de adalah diameter ekivalen berkas tulangan menurut pasal 3.7
ayat (6) P.B.I.

4. Tebal penutup beton yang ditentukan dalam ayat (1) s/d (3) harus
ditambah dengan minimum 1 cm, apabila permukaan beton
tersebut terletak didalam lingkungan yang korosif, seperti bila :
berhubungan dengan air laut.
mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah
berhubungan dengan uap atau gas-gas korosif

5.10. Apabila cuaca berawan tebal, sedangkan Konsultan Pengawas tetap


menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak
Kontraktor harus menyediakan alat pelindung yang cukup untuk
melindungi tempat yang sudah atau akan dicor.

5.11. Setiap lapis beton harus dipadatkan hingga kepadatan maksimum,


praktis bebas dari kantong agregat atau sarang-sarang kerikil dan
rongga kosong.
Pekerjaan Beton
Hal. 8

5.12. Bila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata. Lantai kerja dapat
dibuat dari beton dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kr, dan tebal
minimum adalah 5 cm. Dibawah pelat lantai dasar yang duduk di atas
permukaan tanah harus dilengkapi plastik t.0,3mm.

5.13. Bila terjadi pengecoran yang tidak sempurna (keropos), maka bagian
tersebut harus diperbaiki dengan cara dibongkar dan dicor ulang.

5.14. Perbaikan beton yang tidak sempurna (keropos) dapat dengan cara
grouting, sedang material grout yang dipakai adalah Sika Grout ex
Sika atau yang setara.

Anda mungkin juga menyukai