Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa Bunati merupakan desa pesisir yang segala interaksi aktifitasnya
berhubungan langsung dengan lautan, seperti pelayaran dan penangkapan ikan.
Segala interaksi yang berkaitan dengan kelautan, tentu sangat sensitif terhadap
setiap perubahan yang terjadi dilaut. Fenomena perubahan laut yang sering kali
menghambat kegiatan kelautan adalah tinggi gelombang laut. Tingginya
gelombang laut ini dapat sangat mempengaruhi efisiensi dan keselamatan bagi
kegiatan dilautan.
Berdasarkan pengaruhnya tersebut, informasi tentang tinggi gelombang
diperairan laut sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan kelautan. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik tinggi gelombang bulanan,
dengan menggunakan permodelan, dimana perhitungan tinggi gelombang
dilakukan berdasarkan pada energi dari angin permukaan. Tujuannya adalah
untuk mempelajari karakteristik tinggi gelombang diperairan, pengaruh energi
angin terhadap pembentukan gelombang serta pola pergerakan gelombang . Dari
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi kebutuhan
masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan berbagai kegiatan kelautan
seperti kegiatan pelayaran, perdagangan, perikanan serta penelitian.

1.2. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Laut merupakan bagian lingkungan dari bumi yang memiliki berbagai


macam keunikan baik secara fisik, biologi maupun ekologi. Walaupun memiliki
banyak keunikan tetapi lingkungan laut selalu berubah atau dinamis tergantung
dari pengaruh daratan maupun alam. Salah satu bagian lautan yang sering kali
mengalami perubahan adalah gelombang laut.
Bagi masyarakat pesisir, gelombang laut adalah salah satu bagian yang
sangat penting untuk melakukan berbagai kegiatan kelautan, seperti pelayaran dan
peangkapan ikan. Disisi lain jika terjadi fenomena alam seperti gempa bumi
disekitar pesisir pantai maka gelombang laut dapat sangat berbahaya bagi
keselamatan masyarakat pesisir.

1
Berdasarkan permasalahan yang dapat terjadi tersebut maka hal perlu
dilakukan adalah mengumpulkan informasi mengenai karakteristik gelombang
laut dengan cara mempelajari karakteristik tinggi gelombang diperairan, pengaruh
energi angin terhadap pembentukan gelombang serta pola pergerakan gelombang.
Karakteristik tinggi gelombang dan pengaruh energi angin terhadap
pembentukan gelombang dipelajari dengan cara membandingkan metode metode
yang dikembangkan oleh CERC (Coastal Engineering Research Center) (1984)
dan CHL (Coastal Hydraulic Laboratory) (2002). Sedangkan pola pergerakan
gelombang diselesaikan dengan menggunakan permodelan.

1.3. Tujuan dan Kegunaan

1.3.1. Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut :


1. Menanalisis karakteristik tinggi gelombang diperairan Desa Bunati
Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
2. Mengetahui pengaruh energi angin terhadap pembentukan gelombang
diperairan Desa Bunati Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
3. Menganalisis pola pergerakan gelombang diperairan Desa Bunati
Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan dengan menggunakan
permodelan.

1.3.2. Kegunaan

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan


data dan informasi sebagai acuan bagi kebutuhan masyarakat dan pemerintah
dalam melaksanakan berbagai kegiatan kelautan seperti kegiatan pelayaran,
perdagangan, perikanan serta penelitian.

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah penelitian ini mencakup pada area kawasan pesisir dan laut di
perairan Desa Bunati Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, dengan
penentuan lokasi titik sampling sebagai berikut :

2
1. Kawasan pesisir terdapat 3 stasiun titik sampling yang lokasinya berada
pada bagian sisi kanan, tengah dan kiri.
2. Kawasan laut, dengan jarak sekitar 500 m tegak lurus garis pantai yang
terdapat sekitar 6 stasiun dengan jarak masing-masing 167 m.

1.4.2. Ruang Lingkup Materi

Lingkup materi penelitian ini mencakup aspek hidrooseanografi seperti :


1. Gelombang laut
2. Angin
3. Pasang surut
4. Batimetri

3
BAB II
METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal November 2013 diperairan


Desa Bunati Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Proses analisis
pengukuran dilakukan di Laboratorium Oseanografi Program Studi Ilmu Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat.

2.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Peralatan yang digunakan
No Peralatan Kegunaan
Peralatan Survei Lapangan
1. GPS (Global Positioning Penentuan koordinat lapangan
System)
2. Tiang Gelombang Mengukur gelombang laut
3. Stopwatch Mengukur waktu
4. Tiang Pasut Mengukur pasang surut
5. Map Sounder Mengukur kedalaman perairan
6. Tranduser Sensor pendeteksi kedalaman perairan
7. Batu Duga Mengukur kedalaman perairan
8. Kompas Menentukan arah mata angin
9. Kapal/perahu Alat transportasi dalam kegiatan survei
dilapangan
Perangkat Analisis Data
1. Software Komputer (Ms. Analisis data
Excel, Surfer, Arc Gis, Arc
View, ,,,,,,,,,,,,,

4
2.3. Metode Pengambilan Data

2.3.1. Pengukuran Gelombang

Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara membaca


pergerakan naik (puncak) dan turun (lembah) permukaan air laut pada tiang
berskala di laut dalam (offshore). Perbedaan pembacaan antara puncak dan
lembah gelombang yang terukur merupakan nilai tinggi gelombang. Pengukuran
periode gelombang dilakukan dengan menggunakan stopwatch dengan cara
menghitung banyaknya waktu yang diperlukan pada posisi puncak dan lembah
gelombang bagi sejumlah gelombang datang. Arah datang gelombang diukur
dengan menggunakan kompas

2.3.2. Pengukuran Pasang Surut

Dalam pengambilan data pasang surut di lakukan beberapa hal yakni :


1. Menempatkan (pemasangan) rambu pasut pada tempat yang aman,
mudah dibaca dan tidak bergerak-gerak akibat arus atau gelombang.
Pemasangan nol rambu terletak di bawah permukaan laut pada saat air
rendah saat surut besar dan bacaan skala masih terbaca pada saat terjadi
air tinggi saat pasang besar.
2. Metode pengamatannya dilakukan dengan pembacaan secara langsung
dan dicatat secara kontinyu setiap 1 jam selama ,,,, x 24 jam.

2.3.3. Pengukuran Batimetri

Pengukuran batimetri dilakukan dengan menggunakan perangkat


elektronik yaitu map sounder, yang di baca berdasarkan data yang terekam pada
tranduser yang di letakkan dibawah permukaan air. Pengukuran ini dibantu
dengan menggunakan kapal/perahu.

2.3.4. Data Arah Dan Kecepatan Angin

Data arah dan kecepatan angin diperoleh dari Stasiun Badan Meteorologi
di Kabupaten Kotabaru. Data yang diperlukan adalah data angin maksimum
bulanan selama 5 10 tahun terakhir.

5
2.4. Analisis Data

2.4.1. Analisis Gelombang

Metode yang digunakan untuk menganalisis gelombang adalah dengan


menggunakan metode prediksi gelombang hingga transformasi gelombangnya
dengan menggunakan angin. Untuk menentukan kecepatan angin dominan, maka
dilakukan pemisahan angin-angin yang dapat membangkitkan gelombang.
Menurut metode SMB, angin yang dapat membangkitkan gelombang di laut
adalah angin yang mempunyai kecepatan lebih atau sama dengan 10 knots.
Kemudian dilakukan perhitungan persentase dari setiap arah pada tiap bulan
selama suatu periode pengamatan. Arah angin tersebut merupakan arah datang
gelombang.
1. Koreksi terhadap angin
- Koreksi ketinggian. Jika kecepatan angin diukur pada ketinggian bukan
pada 8 - 12 m, maka perlu dikoreksi ke ketinggian 10 m dengan
menggunakan Gambar 3.1. Jika pengukuran kecepatan angin dilakukan pada
ketinggian 8 12 m, maka koreksi ketinggian dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan (U.S. Army Corps of Engineers, 2002):
1/ 7
10
U10 Uz
z
dimana :
U10 = kecepatan angin pada ketinggian 10 meter
Uz = kecepatan angin pada ketinggian z
- Koreksi durasi. Koreksi ini dilakukan untuk memperoleh kecepatan angin
dengan durasi satu jam. Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan
persamaan (U.S. Army Corps of Engineers, 2002):
3600
t untuk satuan Uf mile per jam
Uf
1609
t untuk satuan Uf meter per detik
Uf

Ut 45
1, 277 0, 296 tanh 0,9log10 untuk t < 3600
U 3600 t
Ut
0.15log10 t 1.5334 untuk 3600 < t < 36000
U 3600

6
Uf
U t 3600
Uf

U 3600
- Koreksi pengukuran angin dari darat ke laut. Koreksi ini dilakukan untuk
data angin yang diukur di darat. Koreksi pengukuran angin dari darat ke laut
dilakukan dengan menggunakan Gambar 4 untuk fetch cukup panjang (lebih
besar dari 10 mile). Sedangkan untuk fetch yang lebih kecil dari 10 mile,
maka kecepatan angin yang diamati dikoreksi dengan menggunakan
persamaan UW = 1,2 UL.

Gambar 1. Hubungan antara RL dengan kecepatan angin di darat

- Koreksi stabilitas. Untuk fetch yang lebih besar dari 10 mile, maka
diperlukan koreksi stabilitas. Karena dalam penelitian ini perbedaan
temperatur air laut dan udara tidak diketahui, maka diasumsikan sebagai
kondisi tidak stabil dan menggunakan nilai RT = 1,1.
2. Panjang fetch
Perhitungan panjang fetch efektif menggunakan Peta RBI dan Peta Alur
Pelayaran dengan persamaan:

Feff
Xi cos
cos
dimana Xi = panjang fetch yang diukur dari titik observasi gelombang
sampai memotong garis pantai, = deviasi pada kedua sisi (kanan dan kiri)
arah angin dengan menggunakan pertambahan 5o sampai sudut 45o.

7
3. Prediksi Gelombang
Persamaan yang digunakan untuk menentukan tinggi gelombang di perairan
dalam dari data kecepatan angin dan fetch adalah (U.S. Army Corps of
Engineers, 2002):
1

2 gX
2
gHmo
4,13 10 2
U*2 U*
dan perioda gelombang :
1
gTp gX 3
0, 651 2
u* u*

U*2
CD 2
U10

CD 0,0011,1 0,035U10
Sedangkan untuk gelombang yang berkembang secara penuh (full) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (U.S. Army Corps of Engineers,
2002):
gHmo
2
2,115 102
U*
dan
gTp
2,398 102
u*

4. Transformasi Gelombang
sin sin 0

C C0
Dimana:
gT 2d
C tanh
2 L

2d
L L0 tan
L0
Tinggi gelombang pada kedalaman d dihitung dengan menggunakan
persamaan (U.S. Army Corps of Engineers, 2002):

8
Hd H0 Ks Kr
Dimana:
Ho = tinggi gelombang di laut dalam
Ks = koefisien shoaling
1/ 2
Cg0
Ks
C
gd
1/ 2
0,5 C 0

nC
gT
C0
2
C gd nC

1 4d / L
n 1
2 sinh 4d / L

gT 2d
C tanh
2 L
Kr = koefisien refraksi
1/ 2
cos 0
K r
cos
Tinggi gelombang pecah dihitung dengan menggunakan persamaan :

Hb b Ho'
Dimana :
1
H' 5
b 0.56 o
Lo

Ho' Kr Ho
Kedalaman laut dimana gelombang pecah dihitung dengan menggunakan
persamaan (U.S. Army Corps of Engineers, 2002):
Hb
db
b

9
Dimana :
Hb
b b a
gT 2


a 43.8 1 e19 tan
1.56
b
1 e 19.5 tan

tan = kelandaian pantai
Lo = panjang gelombang di laut dalam
T = periode gelombang

2.4.2. Analisis Pasang Surut

2.4.3. Analisis Batimetri

Kedalaman yang diperoleh di lapangan diplotkan ke dalam peta digital


berdasarkan posisi GPS untuk membuat peta kontur kedalaman. Kedalaman yang
diplotkan terlebih dahulu dikoreksi terhadap MSL (mean sea level) sebagai titik
referensi dengan menggunakan persamaan berikut:
d = dt ( ht MSL) (3.2)
dimana: d = kedalaman suatu titik pada dasar perairan;
MSL = permukaaan air laut rata-rata;
dt = kedalaman suatu titik pada dasar laut pada pukul t;
ht = ketinggian permukaan air pasut pada pukul t.

10

Anda mungkin juga menyukai