Latar Belakang
Fenomena-fenomena keruangan yang terdapat di dunia nyata dapat
direpresentasikan ke dalam data keruangan (spasial) dan dan dapat pula
direpresentasikan ke dalam aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya.
Dengan kenyataan bahwa permukaan bumi adalah sesuatu yang dinamis dari waktu
ke waktu maka pemantauan perubahan-perubahan spasial permukaan bumi ini secara
otomatis sudah menjadi kebutuhan penting dan inherent bagi manusia. Dan karena
pemantauan perubahan-perubahan yang terdapat di permukaan bumi untuk area yang
relatif luas hanya dapat dilakukan dengan pengamatan metode inderaja, maka
sebagian besar aktifitas di bidang inderaja pada saat ini kemungkinan akan
didominasi oleh perekaman foto udara dan citra satelit resolusi tinggi hingga akhirnya
siap disajikan dalam bentuk peta-peta rupa bumi dan tematik yang aktual.
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dicapai hingga pada saat
ini, khususnya di bidang komputer grafik, basisdata, teknologi informasi, dan
teknologi satelit inderaja, maka kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan
penyajian data yang berstruktur kompleks dengan jumlah besar makin mendesak.
Dengan demikian untuk mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem
informasi yang secara terintegrasi mengolah baik data spasial maupun data atribut ini
secara efektif dan efisien. Tidak itu saja, sistem inipun harus mampu menjawab
dengan baik pertanyaan spasial maupun atribut secara simultan. Dengan demikian,
diharapkan keberadaan suatu sistem informasi yang efisien dan mampu mengelola
data dengan struktur dan dengan jumlah yang besar ini dapat membantu dalam
proses pengambilan keputusan yang jitu. Salah satu sistem yang menawarkan solusi-
solusi untuk masalah ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
GIS (Geographic Information Systems) atau SIG (Sistem Informasi
Geografis) secara umum sering didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang dapat memanajemen, memanipulasi dan menganalisis informasi-informasi
1
kebumian. Komponen-komponen SIG, sebagai suatu sistem berbasis komputer
termasuk perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data/informasi
dan juga operator (brainware) yang mengoperasikan serangkaian proses manipulasi.
Seperti komponen sistem yang lain, SIG juga memiliki komponen-komponen input,
yaitu data/informasi awal, proses, dan output atau informasi baru yang diharapkan
akan muncul. Informasi input data berupa Peta Analog, Data Penginderaan Jauh
(citra satelit/foto udara), Data GPS (Global Positioning System), Survey Lapangan
dan Data Statistik. Keseluruhan data tersebut ditransformasikan ke format data
digital, baru kemudian dapat dilakukan proses selanjutnya, sehingga tidak menutup
kemungkinan data input juga berasal dari pengolahan SIG sebelumnya atau dari
sumber-sumber tertentu diinternet.
Pengembangan SIG untuk Indonesia telah banyak dimulai dan diterapkan
dalam berbagai bidang aplikasi, baik di bidang pemetaan sendiri maupun pada pada
bidang di luar pemetaan. Pengembangan SIG, disertai dengan suatu harapan, yaitu
dapat menjawab pereoalan-persoalan pengelolaan data geografis, atau informasi yang
berkaitan dengan keadaan geografis, baik untuk pengelolaan data, perencanaan,
pemantauan, maupun untuk pengembangan pekerjaan- pekerjaan yang berkaitan
dengan objek di permukaan bumi.
Tak terkecuali di bidang kelautan. Untuk keperluan invetarisasi dan
manajemen stasiun pengamatan pasang surut, manajemen daerah pesisir, manajemen
daerah wisata bahari/laut, taman laut, coastal manajemen dan sejenisnya banyak
digunakan aplikasi SIG. Sehingga dipandang perlu untuk mengetahui lebih jauh
tentang SIG secara lebih mendalam baik itu melalui studi formal maupun melalui
kegiatan praktis di lapangan.
2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilakukannya kegiatan pratikum Sistem Informasi
Geografis adalah untuk mengetahui prosedur dan cara kerja dari SIG melalui
pengoperasian software ArcView mulai dari cara membuka program sampai
menampilkan layout peta rupa bumi. Kegunannya adalah dengan lengkah di atas
diharapkan dapat menarik suatu infomasi spasial menyangkut obyek yang diamati.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa model dunia nyata dapat memudahkan
di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara mereduksi sejumlah
kompleksitas yang ada. Di luar aplikasi, diasumsikan tidak penting. Tetapi jika
model dunia nyata ini akan digunakan model ini harus diimplementasikan di dalam
basisdata dan dengan model data, implementasi ini menjadi memungkinkan.
Tidak seperti manusia, komputer tidak dapat mengerti mengenai esensi dari
bentuk bangunan, batas-batas persil tanah milik, batas administratif, garis jalan raya
dan sebagainya. Untuk merepresantasikan objek-objek di atas yang dapat dilakukan
oleh komputer adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang memiliki atribut
geometri literatur, yang biasa disebut sebagai entity spasial (Eddy Prahasta, 2001).
Secara prinsip olahan SIG adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merepresentasikan data spatial ?
a. Model vektor
b. Topology
c. Model raster
d. Model Basisdata
2. Bagaimana Perolehan Data oleh SIG ?
3. Georeferensi
4. Project peta (Anonim internet,2003)
4
1. Model data vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis atau kurva, poligon beserta atribut-atributnya.
Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini didefiniskan oleh sistem kordinat
kartesian dua dimensi dimana garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik –
titik terurut yang dihubungkan. Demikain pula untuk poligon disimpan sebagai
sekumpulan titik-titik (Anonim 2003).
5
c. Poligon ; Struktur data poligon bertujuan untuk mendeskripsikan properties
yang bersifat topologi dari suatu area sehingga properties yang dimiliki oleh
blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai
data peta tematik. Misalnya samudra, mangrove, area penggunaan lahan dan
sebagainya (Anonim, 2003).
2. Topologi
Topologi adalah konsep atau metode matematis yang digunakan di dalam
mendefenisikan hubungan spasial antara unsur-unsurnya. Hubungan topologi
merupakan properties inherent yang dimiliki oleh setiap objek atau entiti geometri.
Tanpa topologi, kita dapat mencari garis yang bermuara pada suatu titik bersama
dengan cara memeriksa semua garis yang terdapat dalam data spasialnya.
Struktur data topologi menentukan bagaimana dan dimana titik-titik dan
garis-garis berhubungan satu sama lainnya pada satu node. Selain itu ururtan koneksi
atau keterhubungan juga menentukan bentuk dari suatu arch atau poligon. Informasi
mengenai hubungan topologi ini biasanya disimpan dalam beberapa tabel pada
struktur basisdata spasial.
3. Model data raster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid
(diorganisir ke dalam kolom dan baris). Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut
sendiri, termasuk kordinatnya yang unik (di sudut grid ), di pusat grid atau di tempat
yang lainnya. Akurasi model data ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran
pikselnya di permukaan bumi. Entiti spasial raster disimpan di dalam layers yang
secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber adalah
citra satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat), citra radar, dan model ketinggian
digital.
Pada umumnya lokasi di dalam model data taster diidentifikasi dengan
menggunakan pasangan kordinat kolom dan baris (x,y). Biasanya, lokasi-lokasi atau
posisi-posisi kordinat geografik yang di permukaan bumi dari beberapa piksel yang
6
terletak di sudut-sudut citra raster ( atau di titik – titik yang mudah dikenali seperti
persimpangan jalan ) juga diketahui melalui proses pengikatan.sebenarnya (Eddy
Prahasta, 2001).
7
a. Reduksi duplikasi data
b. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi
c. Penjagaan integritas data
d. Meneyebabkan data menjadi self-documented dan self decriptive
e. Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak
f. Meningkatkan tingkat keamanan data.
Komponen basisdata adalah :
a. Perangkat keras
b. Pengguna (user)
c. Sistem operasi
d. Sistem pengelolaan basisdata
e. Program aplikasi lain
f. Basisdata
5. Sistem Manajemen Basisdata
Menurut pustaka Korth, 1991, sistem manaemen basisdata adalah kumpulan
dari data yang saling berelasi dengan sekumpulan program – program yang
mengakses data-data tersebut. Database Manajemen Sistem (DBMS) adalah tempat
penyimpanan data beserta user interfacenya yang dipersiapkan untuk memanipulasi
dan administrasi basisdata. Dengan demikian DBMS juga dianggap sebagai
perangkat lunak. DBMS merupakan sebuah perangkat lunak untuk memasukkan,
mengubah, menghapus, memamanipulasi dan memperoleh data dan informasi dengan
praktis dan efisien.
8
b. DBMS membantu dalam melindungi data dari kerusakan yang
disebabkan oleh akses yang tidak syah.
c. DBMS memungkinkan untuk akases data secara simultan
d. DBMS tidak selalu ditujukan untuk analisa data
9
hubungan antara proses kimia, fisika dan proses sosial ekonomi sehingga dapat
digunakan untuk membuat prediksi lokasi potensial untuk pengelolaan dan
pemanfaatan sumbedaya alam, tata ruang, kesehatan maupun militer.
10