PENDAHULUAN
dewasa, ini telah membawa aplikasi tersendiri bagi dunia pendidikan. Sebagai lembaga
sumber daya terdidik yang relevan dengan kebutuhan pembangunan. Oleh karena itu,
Atas (SMA).
diintensifkan dengan anggaran maupun sarana serta fasilitas belajar terus ditingkatkan.
Namun kondisi pendidikan di tanah air hingga dewasa ini masih diliput oleh berbagai
guru, masih banyak anak yang perlu bersekolah, tingginya angka putus sekolah (Droup
Out) dan adanya perbedaan angka partisipasi kasar dan murni antara daerah perkotaan
dan pedesaan. Sedangkan secara kualitas indikatornya antara lain adalah rendahnya daya
1
serap anak didik, kurang relevannya program-program pendidikan dan semakin banyak
lulusan sekolah menengah umum yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
diantaranya adalah faktor guru, yang beupa: (1) Kurang memahami konsep ajaran. (2)
Lemah dalam aspek peadadogis, dan (3) Tidak menguasai metode-metode yang relevan
menyeluruh memang sukar dibuktikan, karena belum tersedianya studi yang secara
komprehensif tentang hal tersebut. Tingginya kompetensi guru dapat dilihat dari
perencanaan materi, alat, maupun metode yang sesuai sehingga tujuan-tujuan yang telah
Suryabrata (1284: 247-248) sebagai berikut: Karena kenyataan bahwa belajar dan
mengajar adalah masalah setiap orang, maka jelaslah kiranya perlu dan pentingnya
menjelaskan dan merumuskan masalah belajar itu, terlebih-lebih bagi kaum pendidikan
profesional supaya kita menempuhnya dengan lebih efisien dan seefektif mungkin.
sebelum mengajar. Namun dalam kenyataan sehari-hari, masih ada di antara guru-guru
yang belum mampu atau tidak memiliki keterampilan dalam merencanakan kegiatan
belajar mengajar, bahkan ada diantara guru yang tidak ada persiapan dalam mengajar.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai permasalahan yang diduga di
atas, studi ini ingin meneliti tentang kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan
2
belajar mengajar di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya. Didasari atas pertimbangan bahwa
SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya yang merupakan salah satu SMA yang menjadi
Kompetensi guru mencakup dimensi yang luas dan studi ini dibatasi pada salah
satu dimensi yaitu kompetensi mengajar yang merupakan bagian dari kompetensi profesi
guru. Sesuai dengan latar belakang masalah secara umum rumusan masalah yang
dianjurkan adalah sampai dimana penguasaan kompetensi guru SMA dilihat dari
mengajar?
2. Adakah guru-guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya memulai pelajaran dengan
4. Adakah guru-guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya memberikan instruksi dan
5. Adakah guru-guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya membimbing praktek murid
3
1.3. Tujuan Penelitian
penguasaan kompetensi guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bila dilihat dari beberapa variabel penelitian, maka tujuan
1. Untuk mengetahui ragam kompetensi guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya
kompetensi mengajar SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya, oleh karena itu penelitian ini
pemerintahan saat ini, seperti kebijakan peningkatan mutu guru, sehingga temuan
penelitian ini dapat dipakai oleh pihak terkait (Depdikbud) untuk memperbaiki keadaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam meningkatkan layanan, memberi arahan dan dorongan kepada anak didik.
Yoesoef (1227) menyatakan: Secara garis besar ada tiga aspek yang penting mengenai
kompetensi guru, yaitu (1) memiliki kemampuan pribadi berupa kemampuan menguasai
materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai konsep dasar keilmuan dan terlatih sebagai
tenaga profesional yang selalu bertolak dari pertimbangan objektif dan berwawasan luas,
Adapun substansi yang berkenaan dengan kompetensi guru yang relefan dengan
kebutuhan dan konteks di suatu daerah senantiasa berbeda, dimana peranan kompetensi
dan fasilitator serta sebagai evaluator. Oleh karena itu, banyak usaha yang dilakukan
dalam rangka peningkatan kompetensi guru baik secara formal yang melalui kegiatan
penataran, lokakarya, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal
5
Ada berabagai rumusan tentang profil kompetensi mengajar guru. Johanso
(1282:12) menyatakan bahwa kompetensi guru terungkap dalam lima komponen pokok,
yaitu:
5. Kepribadian.
merupakan pilihan yang terpisah, namun harus dipandang sebagai totalitas yang utuh.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun proporsi setiap komponon itu yang boleh
diabaikan guru. Sebab akan berdampak negatif terhadap guru dan terhadap profesinya.
1. Integritas pribadi.
4. Profesional
6
9. Dapat mendesain proses belajar mengajar
melainkan hanya terfokus pada kompetensi guru dalam melaksanakan proses belajar
7
7. Memberikan pertanyaan dan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman.
10. Memberikan instruksi yang jelas tentang tugas (PR) siswa dan memantau
perkembangannya.
diatas, menjadi acuan bagi penelitian ini untuk melihat kompetensi guru. Alasannya
ialah selain butir itu merupakan temuan penelitian, juga karena sifat operasionalnya,
artinya butir-butir itu dapat ditemukan kadar tercapainya tingkat kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas.
belajar mengajar demi perolehan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain, makin kecil
kemencengan (bias) hasil belajar dari proses belajar mengajar itu semakin berhasil dan
makin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh guru. Bertitik tolak pada sepuluh kriteria
yang di dalamnya terdiri dari cara merumuskan tujuan, menetapkan alokasi waktu,
menentukan metode dan sumber serta menentukan alat evaluasi. Hal ini
8
2. Memulai pelajaran membutuhkan kesiapan materi, baik berupa materi yang telah
diajarkan maupun materi yang akan diajarkan dan dituntut pula readinees dari
4. Menyajikan pelajaran secara sistematis yakni (sesuai dengan apa yang telah
5. Memberikan instruksi dan rincian yang jelas terhadap konsep-konsep dari pokok
bahasan atau materi yang disajikan. Dalam sistem CBSA, konsep-konsep dari
pokok bahasan diharapkan dapat disusun sendiri oleh siswa dari materi yang
disajikan guru.
konsep yang dihasilkan dari praktek tinggal lebih lama dalam jiwanya.
mana tingkat pemahaman yang dimiliki siswa terhadap konsep-konsep yang telah
diajarkan.
8. Membimbing praktek siswa dengan keterampilan dan prosedur yang baru ialah
9
10. Memberikan instruksi yang jelas tentang tugas (PR) dimana guru dituntut untuk
(PR) yang diberikan lebih banyak melibatkan buku-buku yang ada di pustaka
(dengan menentukan judul dan halaman). Guru juga dituntut untuk memantau
kerelaan dan sadar akan hakekat pentingnya pendidikan dengan menyisihkan waktu
Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan kompetensi guru
dalam mengajar yaitu kemampuan profesionalisem yang termuat dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 2.1 Kemampuan Dasar Profesionalisme Guru
1 MENGUASAI BAHAN
1.1. Menguasai bahan mata 1.1.1. Mengkaji bahan kurikulum mata
pelajaran dan kurikulum pelajaran
sekolah 1.1.2. Mengkaji isi buku-buku teks mata
pelajaran yang bersangkutan.
1.1.3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
disarankan dalam kurikulum mata
pelajaran yang bersangkutan.
1.2. Menguasai bahan pendalaman/ 1.2.1. Mempelajari ilmu yang relevan
aplikasi pelajaran 1.2.2. Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke
dalam bidang ilmu lain (untuk
10
program-program studi tertentu)
1.2.3. Mempelajari cara menilai kurikulum
mata pelajaran
2 MENGELOLA PROGRAM
BELAJAR MENGAJAR
2.1. Merumuskan tujuan 2.1.1. Mengkaji kurikulum mata pelajaran
instruksional 2.1.2. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan
instruksional
2.1.3. Mempelajari tujuan instruksional mata
pelajaran yang bersangkutan.
2.1.4. Merumuskan tujuan instruksional mata
pelajaran yang bersangkutan.
2.2. Mengenal dan dapat 2.2.1. Mempelajari macam-macam metode
menggunakan metode mengajar.
mengajar 2.2.2. Menggunakan macam-macam metode
mengajar.
2.3. Memilih dan menyusun 2.3.1. Mempelajari kriteria pemilihan materi
prosedur instruksional yang dan prosedur mengajar.
tepat 2.3.2. Menggunakan kriteria pemilihan dan
prosedur mengajar.
2.3.3. Merencanakan program pelajaran
2.3.4. Menyusun satuan pelajaran.
2.4. Melaksanakan program belajar 2.4.1. Mempelajari fungsi dan peran guru
mengajar dalam instruksi belajar-mengajar.
2.4.2. Menggunakan alat bantu belajar
mengajar.
2.4.3. Menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar.
11
2.4.4. Memonitor proses belajar siswa
2.4.5. Menyesuaikan rencana program
pengajaran dengan situasi kelas
2.5. Mengenal kemampuan (entry 2.5.1. Mempelajari faktor-faktor yang
behavior) anak didik mempengatruhi pencapaian prestasi
belajar
2.5.2. Mempelajari prosedur dan teknik
mengindentifikasi kemampuan siswa
2.5.3. Menggunakan prosedur dan teknik
untuk mengindentifikasi kemampuan
siswa.
2.6. Merencanakan dan 2.6.1. Mempelajari faktor-faktor penyebab
melaksanakan pengajaran kesulitan siswa
remedial 2.6.2. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
2.6.3. Menyusun pengajaran remedial
2.6.4. Melaksanakan pengajaran remedial.
3 MENGELOLA KELAS
3.1. Mengatur tata ruang kelas 3.1.1. Mempelajari macam pengaturan
untuk pengajaran tempat duduk dan setting ruangan
kelas sesuai dengan tujuan-tujuan
instruksional yang hendak dicapai.
3.1.2. Mempelajari kriteria penggunaan
macam-macam pengaturan tempat
duduk dan setting ruangan.
12
3.2.2. Mempelajari stretegi dan prosedur
pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
3.2.3. Menggunakan stretegi prosedur
pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
3.2.4. Menggunakan prosedur pengelolaan
kelas yang bersifat kuratif.
4 MENGGUNAKAN MEDIA
SUMBER
4.1. Menciptakan iklim belajar 4.1.1. Mempelajari macam-macam media
mengajar yang serasi pendidikan.
4.1.2. Mempelajari kriteria pemilihan media
pendidikan
4.1.3. Menggunakan media pendidikan
4.1.4. Merawat alat-alat bantu belajar
mengajar
4.2. Membuat alat-alat bantu 4.2.1. Mengenali bahan-bahan yang tersedia
pelajaran sederhana di lingkungan sekolah untuk membuat
alat-alat bantu.
4.2.2. Mempelajari perkakas untuk membuat
alat-alat bantu mengajar.
4.2.3. Menggunakan perkakas untuk
membuat alat-alat bantu mengajar.
13
mengajar. pengalaman kerja di laboratorium.
4.3.3. Berlatih mengatur tata ruang
laboratorium.
4.3.4. Mempelajari cara merawat dan
menyimpan alat-alat.
4.4 Mengembangkan 4.4.1. Mempelajari fungsi laboratorium
laboratorium dalam proses belajar mengajar.
4.4.2. Mempelajari kriteria pemilihan alat.
4.4.3. Mempelajari berbagai desain
laboratorium
4.4.4. Menilai keefektifan kegiatan
laboratorium
4.4.5. Mengembangkan eksperimen baru.
4.5 Menggunakan perpustakaan 4.5.1. Mempelajari fungsi-fungsi
dalam proses belajar perpustakaan dalam proses belajar.
mengajar. 4.5.2. Mempelajari macam-macam sumber
perpustakaan.
4.5.3. Mempelajari kriteria pemilihan sumber
perpustakaan.
4.5.4. Menilai sumber-sumber kepustakaan.
4.6 Menggunakan micro 4.6.1. Mempelajari fungsi micro teaching
teaching unit dalam proses dalam proses belajar mengajar.
belajar mengajar. 4.6.2. Menggunakan micro teaching dalam
proses belajar mengajar.
4.6.3. Menyusun program micro teaching
dengan atau tanpa hardware.
4.6.4. Melaksanakan program dan
pelaksanaan micro teaching.
14
4.6.5. Menilai program dan pelaksanaan
micro teaching .
4.6.6. Mengembangkan program-program
bantu..
5 MENGUASAI LANDASAN- 5.1. Mempelajari konsep dan masalah
LANDASAN KEPENDIDIKAN pendidikan dan pengajaran dengan sudut
tinjauan sosiologis, filosofis, historis dan
psikologis.
5.2. Mengenali fungsi sekolah sebagai
lembaga sosial yang secara potensial dapat
memajukan masyarakat dalam arti luas serta
pengaruh timbal balik antara sekolah dan
masyarakat.
6. MENGELOLA INTERAKSI 6.1 Mempelajari cara-cara memotivasi siswa
BELAJAR MENGAJAR untuk belajar.
6.2 Menggunakan cara-cara memotivasi siswa.
6.3 Mempelajari maam-macam bentuk
pertanyaan.
6.4 Menggunakan macam-macam bentuk
pertanyaan secara tepat.
6.5 Mempelajari beberapa mekanisme
psikologis belaar mengajar di sekolah
(tranfer, reinforcement, retention dan
sebagainya)
6.6 Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif
dalam proses belajar.
6.7 Mempelajari cara-cara berkomunikasi
antar pribadi.
15
6.8 Menggunakan cara-cara berkomuniaksi
antar pribadi
7. MENILAI SISWA 7.1. Mempelajari fungsi penilaian
PRESTASI
7.2. Mempelajari bermacam-macam teknik
UNTUK KEPENTINGAN
dan prosedur penilaian.
PENGAJARAN. 7.3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian
16
bimbingan di sekolah, terutama
bimbingan belajar.
2 MENGENAL DAN
MENYELENGGARAKAN
ADMINISTRASI SEKOLAH
2.1. Mengenal penyelenggaraan 2.1.1. Mempelajari struktur organisasi dan
administrasi sekolah. administrasi persekolahan
2.1.2. Mempelajari fungsi dan tanggung
jawab administrasi guru, Kepala
Sekolah, dan Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan Nasional.
2.1.3. Mempelajari peraturan-peraturan
kepegawaian pada umumnya dan
peraturan kepegawaian guru pada
khususnya.
2.2. Menyelenggarakan 2.2.1. Menyelenggarakan administrasi
administrasi sekolah sekolah
2.2.2. Mempelajari prinsip-prinsip dan
prosedur pengelolaan program
akademi.
17
2.4. Pengertian dan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan
merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat
sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana
kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS juga merupakan salah satu wujud dari
yang lebih baik dan memadai bagi siswa. Hal ini juga berpotensi untuk meningkatkan
dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar
mengajar. Tujuan utama penerapan MBS pada intinya adalah untuk penyeimbangan
struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat
serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu
sendiri yaitu sekolah. Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat
18
Tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah
untuk:
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang
akan dicapai.
Prinsip dan Implementasi MBS Prinsip utama pelaksanaan MBS ada 5 (lima) hal
yaitu:
4. Pemberdayaan masyarakat
19
Prinsip MBS Dalam mengimplementasikan MBS terdapat 4 (empat) prinsip yang
penghargaan.
Kekuasaan yang dimiliki kepala sekolah akan efektif apabila mendapat dukungan
partisipasi dari berbagai pihak, terutama guru dan orangtua siswa. Seberapa besar
Pemberian kekuasaan secara utuh sebagaimana dalam teori MBS tidak mungkin
dilaksanakan dalam seketika, melainkan ada proses transisi dari manajemen yang
dikontrol pusat ke MBS. Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala
2. Pengetahuan Kepala sekolah dan seluruh warga sekolah harus menjadi seseorang
20
dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki
3. Sistem Informasi Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang
jelas berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua
Infornasi yang amat penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang berkaitan
sekolah, yaitu guru, karyawan dan siswa. Dengan sistem ini diharapkan akan
21
muncul motivasi dan ethos kerja dari kalangan sekolah. Sistem penghargaan
karena itu, sekolah harus melakukan analisis kebutuhan mutu dan berdasarkan
semacam ini sering disebut evaluasi diri. Evaluasi diri harus jujur dan
kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada
namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional.
lokal.
22
3. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan
and punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah
pegawai negeri yang sampai saat ini masih ditangani oleh Pemerintah
Pusat/Daerah.
sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini juga didasari oleh kenyataan bahwa
23
pengalokasian/penggunaan uang sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah.
sekolah atau untuk memasuki dunia kerja hingga sampai pada pengurusan
9. Pengelolaan Iklim Sekolah Iklim sekolah (fisik dan non fisik) yang kondusif-
yang efektif. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan
24
Iklmi sekolah sudah merupakan kewenangan sekolah sehingga yang diperlukan
empat sumber daya yang harus didesentralisasikan yang pada hakikatnya merupakan inti
dan isi dari MBS yaitu power/authority, knowledge, information dan reward.
Keempatnya merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan yang terdiri dari:
sekolah secara langsung yaitu melalui dewan sekolah. Sedikitnya terhadap tiga
25
3. Hakikat lain yang harus didensentralisasikan adalah informasi (information).
Pada model sentralistik informasi hanya dimiliki para pimpinan puncak, maka
seluruh stakeholder. Apa yang perlu disebarluaskan? Antara lain berupa visi,
misi, strategi, sasaran dan tujuan sekolah, keuangan dan struktur biaya, isu-isu
bisa secara vertikal dan horizontal baik dengan cara tatap muka maupun tulisan.
tersebut adalah :
sekolah dalam jangka waktu lima tahun kedepan dan renop (rencana
operasional) yeng merupakan rencana tahunan. Dan setiap akhir bulan atau
26
2. Pengelolaan kurikulum. Sekolah dapat mengembangkan, namun tidak boleh
lokal.
memilih strategi, metode dan teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling
karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Pada
fungsi ini, guru telah diberi kebebasan memilih metode-metode yang tepat
konstruktif.
hubungan kerja hingga evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah dapat dilakukan
oleh sekolah kecuali guru pegawai negeri yang sampai saat ini masih ditangani
pengadaan guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap berdasar kepada
kompetensi dasar bagi guru dan pegawai administrasi, pelatihan yang erus
menerus.
27
5. Pengelolaan peralatan dan perlengkapan. Pengelolaan fasilitas seharusnya
dengan proses belajar mengajar. Fungsi ini telah dilaksanakan dalam bentuk
yang ada di sekolah melalui pendistribusian pada RAPBS yang disusun oleh
7. Pelayanan siswa. Fungsi ini telah dilaksanakan dalam bentuk pelayanan siswa
28
8. Hubungan sekolah dan masyarakat. Fungsi ini telah dilaksanakan melalui
moral dan finansial yang dari dulu telah didesentralisasikan dan dari tahun
efektif. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang
bukan berarti tidak mendapat hambatan atau tantangan. Adapun tantangan atau
atas pelaksanaan MBS ini tetapi masih sering ingin tampil di depan. Peran yang
2. Peran orang tua siswa masih kurang, sehingga harus lebih didorong agar
berperan aktif bukan hanya dalam pendanaan sekolah tetapi juga dalam proses
29
pembelajaran. Artinya partisipasi orang tua harus diarahkan untuk memikirkan
kemajuan sekolah secara umum dan terutama dalam peningkatan mutu sekolah.
Orang tua harus lebih berperan aktif dalam mengembangkan program sekolah
otonomi di tingkat sekolah itu sendiri. Tanpa itu maka sekolah tidak akan dapat
umum dari rekomendasi di atas tampak sekali bahwa pada masa transisi ini
leluasa.
4. Sumber daya manusia baik guru maupun pegawai tata usaha masih perlu
Aceh Barat Daya dalam melaksanakan kegiatan PBM yang efektif, maka dapat diajukan
suatu hipotesis yaitu: Guru SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya yang memiliki kompetensi
30
tinggi dalam penyusunan Satuan pelajaran dan mempraktekkannya dengan baik akan
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Barat Daya. Alasan utama dari hasil pengamatan langsung dan informasi yang di terima,
bahwa sebagian guru di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya belum memiliki kinerja yang
baik dalam melaksanaan kegiatan belajar mengajar karena guru belum mampu
menyusun agenda PBM yang baik yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah
masing-masing. Hal ini desebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima dan
mengingat juga dengan tugas-tugas guru yang sangat banyak dan kompleks dan belum
memiliki tenaga tata usaha yang seyogyanya dapat membantu tugas kepala sekolah.
timnya dalam menyusun satuan pelajaran yang sesuai dengan kondisi dan
situasi di kelas.
yang baik.
32
c. Memberi contoh model satuan pelajaran yang baik.
siklus dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu: (1) perencanaan penelitian, (2)
3.3.1. Siklus I
1. Perencanaan Penelitian
SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya. Pada Jam Sekolah yaitu dari jam 08.00-13.00 WIB
a. Rapat koordinator antara pengawas, kepala sekolah, dan guru di SMA Negeri 2
yang baik.
2. Pelaksanaan Penelitian
baik.
33
3) Mengkaji contoh model satuan pelajaran yang baik dalam kelompok.
a. Pertemuan pada siklus I dihasilkan konsep (format) satuan pelajaran yang baik
Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya
menyusun satuan pelajaran yang baik di pertemuan tersebut, baik secara individu
peneliti dalam hal ini, terhadap setiap guru tentang kerjasama, aktivitas, presentasi
Adapun skala yang digunakan adalah sekala Likert dengan lima katagori sikap
yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Penilaian dilakukan
dengan memberikan skor pada kolom yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut:
skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 =
sangat rendah. Sehingga skor maksimal adalad 4 x 5 = 20. Untuk mendapatkan nilai
digunakan rumus:
34
Setelah diperoleh nilai, maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif
untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang diamati dalam
Kategori
No Skor Penyusunan
2 80 - 82 B (baik)
3 65 - 72 C ( cukup baik )
4 55 - 64 D ( kurang )
5 0 - 54 E ( sangat baik )
baik pada akhir pertemuan siklus pertama dengan menggunakan format evaluai satuan
pelajaran yang baik. Adapun aspek yang dinilai adalah (1) kelengkapan elemen dalam
satuan pelajaran yang baik, (2) kejelasan tujuan pembelajaran yang baik, (3)
35
3.3.2. Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini dilaksanakan penyusunan satuan pelajaran yang baik oleh guru-
guru di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya, penulis yang belum mencapai hasil maksimal
pada siklus I. Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Tanggal 23
September 2013 di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya, pada jam sekolah dari jam 08.00-
13.00 WIB. Hal hal yang direncanakan pada dasarnya sama dengan siklus I.
Berdasarkan observasi dan refleksi pada siklus I dilakukan perbaikan terhadap strategi
2. Pelaksanan
Pada prinsipnya langkah langkah pelaksanan tindakan pada siklus I diulang pada
siklus II dengan modifikasi dan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
pengajaran dengan mengulang pelajaran yang lalu yang baik dibantu oleh guru
3) Revisi satuan pelajaran dengan baik setelah uji presentasi di kelas dan
satuan pelajaran.
36
3. Observasi dan evaluasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selaku pengawas sekolah SMA Negeri 2 Aceh
Barat Daya, saat guru mempraktekkan di depan kelas pada saat pertemuan siklus II, baik
secara individu maupun kelompok. Pengamatan dilakukan terhadap sikap guru dalam
dilakukan pada akhir pertemuan siklus II dengan menggunakan format penilaian yang
sama dengan aspek pada siklus I. Cara melakukan penilaian terhadap hasil menejerial
4. Refleksi
pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Bila guru-guru di SMA Negeri 2 Aceh
Barat Daya memperoleh skor dalam penilaian yang baik final sama atau lebih besar dari
65, maka guru-guru tersebut dinyatakan berhasil, jika kurang dari 65 dinyatakan gagal.
37
BAB IV
1. Siklus I
2 Aceh Barat Daya, sebagian besar guru-guru belum paham tentang cara menyusun
satuan pelajaran yang baik, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang mereka
satuan pelajaran yang baik hanya berdasarkan tekstual dan prosedural saja.
dalam menyusun satuan pelajaran yang baik melalui kelompok yang dilajutkan dengan
penyampaian informasi tentang cara menyusun satuan pelajaran yang baik serta
mengkaji contoh model satuan pelajaran yang baik yang diberikan, kemudian
menyepakati format yang digunakan kepala sekolah mulai menyusun satuan pelajaran
kompetensi guru dalam menyusun satuan pelajaran yang baik pada siklus pertama
38
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi (Siklus I)
Data yang diperoleh dari hasil observasi siklus I kompetensi guru dalam
menyusun satuan pelajaran yang disusun oleh guru dalam katagori cukup dengan rata-
rata nilai 74.16. Guru kurang antusias melaksanakan penyusunan satuan pelajaran yang
nilainya masih cukup. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada siklus I, maka
peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II. Dikarenakan penilaian kompetensi
guru dalam penyusunan satuan pelajaran belum memenuhi hasil pada katagori yang
2. Siklus Kedua
hambatan yang dihadapi dalam penyusunan satuan pelajaran yang baik di siklus
pertama. Peneliti menjelaskan lebih rinci tentang cara penyusunan satuan pelajaran yang
baik utamanya pada aspek 1 yaitu bagaimana cara merumuskan visi dan tujuan satuan
39
pelajaran tiap-tiap bidang studi (kelengkapan elemen satuan pengajaran yang baik).
Aspek 2 yaitu bagaimana merumuskan tujuan satuan pelajaran yang baik agar menjadi
jelas. Aspek 3 yaitu bagaimana menyesuaikan program dengan tujuan satuan pelajaran
yang baik. Aspek 4, bagaimana menyusun program satuan pelajaran agar betul betul
Format satuan pelajaran yang baik yang digunakan sesuai dengan format yang
pengajaran di kelas dan mengembangkan model pengajaran yang efektif serta dibimbing
oleh peneliti dan dibantu oleh kepala sekolah yang sudah mampu menyusun satuan
Dari hasil observasi terhadap kompetensi guru dalam menyusun satuan pelajaran
pada siklus II ini banyak mengalami perubahan bahkan guru-guru lebih meningkatkan
40
6 Norpan Mufti, M.Si 4 5 5 4 18 20 A
Jumlah 525
Rata-rata 87.5
Data yang diperoleh dari hasil observasi siklus II kompetensi guru dalam
menyusun satuan pelajaran yang disusun oleh guru dalam katagori cukup dengan rata-
rata nilai 87.5. Guru sangat antusias melaksanakan penyusunan satuan pelajaran ,
sehingga berada pada katagori baik. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada
siklus I, maka peneliti mencukupkan penelitian pada siklus II. Hal ini dilakakukan
karena penilaian kompetensi guru dalam penyusunan satuan pelajaran sudah memenuhi
kegiatan mengajar di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya dicatat dalam tabel berikut:
41
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus I dan siklus II sikap guru
dalam menyusun dan mempraktekkan di kelas cukup baik, dengan rata-rata nilai 83.33,
guru-guru di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya sangat antusias melaksanakan penyusunan
satuan pelajaran dan mempraktekkannya dengan baik. Sedangkan dari hasil penilaian
diperoleh peneliti pada siklus II ini sudah ada peningkatan kemampuan guru-guru SMA
Negeri 2 Aceh Barat Daya dalam menyusun dan mempraktekkan satuan pelajaran yang
42
BAB V
5.1. Kesimpulan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya, dapat
2. Faktor yang terabaikan dalam pengembangan kompetensi guru dalam PBM yaitu
5.2. Saran
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan dalam limit waktu yang sempit dan penilaiannya hanya
melibatkan guru sebagai subjek, maka perlu kiranya penelitian ini dilakukan
43
3. Diharapkan kepada guru supaya menyisihkan waktu luang untuk membantu siswa
44
DAFTAR PUSTAKA
Bahrum, W., (1228). Kompetensi guru naskah mata kuliah penelitian. Unsyiah.
Johnson, W.R. (1282). The principalshipof competention and function. Row publishere,
New York, USA.
45