Anda di halaman 1dari 11

Faktor Risiko

Karsinoma Laring

Disusun oleh :
Ragita Anandhita Putri 1115076
Pembimbing:
dr. Indra Sapta,. SpTHT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT


RS IMMANUEL
BANDUNG
2016
PENDAHULUAN

Tumor laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan sebuah tumor
yang berasal dari epitel struktur laring dan merupakan massa abnormal jaringan yang
pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi, meskipun rangsangan yang
memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al, 2007).

Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau
daerah lainnya di tenggorokan. Secara anatomi karsinoma laring dibagi atas 3 bagian
yaitu supra glotik (tumor pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan
sinuspiriformis), Glotis : tumor pada korda vokalis, subglotis : tumor dibawah korda
vokalis.
Insidensi tertinggi biasanya terjadi pada pasien berusia 50 hingga 70 tahun ke
atas, faktor predisposisi yang dicurigai memicu terjadinya karsinoma laring ialah
sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Faktor risiko
lainnya antara lain lingkungan kerja, nutrisi, radiasi, infeksi virus, dll .
Pasien karsinoma laring biasanya datang dalam stadium lanjut sehingga hasil
pengobatan yang diberikan kurang memuaskan, oleh karena itu perlu iagnosis dini
untuk penanggulangannya. Secara umum penatalaksanaan karsinoma laring meliputi
pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun terapi kombinasi, tergantung stadium
penyakit dan keadaan umum penderita.
Tujuan utama penatalaksanaan karsinoma laring adalah mengeluarkan bagian
laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi
sfingter laring
FAKTOR RISIKO

1. Jenis Kelamin

Pada kasus karsinoma laring angka kejadian masih tinggi pada laki-laki
dibandingkan dengan wanita karena masih tingginya kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol pada laki-laki (American cancer Society, 2011).

Insidensi tertinggi karsinoma laring ini lebih banyak terjadi pada laki- laki
dibandingkan dengan wanita yaitu sekitar 5:1. Pada tahun 2008, di United States
diperkirakan terdapat tumor ganas laring 88.941 kasus, yang terdiri dari 71.273 laki-
laki dan 17.668 wanita (National Cancer Institute, 2012)

2. Ras
Tumor ganas laring lebih sering pada ras African American dan kulit putih
dibandingkan dengan ras asia dan latin (American Cancer Society, 2011)

3. Usia
Karsinoma sering terjadi pada usia pertengahan dan usia tua, dengan puncak
insidensi terjadi pada dekade ke enam sampai dekade ke delapan (Robin et al, 1991
dalam Ratiola, 2000).
Seiring bertambahnya usia, sel sel tubuh dapat menjadi rusak, kerusakan ini bisa
terjadi karena hal-hal akibat pajanan asap rokok, minuman alcohol,dll.
Sehingga semakin panjang usia semakin besar pula kemungkinan untuk menderita
penyakit kanker. Berdasarkan National Cancer Institutes Surveilance Epidemiology
and End Result Cancer Statistic Review (2012), dari tahun 2005-2009 rata-rata
penderita tumor ganas laring adalah pada usia 65 tahun, tidak ditemukan (0%) pada
usia kurang dari dua puluh tahun. Namun ditemukan 0,4% antara usia 20-34 tahun;
2,7% antara usia 35-44 tahun; 16,3% antara usia 45-54 tahun; 29,8% antara usia 55-
64 tahun; 28,6% antara usia 65-74 tahun, 17,3% pada usia 75-84 tahun dan 4,8% pada
usia 85 tahun keatas.

4. Rendahnya Sistem Imun


Rendahnya sistem imun merupakan salah satu faktor risiko timbulnya keganasan,
orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, yang disebabkan oleh penyakit HIV
AIDS atau obat-obatan tertentu, berisiko lebih besar terkena karsinoma laryngeal.
5. Gizi Buruk, kurangnya vitamin dan gizi

Masalah gizi merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien kanker.
Penurunan status gizi sering terjadi sebagai dampak dari penyakit kanker maupun
terapinya.Sebanyak 20% dari pasien kanker lebih banyak yang meninggal akibat
keadaan gizi kurang daripada keganasan penyakitnya. Gizi kurang pada pasien kanker
berakibat pada peningkatan biaya, termasuk waktu yang hilang karena tidak bisa
bekerja, kelelahan, ketidakmampuan untuk beraktifitas normal dan status kesehatan
yang semakin memburuk yang akan mengakibatkan kualitas hidup yang buruk

Survei secara epidemiologis menunjukkan bahwa defisiensi vitamin A dapat


meningkatkan risiko kanker kepala dan leher. Asupan beta karoten dari makanan yang
rendah dan kadar beta karoten serum yang rendah berhubungan dengan peningkatan
risiko keganasan berbagai macam sel epitel, termasuk salah satunya adalah kanker
kepala dan leher .

Vitamin A berperan sebagai agen kemopreventif yang dapat menghambat


progresifitas dari sel kanker sehingga pasien yang sudah terdiagnosa kanker stadium
awal, bila kebutuhan vitamin A dapat terpenuhi maka perkembangan penyakitnya
dapat terhambat atau tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut sehingga
kualitas hidupnya pun dapat dipertahankan dalam kondisi yang baik.

6. Rokok
Menurut survey dari WHO di tahun 2008, sepertiga dari penduduk dunia
terutama orang dewasa adalah perokok. Angka kematian di dunia akibat rokok
mencapai 500 juta orang per tahun. Dalam setiap enam detik, terdapat satu kematian
akibat rokok. Merokok merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya penyakit
jantung, osteoporosis, kanker laring, kanker paru-paru, kelainan reproduktif, diabetes
dan penyakit lambung (Gupta, 2001).

Rokok merupakan faktor risiko utama karsinoma laring di dunia. Menghisap


rokok akan memberi pajanan karsinogenik yang ada di dalam rokok secara langsung
terhadap laring. Rokok mengandung bahan kimia yang meningkatkan risiko kanker.
Secara garis besar terdapat tiga jenis nitroso dalam rokok, diantaranya adalah sebagai
berikut:

1) Non-volatile TSNA ( Tobacco-Specific N-nitrosamin Acids) yang


terdiri dari :

4-(methylnitrosamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanon (NNK)

N2- nitrosonornicotine (NNN).

2) N-nitrosamino acids yang terdiri dari :


N-nitrososarcosine (NSAR)

3(methylnitrosamino) propionic acids (MNPA)

4-(methylnitrosamino) butyric acids (MNBA).

3) Volatile N-nitrosamin yang terdiri dari

N-nitrosodimethylamine (NMDA)

N-nitrosopyrrolidine (NPYR)

N-nitrosopiperidine (NPIP)

N- nitrosomorpholine (NMOR).

Kandungan lain yang terdapat dalam rokok diantaranya adalah benzene, arsenik,
dan hidrokarbon. Selain dari kandungan rokok tersebut, bahan karsinogenik juga
dihasilkan dari pembakaran rokok (tembakau) oleh para perokok aktif diantaranya
adalah nikotin, karbon monoksida, hydrogen sianida dan ammonia.

Pemaparan bahan-bahan tersebut baik pada perokok aktif maupun pasif dapat
menyebabkan kerusakan dari mukosa laring dimana sel-selnya akan bermetaplasia
dan akan berkembang kearah keganasan. Kandungan kimia berbahaya pada rokok
menyebabkan terjadinya mutasi gen berkali-kali. Kombinasi mutasi gen dan
kerusakan DNA dapat menyebabkan ketidakstabilan genetik dan dapat mengakibatkan
keganasan.

Selain itu asap rokok merupakan suatu radikal bebas. Radikal bebas adalah
senyawa oksigen reaktif yang merupakan senyawa dengan elektron yang tidak
berpasangan. Asap rokok merupakan radikal bebas yang berasal dari sumber
eksogenus. Radikal bebas memiliki sifat reaktivitas tinggi, karena kecenderungan
menarik elektron dan dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal oleh
karena hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain.

Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas
tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian
sel. Zat- zat radikal bebas yang terdapat pada asap rokok, di antaranya adalah
peroksinitrit, hidrogen peroksida, dan superoksida. Oleh sebab itu, tubuh kita
memiliki sistem pertahanan berupa enzim atau substrat yang berfungsi sebagai
antioksidan, seperti superoksid dismutase, hidrogen peroksidase, gluthatione, dan
lain-lain. Keseimbangan antara produksi radikal bebas dan zat antioksidan dalam
tubuh dapat bergeser ke arah meningkatnya konsentrasi radikal bebas, jika kondisi
tubuh kita terpapar oleh berbagai macam substansi dalam lingkungan yang
mengandung banyak sekali radikal bebas, dalam hal ini yaitu asap rokok.

5. Alkohol

Dalam tubuh, alkohol (etanol) diubah menjadi bahan kimia beracun yang
disebut acetaldehyde yang akan merusak DNA dan menghentikan sel normal untuk
memperbaiki kerusakan. Alkohol dapat menyebabkan molekul sangat reaktif yang
disebut Reactive Oxygen Species (ROS). Molekul ini bisa merusak DNA, yang bisa
menyebabkan kanker menjadi berkembang.
Alkohol (etanol) jika dikombinasi dengan penggunaan rokok maka akan
berpotensi untuk memberikan efek karsinogenik yang akan memudahkan penetrasi zat
karsinogenik dalam jaringan tubuh. Etanol juga mengganggu sintesis retinoid, derivat
vitamin A yang mana zat ini memberikan efek protektif dari perkembangan sel
kanker.
Alkohol bukan merupakan faktor risiko tunggal yang menyebabkan terjadinya
kanker laring, namun kombinasi antara penggunaan rokok dan konsumsi alkohol serta
faktor lain yang akan memicu munculnya zat karsinogenik yang akan memiliki risiko
tinggi terjadinya kanker laring (American Cancer Society, 2011)

6. Paparan terhadap substansi (bahan) berbahaya


Senyawa kimia
Paparan senyawa kimia bersifat karsinogenik. Kontak dengan senyawa kimia
dapat terjadi akibat perkerjaan seseorang, makanan atau gaya hidup (asbestos,
komponen nikel, beberapa minyak mineral, dll. Adanya interaksi senyawa kimia
karsinogen dengan DNA dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA. Kerusakan ini
ada yang masih dapat diperbaiki dan ada yang tidak. Kerusakan pada DNA yang tidak
dapat diperbaiki dianggap sebagai penyebab timbulnya proses karsinogenesis.

Radiasi
Sinar ultra violet, sinar X dan sinar gamma merupakan unsur mutagenic dan
karsinogenik. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan terbentuknya dimmer pirimidin,
Kerusakan pada DNA diperkirakan menjadi mekanisme dasar timbulnya
karsinogenesitas akibat energi radiasi. Selain itu sinar radiasi menyebabkan
terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan, radikal bebas yang terbentuk dapat
berinteraksi dengan DNA dan makromolekul lainnya sehingga terjaadi kerusakan
molecular.

7. Infeksi Virus HPV


Virus onkogenik mengandung DNA atau RNA sebagai genomnya. Adanya
infeksi virus pada suatu sel dapat mengakibatkan transformasi maligna, hanya saja
bagaimana protein virus dapat menyebabkan transformasi masih belum diketahui
secara pasti. Berdasarkan beberapa penelitian, DNA merupakan makromolekul yang
penting dalam proses karsinogenesis, hal ini didasari dari:
Sel kanker memproduksi sel kanker, dimana adanya perubahan esensial yang
menyebabkan timbulnya sel kanker akan diteruskan dari sel induk kepada turunan,
berhubungan dengan peranan DNA
Adanya karsinogen akan merusak DNA,sehingga menyebabkan mutasi DNA
Sel tumor memperlihatkan kromosom yang abnormal
DNA sel kanker dapat menyebabkan sel normal menjadi sel kanker
Human Papilloma Virus, Tipe 16 terdaftar oleh Badan Internasional Penelitian
Kanker (IARC) sebagai penyebab kanker laring. Virus akan melekatkan dirinya dalam
mekanisme genetik sel yang abnormal dan akan memodifikasi menjadi sel yang
abnormal, kemudian virus yang dorman dan bersembunyi didalam sel akan
teraktivasi jika terpapar agen eksternal seperti X-rays sehingga sel akan tumbuh
menjadi malignan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.cancercenter.com/throat-cancer/risk-factors/tab/laryngeal-cancer-
risk-factors/
https://www.roswellpark.org/node/258
http://www.cancer.net/cancer-types/laryngeal-and-hypopharyngeal-cancer/risk-
factors-and-prevention
http://www.cancercenter.com/throat-cancer/risk-factors/tab/laryngeal-cancer-risk-
factors/
https://www.cancer.org/cancer/laryngeal-and-hypopharyngeal-cancer/causes-risks-
prevention/risk-factors.html
http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/laryngeal-cancer/risks-causes/
http://www.ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/viewFile/118/128
https://seer.cancer.gov/statfacts/html/laryn.html#incidence-mortality

Anda mungkin juga menyukai