Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN

WAHAM
Presentan:
Ragita Anandhita
1115076
Rafika Aninda
1115177

Pembimbing :
dr. Andy Sp.Kj
Definisi
 Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa
waham adalah keyakinan yang salah dan
menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam
kenyataan.
 Waham sedikitnya harus ada selama sebelum
dan sistematik dan tidak bizar (dalam bentuk
fragmentasi, respon, emosi pasien). Pasien
secara relative biasanya bebas dari psikopatologi
diluar wawasan system wahamnya. Awal mulanya
sering terjadi pada umur dewasa , menengah
dan lanjut.
3

 Marasmis 2005 Waham adalah


keyakinan tentang suatu isi pikir yang
tidak sesuai dengan kenyataanya atau
tidak cocok dengan intelegensi dan latar
belakang kebudayaan, biarpun
dibuktikan kemustahilan hal itu
Etiologi
 Penyebab sebenarnya tidak diketahui
 Ada beberapa factor:
a. Factor biologi:
• Penyakit fisik (misal: tumor otak)
• Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia
basalis)

b. Factor psikodinamik:
• Isolasi sosial
• Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial)
 Townsend (1998) mengatakan bahwa hal-hal
yang menyebabkan gangguan isi pikir :
waham adalah ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain, panic, menekan rasa
takut, stress yang berat yang mengancam
ego yang lemah, kemungkinan factor
herediter
6

Jenis jenis waham


 Waham agama : keyakinan seseorang terhadap suatu agama secara
berlebihan diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.

 Waham kebesaran : seseorang yakin secara berlebihan bahwa ia


memiliki kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

 Waham somatic : seseorang meyakini bahwa tubuh atau bagian


tubuhnya teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

 Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional


dimana seseorang yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang
yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan
beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
7

 Waham nihilistic : seseorang yakin bahwa dirinya


sudah ridak ada di dunia atau sudah meninggal,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.

 Waham bizar
 Sisip pikir : seseorang yakin ada ide pikiran orang lain
yang dsisipkan di dalam pikiran yang disampaikan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
 Siar pikir : seseorang yakin bahwa orang lain
mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak
menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan
beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kontrol pikir : seseorang yakin pikirannya dikontrol
oleh kekuatan dari luar
8

Fase-Fase Waham
 Lack of Selfesteen
Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan
harapan
contoh : perceraian  berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.

 ControlInternal Eksternal
Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan.
contoh : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan

 Environment support
kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa bersalah saat
berbohong.
contoh : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari Adanya beberapa orang yang
mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasadidukung, orang itu menganggap hal yang
dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)

 Fisik
Comforting
seseorang merasa nyaman dengan kebohongannya

 Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
9

Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap
stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat
dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan sundeen)
Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif Respon maladaptif maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan proses pikir/delusi/waham


Ilusi Halusinasi
Persepsi akurat
Reaksi emosi Sulit brespon emosi
Emosi konsisten dengan
berlebihan atau kurang Prilaku disorganisasi
pengalaman
Prilaku aneh Isolasi sosial
Prilaku sesuai
Menarik diri
Berhubungan social
10

Factor Predisposisi
Teori Biologis

 Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam


perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki
anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara
kandung, sanak saudara lain).

 Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa


kelainan skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru
kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak.
Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal
di dalam otak dari orang-orang yang menderoita skizoprenia.

 Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dopamin


neurotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala
peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-
asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
11

Teori Psikososial
 Teori sistem keluarga Bawen dalam
Townsend (1998)
menggambarkan perkembangan skizofrenia
sebagai suatu perkembangan disfungsi
keluarga. Komflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini
dalam anak akan menghasilkan keluarga
yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu
kondisi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling
mempengaruhi yang berkembang antara
orang tua dan anak-anak.
12

Teori Psikososial

 Teori interpersonal
menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan
menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu
membentuk rasa percaya tehadap orang lain.

 Teori psikodinamik
menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang
lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan
saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi
lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada
waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang
maladaptive dan perilakunya sering kali merupakan
penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.
13

Faktor Presipitasi
 Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari
perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :

1. Biologis
 Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan
isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

2. Stress lingkungan
 Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.

3. Pemicu gejala
 Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive
berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti :
gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang
penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress
agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa,
kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.
Proses terjadinya waham
 Waham adalah anggapan tentang orang yang
hypersensitif dan mekanisme ego spesifik,
reaksi formasi dan penyangkalan. Pend
dengan waham, menggunakan mekanisme
pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan
proyeksi
 Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan
melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan
perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan
ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh
 Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran
akan kenyataan yang menyakitkan.
 Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal
impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri
 Hypersensitivitas dan perasaan inferioritas, telah
dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan
proyeksi, waham kebesaran dan superioritas.
 Waham juga dpt muncul dari hasil pengembangan
pikiran rahasia yg menggunakan fantasi sebagai cara
untuk meningkatkan harga diri mereka yg terluka.
Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha
kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan
yg tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan
Sadock, 1997)
17

Akibat dari Waham


 Seseorang dengan waham dapat berakibat
terjadinya resiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan
dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain
dan lingkungan
18

Gejala- Gejala Waham


A. Status mental
 Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang
sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang
jelas.
 Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
 Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
 Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang
peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus
dengan orang yang terkenal.
 Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan
merasakan adanya kualitas depresi ringan.
 Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang
menonjol/ menetap, kecuali pada klien dengan waham raba
atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan
halusinasi dengar.
19

B. Sensori dan kognisi


 Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam
orientasi, kecuali yang memiliki waham spesifik
tentang waktu, tempat dan situasi.
 Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak
(utuh).
 Seseorang waham hampir selalu memiliki insight
(daya titik diri) yang jelek.
 Seseorang dapat dipercaya informasinya, kecuali
jika membahayakan dirinya. Keputusan terbaik
bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien
adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa
sekarang dan yang direncanakan.
Diagnosis
 Pedoman diagnostik gangguan waham (lihat di Maramis,
Kaplan)
 Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis
atau gejala yang paling mencolok
 Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai
suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3
bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi
(personal) dan bukan budaya setempat
 Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode
depresif yang lengkap mungkin terjadi secara
intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham
tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat
gangguan afektif itu
 Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit
otak
 Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya
kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara
 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham
dikendalikan, siaran pikiran, penumpulan afek, dsb)
22

Penatalaksanaan
Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a. Chlorpromazine
 Untuk mengatasi psikosis, premidikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis.
 Untuk gangguan jiwa,
 dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya
optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.

b.Trifluoperazine
 Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik
menarik diri.
 Dosis awal : 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50
mg/hari.
23

c. Haloperidol
 Untuk keadaan ansietas, ketegangan,
psikosomatik, psikosis,dan mania
 Dosis awal : 3×0,5 mg sampai 3 mg.
24

Anti parkinson
a.Triheksipenydil (Artane)
 untuk semua bentuk parkinsonisme, dan
untuk menghilangkan reaksi
ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang
digunakan : 1-15 mg/hari

b.Difehidamin
 Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
25

Anti Depresan
a. Amitriptylin,
 untuk gejala depresi, depresi oleh karena
ansietas, dan keluhan somatik.
 Dosis : 75-300 mg/hari.

b. Imipramin,
 untuk depresi dengan hambatan
psikomotorik, dan depresi neurotik.
 Dosis awal : 25 mg/hari, dosis
pemeliharaan : 50-75 mg/hari.
26

Anti Ansietas
 Anti ansietas digunakan untuk mengotrol
ansietas, kelainan somatroform, kelainan
disosiatif, kelainan kejang, dan untuk
meringankan sementara gejala-gejala insomnia
dan ansietas.
 Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara
lain:
 Fenobarbital         : 16-320 mg/hari
 Meprobamat        : 200-2400 mg/hari
 Klordiazepoksida    : 15-100 mg/hari
Prognosis
• 50% sembuh dengan pengobatan
• 20% pengurangan gejala
• 30% tidak ada perbaikan
• <25 % menjadi skizofrenia
• <10% menjadi gangguan mood
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan prognosis yg baik
• Tingkat pekerjaan
• Penyesuaian fungsional yang tinggi
• Jenis kelamin (wanita)
• Onset sebelum usia 30 tahun
• Onset terjadi tiba-tiba
• Lama penyakit singkat
• Adanya factor pencetus
• Waham kejar, somatic dan erotic diperkirakan memiliki
prognosi yang lebih baik daripada pasien dengan
wahan kebesaran dan cemburu.

Anda mungkin juga menyukai