Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan
proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas
tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari
defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan
kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan
masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebggunaan
atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk
berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan
dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian
asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan
cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun
obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru,
seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif
dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang
lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.

B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Berfikir Kritis.
2. Untuk Mengetahui Elemen Berfikir.

1 BERFIKIR KRITIS
3. Untuk Mengetahui Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.
4. Untuk Mengetahui Keterampilan Berfikir Kritis.
5. Untuk Mengetahui Tahapan Berfikir Kritis.
6. Untuk Mengetahui Kriteria Berfikir Kritis.
7. Untuk Mengetahui Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis.
8. Untuk Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan Dalam Berfikir Kritis.
9. Untuk Mengetahui
10. Untuk Mengetahui

C. Manfaat
1. Mengetahui Pengertian Berfikir Kritis.
2. Mengetahui Elemen Berfikir.
3. Mengetahui Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.
4. Mengetahui Keterampilan Berfikir Kritis.
5. Mengetahui Tahapan Berfikir Kritis.
6. Mengetahui Kriteria Berfikir Kritis.
7. Mengetahui Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis.
8. Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan Dalam Berfikir Kritis.
9. Mengetahui
10. Mengetahui

2 BERFIKIR KRITIS
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan
menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan presepsi. Sedangkan berpikir kritis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan
proses belajar dan krisis itu sendiri sebagai sudut pandang selain itu juga membahas
tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari
krakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan
keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan
kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988),
berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat,
prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir
kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang
mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham atau
tau dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir kritis meliputi
pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir kritis, standar/
krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan
dukungan. Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada

3 BERFIKIR KRITIS
pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

B. Elemen Berfikir
Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan
masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan
sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian
Kriteria elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

C. Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan


Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu sebagai
berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan.Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan
perhatian.Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat
merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk

4 BERFIKIR KRITIS
mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan.Model ini digunakan untuk mencari
peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi,
menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli:
a) Costa and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai the six
Rs yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
3. Reasoning (memberi alasan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
b) Lima model berpikir kritis
1. Total recall
2. Habits ( kebiasaan)
3. Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
4. New ideas and creativity
5. Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)
Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi
tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai
kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang
dilakukan.

5 BERFIKIR KRITIS
D. Keterampilan Berfikir Kritis

Interpretasi kategorisasi, dekode, mengklarifikasimakna


Analisis memeriksagagasan, mengidentifikasiargumen, menganalisisargumen
Evaluasi menilaiklaim (pernyataan), menilaiargumen
Inferensi mempertanyakanklaim, memikirkanalternatif (misalnya, differential
diagnosis), menarikkesimpulan, memecahkanmasalah, mengambilkeputusan
Penjelasan menyatakanmasalah, menyatakanhasil,
mengemukakankebenaranprosedur, mengemukakanargumen
Regulasidiri menelitidiri, mengoreksidiri
Memahamihubungan-hubunganlogisantargagasan
Mengidentifikasi, mengkontruksi, danmengevaluasiargumen
Mendeteksiinkonsistensidankesalahanumumdalampemberianalasan
Memecahkanmasalahsecarasistematis.
Mengidentifikasirelevansidankepentingangagasan
Merefleksikankebenarankeyakinandannilai-nilaidirisendiri

E. Tahapan Berfikir Kritis


1. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah
struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur
tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah
konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam

6 BERFIKIR KRITIS
bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar
pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses
berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).
2. Keterampilan Mensintesis

Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan


keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi
kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).

3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa


pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan
dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan
keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan
konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).

4. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan


pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap
agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran
manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi,
kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.

7 BERFIKIR KRITIS
5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai


sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
standar tertentu (Harjasujana,1987:44). Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom,
keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.
Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif
lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.

F. Kriteria Berfikir Kritis


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa

perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang

dapat dilihat dari beberapa aspek:

1. Relevance

Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

2. Importance

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

3. Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun

dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

4. Outside material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari

perkuliahan (refrence).

5. Ambiguity clarified

8 BERFIKIR KRITIS
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidakjelasan.

6. Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari

informasi yang berhasil dikumpulkan.

7. Justification

Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang

diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai

keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

8. Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang datang dari dalam dirinya

maupun dari orang lain.

9. Practical utility

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan / kegunaanya

dalam penerapan.

10. Width of understanding

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi. Secara

garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan :

a. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

b. Analisa argument (analysis arguments)

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of

clarification and/or challenge)

d. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of

information)

9 BERFIKIR KRITIS
G. Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan,
yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara apa yang ada dan apa yang seharusnya ada.
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu
harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya
bimbingan di lingkungan kerjanya.
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.

H. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Berfikir Kritis


Keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi
praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya
berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan dan kebidanan, tetapi penting
untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada
semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/ staf maupun sebagai
pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan dengan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan
situasi masalah.

10 BERFIKIR KRITIS
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi
dan manajemen di dalam organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang
telah dianalisa secara matang.

11 BERFIKIR KRITIS
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulam
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan
menjakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan presepsi. Berbagai elemen yang
digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah, keperawatan serta
kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap berpikir kritis. Elemen
berpikir kritis antara lain: Menentukan tujuan, Menyususn pertanyaan atau membuat
kerangka masalah, Menujukan bukti, Menganalisis konsep, Asumsi. Pemecahan masalah
termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba
memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan
diantara apa yang ada dan apa yang seharusnya ada. Pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki
kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan di
lingkungan kerjanya.

B. Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang
berjudul Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi
pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran sebagai calon
perawat dalam mengatur sutu managemen. Selain itu juga diharapkan agar selalu
berusaha terus memenuhi rasa ingin tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan

12 BERFIKIR KRITIS
Daftar Pustaka

Hassoubah, IzhabZaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara
BerpikirKreatifdanKritis).Nuansa: Bandung.
Molan, Benyamin. 2012. Logika : Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks.
De Bono, Edward. 1992. Teaching Thinking (Mengajar Berpikir). Erlangga

13 BERFIKIR KRITIS

Anda mungkin juga menyukai