Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah perawatan payudara yang sangat

penting untuk merangsang pemulihan otot otor rahim berkontraksi, salah satu bentuk

menurunkan angka morbilitas dan mortalitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas Air

Susu Ibu (ASI). Untuk itu diperlukan perawatan payudara sehingga dihasilkan ASI yang baik.

Karena perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara dan

memperbanyak atau memperlancar produksi ASI.

Menurut WHO (World Health Organization) sebagai organisasi kesehatan dunia,

menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Rata-rata angka kematian ibu di dunia

mencapai 400.000 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Human Development Report pada tahun 2010 AKB di Indonesia mencapai

31 per 1000 kelahiran. AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2011 AKI sebesar

320.15/100.000 kelahiran hidup dan AKB 38.53/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2011).

Di Kabupaten Ciamis Penyebab kematian bayi pada umumnya yaitu asfiksia sebesar 50

60 %, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebesar 23 -30% dan penyakit infeksi sebesar 5 10 %

(Profil Dinkes Kab. Ciamis, 2005).

Menurut data dari RSUD Ciamis, kasus mastitis pada tahun 2011 sebanyak 63 orang, dan

pada tahun 2012 sebanyak 67 orang. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu

Pamalayan pada tahun 2011 terdapat 2 orang yang mengalami bengkak payudara, 4 orang yang

mengalami mastitis, 5 ibu nifas mengalami ASI tersumbat dan 12 diantaranya mengalami puting

susu lecet. (Rekap Data RSUD Ciamis, 2013)


Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa

55% ibu menyusui mengalami mastitis, Abses payudara dan putting susu lecet, kemungkinan hal

tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.

Sejumlah penelitian lainnya mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwal lebih

sering terjadi bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi (WHO,

2003). Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat

berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya. Sedangkan Data Kejadian putting lecet dan abses

payudara pada ibu nifas di jawa barat 5 % 10 % di prediksi karena rendahnya pengetahuan

tentang perawatan payudara.

Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi

keberlangsungan perkembangan bayi yang baru di lahirkannya. Payudara memang secara natural

akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak

patut merawat payudara. (Sariyono Roscha Dyah Pramitasari, 2009).

Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan

mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini

di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain

faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi

psikologis ibu. (Sariyono Roscha Dyah Pramitasari, 2009).

Untuk beberapa ibu, pemberian susu berjalan baik dari permulaan dan tidak pernah

menjadi masalah, tetapi pada tahap-tahap berikutnya pemberian ASI dapat naik dan turun,

terutama pada ibu yang pertama melahirkan. Oleh karena hal tersebut kebanyakan ibu-ibu

menyusui menghadapi banyak masalah dalam menyusui, seperti payudara bengkak dan

puting lecet (Sarwono, 2009).


Untuk memperoleh produksi ASI yang cukup dan sehat, payudara perlu dipersiapkan

terutama selama kehamilan, bahkan setelah melahirkan. Segera setelah persalinan, bayi

sebaiknya ditempatkan bersama ibunya agar sedini mungkin dapat mengisap payudara ibu.

Setelah persalinan, perawatan payudara juga masih diperlukan untuk menjaga kelangsungan

produksi ASI (Musbikin, 2006).

Banyak ibu-ibu nifas yang mengeluh bahwa sekitar hari ketiga atau keempat sesudah

melahirkan, payudara tentu sering terasa lebih penuh serta nyeri, keadaan seperti itu yang

membuat ibu malas untuk menyusui bayinya. Hal tersebut di sebabkan karena ibu tidak tahu

bahwa semua itu merupakan tanda-tanda bahwa ASI mulai banyak produksi. Apabila

dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri lalu memberikan susu

formula pada bayi, pembengkakan berlanjut, payudara akan bertambah bengkak atau penuh

(Nontji. 2006).

Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas bagi ibu-ibu yang akan melahirkan perlu

mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk menambah tingkat pengetahuan dalam rangka

persiapan menghadapi kelahiran, perawatan bayi, perawatan payudara ibu setelah melahirkan.

Sebagian besar ibu nifas dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayinya mengalami

masalah dalam pemberian ASI. Yang sebelumnya para ibu tersebut memilih untuk menyusui

bayinya, setelah beberapa hari niat baik tersebut memudar disebabkan puting susu yang terluka,

payudara yang membengkak dan bayi mengalami bingung puting ketika ditetekkan kembali.

Dari studi pendahuluan yang di lakukan peneliti dengan mewawancarai 10 orang ibu

Nifas yang datang ke Puskesmas Pembantu Pamalayan Kesamatan Cijeungjing Kabupaten

Ciamis ternyata didapatkan 7 orang tidak mengetahui cara melakukan perawatan payudara, 2
orang mengetahui tapi tidak melaksanakan dan 1 orang mengetahui dan sudah melaksanakan

perawatan payudara.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dimiliki, maka rumusan masalahnya adalah

Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

mum

Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara di wilayah

kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan payudara di wilayah

kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013 .
c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara pelaksanaan perawatan payudara di

wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun

2013.

d. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang dampak apabila tidak melaksanakan

perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing

Kabupaten Ciamis tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan bahan pertimbangan

untuk waktu yang akan datang jika akan di lakukan penelitian dengan metode yang sama dan

sebagai tambahan informasi dan kepustakaan dalam ilmu kebidanan.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi, motivasi/pendorong bagi masyarakat

khususnya ibu nifas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan payudara dan

mau melaksanakan perawatan payudara selama menyusui.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini di harapka dapat sebagai bahan kajian terhadap teori yang telah diperoleh

mahasiswa selama mengikuti KBM di Uiversita.

4. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu sarana dalam mengaplikasikan ilmu, kemampuan, yang di miliki dan

merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang di peroleh pada masa akhir pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai