Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul HAKIKAT SAINS dapat
selesai dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan
terima kasih
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih belum
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
pihak dan semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Gorontalo,30 agustus 2017

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................................... .......1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat sais...................................................................................................2
B. Sudut Pandang............................................................................................................... 2
C. aspek-aspek ...................................................................................................................4
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakan
Dalam rangka meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia , dunia
pendidkan memiliki reorientasi program melalui peningkatan kemampuan dalam
pembobotan kurikulum , mutu tenaga pengajar ( dalam hal ini guru ) , dan teknik
pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas hasil belajar , sehingga diharapkan
mampu menciptakan sumber daya manusia yang memiliki sikap , pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai.
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang
arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus
Alam atau Sains. Hukum-hukum dan teori dalam Sains hanyalah produk dari
serangkaian aktivitas manusia yang dikenal dengan penyelidikan ilmiah (Scientific
Inquiry). Awal dari penyelidikan ilmiah ini adalah rasa ingin tahu tentang fenomena
alam,kemudian menjadi permasalahan dan pertanyaan untuk dicari
pemecahannyamelalui pengamatan dan percobaan, hingga diperoleh kesimpulan
Sains sebagai proses atau langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya menyimpulkan. Dari
sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya
gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Itu Hakika Sains..?
b. Bagaimana sudut pandang Kakikat Sains menurut Chiappetta?
c. Bagaimana sains bila di tinjau dari aspek Antologi, Aksiologi, dan
Epistemologi..?

C. Tujuan
a. Dapat Menjelasakan Hakikat Sains
b. Mengerti sudut pandang Hakikat Sains
c. Mengerti akan sain bila ditinjau dari aspek Antologi, Aksiologi, Epistemologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Sains


Kata Sains biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal
dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam,
sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Sehingga science secara harfiah berarti
imu yang mempelajari mengenai alam atau mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam
Hakekat sains atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan atau
kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang
sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris) secara
terus-menerus; merupakan suatu upaya manusia yang meliputi operasi mental,
keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung, yang dapat diuji kembali
kebenarannya yang dilandasi dengan sikap keinginan (curiousity), keteguhan hati
(courage), ketekunan (persistence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap
rahasia alam semesta
Pada hakikatnya sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap
ilmiah. Selain itu sains dipandang pula sebagai proses, sebagai produk dan sebagai
prosedur (Marsetio Donosepoetro, 1990: 6). Sebagai proses diartikan sebagai semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam ataupun tentang
pengetahuan baru. Sebagi hasil produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah, ataupun bahan bacaan
untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan
adalah sebagai metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui suatu (riset pada
umumnya) yang lazim disebut sebagai metode ilmiah (scientific methode).

B. Sudut Pandang Chiapptta


Menurut Chiappetta Ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya merupakan:
1. Science as a Way of Thinking IPA sebagai jalan berpikir yang meliputi
kepercayaan, keingintahuan, imajinasi, dan alasan. Sains merupakan aktivitas manusia
yang dicirikan oleh adanya proses berpikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang
terlibat di dalamnya. Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan akal,
menggambarkan keingintahuan manusia dan keinginan mereka untuk memahami
gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang
memotivasi mereka untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di
alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan
pemikiran dalam penyelidikan merekauntuk memahami danmenjelaskan fenomena-
fenomena alam. Pekerjaan merekatermanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana
gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di
dalam pikiran.
2. Science as a Way of Investigating Cara melakukan investigasi meliputi (1)
pengamatan (2) mengumpulkan data (3) merumuskan hipotesis (4) eksperimen (5)
menyimpulkan. Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki
hukum-hukumnya harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang
terlibat didalamnya. Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya
telah tertanam di alam itu sendiri.Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus
menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya
pengamatan empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai
dengan adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran,
eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah
3. Science as a body of knowledge Merupakan kumpulan pengetahuan yang
terdiri dari (a) Fakta, (b) Konsep, (c) Hukum dan prinsip, (d) Teori, (e) Model .
Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari fakta-
fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-
model membentuk kandungan (content ) sains. Pembentukan ini merupakan proses
akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan yang
sangat baru.
a. Fakta
Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan
dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi,
makafakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah
kriteriaberikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta. (a) dapat diamatai
secara langsung, (b) dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta
terbuka bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua
kriteria diatas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi
sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
b. Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga
membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antar fakta. Aktivitas
berpikir dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan
antar data,sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep. Konsep adalah
abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu
atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya
dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &Chiappetta, menurut Bruner,
Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya memiliki 5 unsur, (1) nama,
(2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh. Misalnya konsep tentang
perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan, definisinya adalah sebuah vektor
yang arahnya dari benda pada kedudukan awal menuju kedudukan akhir dan
mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek antara dua kedudukan. Lambang
perpindahan adalah C, mempunyai nilai, misalnya 7 meter dan mempunyai contoh
sebagaimana gambar di bawah ini :
c. Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsep-
konsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai sinonim.
Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan
konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan dengan
gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu. Prinsip-prinsip yang
mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan informasi yang dapat dipercaya
berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan.Contoh produk IPA
yang merupakan prinsip ialah : Logam bila dipanaskan memuai. Semakin besar besar
intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis. Larutan yang bersifat asam bila
dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan membentuk garam dan bersifat
netral. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin berhembus.
Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari
:Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian. Pengkhususannya
dalam menunjukkan hubungan antar variable Hukum-hukum tentang gas, hukum-
hukum tentang gerak, dan hukum tentanglistrik sebagai contoh, menentukan hal-hal
yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu.
d. Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan
usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan
kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan
langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang
menyatakan bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil
yang disebut dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima ketika kita
meninjau salah satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebenarnya
99,99 % kosong. Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-
konsep, dan hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk
menyajikan penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-teori
mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum, tetapi teori
tetap berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi.
e. Model
Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model
ini menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasan-
gagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang
menonjol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk
memahamkan nya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr
,model tata surya, dan model DNA double helix merupakan representasi konkret dari
gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara langsung. Buku
teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan model-model untuk
membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian percaya begitu saja pada
model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah merupakan alat bantu
mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip dan teori-teori, dan
gambaran mental tidaklah sesuai dengan kenyataannya sebagian atau keseluruhan.

C. Sains (Science) Ditinjau Dari Beberapa Aspek.


1. Aspek Antologi
Sains (science) diantaranya: mempunyai objek dan tujuan, disusun secara
sistematik, berkembang dengan metode ilmiah dan berlaku universal, dapat diuji
kebenarannya (diverifikasi), serta memuat klasifikasi ilmu (ilmu dasar dan ilmu
terapan).
2. Aspek Aksiologi
Sains (science) memiliki tujuan umum,yakni yang berkaitan dengan kajian ilmu
tertentu (biologi, fisika,kimia, bumi dan antariksa).memiliki tujuan khusus, yakni
untuk mencari atau mendapatkan: kebenaran (truth), pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), penjelasan (explanation), klasifikasi (classification),
peramalan (prediction), pengendalian (control), penerapan (aplication), penemuan
(indention), produksi (production).memiliki nilai etis.
3. Aspek Epistemologi
Memuat keinginan untuk mencari kebenaran ilmiah, hubungan kausalitas (sebab-
akibat),adanya pemikiran dan pengkajian ilmiah/ hasil ilmiah yang disusun secara
sistematik dengan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran tentang fenomena
alam yang sedang terjadi yang berkaitan dengan kajian ilmu tertentu yang sedang
ditekuni.
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan
berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan hakekat sains atau konsep ilmu
pengetahuan alam adalah kumpulan pengetahuan yang benar yang berkenaan dengan
objek berupa gejala/ fenomena-fenomena alam, mempunyai tujuan tertentu dengan
menggunakan sistem, metode ilmiah untuk berkembang serta berlaku universal yang
dapat diuji kebenarannya. Adapun konsep sains (science) meliputi: hakekat sains
(science), yang menjelaskan bahwa sains sebagai cara untuk berfikir, cara untuk
menyelidiki, sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, yg memuat fakta, konsep,
prinsip-prinsip dan hukum serta teori dan model. Sains (science) juga ditinjau dari aspek
ontologi, aksiologi dan epistemologi yang saling berkaitan satu sama lain dalam
pemahaman konsep sains (science) sebagai produk dan sains (science) sebagai proses.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com.Konsep-Dasar-Sains

http://yogielka11.blogspot.com.pengertian-science.html

http://www.scribd.com.Konsep-Dasar-Sains

Anda mungkin juga menyukai