Anda di halaman 1dari 8

Kimia Organik 2017

ALDEHIDA DAN KETON

Aldehida dan keton adalah senyawa organik yang memiliki gugus karbonil, yaitu
atom karbon dan atom oksigen yang berikatan rangkap (C=O). Oleh karena itu
aldehida dan keton sering disebut sebagai senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah
gugus yang sangat penting dalam kimia organik. Senyawa yang mengandung sugus
karbonil terdapat dimana-mana. Sebagian besar biomolekul dan bahan-bahan
farmasi mengandung gugus karbonil. Kecuali struktur, konsep kimia dari semua
senyawa karbonil adalah sama. Aldehida dan keton merupakan senyawa yang
sangat penting dari semua senyawa organik baik di alam maupun di industri kimia.

Rumus umum aldehida dan keton adalah sebagai berikut:

Aldehida Keton
R dapat berupa aril atau alkil R dan R dapat berupa aril atau alkil

Beberapa contoh senyawa aldehida dan keton yang banyak digunakan adalah
larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk mengawetkan spesimen biologi;
etanal atau asetaldehida sebagai bahan pembuat karet atau damar buatan, dan
aseton sebagai pelarut.

Gugus Karbonil

Gugus karbonil (C=O) terdiri dari sebuah atom karbon sp2 yang dihubungkan
dengan sebuah atom oksigen oleh ikatan rangkap dua (sebuah ikatan sigma dan
sebuah ikatan pi). Elektron-elektron dalam ikatan terpolarisasi karena oksigen
memiliki kelektronegatifan yang relatif besar terhadap karbon, oleh karena itu
senyawa-senyawa karbonil memiliki momen dipol yang relatif besar. Ikatan-ikatan
sigma terletak dalam bidang planar dengan sudut sudut ikatan 120. Gugus karbonil
bersifat polar.

RFK-Institut Teknologi Del Page 1


Kimia Organik 2017

Suatu senyawa karbonil dapat diserang baik oleh nukleofil maupuan elektrofil.
Karena gugus karbon karbonil memiliki muatan positif partial maka mudah untuk
diserang elektrofil sedangkan atom oksigen yang memiliki muatan negatif parsial
mudah diserang oleh nukleofil.

Sifat Kimia Aldehida dan Keton


Aldehida dan keton memiliki sifat-sifat kima dan fisika yang berbeda.
1. Aldehida lebih mudah dioksidasi dibandingkan dengan keton. Hal tersebut
disebabakan karena aldehida memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonil sedangkan keton tidak. Keton hanya bisa dioksidasi
dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memilki kemampuan
untuk memutus ikatan-ikatan karbon.
2. Aldehida lebih reaktif terhadap reaksi adisi nukleofilik dibandingkan keton.

Sifat Fisika Aldehida dan Keton


Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton.
Aldehida dan keton besifat polar dan memiliki gaya antar molekul dan titik didih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan alkana yang bersesuaian. Tetapi, aldehida dan
keton tidak memiliki ikatan hidrogen di antara molekulnya sehingga memiliki titik
didih yang lebih rendah dari alkohol yang bersesuian.

Tata Nama Aldehida


Menurut sistem IUPAC, nama aldehida diturunkan dari nama alkana dengan
mengganti akhiran a menjadi al. Gugus CHO selalu memiliki nomor 1 untuk
atom karbonnya.
Penamaan menurut sistem TRIVIAL, diturunkan dari nama asam karboksilat induk
dengan mengubah asam oat / asam at menjadi aldehida. Nama Trivial sering
digunakan untuk senyawa aldehida yang sederhana.

Contoh:
Rumus Struktur Nama IUPAC Nama TRIVIAL
H-COH Metanal Formaldehid
CH3-COH Etanal Asetaldehida
CH3-CH2-COH Propanal Propionaldehida
CH3-CH2-CH2-COH Butanal Butiraldehida

RFK-Institut Teknologi Del Page 2


Kimia Organik 2017

Tata Nama Keton


Berdasarkan sistem IUPAC, nama keton diturunkan dari alkana induknya, huruf
akhir a diubah menjadi on. Atom karbon diberi nomor dengan gugus karbonil
mendapat nomor terkecil.
Nama trivial keton diawali dengan nama gugus alkil atau aril yang terikat pada
karbonil diikuti dengan kata keton. Kecuali untuk aseton.

Contoh:
Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial

CH3COCH3 2-Propanon Aseton


CH3CH2CO CH2CH3 3-Pentanon Dietil Keton
CH3CO CH2CH2CH3 2-Pentanon Metil Propil Keton
CH3CH2CO CH3 2- Butanon Etil Metil Keton

Reaksi Reaksi Aldehida dan Keton

Reaksi yang paling banyak terjadi pada senyawa aldehida dan keton adalah reaksi
adisi nukleofilik. Titik pusat reaktivitas senyawa aldehida dan keton terletak pada
ikatan pi dari gugus karbonilnya. Reaktivitas relatif aldehida dan keton dalam reaksi
adisi dapat disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Ada
dua kemungkinan hasil reaksi dari adisi nukleofilik pada aldehida dan keton:
a. Intermediet tetrahedral yang dapat diprotonasi dengan asam atau air
menghasilkan alkohol.
b. Atom oksigen karbonil dapat dieleminasi sebagai OH atau H2O
menghasilkan ikatan rangkap C=Nu.

1. Adisi dengan Air


Air dapat mengadisi gugus karbonil membentuk suatu 1,1-diol, yang disebut
germinal diol (gem-diol). Reaksi ini bersifat reversibel dan kesetimbangan terletak
pada pada sisi karbonil. Gem-diol dapat menghasilkan molekul air menjadi keton
atau aldehida. Adisi nukleofilik air pada aldehida dan keton dapat dikatalisis oleh
basa maupun asam.

RFK-Institut Teknologi Del Page 3


Kimia Organik 2017

Mekanisme adisi nukleofilik air .

1. Air bertindak sebagai nukleofil yang ditarik secara parsial ke karbon bermuatan
positif gugus karbonil dan menghasilkan ion oksonium.

2. Ion oksonium membebaskan ion hidrogen yang ditangkap oleh anion oksigen
dalam suatu rekasi asam - basa.

Reaksi adisi air dapat dikatalisa oleh basa maupun asam.

a. Katalis basa
Reaksi berlangsung karena air diubah terlebih dahulu menjadi ion
alkoksida yang merupakan nukleofilik donor yang lebih baik.

b. Katalis asam
Reaksi berlangsung karenaa protonasi senyawa karbonil menjadi
elektrofilik akseptor yang lebih baik

2. Adisi dengan Alkohol


Seperti air, alkohol juga dapat mengadisi gugus karbonil dengan kesetimbangan
terletak pada sisi aldehida dan keton. Reaksi adisi aldehida dan keton dengan
alkohol menggunakan katalis asam menghasilkan produk hemiasetal (suatu gugus
fungsi yang terdiri dari satu gugus OH dan satu gugus OR yang terikat pada atom
karbon yang sama) atau asetal (suatu gugus fungsi yang terdiri dari dua gugus OR
yang terikat pada atom karbon yang sama) bergantung pada kondisi reaksi.

Suatu hemiaseta

RFK-Institut Teknologi Del Page 4


Kimia Organik 2017

3. Adisi dengan HCN


Aldehida dan keton dapat diadisi oleh hidrogen sianida menghasilkan senyawa
sianohidrin. Reaksi biasanya dilakukan dengan menggunakan NaCN atau KCN
dengan HCl. HCN merupakan asam lemah tapi sangat toksik. Reaksi adisi
dengan HCN sangat berguna karena gugus siano dapat dikonversi menjadi gugus
fungsi lain yang berguna (-COOH atau CH2-NH2).

OH

Reaksi umum: R-CO-R + HCN R-C-R

CN

Contoh:

Aldehida Sianohidrin asetaldehida

4. Adisi Amina
Amina adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang karbon dari gugus karbonil
aldehida dan keton.
Adisi amina primer terhadap aldehida dan keton menghasilkan senyawa imina,
R2C=NR.

C=O + H2N-R R2C=NR

Amina sekunder menghasilkan suatu enamina, R2N-RC=CR2.

C=O + HN-R2 R2N-RC=CR2.

5. Reaksi Wittig
Aldehida dan keton dapat diubah menjadi alkena melalui reaksi Wittig. Reaksi ini
ditemukan oleh George Wittig pada tahun 1954. Aldehida atau keton direaksikan
dengan fosfonium ilid, R2C-P+ (C6H5)3

RFK-Institut Teknologi Del Page 5


Kimia Organik 2017

R2C=O + (C6H5)3P=CR2 R2C=CR2 + (C6H5)3P+-O-

6. Oksidasi Aldehida dan Keton


Aldehida sangat mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat, tetapi keton hanya
dapat dioksidasi dengan okisdator yang sangat kuat. Oksidator yang biasa
digunakan unutk mengoksidasi aldehida adalah kalium permanganat (KMnO 4) atau
kalium dikromat (K2Cr2O 7) dalam suasana asam dan pereaksi Tollens.
CH3CH2COH + KMnO4 CH3CH2COOH
CH3COCH3 + KMnO4 tidak ada reaksi

Pereaksi Tollens adalah suatu larutan asam dari ion kompleks perak-amonia.
Pereaksi ini digunakan sebagai uji aldehida. Bila reaksi dilangsungkan pada bejana
gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin.
Reaksi ini sering disebut sebagai reaksi cermin perak.
OH-
RCOH + Ag(NH3)2+ RCOO- + Ag

7. Reduksi Aldehida dan Keton


Aldehida atau keton dapat direduksi menjadi suatu alkohol, hidrokarbon atau suatu
amina, bergantung pada pereduksinya dan struktur senyawa karbonilnya.

OH
H2, Pt atau
Hibrida logam R-CH-R (suatu alkohol)

(1)NH2NH2, (2) K+ -OC(CH3)3


R-CO-R RCH2R (suatu alkana)
Atau Zn/Hg + HCl

NH3 + H R-CH-R
(suatu amina)
NH2

8. Reaksi Grignard
Jika aldehida atau keton direaksikan dengan pereaksi Grignard RMgX maka akan
dihasilkan suatu alkohol. Reaksi ini merupakan reaksi adisi nukleofilik pada karbon
positif (karbanion) dari suatu gugus karbonil. Reaksi berlangsung dua tahap;

RFK-Institut Teknologi Del Page 6


Kimia Organik 2017

(1)reaksi antar perekasi Grignard dan senyawa karbonil; (2)hidrolisis magnesium


alkoksida untuk menghasilkan alkohol.

HCHO + RMgX RCH2OH (alkohol primer)


RCHO + RMgX RCHR (alkohol sekunder
OH
RCOR + RMgX R-C-R (alkohol tersier)
R
9. Halogenasi Alfa
Keton mudah dihalogenasikan pada karbon . Reaksi dapat berlangsung dalam
suasana basa atau asam

H+
RCH2CO R + X2 RCHCOR

Halogenasi alfa merupakan dasar uji iodoform untuk metil keton.

Pembuatan Aldehida dan Keton

A. Pembuatan aldehida

1. Oksidasi Alkohol Primer


Alkohol primer dioksidasi menggunakan oksidator piridin kloro kromat (PCC)
dalam pelarut diklorometana dalam suhu ruang menghasilkan aldehida.

PCC
CH3CH2CH2CH2OH CH3CH2CH2-CHO
CH2Cl2
1-butanol butanal

2. Ozonolisis alkena
Alkena yang memiliki paling tidak satu hidrogen vinilik dapat mengalami reaksi
oksidasi dengan ozon menghasilkan aldehida.

RFK-Institut Teknologi Del Page 7


Kimia Organik 2017

Reaksi ozonolisis alkena juga dapat digunakan untuk pembuatan keton.

B. Pembuatan Keton
Pembuatan keton hampir sama dengan pembuatan aldehida.

1. Oksidasi alkohol sekunder.


Alkohol sekunder dapat dioksidasi menghasilkan keton dengan oksidator seperti
kalium dikromat kromat (K 2Cr 2O 7) dan asam kromat (H 2CrO 4)

2. Asilasi Friedel-Crafts
Reaksi ini digunakan untuk pembuatan keton aromatik. Reaksi benzena dan asetil
klorida adalah salah satu contoh asilasi Friedel-Crafts

AlCl3
Benzena + CH3COCl metil fenil keton (asetofenon)

PUSTAKA

1. Fessenden, RJ & Fessenden, JS. 1984. Kimia Organik, Jilid 2, Alih Bahasa A.H.
Pudjaatmaka, Erlangga. Jakarta.
2. Francis A. Carey, 2000, Organic Chemistry 4th ed, McGraw-Hill, USA.
3. Solomons TW Graham, Craig B. Fryhle, Scott A. Snyder. 2014. Organic Chemsitry,
11th ed. John Wiley & Sons, Singapore.

RFK-Institut Teknologi Del Page 8

Anda mungkin juga menyukai