SIKLOALKANA
1. Dalam pemberian nama sikloalkana selalu digunakan awalan siklo- kemudian diikuti
nama alkana sesuai jumlah atom karbon pada cincin. Sebagai contoh, sikloalkana
yang mengandung 3 atom C dinamakan siklopropana, yang mengandung 4 atom C
dinamakan siklobutana, dan seterusnya.
Contoh:
Nama Struktur molekul Bentuk geometri
siklopropana
siklobutana
siklopentana
sikloheksana
Contoh:
metilsiklopentan metilsikloheksan
a a
klorosikloheksana
1-metilpropilsikloheksana
3. Bila terdapat lebih dari satu substituen, maka diperlukan penomoran dengan
memperhatikan urutan alfabetik huruf pertama masing-masing substituen.
Penomoran atom karbon pada sikloalkana bercabang lebih dari satu dilakukan
sedemikian rupa sehingga karbon yang terikat subsituen atau gugus fungsi memiliki
nomor sekecil mungkin. Sikloalkana tersubstitusi alkil atau halogen;
penomoran dimulai dari atom karbon yang mengikat substituen tersebut.
Contoh:
Jika terdapat lebih dari satu gugus fungsi yang sama, maka ditambahkan awalan
di, tri dan seterusnya. Tetapi, awalan tersebut tidak dapat diterapkan dalam
urutan alfabetik penamaan sikloalkana bercabang lebih dari satu, urutan penamaan
tetap mengikuti nama alkilnya.
Jika substituen memiliki konfigurasi cis atau trans; penamaan dilakukan dengan
menambahkan cis atau trans di depan nama struktur.
cis-1,2-dimetilsikloheksana trans-1,2-dimetilsikloheksana
Pada contoh di bawah ini, klor dan metil berada pada arah yang sama pada aksis
molekul sehingga memiliki konfigurasi cis.
cis-1-kloro-2-metlisiklopentana
Sifat-sifat Sikloalkana
Sifat-sifat fisika dan kimia sikloalkana hampir sama dengan alkana, yaitu non-polar, titik didih
dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya, dan lambat bereaksi dengan
senyawa lain. Karena adanya simetri dan rotasi yang terintangi, maka titik lebur sikloalkana
lebih tinggi bila dibandingkan dengan alkana yang bersesuaian.
Siklopropana dan siklobutana berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan siklopentana,
sikloheksana dan sikloheptana berbentuk cair, sikloalkana dengan jumlah atom karbon lebih
tinggi padat.
Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat menghasilkan CO 2 dan H2O, sedangkan dengan
halogen terjadi reaksi substitusi atom H oleh atom halogen. Siklopropana memiliki sifat
khusus, dapat mengalami pembukaan cincin. Reaksi membukanya ikatan ini dinamakan
adisi dan reaksi ini dapat berlangsung di ruang gelap maupun dengan adanya UV. Namun
apabila ada UV maka reaksinya adalah campuran reaksi adisi dan substitusi.
Tiap atom karbon cincin sikloheksana mengikat dua atom hidrogen. Ikatan pada salah satu
hidrogen terletak dalam bidang cincin dan disebut sebagai hidrogen ekuatorial (H e),
sedangkan ikatan hidrogen yang lainnya sejajar dengan sumbu dan diebut sebagai hidrogen
aksial (Ha). Tiap atom karbon sikloheksana memiliki satu atom hidrogen ekuatorial dan satu
atom hidrogen aksial.
Dengan rotasi parsial konformasi kursi berubah menjadi konformasi perahu dimana tidak
ada regangan sudut tapi ada regangan torsi. Oleh karena itu konformasi perahu memiliki
kestabilan yang lebih rendah dibandingkan konformasi kursi.
Bila sikloheksana mengikat substituen misalnya CH3 atau gugus lain, maka gugus CH3
atau gugus lain tersebut dapat berposisi aksial atau ekuatorial pada konformasi kursi. Dalam
hal ini, posisi ekuatorial lebih disukai. Bila sikloalkana mengikat substituen pada dua atau
lebih atom karbonnya, maka terjadi isomer cis-trans. Isomer cis terbentuk jika kedua
substituennya terletak pada sisi yang sama dari bidang cincin, sedangkan isomer trans
terbentuk jika kedua substituennya berposisi berseberangan dengan bidang cincin. Isomer-
isomer ini, substituennya dapat berposisi e,e atau e,a dan yang paling disukai adalah yang
energinya lebih rendah.
Contoh:
cis-1,3-dimetilsikloheksana
Untuk 1,3-dimetilsikloheksana cis-isomer adalah yang isomer yang lebih stabil dibandingkn
trans-isomernya, karena kedua substituen dapat berposisi ekuatorial. Untuk isomer trans-
1,3-dimetilsikloheksana, satu gugus metilnya harus berposisi aksial.
trans-1,3-dimetilsikloheksana
Kedua konformasi memiliki energi yang sama dan merupakan konformasi yang banyak
ditemukan untuk trans-1,3-dimetilsikloheksana.
1. Reaksi halogenasi
Reaksi adisi siklopropana dengan Br2
(CH2)3 + Br2 CH2BrCH2CH2Br (1,3-dibromo propana)
Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi dengan klorin atau
bromin sama seperti pada alkana non-siklik. Tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan
untuk bereaksi dalam kondisi tanpa cahaya. Dengan adanya sinar UV, siklopropana dapat
mengalami reaksi adisi dimana terjadi pemutusan cincin.
Substitusi siklobutana dengan Cl2
(CH2)4 + Cl2 (CH2)3CHCl + HCl
1-kloro siklobutana
2. Reaksi oksidasi
Sikloalkana dapat mengalami reaksi oksidasi dengan kalium permanganat dalam suasana
basa menghasilkan asam dikarbokksilat yang melibatkan fusi cincin.
KMnO4 CH2CH2COOH
CH2CH2COOH
Pembuatan sikloalkana
Sikloalkana dapat dibuat dari senyawa alifatik atau aromatik. Pembuatan sikloalkana dari
senyawa rantai terbuka disebut reaksi siklisasi.
1. Reaksi Freund
Pada reaksi ini sikloalkana dibuat dari senyawa dihalogen.
Sebagai contoh: siklopropana dibuat dengan mereaksikan 1,3-dikloropropana dengan
logam seng atau natrium. Reaksi ini dapat digunakan untuk pembuatan sikloalkana
dengan tiga sampai enam atom karbon.
Contoh:
Zn
Cl-CH2-CH2-CH2-Cl (CH2)3 + ZnCl2
siklopropana
Ni, 200C
30 atm
benzena tintitiggiting sikloheksana
3. Dari alkena yang direaksikan dengan CH2I2 dan dengan kehadiran campuran logam Zn-
Cu atau dengan diazometan (CH2N2) dengan adanya sinar UV akan menghasilkan
turunan sikloalkana.
PUSTAKA
1. Fessenden, RJ & Fessenden, JS. 1983. Kimia Organik, Jilid 1, Alih Bahasa A.H.
Pudjaatmaka, Erlangga. Jakarta.
2. Solomons, TW Graham & Craig, B. Fryhle, Scott A. Snyder 2014. Organic
Chemsitry, 11th ed. John Wiley & Sons, Singapore.
3. Francis A. Carey, 2000, Organic Chemistry 4th ed, McGraw-Hill, USA.