A. URAIAN KASUS
Penyakit stroke merupakan penyakit utama di Indonesia. Penderita penyakit stroke bukan
hanya orang dewasa (lanjut usia) tapi juga banyak ditemukan pada masa remaja (anak-anak)
Instruksi:
a. Carilah data terkait penyakit ini (prevalensi, insidensi, dan lain-lain)
b. Identifikasilah kasus di atas dengan menggunakan diagram tulang ikan atau pohon
masalah.
c. Jelaskan determinan kesehatan untuk kasus ini
d. Jelaskan perilaku penderita dalam pencegahan, kekambuhan penyakit ini menurut
teori green
B. KEY WORDS/TERMINOLOGI FARMASI
1. Stroke adalah suatu sindrom yang terdiri dari tanda dan atau hilangnya sistem syaraf
pusat fokal (global) yang berkembang cepat dalam detik atau menit. Gejala- gejala ini
berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008).
2. Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada waktu jangka tertentu di sekelompok masyarakat tertentu (Effendy, 1998).
3. Insidensi adalah mengacu pada jumlah kasus baru yang berkembang dalam periode
waktu tertentu (Effendy, 1998).
4. Determinan Kesehatan merupakan faktor penentu kesehatan atau faktor yang
memperngaruhi pembentukan perilaku yang sering diguakan sebagai acuan program-
program kesehatan masyarakat (Maulana, 2007).
C. RUMUSAN KASUS
5). Perilaku Penderita Dalam Pencegahan & Kekambuhan Penyakit Ini Menurut Teori
Green
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoadmojo (2010) menganalisa faktor pelaku
sendiri ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, dan tradisi.
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang
lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pada umumnya klien yang
hipertensi atau tidak hipertensi menganggap bahwa perilaku
pencegahan stroke selama tidak dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
Sikap
Mempengaruhi perilaku karena sikap merupakan kesiapan
berespon atau bertindak. Bila klien bersikap kurang baik
sehubungan dengan perilaku pencegahan stroke, maka hal tersebut
dapat berpengaruh terhadap perilaku yang muncul, untuk itu klien
sehubungan dengan perilaku pencegahan stroke harus diperhatikan
oleh petugas kesehatan.
>> Pada kasus stroke sikap dalam pencegahan penyakit (health prevention
behavior) adalah respon untuk melakukan pencegah penyakit. Misalnya : tidak
minum kopi, tidak minum beralkohol, tidak makan berlemak,
menghentikan kebiasaan merokok dan sebagainya
b. Faktor pendukung (enabling factor ) adalah Faktor pendukung disini adalah
ketersediaan sumber-sumber dan fasilitas yang memadai. Sumber-sumber dan
fasilitas tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari masyarakat itu
sendiri. Faktor pendukung ada dua macam, yaitu : fasilitas fisik dan fasilitas umum.
Fasilitas fisik yaitu fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban dan
sebagainya. Sedangkan fasilitas umum yaitu media informasi,
misalnya TV, koran, majalah.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadi perilaku. Meskipun seseorang tahu mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukanya misalnya seorang ibu hamil tahu manfaat
pemeriksaan ke polindes tetapi tidak mau melakukanya.
Meliputi sikap dan perilaku petugas. Semua petugas kesehatan,
baik dilihat dari jenis dan tingkatnya pada dasarnya adalah pendidikan
kesehatan. Petugas kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku
petugas kesehatan, tokoh masyarakat, teman sebaya dan orang tua.
Effendy, N. 1998. Dasar- dasar keperawatan kesehatan masyarakat edisi kedua. Jakarta: EGC
Lionel, G. 2008. Lecture notes: Neurologi edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta.
Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi & Keperawatan, Edisi ; II.
Leskonfi. Jakarta.