Anda di halaman 1dari 10

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UIVERSITAS ANDALAS

Dosen : Syofyan, S.Si, M. Farm Apt


Pokok Bahasan: Konsep Promosi Kesehatan I
Topik 1

IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS


Nama Debby Irma Suryani
No Bp 1741013201
Kelompok/ Kelas A/A
Pertemuan ke 1
Hari/Tanggal
Sub Pokok Bahasan a. Determinan Kesehatan
b. Perilaku Kesehatan
c. Masalah Kesehatan Di Indonesia (Penyakit
Tidak Menular)

A. URAIAN KASUS

Penyakit stroke merupakan penyakit utama di Indonesia. Penderita penyakit stroke bukan
hanya orang dewasa (lanjut usia) tapi juga banyak ditemukan pada masa remaja (anak-anak)

Instruksi:
a. Carilah data terkait penyakit ini (prevalensi, insidensi, dan lain-lain)
b. Identifikasilah kasus di atas dengan menggunakan diagram tulang ikan atau pohon
masalah.
c. Jelaskan determinan kesehatan untuk kasus ini
d. Jelaskan perilaku penderita dalam pencegahan, kekambuhan penyakit ini menurut
teori green
B. KEY WORDS/TERMINOLOGI FARMASI

1. Stroke adalah suatu sindrom yang terdiri dari tanda dan atau hilangnya sistem syaraf
pusat fokal (global) yang berkembang cepat dalam detik atau menit. Gejala- gejala ini
berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008).
2. Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada waktu jangka tertentu di sekelompok masyarakat tertentu (Effendy, 1998).
3. Insidensi adalah mengacu pada jumlah kasus baru yang berkembang dalam periode
waktu tertentu (Effendy, 1998).
4. Determinan Kesehatan merupakan faktor penentu kesehatan atau faktor yang
memperngaruhi pembentukan perilaku yang sering diguakan sebagai acuan program-
program kesehatan masyarakat (Maulana, 2007).
C. RUMUSAN KASUS

Adapun beberapa rumusan kasus yang akan dibahas adalah:


1. Tingkat prevalensi penyakit stroke
2. Tingkat Insidensi penyakitb stroke
3. Penyebab peningkatan prevalensi
4. Promosi kesehatan dilakukan sebagai solusi dalam penyakit stroke
D. PENYELESAIAN KASUS

1). Tingkat prevalensi penyakit stroke


Prevalensi penyakit stroke di Indonesia pada tahun 2013 menurut Nakes :Pasien yang
telah didiagnosa stroke : 1.236.825 orang, dan pasien yang diduga gejala penyakit
stroke : 2.137.941 orang.
1. Berdasarkan provinsi :
Provinsi dengan tingkat stroke tertinggi pada provinsi Jawa Barat dengan pasien
penyakit stroke 238. 001 orang dan pasien dengan gejala stroke 533. 895.
Provinsi dengan tingkat stroke terendah pada provinsi Papua Barat dengan pasien
penyakit stroke 2.007 orang dan pasien dengan gejala stroke 2.955 orang.
2. Berdasarkan umur :
Rentang umur pasien dengan penyakit stroke : 45 74 tahun
Rentang umur pasien dengan gejala penyakit stroke : 15 24 tahun.
3. Berdasarkan jenis kelamin :
Prevalensi penyakit stroke pasien laki laki lebih banyak dibandingkan
perempuan, namun tingkat kematian yang diakibatkan stroke prevalensi
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki laki. (Riskesdas, 2013)

2). Tingkat insidensi penyakit stroke


Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2012), Prevalensi stroke hemoragik di Jawa
Tengah pada tahun 2012 adalah 0,07 lebih tinggi dri tahun 2011 (0,03 %). Prevalensi
tertinggi tahun 2012 adalah kabupaten Kudus adalah sebesar 1,84 %. Prevalensi stroke
non hemoragik pada tahun 2012 sebesar 0,07%, lebih rendah dibanding tahun 2011
yaitu 0,09%. Pada tahun 2012, kasus stroke di Kota Surakarta cukup tinggi. Kasus strok
hemoragik 144 kasus dan 135 kasus untuk stroke non hemoragik

3). Faktor Resiko penyakit stroke


Menurut Lionel ginsberg (2008) faktor resiko stroke antara lain :
a. Umur
Biasanya orang, yang memiliki usia yang sudah tua atau lanjut, bisa mudah
terserang berbagai macam penyakit. Dan salah satu penyakitnya adalah bisa
penyakit stroke. Jenis penyebab inilah yang bisa menyebabkan penyakit stroke ini
terjadi. Pada usia lanjut, fungsi organ manusia dapat menurun, sehingga usia
lanjut rentan untuk mengalami stroke.
b. Jenis kelamin
Pria lebih rentan terkena stroke dibandingkan wanita, akan tetapi angka kematian
yang tertinggi adalah pada wanita. Karena, imun wanita lebih lemah, lebih
gampang stress dibandingkan pria. Sehingga hal itulah yang memperburuk
kondisi penyakit stroke pada wanita.
c. Diabetes mellitus
Merupakan faktor resiko dari stroke iskemik dan bila disertai dengan hipertensi
resikonya akan menjadi lebih besar. Diabetes mempunyai keseimbangan internal
ke arah trombogenik.
d. Aterosklerosis pembuluh darah otak
Ateroskelrosis adalah penumpukan lemak pada lapisan dalam pembuluh darah.
Jika lemak ini sudah menutupi pembuluh darah maka aliran darah akan tersumbat.
Akibatnya jaringan di pembuluh darah kekurangan oksigen dan bisa
menyebabkan kematian jaringan.
e. Malformasi arteri
Adanya kelemahan pembuluh darah otak dan tipisnya dinding pembuluh darah
akan memudahkan dinding pembuluh darah akan menjadi robek. Terjadilah
peningkatan tekanan aliran darah. Sehingga terjadilah penyakit stroke.
f. Pecahnya pembuluh darah otak
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan darah terus mengalir tanpa henti.
Darah akan menutupi jaringan otak yang menyebabkan kematian jaringan yang
berujung ke penyakit stroke.
g. Hipertensi
Hipertensi mempercepat arterosklerosis sehingga mudah terjadi kolusi emboli
pada pembuluh darah besar
4). Determinan kesehatan pada kasus ini
a. Faktor perilaku
Alkohol merupakan faktor resiko untuk stroke iskemik dan kemungkinan juga
terkena serangan stroke hemoragik. Minuman beralkohol dalam waktu 24 jam
sebelum serangan stroke merupakan faktor resiko untuk terjadinya perdarahan
subarakhnoid. Alkohol merupakan racun untuk otak dan apabila seseorang
mengkonsumsi alkohol akan mengakibatkan otak akan berhenti berfungsi
(Priyanto, 2008).
Merokok adalah salah satu faktor resiko terbentuknya lesi aterosklerosis yang
paling kuat. Nikotin akan menurunkan aliran darah ke eksterminitas dan
meningkatkan frekuensi jantung atau tekanan darah dengan menstimulasi sistem
saraf simpatis. Merokok dapat menurunkan elastisitas pembuluh darah yang
disebabkan oleh kandungan nikotin di rokok dan terganggunya konsentrasi
fibrinogen, kondisi ini mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh
darah dan peningkatan kekentalan darah (Priyanto, 2008).
Pengaruh stres yang dapat ditimbulkan oleh faktor stres pada proses
aterisklerosis melalui peningkatan pengeluaran hormon seperti hormon kortisol,
epinefrin, adernaline dan ketokolamin. Dikeluarkanya hormon kartisol, hormon
adernaline atau hormon kewaspadaan lainya secara berlebihan akan berefek pada
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Sehingga bila terlalu sering
dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya plak. Jika
sudah terbentuk plak akan menghambat atau berhentinya peredaran darah ke
bagian otak. Sehingga menyebabkan oksigen ke otak berkurang.

b. Faktor pelayanan kesehatan


Merupakan respon penderita terhadap pelayanan kesehatan baik dari segi modern
ataupun tradisional. Berbagai pelayanan kesehatan bukan tempat penderita seumur
hidup tetapi hanya fasilitas yang membantu pasien dan keluarga mengembangkan
kemampuan dalam mencegah terjadinya masalah, menanggulangi berbagai masalah
dan mempertahankan keadaan adaptif.
c. Faktor turunan
Faktor utama penyebab stroke adalah faktor genetik. Faktor genetik adalah faktor
keturunan yang disebabkan oleh salah satu anggota keluarga. Umumnya, bagi yang
menderita penyakit stroke ini, jika dari faktor gen, sangat sulit untuk disembuhkan.
Jenis penyebab inilah yang bisa menyebabkan penyakit stroke ini terjadi. Faktor
turunan ini bisa juga dari kebiasaan suatu keluarga. Misalnya suatu keluarga
memiliki kebiasaan memakan makanan berlemak sehingga turunan nya akan seperti
itu pula, yang pada akhirnya nanti menjadikan faktor penyebab terjadinya penyakit
stroke.

5). Perilaku Penderita Dalam Pencegahan & Kekambuhan Penyakit Ini Menurut Teori
Green

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoadmojo (2010) menganalisa faktor pelaku
sendiri ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, dan tradisi.
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang
lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pada umumnya klien yang
hipertensi atau tidak hipertensi menganggap bahwa perilaku
pencegahan stroke selama tidak dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
Sikap
Mempengaruhi perilaku karena sikap merupakan kesiapan
berespon atau bertindak. Bila klien bersikap kurang baik
sehubungan dengan perilaku pencegahan stroke, maka hal tersebut
dapat berpengaruh terhadap perilaku yang muncul, untuk itu klien
sehubungan dengan perilaku pencegahan stroke harus diperhatikan
oleh petugas kesehatan.
>> Pada kasus stroke sikap dalam pencegahan penyakit (health prevention
behavior) adalah respon untuk melakukan pencegah penyakit. Misalnya : tidak
minum kopi, tidak minum beralkohol, tidak makan berlemak,
menghentikan kebiasaan merokok dan sebagainya
b. Faktor pendukung (enabling factor ) adalah Faktor pendukung disini adalah
ketersediaan sumber-sumber dan fasilitas yang memadai. Sumber-sumber dan
fasilitas tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari masyarakat itu
sendiri. Faktor pendukung ada dua macam, yaitu : fasilitas fisik dan fasilitas umum.
Fasilitas fisik yaitu fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban dan
sebagainya. Sedangkan fasilitas umum yaitu media informasi,
misalnya TV, koran, majalah.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadi perilaku. Meskipun seseorang tahu mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukanya misalnya seorang ibu hamil tahu manfaat
pemeriksaan ke polindes tetapi tidak mau melakukanya.
Meliputi sikap dan perilaku petugas. Semua petugas kesehatan,
baik dilihat dari jenis dan tingkatnya pada dasarnya adalah pendidikan
kesehatan. Petugas kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku
petugas kesehatan, tokoh masyarakat, teman sebaya dan orang tua.

6). Promosi Kesehatan Untuk Penderita Stroke


Lakukan penyuluhan dengan 2 cara yaitu, langsung dan tidak langsung.
Secara langsung
Melakukan penyuluhan di puskesmas, pustu, atau pusling tentang
pecegahan dan pengobatan penyakit stroke.
Secara tidak langsung
Melakukan pemberian bahan bacaan seperti; brosur, leaflet, pamflet dll.
Media tersebut berisikan penggunaan obat stroke, penanganan dini untuk
penderita stroke.
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjaga kebiasaan hidup sehat.
Kebiasaan hidup sehat itu disebut juga paradigma hidup sehat, yang berisi
anjuran sebagai berikut :
1) Hentikan merokok,
2) Hentikan kebiasaan minum alkohol,
3) Periksa kadar kolesterol,
4) Periksa dan kontrol penyakit diabetes,
5) Berolahraga secara teratur,
6) Kontrol konsumsi garam,
7) Hindari stres dan depresi,
D PETA KONSEP/MIND MAP
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Effendy, N. 1998. Dasar- dasar keperawatan kesehatan masyarakat edisi kedua. Jakarta: EGC

Lionel, G. 2008. Lecture notes: Neurologi edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Maulana,H, D,J. 2007. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta.

Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi & Keperawatan, Edisi ; II.
Leskonfi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai