Kerangka Acuan Festival Kopi Akar
Kerangka Acuan Festival Kopi Akar
Latar Belakang
Dalam kurun satu tahun belakang ini, Akar Foundation tengah mendampingi
masyarakat pengelola HKM di Kabupaten Rejang Lebong membangun sebuah usaha berbasis
komunitas yang mendorong pengembangan pengelolaan komoditi hasil hutan kemasyarakatan.
Selama satu tahun ini, Akar bersama masyarakat telah berhasil membangun sebuah unit usaha
yang memayungi 18 kelompok tani dan 5 Gapoktan HKM di 5 Desa yang berupa sebuah
Koperasi Produsen HKM Cahaya Panca Sejahtera (CPS) yang berdiri dengan Nomor. 01 17
Oktober 2016. Dan salah satu komoditi hutan yang memiliki peluang untuk menjadi produk
unggulan hasil hutan bukan kayu di kawasan HKM ini adalah Kopi.
Kopi yang diproduksi oleh Koperasi Hkm CPS ini telah dikenal dengan nama AKAR;
yakni Aroma Kopi Alami Rejang. Dengan mengusung nama AKAR dan aksentuasi terhadap
indentitas geografis dimana kopi tersebut dihasilkan; yakni tanah leluhur Rejang1, harapanya
dapat pula memperkenalkan dan memajukan produk kopi yang berasal dari tanah Rejang.
Diperkirakan paling sedikit 800 hektar areal IUPHKm ditanami kopi dan produktif,
dengan tingkat panen kopi berkisar 500 1.000 Kg per hektar, tingkat panen selang berkisar
25 30kg per hektar. Bila dihitung, produksi kopi yang dicapai berkisar 400.000 800.000 kg
atau 400 800 ton. Sebagai perbandingan, Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2015 (BPS, 2016)
menyebutkan rata-rata produksi kopi perkebunan rakyat di Rejang Lebong pada 2014 adalah
725,37 Kg. Bila mengacu pada rata-rata produksi kopi di Rejang Lebong, maka produksi kopi
di lima areal IUPHKm diperkirakan 580.240 kg atau 580,2 ton. Sedangkan total hasil panen
buah selang untuk satu periode di lima areal IPUHKm berkisar 20.000 24.000 kg atau 20
24 ton.
Namun, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa jumlah produksi kopi yang
berlimpah tersebut asimetris yang kondisi pasar yang dihadapi oleh bahkan banyak petani kopi
di Bengkulu. Pertama, pasar sudah dikuasi oleh komoditi industri besar dan kedua, akses petani
kopi secara langsung kepada pasar tertupus oleh pemilik modal besar. Masyarakat pengelola
HKm yang selama ini memproduksi kopi mengatakan bahwa saat ini kopi-kopi yang mereka
hasilkan malah tidak dikenal oleh masyarakat Bengkulu pada umumnya. Masyarakat lebih
1
Rejang adalah salah satu suku bangsa tertua yang terdapat di dataran tinggi Sumatera yang sekarang
menyebar dan berkedudukan di Provinsi Bengkulu.
1
Kerangka Acuan
mengenal kopi yang berasal dari Lampung, Sumsel, Jawa, padahal bahan baku kopi tersebut
datangnya dari Bengkulu itu sendiri.
Tujuan masyarakat melakukan peningkatan ekonomi ini untuk mengkampanyekan
komoditi kopi dari kawasan Hutan Kemasyarakatan dengan mendorong produksi kopi yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini diuraikan dengan bagaimana petani kopi
tersebut menata cara bertanam kopi yang lebih berkelanjutan (sustainable coffee). Artinya
sistem penanaman kopi harus dapat melindungi keanekaragaman hayati atau lingkungan hidup,
melestarikan sumber daya alam, mengurangi pencemaran lingkungan, diproduksi secara
efisien, mempunyai daya saing tinggi di pasar dan memperbaiki kualitas sumber penghidupan
petani.
Melalui Festival Kopi Rakyat ini, harapannya bahwa kegiatan ini dapat membangkitkan
semangat petani kopi lokal dalam membudidayakan tanaman kopinya dan merangsang
kepercayaan diri masyarakat akan produk kopinya. Kedua, masyarakat dapat mengubah
persepsi masyarakat penikmat kopi untuk lebih memilih produk lokal dan menghargai nilai-
nilai budaya serta kearifan lokal yang terdapat didalamnya.
Tujuan :
Metode
Festival Kopi Rakyat ini merupakan sebuah perhelatan yang di inisiasi oleh petani kopi Hutan
Kemasyarakatan Rejang Lebong bersama dengan petani kopi lokal lainnya untuk memperkuat
entitas kopi yang berasal dari tanah Rejang. Untuk dapat melibatkan banyak pihak dalam
kegiatan ini, maka secara teknis ada beberapa kegiatan yang nantinya akan menunjang
kreatifitas petani kopi lokal untuk memamerkan serta mempromosikan produk-produk
kopinya. Acara ini juga akan mengeksplorasi jenis serta pengelolaan kopi tradisional yang
berasal dari tanah Rejang yang dibungkus oleh kegiatan sebagai berikut;
1. Seminar dan Deklarasi Aroma Kopi Alami Rejang (AKAR). Seminar dan deklarasi
Produk Kopi AKAR ini merupakan acara inti dari festival kopi. Seminar ini
menawarkan jalan keluar permasalahan produksi kopi masyarakat sekitar hutan melalui
kebijakan perhutanan sosial dengan skema-skema tertentu dan dengan pola wanatani
kopi, kopi konservasi dan kopi berkelanjutan (sustainable coffee).
2. Sarasehan. Sarasehan ini merupakan ruang bagi masyarakat petani kopi hutan untuk
berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam mengelola kopi dilahan yang
sebelumnya adalah wilayah konflik.
3. Lomba Menyeduh Kopi. Lomba menyeduh kopi secara tradisional ini merupakan
ruang untuk mengekspresikan dan mempraktekkan cara menyeduh kopi berbasiskan
pengetahuan masyarakat.
4. Lomba Stand Kopi. Lomba dekorasi stand kopi ini bertujuan untuk merangsang daya
kreatif masyarakat untuk dapat menuturkan asal-usul kopi masyarakat tersebut dengan
mendekorasi stand sebagai ruang informasi dan dokumentasi.
5. Exhibition. Exhibition atau pameran akan disandingkan dengan acara sebagai sarana
yang efektif, informatif dan persuasif melalui peragaan proses pengelolaan kopi bubuk
AKAR secara tradisional, gerai arsip kopi lokal dan di halaman depan gedung pola
dan membentuk Lepau/Stand (tentative). (Outdoor)
2
Kerangka Acuan
Output :
Peserta mendukung Produk Kopi Bubuk AKAR sebagai usaha bisnis berkelanjutan
untuk petani HKM di lima desa Rejang Lebong
Rundown kegiatan
Pukul Materi PIC
Selasa 07 Nov 2017
Registrasi Peserta Panitia
07.30-08.00
Persiapan Stand Exhibition Panitia
08.00-08.30 Press Conference Narasumber dan Media
Pembukaan & Seminar
08.30-08.50 Sambutan Direktur Akar Foundation Bpk Erwin Basrin
Sambutan Ketua Koperasi HKM Cahaya
Panca Sejahtera sekaligus mendeklarasikan
08.50-09.10 kopi Akar Bpk Edison
Sambutan Bupati Rejang Lebong sekaligus
09.10-09.30 membuka acara Festival Bpk Hijazi (tentative)
Ibu Siti Nurbaya
09.30-09.50 Sambutan Mentri LHK (tentative)
Pembukaan Acara Festival Kopi Rakyat
09.50-10.00 dan Pembacaan Deklarasi Pemukulan Dol
10.00-10.15 Coffee Break Panitia
Seminar
Kopi Sebagai Strategi Menuju Kedaulatan
10.15-10.35 Pangan Akar Foundation
Perhutanan Sosial sebagai Resolusi BPSKL Wilayah I
10.35-10.55 Konflik Sumatera
Pemberdayaan Ekonomi Menuju
Masyarakat Sejahtera Melalui Kebijakan
10.55-11.15 Perhutanan Sosial BUPSHA KLHK
Masyarakat Perwakilan
Pengelolaan Kopi Berkelanjutan Anggota HKM Rejang
11.15-11.30 Berwawasan Lingkungan Lebong
11.30-12.15 Sesi Tanya-jawab Panitia
12.15-13.00 Penutupan Acara Seminar dan ISHOMA Panitia
Sara Sehan
Manager Koperasi
HKM CPS Rejang
13.00-13.30 Pengelolaan Produk Kopi Akar Lebong
13.30-15.00 Sesi Tanya-jawab
3
Kerangka Acuan
Lampiran 1
Daftar nama undangan
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. Direktur Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
3. Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat
4. Kepala Pusat P2H Badan Layanan Umum
5. Bupati Rejang Lebong
6. Wakil Bupati Rejang Lebong
7. Sekda Kabupaten Rejang Lebong
8. Kepala Balai PSKL Wilayah Sumatera
9. Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu
10. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Bengkulu
11. Universitas Bengkulu
12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong
13. Dinas Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan
14. BAPEDA Kabupaten Rejang Lebong
15. Kepala KPH-L Rejang Lebong
16. Right Resource Initiative
17. SAFIR Social and Legal Consulting
18. Epistema Institute
19. Perkumpulan HUMa
20. Scale Up
21. ASM Law Office
22. PT Nestle Indonesia
23. PT Kapal Api Global
24. Dompet Dhuafa
25. Hotel Santika Bengkulu
26. Hotel Madeline Bengkulu
27. Hotel Grage
28. 5 Gapoktan HKM Rejang Lebong
29. Masyarakat Desa Bandung Jaya, Kepahiang
30. Masyarakat Desa Kota Donok, Lebong
31. Media Lokal